Dosen Pembimbing:
Disusun oleh :
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Dukungan psikososial kepada ibu yang
berduka dan kehilangan
Sub Pokok Bahasan : 1. Dukungan Sosial,
2. Kehilangan dan berduka
A. Latar Belakang
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan
umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini
dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari
yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan
berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami
proses ini ada keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang
bidan apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi
diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan kebidanan
yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus
pada informasi yang salah, sehingga intervensi yang tidak tetap.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Bidan membantu klien untuk
memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka
sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika
klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang
sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial
yang serius.besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan
sosial yang serius.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana memberikan dukungan pada ibu yang berduka dan kehilangan ?
2
C. Prioritas Masalah
Membantu klien dalam pembentukan koping sehingga klien bisa melewati
duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar yaitu masalah
emosi, mental dan sosial yang serius
D. Tujuan Instrusional Umum (TIU )
Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga mampu mengelola dan
menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan termotivasi
untuk berubah kearah yang positif.
E. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Dukungan Sosial
b. Menyebutkan 3 dari 4 Bentuk Dukungan Sosial dengan benar
c. Menjelaskan Pengertian Kehilangan dan Berduka
d. Menyebutkan 2 dari 3 Proses Berduka
e. Menyebutkan 4 dari 5 Rentang Respon Kehilangan
f. Menyebutkan 2 Dampak kehilangan
g. Menyebutkan 2 Pencegahan Dampak akibat kehilangan
h. Menyebutkan 4 dari 6 Penatalaksanaan Dukungan sosial ibu berduka
F. Materi Dukungan psikososial kepada ibu yang berduka dan kehilangan
a. Pengertian Dukungan Sosial
b. Bentuk Dukungan Sosial
c. Pengertian Kehilangan dan Berduka
d. Proses Berduka
e. Rentang Respon Kehilangan
f. Dampak kehilangan
g. Pencegahan Dampak akibat kehilangan
h. Penatalaksanaan Dukungan sosial ibu berduka
G. Metode Pembelajaran
a. Ceramah Tanya Jawab
H. Media
1. Leaflet
2. X-Banner
I. Proses Pelaksanaan
3
Kegiatan/
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan Memberi salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Memperhatikan dan bertanya
8 menit ( 5 % )
Melaksanakan Pre Test Mengerjakan soal pre test
Pelaksanaan Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
48-54 menit Dungan social,Bentuk memperhatikan
80-90%) Dukungan Sosial,
Pengertian Kehilangan dan
Berduka, Proses Berduka,
Rentang Respon
Kehilangan, Dampak
kehilangan, Pencegahan
Dampak akibat kehilangan,
Penatalaksanaan Dukungan
sosial ibu berduka
Meminta beberapa peserta Peserta menjawab dan
untuk menyebutkan menyebutkan sebagian materi
beberapa materi yng sudah yang sudah di sampaikan.
di jelaskan.
Menyimpulkan jawaban Mendengarkan dan
memperhatikan
Evaluasi dan Membuat rangkuman Membuat rangkuman
tahap bersama peserta
Melaksanakan evaluasi Mengerjakan /menjawab
terminasi 6-9
pemebelajaran secara umum evaluasi yang diberikan oleh
menit (10-15
(Post Test) fasilitator (Post Test)
%)
Table 1. Tahapan Penyuluhan
J. Rencana Evaluasi
1) Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pemberian penyuluhan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempenagruhi dalam pemberian
4
penyuluhan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, dukungan
administrasi, pemeliharaan dalam area yang diinginkan. ( terkait
dengan tenaga manusia /bahan-bahan yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan)
2) Evaluasi Proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja bidan dan apakah
bidan dalam memberikan penyuluhan merasa cocok, tanpa tekanan
dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada saat
memberikan penyuluhan ( berkaitan dengan kegiatan- kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan)
3) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi peserta (audience).
Respons prilaku audience merupakan pengaruh dari penyuluhan dan
akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil( bertambahnya
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga)
K. Referensi/Sumber
1) Benedict, M. M. & Montgomery. (2013). Our Spirits, Ourselves : The
Relationships between Spiritual Intelligence, Self-Compassion, and Life
Satisfaction. A DissertationIn Partial Fulfillment of the Requirements of
the DegreeDoctor of Philosophy. Alliant International University.
