Nama Kelompok :
1. I Gede Hendra Eka Saputra ( C1119086 )
5. Bahaya psikologi (psychological hazard)
gangguan psikologi bisanya juga beresiko terjadi pada para pekerja. Hal yang
paling sering menyebabkan ini adalah stress akibat adanya perubahan jenis
pekerjaan, jadwal, tingkatt anggungjawab dan ketidakcocokan dengan rekan
kerja.
Adverse Event dan Yang Terkait Dengan Prosedur Invasif
Adverse event merupakan suatu peristiwa yang dapat menyebabkan hal yang tak
terduga atau tidak diinginkan sehingga membahayakan keselamatan pengguna alat
kesehatan termasuk pasien atau orang lain. Klasifikasi adverse event yaitu kejadian nyaris
cedera (KNC), kejadian tidak cedera (KTC) dan sentinel (kematian atau cedera). Contoh
dari KTD seperti medication error, flebitis, dekubitus, infeksi daerah operasi, dan pasien
jatuh dengan cidera (suhartono, 2013; suryani et al., 2011).
ADVERSE EVENT adalah cedera yang diakibatkan oleh intervensi medis, bukan
dari kondisi yang mendasari pasien atau cedera yang tidak diinginkan yang
disebabkan oleh manajemen medis, bukan oleh proses penyakit yang mengakibatkan
kematian, penyakit yang mengancam jiwa, kecacatan saat keluar/masuk rumah sakit
atau memperpanjang masa tinggal di rumah sakit.
Prosedur invasive adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de jong, 2005).
Adverse event terkait prosedur invasive yaitu :
1. Salah pasien
2. Salah tempat operasi
3. Salah prosedur
Kasus salah-posisi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang
mengkhawatirkan dan bisa terjadi di semua Rumah Sakit. Kesalahan ini
adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara
anggota tim bedah, kurang atau tidak melibatkan pasien di dalam penandaaan
lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi
operasi.
Kesalahan dalam komunikasi adalah alasan umum untuk kesalahan di ruang
operasi, serta selama perawatan pra dan pasca operasi. Jenis kegagalan
komunikasi termasuk kegagalan untuk mendengarkan atau mengumpulkan
informasi dari pasien, keluarga dan dokter lain serta kegagalan untuk
menyampaikan informasi yang relevan untuk status pasien. Hasilnya bisa
membahayakan atau bahkan berakibat kematian kepada pasien. Faktor yang
paling banyak kontribusinya terhadap kesalahan semacam ini adalah tidak ada
atau kurangnya proses pra bedah yang distandarisasi. Jika saja diterapkan
secara disiplin maka kecelakaan kerja, kegagalan operasi dan permasalahaan
lain yang menyangkut keselamatan pasien niscaya dapat dikurangi.
Tujuan K3 dalam Keperawatan