Anda di halaman 1dari 7

PARAMETER PEMANTAUAN PERTUMBUHAN FISIK

1. Ukuran antropometrik
Untuk memantau pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik

yang dibedakan mnjadi 2 kelompok:


a. Ukuran yang tergantung umur (age dependence)
- Berat badan (BB) terhadap umur
- Tinggi/ panjang badan (TB) terhadap umur
- Lingkaran kepala (LK0 terhadap umur
- Lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan penggunaan cara ini adalah menetapkan umur anak secara tepat, karena tidak

semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahir.


b. Ukuran yang tidak tergantung umur
- BB terhadap TB
- LLA terhadap TB (QUAC Stick= Quacker Arm Circumference measuring stick)
- Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar/baku, lipatan kulit trisep, subskapular,

abdominal dibandingkan dengan baku.


Selanjutnya, hasil pngukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku

tetentu,misalnya baku Harvard, NCHS (National Center for Health Statistic), CDC

(Communicable Disease Center), WHO, atau baku nasional kalau ada. Pada saat ini

dianjurkan untuk pemantauan ukuran antropometri digunakan WHO Antrhro 2005.


Selain itu, masih ada ukuran antropometik lain yang dipakai untuk keperluan khusus,

seperti pada kasus-kasus kelainan bawaan atau untuk mementukan jenis perawakan,

antara lain:
1. Lingkaran dada, lingkaran perut, dan lingkaran leher
2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti bi-akromial untuk lebar bahu, bitrokanterik

untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala
3. Kurva untuk palsi serebral
4. Kurva sindrom Down
5. Kurva bayi prematur

Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dan harus diukur pada

setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat

badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan seua jaringan yang ada pada tubuh,

antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Pada saat ini, berat badan

dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh

kembang anak karena berat badan sensitif terhadap perubahan walaupun sedikit.

Pengukurannya bersifat objektif dan dapat diulangi dengan menggunakan timbangan


apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugian

indikator berat badan adalah tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnyapendek

gemuk atau tinggi kurus.


Perlu diketahui bahwa terdapat fluktasi BB yang wajar dalam sehari, sebagai

akibat asupan (intake) makanan dan minuman, dengan luaran (output) melalui urin,

feses, keringat, dan napas. Besarnya fluktasi tergantung pada kelompok umur dan

bersifat sangat individual, yaitu berkisar antara 100-200 gram sampai 500-1000 gram,

bahkan lebih. Fluktuasi dapat mempengaruhi hasil penilaian.


Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk:
1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi-baik yang akut maupun

yang kronis-serta tumbuh kembang, dan kesehatan anak


2. Monitor keadaan kesehatan, misal pada pengobatan penyakit
3. Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang diberikan
Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.

Keistimewaannya adalah bahwa, pada masa pertumbuhan, ukuran tinggi

badan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan tinggi

badan ini berfluktuasi, yaitu meningkat pesat pada masa bayi, kemudian

melambat, dan selanjutnya menjadi pesat kembali pada masa remaja

(pacu tumbuh adolesen), kemudian melambat lagi dan akirnya berhenti

pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah

panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur

30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah korpus

ruas tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah sekitar 3-5

mm. Antara umur 30 sampai 45 tahun, tinggi badan tetap statis;

kemudian menyusut pada umur diatas 45 tahun.


Keuntungan indikator TB inii adalah pengukurannya objektif dan

dapat diulang; alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa;

merupakan indikator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang

sudah lewat (stunting) ; sebagai pembanding terhadap perubahan-

perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA.


Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan dan sukar

mengukur tinggi badan secara tepat; kadang-kadang diperlukanlebih dari

seorang tenaga untuk mengukur TB. Selain itu dibutuhkan 2 macam

teknik pengukuran, pada anak umur kurang adri 2 tahun dengan posisi

berdiri. Pengukuran supinasi pada umumnya lebih panjang 1 cm daripada

penngukuran berdiri pada anakk yang sama, meskipun pengukuran

dilakukan dengan teknik pengukuran yang terbaik dan secar cermat.


Peningkatan nilai rata-rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan

indikator untuk peningkatan kesejahteraan/ kemakmuran (perbaikan gizi,

perawatan kesehatan dan keadaan sosial ekonomi). Perkawinan sebagai

akibat meluasnya migrasi manusia ke bagian-bagian lain di suatu negeri

maupun di dunia kemungkinan besar mempunyai andil pula pada

prubahan TB ini.
Lingkar kepala
Lingkraan kepala (LK) menncerminkan volume intakranial, termasuk

pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tubuh normal, kepala akan kecil;

atau sebaliknya, bila kepala tidak tumbuh, otak akan mengikuti. Karena

itu, pada LK yang lebih kecil dari normal (< -2 SD) atau mikrosefali,

seringkali ada retradasi mental. Sebaliknya, kalau ada penyumbatan

aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus, volume kepala meningkat,

sehingga LK lebih besar daripada normal. Acuan untuk LK ini adalah

kurva LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian di dunia, yang

menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar suku

bangsa, ras maupun geografi. Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga

(1993) menunjukan bahwa kurva LK anak-anak di Denpasar sesuai

dengan kurva Nellhaus sehingga kurva LK Nellhaus (1968) tersebut

dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan kepala anak-anak di

Indonesia. Ada saat ini untuk pemantauan LK dianjurkan memaki baku

WHO Anthro 2005.


Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada bulan 6 pertama

kehidupan., yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umr 6

bulan, jadi meningkat 10 cm. Sementara itu, LK pada umur 1 tahun

adalah 47 cm ; 2 tahun 49 cm; dan dewasa 54 cm (dari umur 6 bulan

pertama, oleh karena itu 6 bulan pertama adalah masa yang paling kritis

perkembangan otak anak. Pemantauan LK sebaiknya dilakukan setiap

bulan selama 2 tahun pertama, dan selanjutnya setiap 3 bulan samapai

snak umur 5 tahun. Penting untuk deteksi dini penyimpangan

perkembangan otak anak.


Ukuran LK kepala yang kecil dapat disebabkan oleh:
1. Variasi normal
2. Bayi kecil
3. Keturunan
4. Retradasi mental/ milkrosefali
5. Krainiostenosis
Ukuran LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh:
1. Variasi normal
2. Bayi besar
3. Keturunan
4. Hidranensefali
5. Tumor serebri
6. Efusi subdural
7. Hidrosefalus
8. Penyakit Canavan
9. Megaensefali
Untuk kepentingan diagnostik klinis, selain menilai ukuran

LK, juga harus diperhatikan tumbuh kembang anak, serta

gejala-gejala klinis yang menyertai.


Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh

kembang jaringan lema dan otot yang tidak terpengaruh

banyak oleh keadaan cairan tubuh; tidak seperti berat badan.

LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh

kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuhnya

lambat, yakni dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada

umur satu tahun. Selanjutnya, LLA tidak banyak berubah

selama 1-3 tahun.


Keuntungan penggunaan LLA ini adalah bahwa

alatnya murah, bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat

penggunaanya, dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak

tertidik; sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya

digunakan untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/

pertumbuhan yang berat, pertengahan LLA sukar ditentukan

tanpa menekan jaringan, dan LLA hnaya digunakan untuk

anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan alat ini

dapat digunakan untuk anak mulai dari umur 6 bulan samapi

5 atau 6 tahun.
Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan

subskapular merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan

lemak bawah kulit, yang mencerinkan kecukupan energi.

Dalam keadaan defisiensi energi atau kurus, lipatan kulit

menipis; dan sebaliknya, menebal jika masukan energi

berlebihan atau gemuk. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan

untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya

pada kasus obesitas.


Indeks Masa Tubuh (IMT) / Body Man Indent (BMI)
Indeks masa tubuh (IMT) merupakn alat yang

sederhana untuk menilai status gizi, khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

Indes massa tubuh dihitung berdasarkan rumus berat badan

dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter

yang dikuadratkan (m2), sebagai berikut:


The World Health Organization (WHO) pada tahun

1997, The National Institute Health (NIH) pada tahn 1998

dan The Expert Committee on Clinical Guidelines for

Overweight in Adolescent Preventive Services telah


merekomendasikan IMT sebagai baku pengukuran obesitas

pad anak dan remaja di atas dua tahun. IMT adalah cara

termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkorelasi

kuat dengan masa lemak tubh. Selain itu, IMT juga penting

untuk mengidentifikasi pasien anak dengan obesitas yang

memiliki risiko mengalami komplikasi medis.


Interpretasi IMT tergantung pada umur dan jenis

kelamin anak, karena anak laki-laki dan perempuan memiliki

proporsi lema tubuh yang berbeda. Berbeda dengan orang

dewasa, IMT pada anak berubah sesuai umur, peningkatan

panjang atau tinggi badan dan berat badan. Nilai IMT

kemudian diplotkann sesuai jenis kelamin dan umur ke kurva

pertumbuhan dari CDC atau WHO.


Indeks masa tubuh mempunyai keunggulan, yaitu:
1. Mampu mengambarkan proporsi lemak tubuh

yang berlebihan
2. Pengukurannya hanya membutuhkan dua hal

yaitu berat badan dan tinggi badan., diamana

pengukuran dapat dilakukan dengan akurat oleh

seseorang dengan sedikit latihan


3. Bersifat sederhana, murah dan mudah dilaukan

sehingga dapat digunakan untuk penelitian

populasi berskala besar.


Beberapa keretbatasan dari IMT, adalah:
1. Tidak mampu membedakan berat badan

yang berasal dari lemak dan berat badan

yang berasal dari otot atau tulang


2. Tidak mampu mengidentifikasi distribusi

dari lemak tubuh


3. Standar cut of point atau nilai ambang dari

definisi obesitas berdasarkan IMT mungkin

tidak mengabarkan risiko yang sama untuk


konsekuensi kesehatan pada semua

kelompok etnis.

Anda mungkin juga menyukai