Anda di halaman 1dari 15

Konsep Hazard dalam

Keselamatan Kerja
Perawat

KELOMPOK 3

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
1. Ni Kadek Della Amanda ( C1119128/06 )
2. Ni Komang Trisna Juwita Sari ( C1119129/07 )
3. Ni Komang Juana Tri Eva ( C1119133/11 )
Disusun Oleh : 4. Kadek Ayu Sri Sinta Dewi ( C1119135/13 )
5. Ni Putu Dian Novitasari ( C1119138/16 )
6. Ni Komang Sintiya Dewi ( C1119148/26 )
7. Nurul Hikmawati ( C1119149/27 )
8. Ni Komang Sri Rahayu ( C1119151/29 )
9. Ni Kadek Winda Pratiwi ( C1119155/32 )
01. Hazard
Hazard atau bahaya merupakan sumber
potensi kerusakan atau situasi yang
berpotensi untuk menimbulkan
kerugian.Sesuatu disebut sebagai sumber
bahaya hanya jika memiliki risik menimbulkan
hasil yang negatif
02. Bahaya Keselamatan Kerja

Bahaya Keselamatan Beberapa Bahaya Keselamatan Kerja


Kerja
1. Terpeleset/tersandung kabel listrik di 5. Sistem tekanan misalnya ketel
Bahaya keselamatan merupakan
lantai atau cairan tumpah. uap atau pipa.
potensi bahaya yang menimbulkan
2. Bahaya kebakaran atu ledakan yang 6. Mengemudi, mengendarai atau
risiko langsung pada
disebabkan oleh bahan yang mudah bekerja di dekat kendaraan
keselamatan/dapat menyebabkan
terbakar atau bahan kimia peledak. misalnya truk.
kecelakaan langsung dan cedera
3. Bagian mesian, pralatan atau 7. Mengangkat beban berat dan
meliputi luka bakar, luka sayat, patah
pelengkap yang bergerak:pisau. operasi manual/penanganan
tulang, cedera punggung atau bahkan
4. Pekerjaan di atas kepala misalnya lainnya.
kematian.
pekerjaan yang dilakukan diatas 8. Bahan jatuh dari atas kepala,
perancah atau tangga. akibat perguliran atau pergeseran.
03. Jenis Bahaya Keselamatan
Ada 5 Jenis Bahaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, yaitu :

Bahaya Kerja Ergonomi Bahaya Kerja Biologi


Ergonomi adalah bidang studi multidisiplin yang Jenis bahaya biologi yaitu penyakit akibat
mempelajari prinsip-prinsip dalam mendesain bakteri dan virus seperti tuberkulosis, 
peralatan, mesin, proses dan tempat kerja yang hepatitis B, C, dan HIV rentan menulari
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan 3 4 tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat,
manusia yang menggunakannya dan laboratoris

Bahaya Kerja Fisik Bahaya Kerja Psikologis


Jenis bahaya kerja fisik dapat berupa Hal yang paling sering
bising, vibrasi, suhu lingkungan yang
2 5 menyebabkan ini adalah stres
ekstrem, dan radiasi akibat adanya perubahan jenis
pekerjaan, jadwal, tingkat
tanggung jawab, dan
ketidakcocokan dengan atasan
atau rekan kerja.
Bahaya Kerja Kimiawi 1
Meliputi berbagai bahaya maupun
dampak dari pengaruh zat kimia ataupun
lingkungan yang berada dekat dengan
bahan kimia
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan
04. Ad- suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak

verse
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.

Event kesalahan
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti
atau keterlambatan diagnose, tidak menerapkan
pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang
sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan
atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan
keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak
layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik
serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal
teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat
atau system yang lain.
05. Tujuan K3 dalam Keperawatan
Tujuan Tujuan dan Manfaat K3RS, Tujuan Keselamatan Kerja

Reputasi perusahaan merupakan modal pokok 1. Mencegah kerusakan kesehatan dan mencegah
yang mencerminkan pada kemampuan terbuangnya sumber daya manusia dan sumber
perusahaan untuk memuaskan ke Keselamatan daya lainnya.
dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu program 2. Meningkatkan moral pekerja.
yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai 3. Mencegah inefisiensi di tempat kerja yang
upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat disebabkan oleh efek dari kecelakaan.
kerja dan penyakit serta tindakan antisipatif 4. Mencegah bahaya sosial disebabkan oleh
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit kerja. kecelakaan.
Tujuannya adalah untuk menciptkan tempat keja 5. Meningkatkan pencegahan terhadap
yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan kecelakaan.
serendah mungkin resiko kecelakaan dan
penyakit.
Tujuan Khusus K3RS :

