Anda di halaman 1dari 13

HAZARD FISIK

(KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA)

DISUSUN OLEH : Kelompok 1

NASYAILA AL FATHIA (1814401119)

MAUDINA PUTRI NURAIDI (1814401127)

BENAZIR ROSYADAH (1814401128)

KETUT AGUS SATRIYAWAN (1814401141)

TINGKAT III / REGULER III

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D III KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam pembuatan makalah kami
yang berjudul “HAZARD FISIK ” terdapat berbagai pengetahuan yang kami susun dari berbagai
sumber seperti e-book dan internet. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh tidak
terpaku pada satu sumber saja.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “HAZARD FISIK”. Terlepas dari itu semua kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya
oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Bandar Lampung, 25 Juli 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...1

C. Tujuan…………………………………………………………………………….…2

BAB II PEMBAHASAN

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja………………………………………………….6

B. Hazard……………………………………………………………………………….6

C. Hazard Fisik…………………………………………………………………….......7

1. Kebisingan………………………………………………………………………7

2. Penerangan……………………………………………………………………...8

3. Getaran………………………………………………………………………….9

4. Iklim Kerja…………………………………………………..………………….10

5. Radiasi Tidak Mengion…………………………………………………………11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………12

B. Saran………………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah  hak asasi manusia dan merupakan investsi, juga merupakan
karunia Tuhan, oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.
Faktor perilaku dan lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas kesehatan, dan merupakan pilar-pilar utama dalam pencapaian
Indonesia Sehat 2010/2013. Masalah perilaku menyangkut kebiasaan, budaya, dan
masalah-masalah lain yang tidak mudah diatasi. Untuk itu semua perlu peningkatan
kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat, perlunya pengembangan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Disisi lain kegiatan industri dalam proses
produksinya selalu disertai faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya dengan
terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Setiap ancaman terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena ancaman seperti itu akan
membawa kerugian baik material, moril maupun waktu terutama terhadap kesejahteraan
tenaga kerja dan keluarganya.
UU no 14 th 1969 ttg ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja yg
memuat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja
serta perlakuan yg sesuai dg martabat manusia dan moral agama, dan pemerintah
membina perlindungan kerja yg mencakup norma kesehatan dan higene persh, norma
keselamatan kerja, norma kerja dan pemberian ganti rugi, perawatan, rehabilitasi dlm
kecelakaan kerja, menekankan perawat sebagai tenaga kesehatan untuk melaksanakan
tugas mengenai kesehatan pekerja dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa pengertian hazard?
3. Apa pengertian hazard fisik?
4. Jelaskaan apa saja yang termasuk faktor lingkungan fisik di tempat kerja yang
dapat mengganggu kesehatan pekerja?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui pengertian hazard.
3. Untuk mengetahui pengertian hazard fisik
4. Untuk mengetahui faktor lingkungan fisik di tempat kerja yang dapat
mengganggu kesehatan pekerja.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja
dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses
produksi.
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu
(the degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara
umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh
kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit
yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja. dan menciptakan lingkungan kerja
yang sehat.
Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai sebuah
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan
manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dansejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan
dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah kecelakaan, kebakaran. peledakan, pencemaran, penyakit, dan
sebagainya.

B. Hazard
Hazard atau Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya
insiden yang berakibat pada kerugian. Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila
seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi
tubuh ketika terjadi pajanan ("exposure") yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat
menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di tempat
kerja.
Hazard  disini adalah segala bentuk kegiatan (task), pekerjaan (job), benda/alat
yang dipergunakan (tools), serta lingkungan sekitar tempat kerja (environtment) yang
6
dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, baik berupa incident maupun accident
pada pekerjanya.
Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat kerja berasal dari lingkungan kerja
antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor
psikologi.

C. Hazard Fisik
Hazard fisik adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh faktor fisik dari
seseorang yang sedang pekerjaan. Hazard fisik erat sekali hubungannya dengan manusia.
Kita sendiri adalah sumber masalah dari permasalahan yang terjadi.
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain
kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu.
Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau
produk samping yang tidak diinginkan.
1. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras, 'berlebihan atau
berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan
kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering diabaikan
sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik utama. Batasan
pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB selama
8 jam sehari.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bahaya dari
kebisingan?
a) Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system
ventilasi, dan alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka
memiliki masalah yang terkait dengan kebisingan.
b) Melakukan inspeksi tempat keja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi mungkin
harus dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan bahwa semua
sumber-sumber kebisingan teridentifikasi.
7
c) Terapkan 'rule of thumb' sederhana jika sulit untuk melakukan percakapan,
tingkat kebisingan mungkin melebih batas aman.
d) Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para
pekerja yang mungkin terekspos kebisingan.
e) Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas
pengendaliannya.
f) Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup
telinga (earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai oleh pekerja di
lokasi yang mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat dikurangi.
g) Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu
mengurangi tingkat paparan kebisingan.

2. Penerangan
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk
melakukan pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda kecil
membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi, misalnya mengemas kotak.
Studi menunjukkan bahwa perbaikan penerangan, hasilnya terlihat
langsung dalam peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila
penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba
untuk memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat
menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat
memperlambat pekerjaan mereka.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi potensial
kerugian dari penerangan yang buruk?
a) Pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk
memicingkan mata;
b) Untuk meningkatkan visibilitas, mungkin perlu untuk mengubah posisi dan
arah lampu.

8
3. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), memantul ke
atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara
teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal
tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap semua atau sebagian dari tubuh.
Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi
tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan
sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan
kursi yang dirancang kurang sesuai sehingga menimbulkan getaran ke seluruh
tubuh, dapat mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah.
Getaran dapat dirasakan melalui lantai dan dinding oleh orang-orang
disekitarnya. Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan getaran
yang mempengaruhi pekerja yang tidak memiliki kontak langsung dengan mesin
tersebut dan menyebabkan nyeri dan kram otot.
Batasan getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung
pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/detik².
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko dari
getaran?
a) Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang peralatan
untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
b) Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang bersifat
menyerap getaran di workstation dan gunakan alas kaki dan sarung tangan
yang menyerap kejutan , meskipun itu kurang efektif dibanding di atas.
c) Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.
d) Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang
peredam getaran pada pegangan dan kursi kendaraan atau sistem remote
control.
e) Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang
mengoperasikan getar, misalnya sarung tangan yang bersifat menyerap
getaran (dan pelindung telinga untuk kebisingan yang menyertainya. )

9
4. Iklim Kerja
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini
memperlambat pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan
salah satu alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan tingkat
kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja. Faktor-faktor ini secara
signifikan dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas individu pada
pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk
memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia.
Sebaliknya, ventilasi yang kurang sesuai dapat:
a) mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan;
b) menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja;
c) mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk praktek
kerja yang aman.

Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk tetap berada
dalam kisaran suhu normal. Untuk itu diperlukan iklim kerja yang sesuai bagi
tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan
antara suhu, kelembaban, kecepatan akan udara dan panas radiasi dengan tingkat
panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.

Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kontrol


iklim kerja?

a) Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi aliran
udara;
b) Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa meniup
langsung pada mereka yang bekerja dekat itu;
c) Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekenja dalam kondisi panas dan
memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup.

5. Radiasi Tidak Mengion


Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak
mengion antara lain gelombang mikro dan sinar ultra ungu (ultra violet).
10
Gelombang mikro digunakan antara lain untuk gelombang radio, televisi,
radar dan telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi 30 kilo hertz - 300
giga hertz dan panjang gelombang 1 mm - 300 cm. Radiasi gelombang mikro
yang pendek < 1 cm yang diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan kulit
seperti terbakar. Sedangkan gelombang mikro yang lebih panjang (> 1 cm) dapat
menembus jaringan yang lebih dalam.
Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik,
laboratorium yang menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang
felombang sinar ultra violet berkisar 1 - 40 nm. Radiasi ini dapat berdampak pada
kulit dan mata.
Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi sinar tidak mengion
adalah :
a) Sumber radiasi tertutup;
b) Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari
sumber-sumber radiasi tersebut;
c) Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat
menghasilkan radiasi sinar tersebut;
d) Memakai alat pelindung diri;
e) Secara rutin dilakukan pemantauan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai sebuah pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan manusia pada umumnya
(baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur
dansejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran. peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
Hazard  adalah segala bentuk kegiatan (task), pekerjaan (job), benda/alat yang
dipergunakan (tools), serta lingkungan sekitar tempat kerja (environtment) yang dapat
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, baik berupa incident maupun accident pada
pekerjanya.
Hazard fisik adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh faktor fisik dari
seseorang yang sedang pekerjaan. Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang
bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro
dan sinar ultra ungu.

B. Saran
Melalui pembahasan diatas maka diharapkan kepada pembaca agar
memperhatikan semua faktor fisik yanga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam
bekerja. Sebab faktor Kesehatan dan keselamatan kerja akan sangat mempengaruhi
produktifitas para pekerja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Internationla Labour Orgaanization. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Untuk
Produktivitas. Jakarta : ILO.

Redjeki, Sri. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Komprehensif. Jakarta Selatan : Pusdik
SDM Kesehatan

Tim K3 FT UNY. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Yogyakarta.

Anak KaTiga. 2018. Jenis-jenis Bahaya (Hazard) dalam K3. Diakses dari
https://anakkatiga.blogspot.com/2018/03/jenis-jenis-bahaya-hazard-dalam-k3.html pada 25 Juli
2020.

13

Anda mungkin juga menyukai