Disusun untuk memenuhi tugas keselamatan pasien dan keselamtan kesehatan kerja
Oleh:
Menyatakan bahwa Makalah yang kami buat ini adalah sah dan asli hasil diskusi
yang kami kerjakan sebaik-baiknya.
Dengan ini kami kelompok 3 kelas Regular B18 Tahun Ajaran 2023 menyerahkan
makalah ini pada:
Tempat : Jepang
Oleh : Kelompok 3
Dosen Pengampu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1. Bahaya biologis
Didefinisikan untuk dimasukkan luka laserasi, luka yang tajam, kontak
langsung dengan spesimen yang terkontaminasi bahan biohazardous,
bioterorisme, yang ditularkan melalui darah patogen, penyakit infeksi, penyakit
udara, penyakit vektor yang ditanggung, dan kontaminasi silang dari material
kotor.
2. Bahaya nonbiologis
a. faktor kimia, contohnya cairan, gas, partikel, debu, uap dan serbuk kimia.
b. faktor fisika antara lain gelombang elektromagnetik, radiasi ion, kebisingan,
getaran, panas, dan dingin.
c. faktor biologi, seperti serangga, bakteri patogen, jamur.
d. faktor lingkungan kerja, seperti gerakan monoton, kelelahan, ketegangan
otot/boredom.
e. faktor psikologi yaitu, stress, hubungan yang kurang harmonis antar pekerja
atau hubungan yang kurang harmonis antara staf dengan atasan.
Dalam melakukan proses pengkajian dan perencanaan pada pasien, perawat harus
memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi, seperti:
Secara umum, tujuan keperawatan kesehatan kerja adalah menciptakan tenaga kerja
yang sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat diperinci sebagai berikut
(Rachman. 1990):
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat
2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
2. Upaya yang bisa di lakukan untuk menghindari bahaya biologi (tertular penyakit
AIDS, Hepatitis A, Hepatitis B, Tuberkulosis) yaitu dengan selalu menerapkan
protokol kesehatan, dan menggunakan APD. yang dibutuhkan sesuai dengan
pekerjaan, seperti menggunakan sarung tangan dan masker ketika kontak
langsung dengan pasien. Komunikasi dan hubungan tim juga merupakan suatu
hal penting dalam meningkatkan keselamatan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan. Komunikasi dan hubungan tim merupakan sebuah proses
yang bisa dilaksanakan melalui rapat untuk memperoleh informasi, dan pendapat
dalam melaksanakan program kerja, evaluasi program kerja, penyelesaian
masalah bersama, bimbingan arahan, serta upaya yang bisa di lakukan untuk
mengurangi kesenjangan komunikasi antar pimpinan dan sesama staf.
Dalam mengkaji pasien, perawat pun harus menyadari akan adanya hazard dan
resiko yang mungkin mereka dapatkan. Berikut beberapa upaya yang perlu
dilakukan untuk mecegah terjadinya kekerasan fisik dan verbal pada perawat saat
melakukan pengkajian:
Upaya pencegahan resiko tertular penyakit dari pasien ke perawat maupun dari
perawat ke pasien:
1. RS menyediakan APD yang lengkap seperti masker, handscoon, scout dll untuk
meminimalisir terjadinya atau tertularnya penyakit/ infeksi yang dapat terjadi
terutama saat bekerja, APD harus selalu di gunakan sebagai pelindung diri.
2. Menyediakan sarana untuk mencuci tangan atau alkohol gliserin untuk perawat.
Cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah terlanjur terpapar
cairan pasien baik pasien beresiko menularkan atau tidak menularkan.
3. RS menyediakan pemilahan tempat sampah medis dan non medis. Bila sampah
medis dan non medis tercampur dan tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan penyebaran penyakit.
4. RS menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan. SOP merupakan salah satu
cara atau parameter dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Upaya Mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap
Pengkajian Bedasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja:
1. Batasi akses ke tempat isolasi
2. Menggunakan APD dengan benar
3. SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh yang tidak tertutup
APD
4. Petugas tidak boleh menyentuh wajahnya sendiri
5. Membatasi sentuhan langsung ke pasien
6. Cuci tangan dengan air dan sabun
7. Bersihkan kaki dengan di semprot, ketika meninggalkan ruangan tempat
melepas APD
8. Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja
9. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari pendekatan ilmiah
dalam upayamencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya
penyakit dankecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi.Hazard adalah
sesuatu yangmenimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan kesehatan dan cidera,
hilangnya waktukerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja, produk atau
lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan– kerusakan lainnya.
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya
maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatankerja dan bahaya
keselamatan kerja. Sedangkan Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang
timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi. Menurut Kolluru (1996)
ada 5 macam tipe risiko, yaitu: risiko keselamatan,risiko kesehatan, risiko
lingkungan dan ekologi, risiko finansial, danrisiko terhadap masyarakat.
B. Saran
Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar memperhatikan hazard
dan resikoyang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan
menghindari terjadinya kecelakaankerja, seperti terinfeksi penyakit, mendapatkan
kekerasan fisik/verbal saat mengkaji pasien, danmendapatkan informasi yang tidak
sesuai dari pasien. Salah satu cara untuk menghindari danmencegah terjadinya
kecelakaan kerja, maka disarankan untuk menggunakan APD yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
M.,Iwan. Rahman, Abd. (2017). Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pada Perawat.JKP.5(3):229-241.
Prasetyo, Erwan Henri., dkk.2018. Analisis Hira (Hazard Identification and Risk
Assessment) Pada Instansi X di Semarang.Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6 (5)
Supriyadi., dkk. 2017. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko pada Divisi Boiler
Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control
(HIRARC) Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol 1(2)
Tarigan, H., Salim, U., Troena, E.A., & Setiawan, M. (2012). Pengetahuan Individu Dan
Pengembangan Kerja Tim Berpengaruh Terhadap Kinerja Perusahaan Di Kawasan
Industri Mm 2100 Cikarang, Bekasi. Jurnal manajemen kewirausahaan. Diperoleh dari
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php /man/article/view/18370