Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHUUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFLUENZA

1. Definisi

Influenza merupakan anonym dari flue atau common Cold. Fluenza merupakan
infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti pasien pada semua
tingkat usia. Istilah Common Cold lebih menjelaskan suatu kompleks gejala pada suatu
penyakit tertentu, yang memiliki cirri seperti hidung tersumbat ( nasal congestion ), suara
serak ( sore throat ) dan batuk. ( buku askep system pernafasan, irman sumantri penerbit
erlangga tahun 2008 )

Influenza yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang
di sebabkan oleh virus RNA dari famili orthomyxoviridae ( virus influenza ), yang
menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah
menggigil, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan
rasa tidak nyaman secara umum.

Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung,
tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru – paru .

2. Epidemiologi

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di


lingkungan masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka
yang berusia sangat muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang
terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau
gangguan metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit yang dikenal tidak
berbahaya ini. Seranggan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim dingin di
negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di negara tropik. Pada saat ini
sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia di landa pandemi oleh influenza 2 – 3
tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu orang
dan jauh lebih tinggi dari pada angka – angka pada keadaan non – pandemik.
Risiko komplikasi, kesakitan dan kematian influenza lebih tinggi pada
individu di atas 65 tahun, anak – anak usia muda, dan individu dengan penyakit –
penyakit tertentu. Pada anak – anak 0 – 4 tahun, yang berisiko tinggi, yang berisiko
tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500 / 100.000 dan yang tidak berisiko
tinggi adalah 100 / 100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969 – 1970 hingga
1994 – 1995, diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit
16.000 sampai 220.000 / epidemik.

3. Etiologi

Penyebab dari influenza adalah virus. Ada tiga tipe yakni tipe A, B dan C.
ketiga tipe ini

Dapat di bedakan dengan complement fixation test. Tipe A merupakan virus


penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit
yang lebih ringan dari pada tipe A dan kadang – kadang saja sampai mengakibatkan
epidemik. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenesisnya untuk manusia, mungkin hanya
menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu
orthomyxovirus golongan RNA.

4. Klasifikasi

Dibawah ini adalah klasifikasi virus penyebab flu :

1. Virus influenza A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar
merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A.
Kadangkala, virus dapat di tularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan
wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestic atau
menimbulkan suatu pandemi influenza manusia.
2. Virus influenza B
Virus influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih
jarang dibandingkan dengan influenza A. hewan lain yang diketahui dapat
terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang.
3. Virus influenza C
Virus influenza C yang menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadangkala
menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi local. Namun, influenza C lebih
jarang dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak – anak.
Virus tersebut memiliki kekerabatan yang jauh dengan virus parainfluenza
manusia, yang merupakan virus RNA yang merupakan bagian dari family
paramyxovirusyang merupakan penyebab umum dari infeksi pernapasan pada
anak, seperti croup ( laryngotracheobronchitis), namun dapat juga menimbulkan
penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa.

5. Gejala influenza
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah
infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau pernapasan dingin,
namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh
berkisar 38 – 39 °C ( kurang lebih dari 100-103)°F.
Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari
tempat tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh,
yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat
meliputi :
- Kelelahan
- Nyeri kepala
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Demam dan perasaan dingin yang ekstrem ( menggigil, gemetar )
- Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, ( dapat
menjadi parah pada anak dengan influenza B ).
- Mata merah, kulit merah ( terutama wajah ), serta kemerahan pada mulut,
tenggorokan dan hidung.

6. Patofisiologi

Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat mutagenic


yang mana

virus tersebut dihirup lewat droplet mucus yang terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi.
Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,
menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase mengurangi sifat kental
mukosa sehingga memudahkan penyebaran eksudat yang mengandung virus pada saluran
napas bagian bawah. Di suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar
mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit, erithtrosit dan membrane hyaline. Hal ini
sulit untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan
untuk berubah.
7. WOC

Virus haemophillus influenza


Tipe A, B, C

Invasi ke mukosa tenggorokan

Reaksi antigen-antibiotik

Ephitelium silia rusak berisin

Gangguan rasa
batuk Infeksi tenggorkan nyeri otot,
nyaman
tenggorokan

mual & muntah INFLUENZA pelepasan mediator

Anoreksia peningkatan hepotalamus

Produksi mucus

Ketidak seimbangan Demam,


nutrisi
Hidung menggigil

Tersumbat

hipertermi

Bersihan jalan
nafas tidak efektif
8. Pemeriksaan fisik
Adapun pemeriksaan fisik head to toe
a) Kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk kepala simetris, rambut hitam dan lebat,
Palpasi : tidak ada nyeri tekanan.
b) Mata.
Inspeksi : mata kanan dan kiri simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekanan.
c) Hidung.
Inspeksi : terdapat secres, keadan hidung simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga.
Inspeksi : telinga kanan dan kiri simetris, dan daun telinga bersih.
Palpasi : tidak benjolan dan nyeri tekan.
e) Mulut dan gigi.
Inspeksi : gigi terlihat putih dan bersih.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
f) Leher.
Inspeksi : tidak ada pembesaran tiriod.
Palpasi : tidak ada nyeri tekanan.
g) Dada.
Inspeksi : tulang iga simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi sonor.
Auskultasi : S1 dan S2 reguler.
h) Abdomen.
Inspeksi : abdomen simetris datar.
Palpasi : ada nyeri tekan.
Auskultasi : bising usus normal.
Perkusi : suara hiper timpani.
i) Ekstrimitas atas dan bawah.
Ekstrimitas atas
Inspeksi : tidak ada edema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Ektrimitas bawah.
Inspeksi : tidak ada edema.
Palpasi : tidak adanyeri tekan.

j) Kulit.
Inspeksi : kulit kecoklatan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
9. Diagnostik.

Diagnosis influenza secara klinis tidak mudah ditegakkan karena gejala klinis
Influenza mirip dengan gejala klinis infeksi virus pada saluran pernafasan (monto AS,
2000).
Penyakit influenza. Rapid test merupakan alat diagnostik yang sederhana, cepat dan
mudah dikerjakan, memberikan hasil dalam waktu 15-30 menit. Pemeriksaan ini secara
luas digunakan untuk diagnosis influenza di rumah sakit pendidikan, praktek dokter dan
laboratorium. ( Kelly H,2004, CDC 2009, Watts C,2003 ).

10. Penatalaksanaan.
Penatalakanaa untuk sebagian besar pasien dengan infeksi influenza adalah
pengobatan suportif dengan istirahat, paracetamol dan hidrasi cukup. Penatalsanaa
influenza mencakup pengenalan dini komplikasi seperti pneumonia dan pengobatan yang
tepat. Obat antivirus tertentu tersedia influenza namun memberikan sedikit pengurangan
gejala atau durasi penyakit.

Penangganan pertama
 Banyak beristirahat dan hindari kontak dengan orang lain
 Cukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum
 Konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi gejala sistemik

Persiapan rujukan ke rumah sakit

Beberapa tanda bahaya pada penyakit influenza yang perlu di perhatikan :

1. Muntah yang hebat atau terus-menerus


2. Gejala influenza yang dialami berkurang atau membaik, namun muncul kembali
dengan demam dan batuk yang lebih hebat

11. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah : Pneumonia influenza
primer, ditandai dengan batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal
infeksi. Foto rongten menunjukkan gambaran infiltrate difus bilateral tanpa
konsilidasi, dimana menyerupai ARDS. Pneumonia bacterial sekunder, dimana dapat
terjadi infeksi beberapa bakteri ( seperti staphylococcus eureus, streptococcus
pneumonia, haemophilus influenza ).

12. Pengkajian
1. Kepala dan leher
Observasi :
a. Memungkinkan adanya konjungtivitis
b. Wajah memerah
c. Sakit keapala
2. Pernapasan
Observasi :
a. Mulanya ringan : sakit tenggorokan, substernal panas, batuk nonproduktif
b. Kemudian : batuk keras dan produktif, erythema pada langit-langit yang
lunak,langit-langit yang keras bagian belakang, hulu kerongkongan / tekak
bagian belakang.
3. Abdominal
Observasi : Anorexia dan malaise ( terasa tidak enak badan )

13. Diagnosa
1. Ketidak seimbangan nutrisi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Hipertermi
4. Gangguan rasa nyaman
14. Intervensi Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


.
1. Ketidak seimbangan Status gizi : asupan Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari makanan & cairan O : obeservasi makanan
kebutuhan tubuh setelah dilakukan kesukaan pasien
tindakan keperawatan N : membantu pasien
selama 1x24 jam di member makanan dan
harapkan : minuman
-Jumlah makanan dan E : berikan informasi
cairan yg di konsumsi kepada pasien mengenai
selama 24 jam dolekual kebutuhan nutrisi
C : kolaborasi dengan
dokter dalam
pemenuhan nutrisi
2. Bersihan jalan nafas Setelah di lakukan O : observasi pernafasan
tidak efektif tindakan keperawatan 1x pasien.
24 jam diharapkan N : membantu pasien
salura nafas membaik dg menggunakan pralatan
KH : O2
-Mendemonstrasikan E : berikan edukasi
batuk efektif dan suara mengenai bersihan jalan
nafas yang bersih, tidak nafas
ada sianosis dan dipsnea C kolaborasi denan
(mampu mengeluargkan dokter atau tenaga medis
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah).
3. Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan Observasi ttv
penyakit tindakan keperawatan -R untuk mengetahui
selama 1x24 jam, perubahan keadaan
masalh keperawatan pasien ( suhu tubuh )
hipertermi diharapkan -Kompres hangat untuk
teratasi dengan KH : membuat nyaman pasien
-badan tidak menggil
dan demam
4. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan Observasi
tindakankeperawatan -temani pasien untuk
selama 1x24 jam, memberikan keamanan
masalah keperawatan dan menggurangi taku
diharapkan teratasi -dorong keluarganya
dengan KH : untuk menemani anak
-Status lingkungan yang -kolaborasi dengan
aman dokter atau petugas ahli
-status kenyaman
meningkat
-dapat mengontrol
ketakutan support sosial
15. Kesimpulan
Influenza merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh virus RNA
dari family Orthomyxoviridae ( virus influenza ), yang menyerang unggas dan
mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri
tenggorok, nyeri otot nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman
secara umum.
Daftar pustaka

http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11

/askep-influenza.html

http;//priskamaharani86.wordpress.com/2012/12

Sumantri, Imam.2008.Asuhan Keperawatan Sistem Pernapasa

Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai