Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN GERONTIK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSONAL HYGIENE


PADA LANSIA BINAAN

Fasilitator : Ns. Ni Komang Ari Sawitri, S.Kep., M.Sc., PhD

Disusun Oleh SGD 5:


Nurdiyanti (1702521001)
Ni Komang Apriani (1702521017)
Kadek Febri Dwi Upayanti (1702521021)
Dewa Gede Ari Wisnawa (1702521025)
Ni Nyoman Ayu Megawati (1702521029)
Kadek Agus Mahendra Prayoga (1702521041)
Kadek Ririn Agnesia (1702521043)
Nyoman Anggun Septiana Putri (1702521044)
Ni Made Sridarmayanti (1702521051)
Kadek Lia Ari Pramadewi (1702521062)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA BINAAN

Topik : Personal Hygiene pada Lansia


Sub Topik : a. Pengertian Personal Hygiene
b. Tujuan Personal Hygiene pada Lansia
c. Cara Melakukan Personal Hygiene yang Tepat untuk Lansia
Sasaran : Lansia (Ny.G) dan Keluarga
Tempat : Banjar Teges Kawan, Peliatan Ubud Gianyar
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 November 2020
Waktu : 18.00 – 18.30 WITA (30 menit)
Penyaji : SGD 5 PSSKPN FK UNUD 2017

A. LATAR BELAKANG
Lanjut Usia (Lansia) menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lansia adalah seseorang yang usianya telah mencapai 60
tahun ke atas. Seiring bertambahnya usia maka seseorang akan mengalami proses
penuaan. Menua menjadi hal yang normal dan alamiah terjadi pada semua orang.
Lansia akan mengalami proses menua yang menimbulkan berbagai perubahan-
perubahan dalam dirinya (Badan Pusat Statistik, 2015). Perubahan tersebut
mencakup penurunan pada semua sistem tubuh. Penurunan ini dipengaruhi oleh
diet, latihan, lingkungan status kesehatan, stress, dan gaya hidup (Simorangkir dan
Sinaga, 2019).
Penurunan fungsi tubuh mempengaruhi kemampuan lansia dalam
memenuhi kebutuhan fisik, mental dan psikososial. Hal ini menyebabkan adanya
rasa kurang percaya diri, kemunduran peran sosial, dan gangguan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, khususnya kebutuhan personal hygiene (Sudarsih
& Sandika, 2016). Faktor yang mempengaruhi personal hygiene lansia antara lain
sosial budaya, body image, pengatahuan, status sosial ekonomi, rasa aman,
kebutuhan dicintai, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Muko, 2014).
Perubahan sosial yang sering muncul pada lansia antara lain
ketidakmampuan merawat diri sendiri dalam hal kegiatan sehari-hari (ADL)
misalnya mandi, berpakaian, menyisir rambut, makan sehingga lama kelamaan
lansia tersebut harus dibantu oleh perawat atau pengasuh (Kemenkes R1, 2014).
Pada umumnya, lansia yang memiliki keterbatasan fisik atau keterbatasan dalam
rentang gerak tidak mampu melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan
personal hygiene secara mandiri. Contohnya yaitu penurunan kemampuan untuk
mandi yang disebabkan karena lansia tidak mampu pergi ke kamar mandi sendiri.
Terkait hal ini, lansia berpotensi mengurangi frekuensi mandi karena
ketidakmampuan tersebut. Apabila kebutuhan personal hygiene lansia tidak dapat
terpenuhi dengan adekuat oleh keluarga, risiko kesehatan yang dapat timbul
diantaranya rasa tidak nyaman, penyakit kulit atau sensasi gatal pada kulit yang
kering, rambut kusut, stomatitis, bau mulut, infeksi pada saluran kencing karena
gangguan toileting dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar lansia (Astarani, 2017).
Maka dari itu, kebutuhan personal hygiene pada lansia harus tetap
terpenuhi sebab kebersihan perorangan penting sebagai upaya mencegah infeksi
yang dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Personal hygiene
harus mendapat dorongan yang kuat dari pribadi lansia sendiri dan kesadaran
keluarga untuk memfasilitasi sehingga terciptanya kebersihan yang dapat
mencegah terjadinya penyakit (Perry dan Potter, 2005 dalam Pereira dan Ariani,
2018). Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman lansia serta
keluarga terkait personal hygiene, maka perlu dilakukan pemberian edukasi
kesehatan atau penyuluhan mengenai pentingnya personal hygiene, tujuan, serta
cara melakukan personal hygiene yang tepat untuk lansia.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan lansia dan keluarga mengetahui dan memahami mengenai personal
hygiene serta cara melakukan hygiene yang tepat untuk lansia
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, diharapkan lansia
mampu :
a . Memahami dan mengetahui pengertian personal hygiene
b . Memahami dan mengetahui tujuan personal hygiene pada lansia
c . Memahami dan mengetahui cara melakukan personal hygiene yang tepat
untuk lansia
C. SASARAN PENYULUHAN
Sasaran penyuluhan yaitu Lansia (Ny. G) dan keluarga
D. GARIS BESAR MATERI
Materi yang nantinya akan dijelaskan kepada lansia terdiri dari :
a. Pengertian Personal Hygiene
b. Tujuan Personal Hygiene pada Lansia
c. Cara Melakukan Personal Hygiene yang Tepat untuk Lansia