September. 2013
2) Carlo, W.A., et al. (2010). Newborn-Care Training and Perinatal Mortality
in Developing Countries. 362:615 Currie, E. R. ( 2014). Parent
Perspectives of Neonatal Intensive Care At The End Of Life And
Subsequent Bereavement And Coping Experiences After Infant Death. A
Dissertation Submitted To The Graduate Faculty of The University of
Alabama At Birmingham,In Partial Fulfillment of The Requirements For
The Degree Ofdoctor of Philosophy. University of Alabama, Birmingham.
2014.
3) Mujahidah, Zakiyah, Achir Yani S. Hamid, and Yossie Susanti EP.
"Pengalaman Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami
Kematian Bayi di Depok." Jurnal Keperawatan Jiwa 3.2 (2015): 40-52.
5
4) Sari, Rossi Anita, Sari Sudarmiati, and Dwi Susilawati. Pengalaman
Kehilangan (Loss) dan Berduka (Grief) Pada Ibu Preeklampsi Yang
Kehilangan Bayinya. Diss. Faculty of Medicine, 2015.
5) Wardiyah, Aryanti, Yati Afiyanti, and Imami Nur Rachmawati. "Aplikasi
Teori Adaptasi Roy Dan Lost And Grieving Kubler-Rose Pada Kasus Ibu
Hamil Dengan Intra Uterine Fetal Death (Iufd)." Jurnal Dunia Kesmas 6.1
(2017).
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
6
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KEPADA IBU YANG BERDUKA
DAN KEHILANGAN
1) Dukungan emosional
2) Dukungan Penghargaan
7
Pemberian dukungan ini dapat juga membantu individu untuk melihat segi-segi
positif yang ada dalam dirinya dibandingkan dengan keadaan orang lain yang
berfungsi sebagai pembentukan rasa percaya diri dan kemampuan serta merasa
dihargai dan bisa berguna saat individu tersebut dalam tekanan atau masalah.
3) Dukungan Instrumental
4) Dukungan Informasi
Berduka Berduka adalah respon fisik dan psikologis yang terpola spesifik
pada inidividu yang mengalami kehilangan. Respon/reaksi normal, karena melalui
proses berduka individu mampu memutus ikatan dengan benda/orang yang
8
terpisah dan berikatan dengan benda/orang baru. Berduka bisa mencakup aspek
fisik/psikologi, kognitif dan perilaku.
Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses
berduka. Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan
untuk mengantisipasi kebutuhan emosional klien dan keluarganya dan juga
rencana intervensi untuk membantu mereka memahami kesedihan mereka dan
mengatasinya. Peran Bidan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku
berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan
dukungan dalam bentuk empati. Proses berduka dapat dibagi menjadi 3 tahap
yaitu:
1) Fase Awal
2) Fase Pertengahan
3) Fase Pemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun. Individu memutuskan untuk tidak
mengenang masa lalu dan lebih memilih meningkatkan partisipasi pada kegiatan
sosial.
9
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak
percaya atau mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu memang benar terjadi,
dengan mengatakan “ Tidak, saya tidak percaya itu terjadi “ atau “ itu tidak
mungkin terjadi “. Bagi individu atau keluarga yang didiagnosa dengan penyakit
terminal, akan terus mencari informasi tambahan
Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini adalah : letih, lemah, pucat, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu harus berbuat
apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam beberapa menit atau beberapa tahun.
4)Fase Depresi
Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang
sebagai pasien sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan,
perasaan tidak berharga, ada keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik yang
ditunjukkan antara lain : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
manurun.
10
obyek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatiannya
akan beralih kepada obyek yang baru. Fase ini biasanya dinyatakan dengan “ saya
betul-betul kehilangan baju saya tapi baju yang ini tampak manis “ atau “apa yang
dapat saya lakukan agar cepat sembuh”.
Apabila individu dapat memulai fase ini dan menerima dengan perasaan damai,
maka dia akan mengakhiri proses berduka serta mengatasi perasaan
kehilangannya dengan tuntas. Tetapi bila tidak dapat menerima fase ini maka ia
akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi perasaan kehilangan
selanjutnya.
6.Dampak
1) Avoiding Grief
Individu mengalami kedukaan menarik diri dari lingkungan luar, lebih
banyak tinggal di rumah, dan hanya berhubungan dengan orang-orang yang
mereka percayai. Mereka menghindari segala bentuk situasi yang dapat
mengingatkan mereka pada diskrepansi antara harapan mereka dengan
kenyataan. Mereka kemungkinan mengisi hidup mereka dengan aktifitas yang
membantu mereka untuk melupakan atau menghindar dari kenyataan
mengenai kehilangan yang telah terjadi. Mekanisme seperti ini dapat
melindungi seseorang dari rasa kehilangan yang terlalu menyakitkan dan
kecemasan yang tidak terkendali, namun cara ini justru cenderung menunda
proses menata ulang kehidupan mereka.
