1. Definisi
Influenza merupakan anonym dari flue atau common Cold. Fluenza merupakan
infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti pasien pada semua
tingkat usia. Istilah Common Cold lebih menjelaskan suatu kompleks gejala pada suatu
penyakit tertentu, yang memiliki cirri seperti hidung tersumbat ( nasal congestion ), suara
serak ( sore throat ) dan batuk. ( buku askep system pernafasan, irman sumantri penerbit
erlangga tahun 2008 )
Influenza yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang
di sebabkan oleh virus RNA dari famili orthomyxoviridae ( virus influenza ), yang
menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah
menggigil, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan
rasa tidak nyaman secara umum.
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung,
tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru – paru .
2. Epidemiologi
3. Etiologi
Penyebab dari influenza adalah virus. Ada tiga tipe yakni tipe A, B dan C.
ketiga tipe ini
4. Klasifikasi
1. Virus influenza A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar
merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A.
Kadangkala, virus dapat di tularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan
wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestic atau
menimbulkan suatu pandemi influenza manusia.
2. Virus influenza B
Virus influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih
jarang dibandingkan dengan influenza A. hewan lain yang diketahui dapat
terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang.
3. Virus influenza C
Virus influenza C yang menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadangkala
menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi local. Namun, influenza C lebih
jarang dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak – anak.
Virus tersebut memiliki kekerabatan yang jauh dengan virus parainfluenza
manusia, yang merupakan virus RNA yang merupakan bagian dari family
paramyxovirusyang merupakan penyebab umum dari infeksi pernapasan pada
anak, seperti croup ( laryngotracheobronchitis), namun dapat juga menimbulkan
penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa.
5. Gejala influenza
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah
infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau pernapasan dingin,
namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh
berkisar 38 – 39 °C ( kurang lebih dari 100-103)°F.
Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari
tempat tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh,
yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat
meliputi :
- Kelelahan
- Nyeri kepala
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Demam dan perasaan dingin yang ekstrem ( menggigil, gemetar )
- Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, ( dapat
menjadi parah pada anak dengan influenza B ).
- Mata merah, kulit merah ( terutama wajah ), serta kemerahan pada mulut,
tenggorokan dan hidung.
6. Patofisiologi
virus tersebut dihirup lewat droplet mucus yang terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi.
Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,
menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase mengurangi sifat kental
mukosa sehingga memudahkan penyebaran eksudat yang mengandung virus pada saluran
napas bagian bawah. Di suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar
mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit, erithtrosit dan membrane hyaline. Hal ini
sulit untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan
untuk berubah.
7. WOC
Reaksi antigen-antibiotik
Gangguan rasa
batuk Infeksi tenggorkan nyeri otot,
nyaman
tenggorokan
Produksi mucus
Tersumbat
hipertermi
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
8. Pemeriksaan fisik
Adapun pemeriksaan fisik head to toe
a) Kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk kepala simetris, rambut hitam dan lebat,
Palpasi : tidak ada nyeri tekanan.
b) Mata.
Inspeksi : mata kanan dan kiri simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekanan.
c) Hidung.
Inspeksi : terdapat secres, keadan hidung simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga.
Inspeksi : telinga kanan dan kiri simetris, dan daun telinga bersih.
Palpasi : tidak benjolan dan nyeri tekan.
e) Mulut dan gigi.
Inspeksi : gigi terlihat putih dan bersih.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
f) Leher.
Inspeksi : tidak ada pembesaran tiriod.
Palpasi : tidak ada nyeri tekanan.
g) Dada.
Inspeksi : tulang iga simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi sonor.
Auskultasi : S1 dan S2 reguler.
h) Abdomen.
Inspeksi : abdomen simetris datar.
Palpasi : ada nyeri tekan.
Auskultasi : bising usus normal.
Perkusi : suara hiper timpani.
i) Ekstrimitas atas dan bawah.
Ekstrimitas atas
Inspeksi : tidak ada edema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Ektrimitas bawah.
Inspeksi : tidak ada edema.
Palpasi : tidak adanyeri tekan.
j) Kulit.
Inspeksi : kulit kecoklatan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
9. Diagnostik.
Diagnosis influenza secara klinis tidak mudah ditegakkan karena gejala klinis
Influenza mirip dengan gejala klinis infeksi virus pada saluran pernafasan (monto AS,
2000).
Penyakit influenza. Rapid test merupakan alat diagnostik yang sederhana, cepat dan
mudah dikerjakan, memberikan hasil dalam waktu 15-30 menit. Pemeriksaan ini secara
luas digunakan untuk diagnosis influenza di rumah sakit pendidikan, praktek dokter dan
laboratorium. ( Kelly H,2004, CDC 2009, Watts C,2003 ).
10. Penatalaksanaan.
Penatalakanaa untuk sebagian besar pasien dengan infeksi influenza adalah
pengobatan suportif dengan istirahat, paracetamol dan hidrasi cukup. Penatalsanaa
influenza mencakup pengenalan dini komplikasi seperti pneumonia dan pengobatan yang
tepat. Obat antivirus tertentu tersedia influenza namun memberikan sedikit pengurangan
gejala atau durasi penyakit.
Penangganan pertama
Banyak beristirahat dan hindari kontak dengan orang lain
Cukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum
Konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi gejala sistemik
11. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah : Pneumonia influenza
primer, ditandai dengan batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal
infeksi. Foto rongten menunjukkan gambaran infiltrate difus bilateral tanpa
konsilidasi, dimana menyerupai ARDS. Pneumonia bacterial sekunder, dimana dapat
terjadi infeksi beberapa bakteri ( seperti staphylococcus eureus, streptococcus
pneumonia, haemophilus influenza ).
12. Pengkajian
1. Kepala dan leher
Observasi :
a. Memungkinkan adanya konjungtivitis
b. Wajah memerah
c. Sakit keapala
2. Pernapasan
Observasi :
a. Mulanya ringan : sakit tenggorokan, substernal panas, batuk nonproduktif
b. Kemudian : batuk keras dan produktif, erythema pada langit-langit yang
lunak,langit-langit yang keras bagian belakang, hulu kerongkongan / tekak
bagian belakang.
3. Abdominal
Observasi : Anorexia dan malaise ( terasa tidak enak badan )
13. Diagnosa
1. Ketidak seimbangan nutrisi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Hipertermi
4. Gangguan rasa nyaman
14. Intervensi Rencana Asuhan Keperawatan
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11
/askep-influenza.html
http;//priskamaharani86.wordpress.com/2012/12
Jakarta : Erlangga.