Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

TERAPI OKUPASI KREASI SENI MEMBUAT HIASAN

BUNGA DARI KERTAS KREP

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA JARA MARA PATI

TANGGAL 20 Mei 2022

Oleh :

Kelompok 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROFESI NERS

2022
YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN (YKWK) SINGARAJA – BALI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

Program Studi : S1 Keperawatan, D3 KebidanandanProfesiNers,

Office :Jln. Raya Air Sanih Km. 11 BungkulanSingaraja – Bali Telp. (0362) 3435034, Fax (0362)

3435033

Web : stikesbuleleng.ac.id email : stikesbuleleng@gmail.com

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI OKUPASI KREASI SENI

MEMBUAT HIASAN BUNGA DARI KERTAS KREP

Masalah : Terapi Okupasi Kreasi Seni

Membuat Hiasan Bunga Dari Kertas

Krep

Pokok bahasan : Terapi Okupasi kreasi Seni

membuat hiasan bunga

Sub pokok masalah :

1. Menjelaskan Tentang Pengertian Terapi Okupasi Kreasi Seni

2. Menjelaskan Tentang Tujuan Program Terapi Okupasi Kreasi

Seni

3. Menjelaskan Cara Kerja Terapi Okupasi Kreasi Seni

Sasaran : Lansia Panti Sosial Tresna Werdha Jara Marapati

Materi : Terlampir
Waktu : 35 Menit (1 x 35 menit)

Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Mei 2022

Tempat : Aula Panti Sosial Tresna Werdha Jara Marapati

Pembicara : Mahasiswa STIKES Buleleng

Tujuan

A. Tujuan Umum

Terapis okupasi memberikan pelatihan pada pasien secara keseluruhan

seperti melatih tubuh dari gangguan kognitif, keterlambatan dalam perkembangan,

mengontrol sistem motorik, kehilangan memori ingatan dan masalah emosi.

Terapi okupasi membantu lansia dalam melakukan kegiatan dasar kehidupan

sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, memasak, membersihkan, berjalan, dll.

B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan informasi/penyuluhan selama 35 menit tentang Terapi Okupasi

Kreasi Seni :

1. Lansia mampu melakukan kerajinan tangan membuat kreasi seni membuat

bunga dari kertas

2. Lansia mampu melakukan kegiatan tersebut secara mandiri.

2. Manfaat

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembuatan kreasi

seni Bunga dari kertas


3. Metode

1. Penyuluhan

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Praktek langsung membuat kreasi seni membuat kreasi bunga dari kertas krep

5. Media

1. Leptop

2. LCD

3. PPT

4. Bahan-bahan untuk membuat bunga

6. Struktur Penyuluhan

1. Penanggung Jawab: Nyoman Warma Pradima

2. Moderator : Putu Krisna Yudha

3. Pemateri : Ni Luh Putu Susanthi Asih

4. Notulen : Kadek Trisna Astuti

5. Dokumentasi : Made Eva Juniartini

7. Struktur Organisasi

1. Penanggung Jawab: Nyoman Warma Pradigma

2. Sekretaris : Kadek Ayu Krisma Meitha Dewi

3. Bendahara : Putu Yuli Purnama Dewi

4. Instruktur : Masing- masing wisma


5. Dokumentasi : Made Eva Juniartini

Komang Partayasa

6. Fasilitator : Kadek Eri Wardiana

Ketut Sipta Krismayanti

Kadek Dian Sri Widnyani

Putu Ita Wijayanti

Ketut Putrayasa

7. Anggota: Komang Novy Arini

Komang Nila Ardianti

Luh Irmawati

Luh Ayu Sulasmini

Komang Fiki Aryawati

8. SettingTempat

Keterangan:
: Penanggung
jawab

Pemateri
: Pemateri

U :dokumentasi
: Notulen

: moderator

: Peserta
Lansia
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA

1. 5 menit Pembukaan :
a.Salam a. Membalas salam
b.Perkenalan
b. Mendengarkan
c.Menjelaskan tujuan
c. Memperhatikan
d.Kontrak waktu
d. Memberikan respon
e. Memberikan respon
A.

