Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Gizi Pra Konsepsi, Persiapan Fisik dan Persiapan Mental


Sasaran : Wanita Pra Konsepsi dan Wanita Usia Subur (WUS)
Hari/Tanggal : ……../……… Oktober 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Zoom Meeting Secara Daring

A. Latar Belakang
Prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya pembuahan yaitu pertemuan sel
sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi memiliki rentang waktu dari tiga bulan
hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat
ovum dan sperma matur, yaitu 100 hari sebelum konsepsi. Masa pra konsepsi
termasuk masa-masa emas yang menentukan keberlangsungan masa kehamilan
maupun persalinan itu sendiri. Maka dari itu WUS sebaiknya melakukan persiapan-
persiapan seperti fisik, gizi dan mental. Kesiapan fisik prakonsepsi, berhubungan
erat dengan perencanaan kehamilan sehat untuk menghindari penyebab langsung
kematian dan kesakitan ibu pada komplikasi kehamilan maupun persalinan. Selain
itu persiapan fisik prakonsepsi dapat memaksimalkan pertumbuhan dan
perkembangan janin, karena janin mendapatkan tempat berkembang sesuai dengan
apa yang dibutuhkannya ( Juli & Herizasyam, 2016).
Selain itu, hal yang perlu dipersiapkan dan sangat mempengaruhi kesehatan
wanita yaitu gizi. Gizi pada wanita usia subur merupakan elemen pokok dalam
kesehatan reproduksi meliputi prakehamilan, kehamilan dan kesehatan ibu yang
menyusui anaknya. (Retno, 2015). Pada masalah gizi prakonsepsi yang sering
menimpa WUS salah satunya yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK). Apabila KEK
tidak ditangani dengan baik sebelum masa kehamilan, dapat berakibat pada masalah
yang lebih serius seperti anemia, kematian pada ibu pada saat melahirkan, kematian
janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, lahir cacat hingga
kematian pada bayi (Stephanie dkk. 2016).
Persiapan prakonsepsi yang tidak kalah pentingnya namun seringkali diabaikan
yaitu persiapan mental. Kesiapan mental sering diabaikan karena dampak yang
ditimbulkan bukanlah dampak secara langsung yang meliputi stress pada masa
kehamilan, baby blouse, dan depresi postpartum ( Juli & Herizasyam, 2016).
Untuk itu pendidikan pra konsepsi melalui penyuluhan sangat diperlukan untuk
menambah pengetahuan WUS mengenai persiapan fisik, gizi dan mental saat
periode prakonsepsi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan fisik pada prakonsepsi?
2. Apa dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik
prakonsepsi?
3. Bagaimana kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi?
4. Apa saja sumber nutrisi yang dibutuhkan pada masa prakonsepsi?
5. Apa saja dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak memenui kebutuhan gizi
prakonsepsi?
6. Bagaimana persiapan mental pada prakonsepsi?
7. Apa saja dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan mantal
prakonsepsi?
C. Prioritas Masalah
Wanita pra konsepsi dan wanita usia subur yang sedang mempersiapkan kehamilan.
D. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti seminar online, wanita usia subur diharapkan memahami tentang
gizi pra konsepsi.
1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
2. Menjelaskan persiapan fisik prakonsepsi
3. Menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik
prakonsepsi
4. Menjelaskan kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi
5. Menjelaskan sumber nutrisi yang dibutuhkan pada masa prakonsepsi
6. Menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak memenui kebutuhan gizi
prakonsepi
7. Menjelaskan persiapan mental pada prakonsepsi
8. Menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan
mantal prakonsepsi
E. Materi Pendidikan Kesehatan
Terlampir
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
G. Media
1. Power Point Text (PPT)
H. Proses Pelaksanaan
Kegiatan/
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut 1. Peserta menjawab
(5 menit) peserta dengan ramah salam dengan ramah.
serta memberi salam dan 2. Peserta
memperkenalkan diri. menyepakati kontrak
2. Kontrak waktu dengan waktu yang digunakan
peserta. penyuluhan.
Pelaksanaan 1. Menjelaskan persiapan fisik 1. Peserta mendengarkan
prakonsepsi dan memperhatikan
(15 menit)
2. Menjelaskan dampak yang penyuluhan tentang
akan ditimbulkan apabila
materi yang diberikan.
tidak melakukan persiapan
fisik prakonsepsi
3. Menjelaskan kebutuhan gizi
pada masa prakonsepsi
4. Menjelaskan sumber nutrisi
yang dibutuhkan pada masa
prakonsepsi
5. Menjelaskan dampak yang
akan ditimbulkan apabila
tidak memenui kebutuhan
gizi prakonsepi
6. Menjelaskan persiapan
mental pada prakonsepsi
7. Menjelaskan dampak yang
akan ditimbulkan apabila
tidak melakukan persiapan
mantal prakonsepsi
Evaluasi & 1. Memberikan kesempatan Peserta berpartisipasi
Terminasi kepada peserta untuk aktif melalui respon
(15 menit) bertanya dan berpendapat mengikuti penyuluhan
2. Membuat rangkuman dengan bertanya serta
bersama peserta berpendapat
3. Melaksanakan evaluasi Peserta membuat
secara umum (memberi rangkuman materi
beberapa pertanyaan) bersama penyuluh
4. Mengucapkan terima Menjawab evaluasi
kasih kepada peserta yang yang diberikan oleh
bersedia menjadi audiens penyuluh (melalui zoom
penyuluhan chat atau secara
5. Mengucapkan salam dan langsung)
penutup penyuluhan Peserta mengucapkan
terimakasih dan
menjawab salam.

