A. Latar Belakang
Prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya pembuahan yaitu pertemuan sel
sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi memiliki rentang waktu dari tiga bulan
hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat
ovum dan sperma matur, yaitu 100 hari sebelum konsepsi. Masa pra konsepsi
termasuk masa-masa emas yang menentukan keberlangsungan masa kehamilan
maupun persalinan itu sendiri. Maka dari itu WUS sebaiknya melakukan persiapan-
persiapan seperti fisik, gizi dan mental. Kesiapan fisik prakonsepsi, berhubungan
erat dengan perencanaan kehamilan sehat untuk menghindari penyebab langsung
kematian dan kesakitan ibu pada komplikasi kehamilan maupun persalinan. Selain
itu persiapan fisik prakonsepsi dapat memaksimalkan pertumbuhan dan
perkembangan janin, karena janin mendapatkan tempat berkembang sesuai dengan
apa yang dibutuhkannya ( Juli & Herizasyam, 2016).
Selain itu, hal yang perlu dipersiapkan dan sangat mempengaruhi kesehatan
wanita yaitu gizi. Gizi pada wanita usia subur merupakan elemen pokok dalam
kesehatan reproduksi meliputi prakehamilan, kehamilan dan kesehatan ibu yang
menyusui anaknya. (Retno, 2015). Pada masalah gizi prakonsepsi yang sering
menimpa WUS salah satunya yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK). Apabila KEK
tidak ditangani dengan baik sebelum masa kehamilan, dapat berakibat pada masalah
yang lebih serius seperti anemia, kematian pada ibu pada saat melahirkan, kematian
janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, lahir cacat hingga
kematian pada bayi (Stephanie dkk. 2016).
Persiapan prakonsepsi yang tidak kalah pentingnya namun seringkali diabaikan
yaitu persiapan mental. Kesiapan mental sering diabaikan karena dampak yang
ditimbulkan bukanlah dampak secara langsung yang meliputi stress pada masa
kehamilan, baby blouse, dan depresi postpartum ( Juli & Herizasyam, 2016).
Untuk itu pendidikan pra konsepsi melalui penyuluhan sangat diperlukan untuk
menambah pengetahuan WUS mengenai persiapan fisik, gizi dan mental saat
periode prakonsepsi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan fisik pada prakonsepsi?
2. Apa dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik
prakonsepsi?
3. Bagaimana kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi?
4. Apa saja sumber nutrisi yang dibutuhkan pada masa prakonsepsi?
5. Apa saja dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak memenui kebutuhan gizi
prakonsepsi?
6. Bagaimana persiapan mental pada prakonsepsi?
7. Apa saja dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan mantal
prakonsepsi?
C. Prioritas Masalah
Wanita pra konsepsi dan wanita usia subur yang sedang mempersiapkan kehamilan.
D. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti seminar online, wanita usia subur diharapkan memahami tentang
gizi pra konsepsi.
1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
2. Menjelaskan persiapan fisik prakonsepsi
3. Menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik
prakonsepsi
4. Menjelaskan kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi
5. Menjelaskan sumber nutrisi yang dibutuhkan pada masa prakonsepsi
6. Menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak memenui kebutuhan gizi
prakonsepi
7. Menjelaskan persiapan mental pada prakonsepsi
8. Menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan
mantal prakonsepsi
E. Materi Pendidikan Kesehatan
Terlampir
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
G. Media
1. Power Point Text (PPT)
H. Proses Pelaksanaan
Kegiatan/
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut 1. Peserta menjawab
(5 menit) peserta dengan ramah salam dengan ramah.
serta memberi salam dan 2. Peserta
memperkenalkan diri. menyepakati kontrak
2. Kontrak waktu dengan waktu yang digunakan
peserta. penyuluhan.