E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Susunan Acara
No. Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 2 menit - Memberi salam dan - Menjawab salam
perkenalan
- Menjelaskan tujuan, - Mendengarkan dan
manfaat dan cakupan memperhatikan
materi
2. Penyuluhan 15 menit - Menjelaskan secara - Mendengarkan dan
garis besar mengenai memperhatikan
materi penyuluhan, dengan baik,
yaitu pengertian memahami hal yang
personal hygiene, disampaikan
tujuan personal
hygiene pada lansia,
dan cara melakukan
personal hygiene
yang tepat untuk
lansia
- Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya apabila ada
yang kurang jelas
atau tidak dipahami
3. Tanya 10 menit - Memberikan - Bertanya atau
jawab kesempatan kepada berdiskusi mengenai
peserta untuk materi penyuluhan
sharing atau yang kurang
berdiskusi dipahami
- Mengevaluasi - Menjawab pertanyaan
pemahaman peserta dari penyuluh
tentang materi yang
disampaikan dengan
memberi 3
pertanyaan
4. Penutup 3 menit - Menyimpulkan - Mendengarkan dan
materi yang telah memperhatikan
disampaikan
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
penutup
2. Pengorganisasian Kelompok
a. Penyuluh : Penyuluh bertugas menyampaikan materi penyuluhan dan
menjawab pertanyaan dari peserta. Penyuluh kegiatan ini yaitu:
- Ni Made Sridarmayanti
b. Fasilitator : Fasilitator memiliki tugas untuk mendampingi peserta agar
dapat berpartisipasi aktif selama acara berlangsung. Fasilitator dari
kegiatan ini yaitu :
- Kadek Febri Dwi Upayanti
- Nurdiyanti
c. Observer : Observer bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi
jalannya acara. Obsever kegiatan ini yaitu :
- Kadek Agus Mahendra Prayoga
- Kadek Ririn Agnesia
- Ni Komang Apriani
- Ni Nyoman Ayu Mega Wati
- Nyoman Anggun Septiana Putri
- Dewa Gede Ari Wisnawa
- Kadek Lia Ari Pramadewi

F. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan akan dilakukan melalui metode ceramah dan
tanya jawab selama 30 menit.
G. MEDIA / ALAT / SUMBER
- Lembar Balik
- Leaflet
- Alat Dokumentasi
H. SETTING TEMPAT
Setting tempat penyuluhan sebagai berikut :

Keluarga

Lansia

Penyuluh

Fasilitator

Observer

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Kegiatan sudah mulai dipersiapkan 5 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
dan sudah melakukan kontrak waktu dengan klien
- Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan berupa lembar balik, leaflet, dan alat dokumentasi
- Materi sudah dipersiapkan oleh anggota SGD 5 PSSKPN FK Unud
2. Evaluasi Proses
- Materi penyuluhan disampaikan dengan baik oleh penyaji sehingga mudah
dipahami oleh lansia dan keluarga
- Penyuluhan berlangsung dengan lancar dan tepat waktu
- Peserta antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh penyaji
- Peserta aktif berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan
- Peserta mengikuti penyuluhan kesehatan dari awal sampai selesai
- Pengorganisasian kelompok sudah berjalan dengan baik, tiap anggota mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan memberikan pertanyaan lisan, meliputi:
- Lansia dan keluarga mampu menjelaskan kembali terkait pengertian personal
hygiene
- Lansia dan keluarga mampu menyebutkan tujuan personal hygiene pada lansia
- Lansia dan keluarga mampu menyebutkan cara melakukan personal hygiene
yang tepat untuk lansia
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Personal Hygiene


Personal Hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan
untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara
fisik maupun psikologis. Personal hygiene mencakup perawatan kebersihan kulit
kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, kulit, dan area
genital (Kozier dan Erb, 2009 dalam Silalahi dan Putri, 2017). Personal hygiene
yang tidak baik dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan dengan perilaku
sehat dan kebersihan diri.

