Oleh :
Kelompok 4
PROFESI NERS
2022
YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN (YKWK) SINGARAJA – BALI
Office :Jln. Raya Air Sanih Km. 11 BungkulanSingaraja – Bali Telp. (0362) 3435034, Fax (0362)
3435033
Krep
Seni
Materi : Terlampir
Waktu : 35 Menit (1 x 35 menit)
Tujuan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Kreasi Seni :
2. Manfaat
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Praktek langsung membuat kreasi seni membuat kreasi bunga dari kertas krep
5. Media
1. Leptop
2. LCD
3. PPT
6. Struktur Penyuluhan
7. Struktur Organisasi
Komang Partayasa
Ketut Putrayasa
Luh Irmawati
8. SettingTempat
Keterangan:
: Penanggung
jawab
Pemateri
: Pemateri
U :dokumentasi
: Notulen
: moderator
: Peserta
Lansia
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
a.Salam a. Membalas salam
b.Perkenalan
b. Mendengarkan
c.Menjelaskan tujuan
c. Memperhatikan
d.Kontrak waktu
d. Memberikan respon
e. Memberikan respon
A.
2. 15 menit Inti :
1. Menggali pengetahuan peserta a. Mendengarkan
2. Menjelaskan materi secara b. Memperhatikan
detail mengenai:
c. Bertanya
a. Menjelaskan pengertian
kesehatan lingkungan 2. Menyimak
b. Menjelaskan tentang tujuan
program kesehatan lingkungan
c. Menjelaskan ruang lingkup
kesehatan lingkungan
d. Menjelaskan upaya pencapaian
kesehatan lingkungan
4. 5 menit Penutup :
a.Menjawab salam
a.Salam penutup
Latar Belakang
Melalui kreativitas, kesungguhan dan ketekunan, bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan bunga tiruan. Manusia adalah makhluk social sekaligus makhluk individual, sebagai
makhluk sosial, manusia memiliki motif untuk mengadakan hubungan dan hidup bersama dengan orang
lain, yang disebut dorongan social (Herawaty, 2016).Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah
Lansia di Indonesia mencapai 22,4 juta gerontik atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara menurut
proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018, jumlah Lansia diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta
gerontik. Dengan jumlah Lansia yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat
mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat
maupun negara, dan justru menjadi asset sumber daya manusia yang potensial (Kemenkes, 2018).
Kesehatan lansia merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat
dari hubungan interpersonal yang memuaskan,perilaku, dan koping yang efektif, konsep diri positif, dan
kestabilan emosional. Kesehatan gerontik dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain
otonomi dan kemandirian, memaksimalkan potensi diri, menoleransi ketidakpastian hidup, harga diri,
menguasai lingkungan, orientasi realitas dan manajemen stress (Herawaty, 2016). Asuhan Keperawatan
Gerontik merupakan asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus
tetap dilakukan secara holistik. Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku
klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien. Berbagai terapi
keperawatan yang difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga ataupun komunitas
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan
sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia
melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif (Maryam, 2013).
Bagi kebanyakan orang masa tua itu adalah masa kurang menyenangkan. Anggapan terhadap lansia
adalah bingung dan tidak peduli terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, dan tidak
berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi
klien lanjut usia dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa
keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat disadari bahwa
pendekatan komunikasi dalam perawat tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dan
proses penyembuhan dan ketenagaan para klien lanjut usia (Muhaj, K, 2014).
Terapi Okupasi/ terapi kerja adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan proses
penyembuhan melalui aktivitas. Aktivitas yang dikerjakan tidak hanya sekedar memsbuat sibuk
klien, melainkan aktivitas fungsional yang mengandung efek terpeutik dan bermanfaat bagi klien.
Dimana terapi okupasi ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas. Misalnya dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan
(Muhaj, K, 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami Mahasiswa Profesi Ners STikes Buleleng
memilih salah satu terapi aktivitas kelompok pada lansia adalah “TERAPI OKUPASI KREASI
- Kertas krap
- Gunting
- Lem kertas
- Benang
- Penggaris
- Pensil
- Kertas Koran
- Kawat kecil
- Solasi berwarna
- Pot
3. Ambil salah satu kertas, kemudian lipat bagian tengahnya dan pelintir hingga membentuk seperti
4. Lakukan langkah tersebut untuk keempat kelopak lainnya, sehingga nantinya satu bunga tulip terdiri dari
5 kelopak.
5. Selanjutnya, buat tangkai bunga dari kertas koran yang digulung dengan ukuran sesuai keinginan. Anda
6. Agar makin kuat, Anda juga bisa menggunakan kawat untuk membuat tangkainya.
7. Ikatlah antara bunga yang satu dengan yang lainnya menggunakan benang, agar kuat dan tak mudah
lepas.
8. Kalau ingin terlihat rapih dan makin cantik, Anda bisa menutup tangkainya dengan kertas krap atau
ukuran yang lebih kecil, lapisan pertama sebanyak 5 lembar pola 2 dan
e. Merapikan bagian luar dengan tali agel atau kertas kreb. Balut seluruh
tangkainya.