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Konsultasi dengan pembimbing PK mengenai jadwal, media edukasi,
dan media pelaksanaan seminar online, flyer untuk promosi
pelaksanaan seminar online.
b. Biaya administrasi penyuluhan online sudah difasilitasi oleh Poltekkes
Kemenkes Malang.

2. Evaluasi Proses
a. Semua peserta melakukan registrasi sebelum seminar online
b. Peserta (WUS) hadir tepat waktu bergabung dalam zoom meeting yang
disediakan
c. Penyuluh mampu memberikan edukasi sesuai materi dan kontrak waktu
yang direncanakan selama seminar online
d. Pada saat penyuluhan semua peserta mengikuti tata tertib seminar online
e. Pada saat penyuluhan semua peserta tidak ada yang meninggalkan zoom
meeting
f. Semua peserta berpasrtisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
b. Semua peserta mengisi absensi dan evaluasi kegiatan pada link yang
disediakan.
c. Peserta mengerjakan pretest dan posttest yang diberikan

J. Referensi/Sumber

Oktalia Juli & Herizasyam. 2016. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan. Vol 3 No 2.
Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu Kartika. 2016. Gambaran kejadian kurang
energi kronik dan pola makan wanita usia subur di desa pesinggahan
kecamatan dawan klungkung bali 2014. E-jurnal medika, vol. 5 no.6

Materi 1 :
A. Persiapan fisik

Mempersiapkan fisik saat merencanakan kehamilan adalah hal yang penting bagi ibu. Masa
perencanaan kehamilan yang tidak dipersiapkan sebaik mungkin akan memberikan pengaruh pada
proses kehamilan, proses persalinan atau melahirkan, dan juga kondisi bayi setelah dilahirkan nanti.
Persiapan fisik yang harus dilakukan oleh ibu, antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum
hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan tetap dalam
pemantauan atau pengawasan. Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu pada
masa prakonsepsi. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi :
a) Pemeriksaan Penyakit dan Virus
- Pemeriksaan virus rubella, cytomegalovirus, herpes, varicella zoster untuk
menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
- Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari diturunkan
penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin. Pemeriksaan penyakit
toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan dan
keguguran.
- Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat menyebabkan
kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan. Selain itu juga
dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang diderita seperti
asthma, diabetes melitus dan jantung. Pada Wanita hamil penyakit-penyakit
seperti ini dapat, bertambah berat dan membahayakan jika tidak dilakukan
perawatan dan pengobatan yang teratur. Untuk menghindari kondisi yang
membahayakan, dokter biasanya akan memantau pasiennya dan menentukan
kapan waktu yang paling tepat untuk hamil.
- Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti kekurangan
zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat
menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran
b) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang mempengaruhi
antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada pasangan suami istri
dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah
ibu dan bayinya. Perbedaan golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam
janin dalam kandungan