B. Tujuan Personal Hygiene pada Lansia


Tujuan melakukan personal hygiene pada lansia yaitu (Pereira dan Ariani, 2018) :
- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
Personal hygiene yang kurang baik diikuti dengan faktor biologis lansia yang
mengalami penurunan daya tahan fisik secara terus menerus dapat menjadikan
lansia semakin rentan terhadap penyakit
- Mencegah infeksi kulit
Personal hygiene senantiasa harus terpenuhi karena merupakan tindakan
pencegahan primer yang spesifik untuk meminimalkan mikroorganisme
bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit
- Memberikan kenyamanan kepada lansia
Personal hygiene yang buruk dapat memberikan rasa ketidaknyamanan pada
lansia seperti sensasi gatal pada kulit
- Meningkatkan citra tubuh lansia
Pemenuhan hygiene yang baik dapat meningkatkan gambaran diri lansia yang
merasa bahwa dirinya bersih dan terawat
C. Cara Melakukan Personal Hygiene yang Tepat untuk Lansia
Berikut cara melakukan personal hygiene yang disarankan bagi lansia (Yulaikhah
dkk, 2017) :
- Pada lansia, mandi sebaiknya dilakukan dua kali sehari
Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit,
membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra diri
individu
- Mandi menggunakan air hangat
Mandi dengan air hangat dapat mencegah iritasi pada kulit
- Membersihkan rambut setiap 2-3 hari sekali
Membersihkan rambut menggunakan sampo saat mandi 2-3 hari sekali atau
minimal 1 kali seminggu. Rambut yang bersih tidak hanya menghindarkan
aroma kurang sedap, tetapi juga menghindari gangguan pada kulit kepala
seperti ketombe, mudah rontok atau bahkan kutu rambut. Rambut merupakan
bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu
- Melakukan perawatan mulut
Bagi lansia yang sudah tidak memiliki gigi dianjurkan untuk tetap melakukan
perawatan mulut terutama ketika selesai makan yaitu berkumur-kumur dengan
air untuk membersihkan sisa-sisa makanan dari mulut
- Membersihkan mata dan hidung jika berair dengan tisu atau handuk
Organ sensorik seperti mata dan hidung pada lansia umumnya mengalami
penurunan fungsi sehingga penting dijaga agar bebas dari infeksi
- Membersihkan area genetalia
Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan alat
kelamin (perineum). Gosokan dimulai dari sisi alat kelamin ke arah dubur.
Bagi wanita, puting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian
dikeringkan.
- Setelah selesai mandi keringkan badan dengan handuk
Mengeringkan badan termasuk rongga telinga, lipatan-lipatan kulit dan celah-
celah jari kaki untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada
semua lipatan-lipatan kulit lainnya
- Menyeka area berkeringat dan mengganti pakaian jika sudah basah
- Menggunakan minyak pada area kulit yang gatal
Keluhan gatal pada lansia yang paling umum adalah akibat xerosis (kulit
kering akibat penuaan) dan muncul pada lansia dengan usia lebih dari 60
tahun. Tata laksana untuk kulit lansia yang terlampau kering adalah perawatan
kulit secara topikal. Minyak atau lotion berfungsi memberi lapisan pada
permukaan kulit dan mengurangi gaya gesekan antara permukaan kulit dengan
pakaian yang digunakan maupun lapisan eksternal lainnya (Debora, 2019).

- Berikan dukungan bagi lansia untuk melakukan personal hygiene yang tepat
Keluarga sebagai family caregiver terhadap pemenuhan personal hygiene
lansia sangat penting memberikan dukungan dan penghargaan yang positif
pada lansia setelah melakukan personal hygiene. Hal ini akan meningkatkan
partisipasi lansia untuk turut menjaga kebersihan dirinya (Alfiaturrohmah dkk,
2018).
Daftar Pustaka
Alfiaturrohmah, S. N., Anggraeni, R., & Jati, R. P. (2018). Hubungan Peran Family
Caregiver Terhadap Pemenuhan Personal Hygiene Lansia. Jurnal
Keperawatan, 10(2), 147-152.
Astarani, K. (2017). Gambaran Kondisi Fisik Dan Pemenuhan Personal Hygiene Pada
Lansia. In Prosiding Seminar Nasional Dan Workshop Publikasi Ilmiah .
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014. Jakarta: Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia.
Debora, O. (2019). Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Pruritus
pada Lansia di Panti Pangesti Lawang. Jurnal Keperawatan Malang, 4(2),
122-130.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Situasi Dan Analisis Lanjut Usia.
Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri.
Muko, S. Y. M. (2014). Perbedaan Personal Hygiene Pada Lansia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Ilomata Dan Beringin Provinsi Gorontalo (Doctoral
Dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).
Pereira, J. O., & Ariani, N. L. (2018). Gambaran Perilaku Personal Hygiene pada
Lansia di Desa Suwaru Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Nursing
News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(3).
Silalahi, V., & Putri, R. M. (2018). Personal hygiene pada anak SD Negeri Merjosari
3. JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia), 2(2), 15-23.
Simorangkir, L., & Sinaga, E. (2019). SELF-CARE AGENCY MENINGKATKAN
PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA DI PANTI WERDA
BINJAI. Nursing Current Jurnal Keperawatan, 7(1), 60-67.
Sudarsih, S., & Sandika, D. R. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene Di Desa Prajekan
Kidul Bondowoso. Jurnal Keperawatan Bina Sehat, 14(2).
Yulaikhah, D., Arisdiani, T., & Widiastuti, Y. P. (2017). PERILAKU PERSONAL
HYGIENE LANJUT USIA. Jurnal Keperawatan, 9(2), 44-51.

Anda mungkin juga menyukai