0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan7 halaman
Dokumen ini membahas tentang biohazard dan bahaya kerja biologi. Biohazard dapat menyebabkan bahaya bagi manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan agen biologis seperti virus, bakteri, jamur, dan protein. Bahaya kerja biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, tikus, dan binatang. Penyakit akibat kerja biologi meliputi penyakit yang disebabkan bakteri, virus, dan jamur
Dokumen ini membahas tentang biohazard dan bahaya kerja biologi. Biohazard dapat menyebabkan bahaya bagi manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan agen biologis seperti virus, bakteri, jamur, dan protein. Bahaya kerja biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, tikus, dan binatang. Penyakit akibat kerja biologi meliputi penyakit yang disebabkan bakteri, virus, dan jamur
Dokumen ini membahas tentang biohazard dan bahaya kerja biologi. Biohazard dapat menyebabkan bahaya bagi manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan agen biologis seperti virus, bakteri, jamur, dan protein. Bahaya kerja biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, tikus, dan binatang. Penyakit akibat kerja biologi meliputi penyakit yang disebabkan bakteri, virus, dan jamur
By : 1. Safiyah Kamilah 2. Evi Marni 3. Kadek Ario 4. Ahmad Fauzi DEFINISI
Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia melalui kontak
langsung dengan biological agen atau lewat penularan agen perantara. Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor makhluk hidup. Biasanya hazard biologi berada di lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll. BAHAYA KERJA BIOLOGI Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan binatang. Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah : Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad renik di udara berupa jamur, protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di lingkungan. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium Tuberculosis.
Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014 menyebutkan untuk mengidentifikasi bahaya
biologi di rumah sakit dengan pemeriksaan setiap semester meliputi : konsentrasi mikroorganisme dalam udara ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap AC dll. PENYAKIT AKIBAT KERJA DARI BAHAYA KERJA BIOLOGI DAN PENGENDALIAN BAHAYA KERJA BIOLOGI Penyakit akibat kerja secara umum dikenal sebagai penyakit yang diderita oleh seorang pekerja yang diakibatkan oleh pekerjanya. Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja. World Health Organization (WHO) membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja : Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma. PENYAKIT AKIBAT KERJA YANG DISEBABKAN BAHAYA KERJA BIOLOGI 1) Penyakit yang Disebabkan Bakteri 2) Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Virus 3) Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Jamur
Pengendalian Bahaya Kerja Biologi
1. Eliminasi 2. Substitusi 3. Rekayasa/Pengendalian Teknik 4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi 5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) TERIMAKASIH