1. Terwujudnya organisasi kerja yang


menunjang tercapainya K3RS.
Tujuan K3, yaitu :
2. Meningkatnya profesionalisme dalam
hal K3 bagi manajemen, pelaksana
dan pendukung program. Mencegah, mengurangi resiko
3. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap penyakit dan kecelakaan akibat kerja
unit kerja. (KAK) serta meningkatkan derajat
4. Terlindunginya pekerja dan mencegah kesehatan para pekerja sehingga
terjadinya PAK dan KAK. produktivitas kerja meningkat derajat
5. Terselenggaranya program K3RS kesehatan para pekerja sehingga
secara optimal dan menyeluruh. produktivitas kerja meningkat.
6. Peningkatan mutu, citra dan
produktivitas Rumah Sakit
06. Artikel Nasional

Rumah Sakit (RS) adalah institusi pelayanan


kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuanteknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar Keselamatan Pasien (patient safety)
terwujud derajat kesehatan yang merupakan isu global dan nasional bagi rumah
setinggi-tingginya sakit, komponen penting dari mutu layanan
kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan
pasien dan komponen kritis dari manajemen
Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety)di rumah sakit yaitu:
1. keselamatan pasien (patient safety),
2. keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, Dokumen Profil K3 Nasional ini diharapkan menjadi rujukan

3. keselamatan bangunan dan peralatan di pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi program K3 yang menjadi

rumah sakit, prioritas nasional dan pelaksanaan K3 di banyak perusahaan

4. keselamatan lingkungan (green utamanya pada sektor prioritas. Profil K3 Nasional merupakan

productivity)dan keselamatan bisnis rumah sumber daya dan infrastruktur penting untuk meningkatkan

sakit. pencapaian K3 di masa yang akan datang secara berkelanjutan.

5. Ke lima aspek keselamatan tersebut


sangatlah penting untuk dilaksanakan di
setiap rumah sakit.
Tujuan dari Profil K3 Nasional adalah sebagai berikut:
1. Sebagai dokumen yang dapat menggambarkan keadaan K3 di Indonesia;
2. Menyediakan bahan pengembangan kebijakan K3 Nasional bagi semua pemangku kepentingan;
3. Mendukung terwujudnya visi yang telah ditetapkan yakni “Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2020”.
4. Mengidentifikasi berbagai macam sumber daya dan potensi peran dari berbagai pihak untuk mengoptimalkan peran dan
fungsi mereka masing-masing dan secara nasional;
5. Mendorong peran dari berbagai sektor/pemangku kepentingan dan masyarakat melalui koordinasi dan sinergi program untuk
mempercepat pencapaian tujuan program K3 Nasional; dan
6. Mengidentifikasi pencapaian, tantangan, dan hambatan serta evaluasi terhadap kemajuan K3 Nasional secara berkelanjutan
Berbagai permasalahan K3 yang belum optimal antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan penerapan K3 di kalangan pemerintah,
pekerja, pemberi kerja, dan masyarakat;
2. Lemahnya system pengumpulan data serta laporan tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK); I. Profil Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Profil Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Nasional di Indonesia 2018 6
3. Terbatasnya jumlah perusahaan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3);
4. Lemahnya penegakan hukum terhadap ketidakpatuhan penerpan norma K3;
5. Keterbatasan kuantitas dan kurangnya kualitas/kompetensi SDM/personel K3;
6. Kurangnya koordinasi dan sinergi lintas program dan lintas sektor; dan
7. Sangat rendahnya identifikasi/penemuan kasus dan diagnosis penyakit akibat kerja serta
pemberian jaminan sosialnya disbanding dengan kasus kecelakaan kerja.
06. Artikel Internasional
Nursing documentation is one of the most important functions for care in providing
nursing care. The process of nursing in the modern era is now a demand from
various aspects for nurses. The current development is that nurses must carry out
nursing processes based on nursing care standards. Use of documentation results
Patient identification in nursing electronically can always evolve in line with
technological developments, this can increase client life expectancy and reduce
errors in taking interventions on the client. This IT-based documentation system will
assist in meeting documentation standards, can improve the quality of
documentation, facilitate decision making and provide information that is easily
accessible, can minimize the potential for loss or damage to development records,
increase information exchange and coordination between nurses or other health
teams, documentation can be easily audited, helps improve the accuracy of client
data, can access the progress of the client's health development and reduce
maintenance costs so as to improve the quality of care services. For nurses, the use
of electronic documentation resources is very relevant because this is where nurses
get and pour as much patient information as needed.
Documenting the results of patient identification in IT-based nursing is
very necessary in the modern era, in addition to being able to provide
data accuracy to clients and planning to produce quality and
performance of nurses in performing good nursing care. As a health
service provider, the hospital is also greatly helped by the electronic
nursing documentation system because it can provide quick access to
provide information, minimize the potential for loss or damaged
information, reduce the budget costs incurred. Can reduce the risk of
errors in interventions, assist in fulfilling responsibility responsibilities
through accurate information and patient data, facilitate
epidemiological data, improve communication in information exchange
and coordination between nurses and other health team members,
improve patient safety by reducing medical errors.
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai