Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RESIKO LANGSUNG PADA KESELAMATAN

KELOMPOK 3 :

1. Aufiyah nur azizah P07220121004


2. Chayrin aliza P07220121006
3. Syalom hosana keni rafael P07220121042

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SAMARINDA


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran tuhan yang maha esa atas
segala rahmat dan pelindungan-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “K3” dengan judul “Resiko langsung
pada keselamatan” Makalah ini kami buat dengan sepenuh hati dengan bantuan
dari pihak lain dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam proses penyelesaian
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari bahwa masih sangat banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan
makalah ke arah yang baik dan benar. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.

Agustus 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................2
1.1. Latar Belakang...............................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A. Pengertian Bahaya Keselamatan.....................................................4
B. Potensi Bahaya Resiko Langsung ...................................................4
C. Resiko Langsung Pada Keselamatan..............................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................6


DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahaya didefinisikan sebagai setiap kegiatan, situasi atau zat yang dapat
menyebabkan kerugian, baik fisik maupun mental. selain bahaya kita juga harus
memahami istilah lain yaitu risiko yang merupakan kombinasi dari
(a) kemungkinan bahwa peristiwa berbahaya tersebut akan terjadi dan
(b) tingkat keparahan bahaya yang dapat terjadi, termasuk konsekuensi jangka
panjang.
secara umum bahaya terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu bahaya
keselamatan dan bahaya kesehatan.
a) Bahaya keselamatan merupakan Potensi bahaya yang menimbulkan risiko
langsung pada keselamatan/dapat menyebabkan kecelakaan langsung dan
cedera meliputi luka bakar, luka sayat, patah tulang, cedera punggung atau
bahkan kematian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Bahaya Keselamatan?
2. Bagaimana Potensi Bahaya Resiko Langsung?
3. Apa saja Resiko Langsung Pada Keselamatan?

1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“K3” dengan judul “Resiko langsung pada keselamatan”

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahaya Keselamatan


Bahaya didefinisikan sebagai setiap kegiatan, situasi atau zat yang dapat
menyebabkan kerugian, baik fisik maupun mental. Selain bahaya kita juga harus
memahami istilah lain yaitu risiko yang merupakan kombinasi dari
(a) kemungkinan bahwa peristiwa berbahaya tersebut akan terjadi dan
(b) tingkat keparahan bahaya yang dapat terjadi, termasuk konsekuensi jangka
panjang.
secara umum bahaya terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu bahaya
keselamatan dan bahaya kesehatan. Bahaya keselamatan merupakan Potensi
bahaya yang menimbulkan risiko langsung pada keselamatan/dapat menyebabkan
kecelakaan langsung dan cedera meliputi luka bakar, luka sayat, patah tulang,
cedera punggung atau bahkan kematian.
Beberapa bahaya keselamatan utama meliputi:
1. Terpeleset/tersandung kabel listrik di lantai atau cairan tumpah.
2. Bahaya kebakaran atau ledakan yang disebabkan oleh bahan mudah terbakar
atau bahan kimia peledak.
3. Bagian mesin, peralatan atau perlengkapan yang bergerak; pisau.
4. Pekerjaan di atas kepala, misalnya pekerjaan yang dilakukan di atas perancah
atau tangga.
5. Sistem tekanan, misalnya ketel uap atau pipa.
6. Mengemudi, mengendarai atau bekerja di dekat kendaraan, misalnya truk
forklift dan truk.
7. Mengangkat beban berat dan operasi manual/penanganan lainnya.
8. Bahan jatuh dari atas kepala, atau akibat perguliran atau pergeseran
Bahaya kesehatan Potensi bahaya yang menimbulkan risiko dampak jangka
panjang pada kesehatan/menyebabkan sakit akibat kerja misalnya kehilangan
pendengaran karena suara berisik, masalah pernapasan yang disebabkan oleh
paparan zat kimia atau cedera sendi.Bahaya kesehatan dapat menyebabkan
masalah jangka panjang atau kronis. Seseorang yang mengalami sakit akibat
kerja mungkin tidak mengenali gejalanya dengan segera.
Ada lima jenis bahaya yang dapat menyebabkan sakit akibat kerja:
1. Bahaya Kimia: gas, uap, cairan, atau debu yang bisa membahayakan tubuh
pekerja. Contoh: produk pembersih, asam baterai atau pestisida.
2. Bahaya biologis: organisme hidup yang dapat menyebabkan penyakit
misalnya influenza, hepatitis atau tuberkulosis. Contoh: bakteri, virus atau
serangga. Di tempat kerja, seseorang bisa terpapar bahaya biologis melalui
kontak dengan jarum bekas, orang sakit, hewan, dll.
3. Bahaya Fisika: sumber energi yang cukup kuat untuk membahayakan tubuh.
Contoh: panas, cahaya, getaran, kebisingan, tekanan atau radiasi.

3
4. Bahaya ergonomis: cara kerja, posisi kerja, perlengkapan, peralatan berdesain
buruk, atau gerakan monoton berulang. Contoh: lampu dim/berkedip, gerakan
berulang, tempat duduk yang tidak pas.
5. Bahaya Psikososial/Psikologi; Hubungan antar personal, peran dan tanggung
jawab terhadap pekerjaan. Contoh; Beban kerja berlebih secara kualitatif dan
kuantitatif, ketidakjelasan peran, konflik peran, pengembangan karir

B. Potensi Bahaya Resiko Langsung


Resiko dan bahaya yang termasuk dalam kategori B adalah potensi bahaya
yang menimbulkan resiko langsung pada keselamatan.
Berdasarkan risiko yang dapat timbul selain bahaya keselamatan dan bahaya
kesehatan terdapat juga bahaya dengan risiko terhadap kesejahteraan dan
kesehatan sehari-hari seperti; Penyediaan Air Minum, Toilet dan Fasilitas
Mencuci, Ruang makan atau kantin, P3K di tempat kerja, Transportasi/Jemputan.
Selain itu ada juga potensi bahaya yang menimbulkan risiko pribadi dan
psikologis seperti; intimidasi dan pelecehan seksual, kekerasan di tempat kerja
baik fisik maupun verbal termasuk kekerasan seksual. Hal ini banyak dialami
oleh para pekerja kontrak dan pekerja juga pekerja tetap. Dalam beberapa kasus
sering terjadi menjelang habis masa kontrak ada oknum atasan yang
memanfaatkan situasi habis kontrak untuk melakukan kekerasan seksual dengan
ancaman kontrak kerja tidak diperpanjang.
Berbagai faktor bahaya tadi sebagian besar sudah diakomodir baik dalam UU
Nomor 1 tahun 1970 maupun Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5
Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Tambahan bahaya berikutnya didasarkan pada ruang lingkup dan definisi
kecelakaan kerja, yang dapat terjadi pada saat pekerja berangkat dan pulang kerja
maka bahaya bagi pekerja selama di perjalanan juga merupakan bahaya yang
perlu diperhatikan seperti; Pembegalan di jalur sepi, jalanan rusak, rambu-rambu
lalulitas yang tidak berfungsi baik, “Oknum” Pengamen yang suka maksa di
jemputan, cara berkendara yang tidak baik, jemputan yang tidak disediakan
sampai jemputan yang dilakukan tidak sampai rumah pekerja.
Secara prinsip Pekerja maupun pengurus serikat pekerja harus mulai
mengasah kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengenali bahaya yang ada
di tempat kerja, lalu melatih diri untuk melakukan pendekatan dan langkah-
langkah yang harus dikembangkan dalam mengendalikannya.
Pengendalian bahaya seyogyanya dilakukan secara sistematis dan dimulai
dari tahapan yang paling tinggi terlebih dahulu, pengendalian bahaya dapat juga
dilakukan dengan beberapa tahapan sekaligus secara kombinasi, yaitu sebagai
berikut:
1. Eliminasi, merupakan upaya untuk menghilangkan sumber potensi bahaya
yang berasal dari bahan, proses, operasi atau peralatan

4
2. Substitusi, merupakan upaya untuk mengganti bahan, proses, operasi atau
peralatan dari yang berbahaya menjadi tidak berbahaya
a.Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c.Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik, merupakan upaya memisahkan sumber bahaya dari tenaga
kerja dengan memasang system pengaman pada alat, mesin, dan/ atau area
kerja
a.Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c.Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif, merupakan upaya pengendalian dari sisi
pengaturan tenaga kerja agar dapat melakukan pekerjaan secara aman
a.Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c.Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri, Penggunaan alat pelindung diri merupakan
upaya penggunaan alat yang berfungsi untuk mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari sumber bahaya

C. Resiko Langsung Pada Keselamatan


Potensi bahaya yang mengakibatkan risiko langsung pada keselamatan
1. Bahaya Listrik
Listrik dapat menimbulkan bahaya berupa hubungan pendek, kebakaran dan
sengatan listrik. Sumber bahaya listrik yang paling utama adalah penghantar
listrik yang umum dipakai pada rumah dan industri. Bahaya listrik dapat
disebabkan oleh kondisi isolasi dan penyambungan penghantar listrik yang
buruk.
 Berikut resiko langsung pada keselamatan dengan Potensi bahaya listrik:
a. Bahaya kejut listrik
b. Panas yang ditimbulkan oleh energi listrik
c. Medan listrik
 Bahaya yang di timbulkan arus kejut listrik:
a. menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan.
b. Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau
tubuh terbakar, khususnya pada titik dimana arus masuk ke tubuh
c. Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan,atau kesulitan
bernafas dan gangguan saraf.

5
d. Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan
cidera lain seperti akibat jatuh atau terkena/tersandung benda lain
 Penyebab kecelakaan listrik
a. Peralatan/instalasi yang tidak aman
b. Tempat kerja berada di lingkungan yang tidak aman
c. Praktik kerja yang tidak aman
 Pengendalian bahaya listrik dari sentuh langsung
a. Mengisolasi bagian aktif
b. Menutup dengan Penghalang atau Selungkup
c. membuat rintangan
d. memberi Jarak aman atau diluar jangkauan
 Pengendalian bahaya listrik dari sentuh tidak langsung
a. Grounding
b. Menutup semua instalasi yang terbuka
c. Memperbaiki atau mengganti peralatan yang rusak
d. Menghindari penggunaan yang melebihi kapasitas nya

2. Penanggulangan Kebakaran
kebakaran merupakan potensi kerugian yang dapat mengacam keselamatan
jiwa manusia dan menimbulkan kerugian harta benda akibat oleh nyala api
tidak terkendali.
 Hal yang di lakukan untuk Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran,
bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh)
orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya
kebakaran sedang dan berat.
 Pengendalian setiap bentuk energy
a. Melakukan identifikasi semua sumber energi yang ada di tempat
kerja/ perusahaan baik berupa peralatan, bahan, proses, cara kerja
dan lingkungan yang dapat menimbulkan timbulnya proses
kebakaran (pemanasan, percikan api, nyala api atau ledakan);

6
b. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko bahaya kebakaran
berdasarkan peraturan perundangan atau standar teknis yang
berlaku
 Penyediaan Sarana Deteksi, Alarm, Pemadam Kebakaran Dan Sarana
Evakuasi
a. menganalisa ruangan / tempat kerja, untuk menentukan jenis
detektor, alarm, alat pemadam dan sarana evakuasi yang sesuai
dengan kondisiruangan/tempat kerja;
b. melakukan perencanaan dan pemasangan peralatan;
c. membuat prosedur pemakaian peralatan dan sarana pemadam
kebakaran;
d. membuat tanda pemasangan peralatan pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi;
e. melakukan pelatihan penggunaan peralatan pemadam dan sarana
evakuasi;
f. melakukan pemeriksaan dan pengujian secara berkala.
 Pemasangan Apar (Alat Pemadam Api Ringan)
a. Penempatan APAR harus mudah dilihat, dijangkau dan diambil. Jarak
antar APAR atau kelompok Apar maksimal 15 meter.
b. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari
atau peti (box) yang tidak dikunci atau dapat dikunci dengan syarat
bagian depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal
maximum 2 mm.
c. Tinggi tanda APAR 125 centimeter dan Penempatan APAR 120
centimeter
d. Jika APAR diletakkan pada tiang maka tandanya dibuat mengelilingi
tiang tersebut
 Pengendalian Penyebaran Asap, Panas Dan Gas
a. Memisahkan peralatan, bahan, proses kerja yang dapat
menimbulkan potensi pemanasan, percikan api, penyalaan api atau
peledakan;
b. Membuat batas, penghalang atau penutup pada ruangan yang
menyimpan peralatan atau bahan yang mempunyai potensi bahaya
kebakaran;
c. Memasang alat atau sarana untuk mendeteksi adanya kebocoran
gas yang mudah terbakar;
d. Memasang atau membuat pengatur ventilasi agar penyebaran asap
dan gas dapat dikendalikan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahaya didefinisikan sebagai setiap kegiatan, situasi atau zat yang dapat
menyebabkan kerugian, baik fisik maupun mental. secara umum bahaya terbagi
menjadi dua kelompok besar yaitu bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan.
Bahaya keselamatan merupakan Potensi bahaya yang menimbulkan risiko
langsung pada keselamatan/dapat menyebabkan kecelakaan langsung dan cedera
meliputi luka bakar, luka sayat, patah tulang, cedera punggung atau bahkan
kematian.

B. Saran
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari bahwa masih sangat
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
sebagai perbaikan makalah ke arah yang baik dan benar. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ITEL%20ABLEI/Downloads/04_K3_Potensi%20Bahaya
%20-%20Kategori%20B%20(1).pdf

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://spada.uns.ac.id/mod/
resource/view.php%3Fid
%3D186879&ved=2ahUKEwiSzsig_fGAAxUYcmwGHRynDP4QFnoECBU
QAQ&usg=AOvVaw1Yr6i67U80okjMvDysZvwi

https://spsibekasi.org/2020/02/01/faktor-faktor-bahaya-dalam-k3/

Anda mungkin juga menyukai