2. Menghentikan kebiasaan buruk


Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis, pecandu
narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku
seks bebas. Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba,
dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin yang dikandung,
Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin.
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika merencanakan kehamilan
dan juga selama kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh
karena itu sebaiknya minta suami anda untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Perempuan merokok secara langsung menurunkan kesuburan. Racun pada rokok
sangat berbahaya bagi tuba falopi, dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada
telur, dan melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang sangat
diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang kehamilan.

3. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh


Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur. Selama
masa prakonsepsi, pastikan Anda cukup berolahraga. Aktivitas fisik ini tidak perlu
dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan
lakukan secara rutin. Olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya
kelebihan berat badan. Fisik seorang wanita sehat saat akan hamil dan pada waktu
hamil diharapkan tidak terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus alias normal.
Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan
menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan
dokter untuk dilakukan penilaian BMI atau indeks massa tubuh. Untuk menemukan
berat tubuh yang ideal juga harus dengan memperhitungkan faktor tinggi badan.
Hal lain dari persiapan fisik sang ibu adalah soal Indeks Massa Tubuh (IMT).
Pastikan IMT normal sebelum hamil atau saat mempersiapkan kehamilan. Adapun
cara yang digunakan untuk menghitung IMT tersebut yakni berat badan dibagi
dengan tinggi badan dalam ukuran satuan meter kuadrat (BMI = (BB) / [(TB) x
(TB)]. Apabila hasil dari IMT antara 18,5-22,9, maka bisa dikatakan IMT Anda
normal. Misal, BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka BMI = (45) / [(1.65) x (1.65)] =
16.5. Apakah Anda termasuk kurus, normal, atau overweight?
Lihat patokan di bawah ini :
- BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
- BMI 18.5 – 24 = normal
- BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
- BMI > 30 = obesitas
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan membuat lebih
nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar dikontrol agar dapat aman
selama kehamilan, terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan
berat badan serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter
Anda yang mungkin menyarankan rujukan ke ahli gizi.
Berat badan kurang bisa membuat Anda kurang subur, orang terlalu kurus
karena kekurangan lemak yang dapat mendukung. Sementara kelebihan berat badan
menempatkan Anda pada risiko lebih besar untuk mengalami komplikasi, seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan. Ada juga resiko tinggi
komplikasi selama persalinan dan kelahiran dan orang yang terlalu gemuk akan
mengalami proses ovulasi tidak teratur

B. Dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik prakonsepsi
Dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan persiapan fisik prakonsepsi
dari skrining prakonsepsi adalah meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan
kehamilan tidak diinginkan, menimbulkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, meningkatkan
resiko kelahiran mati, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, meningkatkan resiko terjadinya
kelahiran cacat, meningkatkan resiko infeksi pada neonatal, meningkatkan resiko kejadian
underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, meningkatkan resiko diabetes dan
penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan meningkatkan resiko penularan Human
Immunodeficiency Virus dari ibu ke janin

Materi 2 : Pemenuhan gizi pra konsepsi (ilmah)

Wanita prakonsepsi merupakan wanita yang siap menjadi ibu, merencanakan


kehamilan dengan memperhatikan kesehatan diri atau kesehatan reproduksi, kesehatan
lingkungan, serta pekerjaannya.Oleh sebab itu, masa prakonsepsi ini harus diawali dengan
hidup sehat, seperti memperhatikan makan yang dimakan dan pemenuhan gizi pra konsepsi
oleh calon ibu.

1. Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan
energi.
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein, oksidasi zatzat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat
dalam pangan dan disebut juga zat pembakar.
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu diperhatikan
bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan mikro
(karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan digunakan sebagai proses
pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan
hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan
karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi.
Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak, protein, asam
folat, vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium, dan omega-3. Pasangan
yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan
menjadi teratur dan baik selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan.
Hal ini dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan (Susilowati &
Kuspriyanto, 2016).
Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi untuk
mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti
nasi, jagung, sereal, umbi-umbian) dan disarankan membatasi konsumsi
monosakarida (seperti gula, sirup, makanan, dan minuman yang tinggi gula).
b. Protein
Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat
perkembangan hormone endokrin sehingga kemampuan untuk mengikat
hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein bisa diperoleh dari
telur, daging, tempe, dan tahu.

c. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir kecacatan
system saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina bifida sebanyak
70%.
d. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
e. Vitamin D
Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain
itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan, ikan tuna, dan
ikan salmon.
f. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi materi
genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai AKG, yaitu 15
mg/hari dapat membantu menjaga sistem reproduksi berfungsi normal.
g. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan
menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi. Juga dapat
mengurangi resiko ibu hamil mengalami defisiensi anemia gizi besi yang
dapat membahayakan ibu dan kandungannya.(Susilowati &Kuspriyanto2016).

2. Sumber Nutrisi Bagi Wanita Prakonsepsi


Vitamin A : Produk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur, minyak ikan,
sayuran berwarna hijau, dan kuning.
Vitamin B1 : Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang- kacangan, biji-bijian,
dan sayuran daun-daunan hijau.
Vitamin B2 : Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dan telur.
Vitamin B3 : Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan, telur, dan susu.
Vitamin B5 : Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras-berasan atau
gandum, alpukat.
Vitamin B6 : Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.
Vitamin B12 :Telur, daging, tiram, susu.
Asam folat : Sayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacang-kacangan.
Vitamin C : Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.
Vitamin D : Susu asam, margarin, kuning telur, sinar matahari.
Vitamin E : Minyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan, brokoli.
Kalsium : Produk susu, sardin kalengan, salmon termasuk tulangnya, sayur dan
daun-daunan hijau, kacang-kacangan.
Besi : Daging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daun-daunan hijau.
Seng : Biji gandum, bekatul, kacang-kacangan, bawang, tiram.

3. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan gizi pra konsepsi


A. Pola konsumsi

Frekuensi makan pada wanita usia subur berpengaruh terhadap pemenuhan

kebutuhan wus. Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan

berakibat pada pemenuhan gizi menurun atau berlebih. Sehingga frekuensi makan dan

asupan yang dikonsumsi oleh kelompok wus harus diperhatikan.

B. Status gizi

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%

dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Jika kebutuhan gizi pada calon ibu

kurang dapat menyebabkan kekurangan energi kronis sehingga pada LILA ibu hamil

menunjukan < 23,5cm.

C. Umur
Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, karena kemampuan
mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan dari pada situasi-
situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analog
dan berpikir kreatif, mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan.
D. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi

gizi, jika semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah menerima

informasi gizi dibandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah. Tingkat


pendidikan sangat mempengaruhi kesadaran ibu tentang pentingnya pemenuhan

konsumsi nutrisi pada saat kehamilan.

E. Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga yang tidak sesuai yang dibutuhkan maka
kebutuhan gizi yang diperoleh tidak terpenuhi baik. Ibu dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Status gizi ibu hamil
yang baik dapat mempengaruhi kesehatan ibu sendiri dan pertumbuhan janin dengan
status gizi yang baik nantinya ibu akan melahirkan bayi yang normal dan sehat.

Materi 3 : Persiapan mental (Jihan)