Pelaksanaan 1. Menjelaskan persiapan fisik 1. Peserta mendengarkan
prakonsepsi dan memperhatikan
(15 menit)
2. Menjelaskan dampak yang penyuluhan tentang
akan ditimbulkan apabila
materi yang diberikan.
tidak melakukan persiapan
fisik prakonsepsi
3. Menjelaskan kebutuhan gizi
pada masa prakonsepsi
4. Menjelaskan sumber nutrisi
yang dibutuhkan pada masa
prakonsepsi
5. Menjelaskan dampak yang
akan ditimbulkan apabila
tidak memenui kebutuhan
gizi prakonsepi
6. Menjelaskan persiapan
mental pada prakonsepsi
7. Menjelaskan dampak yang
akan ditimbulkan apabila
tidak melakukan persiapan
mantal prakonsepsi
Evaluasi & 1. Memberikan kesempatan Peserta berpartisipasi
Terminasi kepada peserta untuk aktif melalui respon
(15 menit) bertanya dan berpendapat mengikuti penyuluhan
2. Membuat rangkuman dengan bertanya serta
bersama peserta berpendapat
3. Melaksanakan evaluasi Peserta membuat
secara umum (memberi rangkuman materi
beberapa pertanyaan) bersama penyuluh
4. Mengucapkan terima Menjawab evaluasi
kasih kepada peserta yang yang diberikan oleh
bersedia menjadi audiens penyuluh (melalui zoom
penyuluhan chat atau secara
5. Mengucapkan salam dan langsung)
penutup penyuluhan Peserta mengucapkan
terimakasih dan
menjawab salam.
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Konsultasi dengan pembimbing PK mengenai jadwal, media edukasi,
dan media pelaksanaan seminar online, flyer untuk promosi
pelaksanaan seminar online.
b. Biaya administrasi penyuluhan online sudah difasilitasi oleh Poltekkes
Kemenkes Malang.
2. Evaluasi Proses
a. Semua peserta melakukan registrasi sebelum seminar online
b. Peserta (WUS) hadir tepat waktu bergabung dalam zoom meeting yang
disediakan
c. Penyuluh mampu memberikan edukasi sesuai materi dan kontrak waktu
yang direncanakan selama seminar online
d. Pada saat penyuluhan semua peserta mengikuti tata tertib seminar online
e. Pada saat penyuluhan semua peserta tidak ada yang meninggalkan zoom
meeting
f. Semua peserta berpasrtisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
b. Semua peserta mengisi absensi dan evaluasi kegiatan pada link yang
disediakan.
c. Peserta mengerjakan pretest dan posttest yang diberikan
J. Referensi/Sumber
Oktalia Juli & Herizasyam. 2016. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan. Vol 3 No 2.
Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu Kartika. 2016. Gambaran kejadian kurang
energi kronik dan pola makan wanita usia subur di desa pesinggahan
kecamatan dawan klungkung bali 2014. E-jurnal medika, vol. 5 no.6
Materi 1 :
A. Persiapan fisik
Mempersiapkan fisik saat merencanakan kehamilan adalah hal yang penting bagi ibu. Masa
perencanaan kehamilan yang tidak dipersiapkan sebaik mungkin akan memberikan pengaruh pada
proses kehamilan, proses persalinan atau melahirkan, dan juga kondisi bayi setelah dilahirkan nanti.
Persiapan fisik yang harus dilakukan oleh ibu, antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum
hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan tetap dalam
pemantauan atau pengawasan. Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu pada
masa prakonsepsi. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi :
a) Pemeriksaan Penyakit dan Virus
- Pemeriksaan virus rubella, cytomegalovirus, herpes, varicella zoster untuk
menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
- Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari diturunkan
penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin. Pemeriksaan penyakit
toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan dan
keguguran.
- Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat menyebabkan
kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan. Selain itu juga
dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang diderita seperti
asthma, diabetes melitus dan jantung. Pada Wanita hamil penyakit-penyakit
seperti ini dapat, bertambah berat dan membahayakan jika tidak dilakukan
perawatan dan pengobatan yang teratur. Untuk menghindari kondisi yang
membahayakan, dokter biasanya akan memantau pasiennya dan menentukan
kapan waktu yang paling tepat untuk hamil.
- Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti kekurangan
zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat
menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran
b) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang mempengaruhi
antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada pasangan suami istri
dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah
ibu dan bayinya. Perbedaan golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam
janin dalam kandungan
B. Dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik prakonsepsi
Dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik prakonsepsi
dari skrining prakonsepsi adalah meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan
kehamilan tidak diinginkan, menimbulkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, meningkatkan
resiko kelahiran mati, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, meningkatkan resiko terjadinya
kelahiran cacat, meningkatkan resiko infeksi pada neonatal, meningkatkan resiko kejadian
underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, meningkatkan resiko diabetes dan
penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan meningkatkan resiko penularan Human
Immunodeficiency Virus dari ibu ke janin
c. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir kecacatan
system saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina bifida sebanyak
70%.
d. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
e. Vitamin D
Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain
itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan, ikan tuna, dan
ikan salmon.
f. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi materi
genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai AKG, yaitu 15
mg/hari dapat membantu menjaga sistem reproduksi berfungsi normal.
g. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan
menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi. Juga dapat
mengurangi resiko ibu hamil mengalami defisiensi anemia gizi besi yang
dapat membahayakan ibu dan kandungannya.(Susilowati &Kuspriyanto2016).
kebutuhan wus. Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan
berakibat pada pemenuhan gizi menurun atau berlebih. Sehingga frekuensi makan dan
B. Status gizi
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Jika kebutuhan gizi pada calon ibu
kurang dapat menyebabkan kekurangan energi kronis sehingga pada LILA ibu hamil
C. Umur
Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, karena kemampuan
mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan dari pada situasi-
situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analog
dan berpikir kreatif, mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan.
D. Tingkat Pendidikan
gizi, jika semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah menerima
E. Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga yang tidak sesuai yang dibutuhkan maka
kebutuhan gizi yang diperoleh tidak terpenuhi baik. Ibu dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Status gizi ibu hamil
yang baik dapat mempengaruhi kesehatan ibu sendiri dan pertumbuhan janin dengan
status gizi yang baik nantinya ibu akan melahirkan bayi yang normal dan sehat.
Dampak yang terjadi pada ibu hamil akibat kurangnya persiapan mental
1. Resiko preeklampsia meningkat
Efek stres pada ibu hamil juga menyebabkan munculnya kecenderungan untuk
mengalami tekanan darah tinggi. Stres dapat menyebabkan tubuh ibu hamil
memproduksi hormon katekolamin yang salah satu dampaknya meningkatkan tekanan
darah ibu hamil. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College
Cork, Irlandia, ditemukan bahwa preeklampsia lebih banyak dialami oleh ibu hamil
yang bekerja, dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Meski tidak memiliki
kaitan secara langsung, peneliti menyebutkan bahwa stres dan tekanan pada pekerjaan
bisa memberikan dampak negatif pada tekanan darah ibu hamil. Salah satu efek yang
bisa timbul akibat preeklampsia adalah kejang dan perdarahan saat persalinan yang
juga bisa membahayakan bayi. Preeklampsia merupakan masalah kehamilan serius
yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Beberapa tandanya adalah seperti
pembengkakan, sakit kepala, penglihatan kabur, dan terlalu banyak protein dalam
urine.
2. Resiko bayi lahir premature
3. Resiko bayi berat lahir rendah
Stres pada ibu hamil dapat berdampak pada gangguan penyerapan nutrisi. Akibatnya,
bayi rentan lahir dengan berat badan rendah, yaitu di bawah 2,5 kg. Bayi berat lahir
rendah lebih berisiko mengalami berbagai penyakit dan keterlambatan perkembangan.
4. Selera makan berkurang
kondisi setres juga berdampak bagi perubahan nafsu makan. ketika sama sekali tidak
nafsu makan, resiko penurunan berat badan mungkin akan terjadi dan juga akan
berefek pada janin seperti penyerapan nutrisi yang kurang
5. Waktu tidur berkurang/sulit tidur
terlalu banyak pikiran yang membuat stres juga akan membuat sulit tidur, Padahal,
tanpa stres pun ibu hamil sudah kerap mengalami masalah tidur akibat rasa tidak
nyaman atas perubahan yang terjadi dalam tubuh. Saat stres melanda, ibu hamil pun
semakin susah tidur sehingga kualitas dan kuantitas tidur berkurang.