2) Getting Through Grief
Mekanisme koping yang kedua ialah dengan mengingat, mengulang, dan
berusaha melalui rasa dukayang dialami. Hal ini membantu individu yang
sedang berduka untuk merefleksikan segala aspek yang ada yang berkaitan
dengan rasa kehilangan mereka, hingga mereka mampu menggabungkannya
ke dalam pandangan yang baru mengenai realitas mereka. Jika mekanisme
koping ini dilakukan, maka individu yang mengalami kehilangan terbantu
untuk menyelesaikan rasa duka mereka sehingga tidak menjadi manifestasi
yang mempengaruhi tahap kehidupan yang berikutnya.
7.Pencegahan
11
1) Emotion-focused coping
Emotion-focused coping yaitu suatu masalah atau usaha untuk
mengontrol respon emosional terhadap situasi yang sangat menekan.
Emotion-focused coping ditujukan untuk mendapatkan “perasaan yang lebih
baik,” yakni mengelola atau mengendalikan respon emosional terhadap
situasi yang menekan untuk meredakan dampak fisik atau psikologis dari
situasi tersebut. Contoh dari strategi ini antara lain dengan mengalihkan
perhatian dari masalah, atau menyerah, atau menyangkal bahwa masalah
tersebut ada. Emotion-focused coping cenderung dilakukan apabila individu
tidak mampu atau merasa tidak mampu mengubah kondisi yang stressful,
yang dilakukan individu adalah mengatur emosinya.
Aspek-aspek emotion-focused coping antara lain : seeking social
emotional support, distancing (membuat sebuah harapan positif), escape
avoidance (menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan atau selalu
denial), self-control (mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan dalam
menyelesaikan masalah), accepting responsibility (menerima sambil
memikirkan jalan keluarnya), positive reappraisal (mencoba untuk membuat
suatu arti positif dari situasi dalam masa perkembangan kepribadian, kadang
– kadang dengan sifat yang religious).
2) Problem-focused coping
Problem-focused coping yaitu usaha untuk mengurangi stressor, dengan
mempelajari cara atau keterampilan-keterampilan yang baru untuk digunakan
mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan. Problem-focused
coping bertujuan untuk menghilangkan, mengendalikan, atau
mengembangkan situasi yang menimbulkan stress. Pada strategi ini hal yang
dilakukan ialah menghadapi dan mencari pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
strategi koping ini lebih difokuskan untuk mencari jalan keluar dari masalah
yang sedang dihadapi dan lebih banyak melibatkan proses kognitif.
Aspek–aspek problem-focused coping adalah : seeking informational
support (mencoba untuk memperoleh informasi dari orang lain), confrontive
coping melakukan penyelesaian masalah secara konkret), planful problem-
solving (berusaha mencari solusi secara langsung terhadap masalah yang
12
dihadapi). Setiap individu memiliki strategi yang berbeda-beda dalam
menghadapi masalah kedukaan karena kematian, semuanya tergantung
seberapa baik individu tersebut mengamati perbedaan diantara hubungan
antara situasi yang menekan dengan sumber kekuatan dalam dirinya sendiri.
Dalam pendekatan stress dan coping dinyatakan bahwa reaksi emosional dan
pilihan coping individu tergantung pada bagaimana cara individu memandang
stressor.
(6) Jawab pertanyaan pasien dengan bahasa sederhana, jelas dan singkat
13
(3) Cegah tindakan merusak diri
14
DAFTAR PUSTAKA
Mujahidah, Zakiyah, Achir Yani S. Hamid, and Yossie Susanti EP. "Pengalaman
Kehilangan dan Berduka pada Ibu yang Mengalami Kematian Bayi di
Depok." Jurnal Keperawatan Jiwa 3.2 (2015): 40-52.
Sari, Rossi Anita, Sari Sudarmiati, and Dwi Susilawati. Pengalaman Kehilangan
(Loss) dan Berduka (Grief) Pada Ibu Preeklampsi Yang Kehilangan
Bayinya. Diss. Faculty of Medicine, 2015.
Wardiyah, Aryanti, Yati Afiyanti, And Imami Nur Rachmawati. "Aplikasi Teori
Adaptasi Roy Dan Lost And Grieving Kubler-Rose Pada Kasus Ibu
Hamil Dengan Intra Uterine Fetal Death (Iufd)." Jurnal Dunia Kesmas
6.1 (2017).
15
Lampiran 1
16
17
Lampiran 2
18