Mewujudkan keinginan untuk hamil tidak selalu mulus dan terkadang penuh
tantangan. Ada pasangan yang langsung diberi momongan hanya dalam waktu 3 bulan,
sementara yang lainnya harus menunggu setahun atau lebih. Maka tidak heran hal tersebut
akan membuat stres. Belum lagi akan ada banyak gejala khusus, kondisi, dan perubahan
emosi yang dialami pada fase kehamilan. Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan
memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan
ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin
menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika
Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat
hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal
yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak
siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan
tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika Anda mulai belajar mengatasi
stres sehingga tidak mempengaruhi siklus Anda. Anda dapat menyiapkan kesiapan secara
psikis termasuk perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung.
Anda dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami
dan keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain itu,
kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua harus
mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan masa
kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga
pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi kita dapat terperas olehnya.
Usahakan untuk mengkondisikan pikiran dan batin kedua orang tua agar jauh dari
pikiran-pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa segalanya dikendalikan oleh pikiran anda.
Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur dan memasrahkan
segalanya pada Tuhan. Selain itu, selalu komunikasikan segala sesuatunya, berusahalah untuk
selalu terbuka dan membicarakan perasaan masing-masing sehingga dapat mencari solusi
sehingga kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Lengkapi diri anda dengan berbagai
informasi dan sumber mengenai kehamilan, termasuk mencari tahu dari pengalaman-
pengalaman teman atau orang dekat yang sudah mengalami kehamilan. Dan yang tak kalah
penting adalah dukungan suami kepada istri sangat dibutuhkan. Usahakan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat dalam
menghadapi proses kehamilan. Membantu istri dalam menyiapkan kebutuhan bayi, dan
memperhatikan secara detaill kebutuhan sang istri ketika hamil akan menumbuhkan rasa
percaya diri dan rasa aman pada diri sang istri. Meski apa yang terjadi atau harus dihadapi
akan berbeda pada setiap pasangan, ada beberapa tips yang bisa membantu untuk
mempersiapkan mental dalam menjalani program kehamilan :

1. bangun support system yang solid/ cari dukungan sosial


Walaupun Kamu belum hamil, tidak ada salahnya untuk membangun support system
yang solid sejak dini. “Ketika kamu memiliki anak, akan cukup sulit mencari waktu
dan memiliki energi untuk memilih siapa saja orang-orang yang Kamu butuhkan,”
ujar Janet Scarborough Civitelli, PhD., seorang psikolog di Austin, TX.Pilihlah orang-
orang atau tenaga ahli yang sekiranya akan membantu selama menjalani kehamilan
dan ketika si Kecil lahir. Jika tidak tinggal dekat dengan keluarga, pilihlah teman-
teman terdekat yang Kamu percaya. yang paling terpenting adalah bangun support
system bersama suami tercinta. misalnya bersama-sama dengan suami untuk kontrol
rutin kehamilan, bersama-sama menyiapkan peralatan-peralatan untuk si kecil nanti
saat lahir di dunia.
2. persiapkan kondisi emosional
Kesehatan mental juga berperan krusial selama masa persiapan kehamilan. Kesehatan
mental ini meliputi bagaimana pola pikir, cara merasakan, dan bagaimana Anda
menghadapi masalah dalam kehidupan. Jika memiliki masalah seperti depresi,
kecemasan, atau sulit mengendalikan amarah, maka bisa jadi kondisi-kondisi tersebut
akan semakin parah ketika menjalani promil. Berkonsultasilah kepada dokter atau
terapis tentang apa saja yang harus dilakukan agar kesehatan mental tetap terjaga
selama promil, hamil, dan memiliki anak. Jika kamu sadar akan pentingnya kesehatan
mental, maka kamu akan berusaha menjauhi hal yang memicu stres dan depresi.
Ingat, hati yang bahagia akan membuat semua berjalan lebih baik.
3. mencari informasi tentang kehamilan
mencari informasi seputar kehamilan sangatlah penting, agar tahu apa saja yang akan
dilakukan nanti. seperti cek kandungan rutin, obat apa saja yang aman pada saat
kehamilan, mengkonsumsi apa saja pada saat kehamilan dan makanan yang bergizi,
vitamin yang cukup, hingga proses persalinan. Dengan mengetahui apa saja yang
dihadapi, kamu akan lebih siap menyambut kehadiran momongan.
4. persiapkan diri menghadapi segala kemungkinan
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, setiap wanita memiliki pengalaman yang
berbeda dalam menjalani kehamilan. Jadi, terbukalah terhadap segala kemungkinan
yang akan terjadi. Berfokuslah pada aspek-aspek positif terhadap perubahan-
perubahan tersebut dan jangan takut untuk menumpahkan perasaan Kamu kepada
pasangan, orang-orang terdekat, serta tenaga ahli.
5. terapkan pola hidup sehat
Makan makanan yang bergizi, olahraga, serta tidur yang cukup ternyata juga dapat
membantu menjaga kesehatan mental. pola hidup yang seimbang akan membuat
Kamu tidak mudah stres dan kelelahan. Tubuh pun akan selalu fit, sehingga siap
untuk hamil. Anda dianjurkan untuk tidak berolahraga secara berlebihan ketika
menjalani program hamil. Cukup lakukan olahraga dengan intensitas sedang. Hindari
gerakan yang melibatkan otot perut seperti push up.
6. siapkan mental anak yang lain
Jika ini bukan anak pertama, maka pertimbangkan posisi anak sebelumnya. Siapkah
mereka menerima kehadiran anggota baru di dalam keluarga?
Tidak semua anak siap menerima kehadiran seorang adik dan berbagi kasih sayang
orangtua. Banyak kakak yang justru membenci adiknya karena menganggapnya
sebagai pengganggu. Sikap seperti ini akan menyulitkan anda. Karenanya, berikanlah
pengertian kepada mereka sejak awal. Ajarkan mereka untuk menyayangi sang Adik
dan tumbuhkan sikap untuk selalu melindungi. Mungkin bukan hal mudah, namun
anda pasti bisa melakukannya dengan pendekatan yang tepat.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan demi kesehatan mental selalu terjaga selama
menjalani program hamil (Modul Pengajaran, UMM, 2014)
Beberapa hal yang dapat memicu ibu hamil mengalami gangguan mental diantaranya adalah :
1. kehamilan pada usia remaja
2. trauma akibat kekerasan seksual
3. riwayat ketergantungan obat dan perokok
4. kurangnya dukungan sosial
5. menjadi orang tua tunggal saat hamil
6. sosial ekonomi rendah
7. pernah mengalami kekerasan rumah tangga

Dampak yang terjadi pada ibu hamil akibat kurangnya persiapan mental
1. Resiko preeklampsia meningkat
Efek stres pada ibu hamil juga menyebabkan munculnya kecenderungan untuk
mengalami tekanan darah tinggi. Stres dapat menyebabkan tubuh ibu hamil
memproduksi hormon katekolamin yang salah satu dampaknya meningkatkan tekanan
darah ibu hamil. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College
Cork, Irlandia, ditemukan bahwa preeklampsia lebih banyak dialami oleh ibu hamil
yang bekerja, dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Meski tidak memiliki
kaitan secara langsung, peneliti menyebutkan bahwa stres dan tekanan pada pekerjaan
bisa memberikan dampak negatif pada tekanan darah ibu hamil. Salah satu efek yang
bisa timbul akibat preeklampsia adalah kejang dan perdarahan saat persalinan yang
juga bisa membahayakan bayi. Preeklampsia merupakan masalah kehamilan serius
yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Beberapa tandanya adalah seperti
pembengkakan, sakit kepala, penglihatan kabur, dan terlalu banyak protein dalam
urine.
2. Resiko bayi lahir premature
3. Resiko bayi berat lahir rendah
Stres pada ibu hamil dapat berdampak pada gangguan penyerapan nutrisi. Akibatnya,
bayi rentan lahir dengan berat badan rendah, yaitu di bawah 2,5 kg. Bayi berat lahir
rendah lebih berisiko mengalami berbagai penyakit dan keterlambatan perkembangan.
4. Selera makan berkurang
kondisi setres juga berdampak bagi perubahan nafsu makan. ketika sama sekali tidak
nafsu makan, resiko penurunan berat badan mungkin akan terjadi dan juga akan
berefek pada janin seperti penyerapan nutrisi yang kurang
5. Waktu tidur berkurang/sulit tidur
terlalu banyak pikiran yang membuat stres juga akan membuat sulit tidur, Padahal,
tanpa stres pun ibu hamil sudah kerap mengalami masalah tidur akibat rasa tidak
nyaman atas perubahan yang terjadi dalam tubuh. Saat stres melanda, ibu hamil pun
semakin susah tidur sehingga kualitas dan kuantitas tidur berkurang.

Anda mungkin juga menyukai