2. 15 menit Inti :
1. Menggali pengetahuan peserta a. Mendengarkan
2. Menjelaskan materi secara b. Memperhatikan
detail mengenai:
c. Bertanya
a. Menjelaskan pengertian
kesehatan lingkungan 2. Menyimak
b. Menjelaskan tentang tujuan
program kesehatan lingkungan
c. Menjelaskan ruang lingkup
kesehatan lingkungan
d. Menjelaskan upaya pencapaian
kesehatan lingkungan

3. 10 menit Evaluasi materi :


Memberikan 3 pertanyaan yang Menjawab pertanyaan
berkaitan dengan materi

4. 5 menit Penutup :
a.Menjawab salam
a.Salam penutup

Latar Belakang

Melalui kreativitas, kesungguhan dan ketekunan, bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan

dasar pembuatan bunga tiruan. Manusia adalah makhluk social sekaligus makhluk individual, sebagai
makhluk sosial, manusia memiliki motif untuk mengadakan hubungan dan hidup bersama dengan orang

lain, yang disebut dorongan social (Herawaty, 2016).Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah

Lansia di Indonesia mencapai 22,4 juta gerontik atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara menurut

proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018, jumlah Lansia diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta

gerontik. Dengan jumlah Lansia yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat

mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat

maupun negara, dan justru menjadi asset sumber daya manusia yang potensial (Kemenkes, 2018).

Kesehatan lansia merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat

dari hubungan interpersonal yang memuaskan,perilaku, dan koping yang efektif, konsep diri positif, dan

kestabilan emosional. Kesehatan gerontik dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain

otonomi dan kemandirian, memaksimalkan potensi diri, menoleransi ketidakpastian hidup, harga diri,

menguasai lingkungan, orientasi realitas dan manajemen stress (Herawaty, 2016). Asuhan Keperawatan

Gerontik merupakan asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus

tetap dilakukan secara holistik. Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku

klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien. Berbagai terapi

keperawatan yang difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga ataupun komunitas

dikembangkan (Keliat, 2013).

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat

kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan

sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika

interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia

melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif (Maryam, 2013).

Bagi kebanyakan orang masa tua itu adalah masa kurang menyenangkan. Anggapan terhadap lansia

adalah bingung dan tidak peduli terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, dan tidak
berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi

klien lanjut usia dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa

keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat disadari bahwa

pendekatan komunikasi dalam perawat tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dan

proses penyembuhan dan ketenagaan para klien lanjut usia (Muhaj, K, 2014).

Terapi Okupasi/ terapi kerja adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan proses

penyembuhan melalui aktivitas. Aktivitas yang dikerjakan tidak hanya sekedar memsbuat sibuk

klien, melainkan aktivitas fungsional yang mengandung efek terpeutik dan bermanfaat bagi klien.

Dimana terapi okupasi ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan

produktivitas. Misalnya dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan

(Muhaj, K, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami Mahasiswa Profesi Ners STikes Buleleng

memilih salah satu terapi aktivitas kelompok pada lansia adalah “TERAPI OKUPASI KREASI

SENI “MEMBUAT HIASAN BUNGA DARI KERTAS KREP”.

B. Cara Membuat Bunga Tulip dari Kertas Krap

Alat dan bahan yang Anda butuhkan seperti:

- Kertas krap

-  Gunting

-  Lem kertas
-  Benang

-  Penggaris

- Pensil

- Kertas Koran

- Kawat kecil

- Solasi berwarna

- Pot

Cara membuat bunga dari kertas krap ini sangat mudah:

1.    Siapkan kertas krep ukuran 6 x 10 inci.

2.    Potong kertas tersebut menjadi 5 bagian dengan ukuran masing-masing 2 x 6 inci.

3.    Ambil salah satu kertas, kemudian lipat bagian tengahnya dan pelintir hingga membentuk seperti

kelopak bunga tulip.

4.    Lakukan langkah tersebut untuk keempat kelopak lainnya, sehingga nantinya satu bunga tulip terdiri dari

5 kelopak.

5.    Selanjutnya, buat tangkai bunga dari kertas koran yang digulung dengan ukuran sesuai keinginan. Anda

bisa menambahkan lem agar gulungannya tak mudah lepas.

6.    Agar makin kuat, Anda juga bisa menggunakan kawat untuk membuat tangkainya.
7.    Ikatlah antara bunga yang satu dengan yang lainnya menggunakan benang, agar kuat dan tak mudah

lepas.

8.    Kalau ingin terlihat rapih dan makin cantik, Anda bisa menutup tangkainya dengan kertas krap atau

dengan solasi warna.


Cara Membuat:

a. Jiplak pola no. 1 dan no. 2 masing-masing sebanyak 5 helai di atas

lembaran kulit buah jagung dengan menggunakan pinsil.

b. Potong pola dengan gunting, lengkungkan bagian unjungnya dengan pinsil

c. Potong ujung batang padi sepanjang 5 cm sebanyak 3 buah, kemudian

ikatkan pada tangkai sebagai putik dengan menggunakan benang.

d. Menyusun kelopak bunga. Untuk menyusun kelopak bunga, urutkan mulai

ukuran yang lebih kecil, lapisan pertama sebanyak 5 lembar pola 2 dan

lapisan kedua 5 lembar pola 1.

e. Merapikan bagian luar dengan tali agel atau kertas kreb. Balut seluruh

tangkainya.

Anda mungkin juga menyukai