FACILITY
Oleh :
Disusun oleh :
Telah disahkan dan disetujui untuk menjadi salah satu tugas kelompok pada
Menyetujui,
DAFTAR ISI
i
JUDUL
1. Pengertian ................................................................................................. 1
2. Etiologi ...................................................................................................... 2
1. Pengkajian ............................................................................................... 12
5. Evaluasi ................................................................................................... 35
38
ii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Hipertensi berasal dari bahasa Latin, yaitu hiper dan tension. Hiper
ialah berlebihan dan tension adalah tekanan atau tensi. Hipertensi merupakan
kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam kurun
waktu yang sangat lama) yang dapat menyebabkan kesakitan pada seseorang
hipertensi jika didapatkan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah yang selalu tinggi dan tidak
diobati atau dicegah sejak dini, maka sangat beresiko menyebabkan penyakit
1
2
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
Nuraeni, 2019).
berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25.8%, sedangkan
Riskesdas tahun 2007 terdapat 7%, sedang pada Riskesdas 2013 tidak
2. Etiologi
dua kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti jenis
kelamin, umur, genetik, ras dan faktor yang dapat dikendalikan seperti pola
makan, kebiasaan olahraga, konsumsi garam, kopi, alkohol dan stres. Untuk
(common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko saja belum
2019).
primer atau esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui
[ここに入力]
3
dan hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
endokrin, penyakit jantung dan gangguan ginjal. Menurut JNC VII Report
(TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dalam waktu yang berbeda (Indrayani, 2009 dalam
(Aspiani, 2014)
1) Genetic
yinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Factor genetic ini tidak dapat
tinggi.
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
3) Diet
bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada
[ここに入力]
4
4) Berat badan
Factor ini dapat dikendalikan di mana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (lebih dari 25% di atas berat badan ideal)
5) Gaya hidup
Pola hidup sehat dapat menghindari factor pemicu hipertensi, seperti tidak
B. Hipertensi Sekunder
tekanan darah dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan
apabila ginjal yang terkena diangkat, tekanan darah akan Kembali ke normal
3. Batasan Karakteristik
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah menyebutkan gejala umum yang
ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
[ここに入力]
5
a. Sakit kepala.
Widiastari 2018).
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak dan dari pusat vasomotor ini
ganglia simpatis. Pada titik ini neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin yang
[ここに入力]
6
aldosteron dan korteks adrenal. Hormon ini yang menyebabnkan retensi natrium
[ここに入力]
7
dengan hipertensi
6. Intervensi Keperawatan
[ここに入力]
8
Terapeutik
1. Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(hypnosis, akupresure,
terapi music, dll)
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (missal, suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
[ここに入力]
9
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetic (jika perlu)
[ここに入力]
10
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika
berat badan bertambah
lebih 1KG dalam
sehari
2. Anjurkan melapor jika
haluaran urin kurang
dari 0,5ml/kg per jam
dalam 6 jam
3. Ajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
4. Ajarkan cara
[ここに入力]
11
membatasi cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretic
2. Kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretic
3. Kolaborasi pemberian
Continous Renal
Replacement Teraphy
(CRRT)
[ここに入力]
BAB II
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
A. Karakteristik Demografi
1) Identitas Diri
Nama : Ny. K
Agama : Hindu
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
2) Identitas Keluarga
Nama : Tn. K
3) Riwayat penyakit
Hipertensi.
4) Riwayat Keluarga
5) Genogram
12
13
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
v : Klien
Riwayat hipertensi.
1. Nutrisi
[ここに入力]
14
2. Eliminasi
a. BAK
b. BAB
c. Personal Hygene
1) Mandi
2) Oral Hygene
oral care.
[ここに入力]
15
C. Status Kesehatan
sekitar 60 tahun. keluhan yang dirasakan seperti Nyeri kepala, kaku tengkuk,
terkadang lemas, sulit tidur dan sering terjaga di malam hari. Gejala yang
sering dirasakan Ny. K yaitu Nyeri kepala, kaku tengkuk, terkadang lemas,
sulit tidur dan sering terjaga di malam hari dengan P: saat kelelahan, terlalu
dan berat, R: kepala dan tengkuk, S: skala 4, dan T: hilang timbul. Kemudian
untuk waktu mulai timbulnya keluhan yaitu saat terlalu banyak beraktivitas,
kelelahan atau tidak minum obat, lalu cara mengatasinya dengan minum obat
dan beristirahat.
Ny. K pernah dirawat di rumah sakit akibat terjatuh saat nyeri dikepalanya
kambuh. Lalu, ekstremitas kanan atas bawah mengalami lemah syaraf yang
[ここに入力]
16
menyebabkan kelumpuhan.
3. Pemeriksaan Fisik
TD : 174/98 Mmhg
Suhu : 36,5 C
RR : 24 x/Menit
SPO2 : 95%
Kesadaran : Composmentis
b. BB/TB
BB: 55 kg
TB: 155 cm
c. Rambut
d. Mata
Bentuk mata simetris reflek cahaya (+), gerakan bola mata (+)
e. Telinga
[ここに入力]
17
Mulut tampak bersih, tidak berbau, gigi tidak ada, tidak memakai gigi
g. Dada
x/menit irama regular, pergerakan dada intercosta, tidak ada otot bantu
pernafasan
Auskultasi : suara nafas normal, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi,
h. Abdomen
i. Kulit
Turgor kulit tidak baik Kembali lebih dari 3 detik, temperatur hangat.
Tidak ada luka pada bagian tubuh klien. Terdapat perubahan warna kulit
menghitam.
j. Ekstremitas atas
Denyut arteri brachialis dan arteri radialis teraba jelas, tidak ada
k. Ektremitas bawah
[ここに入力]
18
Skala Kategori
0 4
0 3
Penilaian mobilisasi
[ここに入力]
19
penuh.
dalam perawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
[ここに入力]
20
Terapeutik
5. Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(hypnosis, akupresure,
terapi music, dll)
[ここに入力]
21
6. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (missal, suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
7. Fasilitasi istirahat dan
tidur
8. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
6. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
7. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
8. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
9. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
10. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian
analgetic (jika perlu)
[ここに入力]
22
[ここに入力]
23
Edukasi
5. Anjurkan melapor jika
berat badan bertambah
lebih 1KG dalam
sehari
6. Anjurkan melapor jika
haluaran urin kurang
dari 0,5ml/kg per jam
dalam 6 jam
7. Ajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
8. Ajarkan cara
membatasi cairan
Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian
diuretic
5. Kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretic
6. Kolaborasi pemberian
Continous Renal
Replacement Teraphy
(CRRT)
[ここに入力]
24
5. Implementasi
tanggal
15 D.0077 1. Melakukan DS :
dibuktikan kelelahan
dengan Q : seperti
berat
R : tengkuk dan
bahu
S:4
T : Hilang timbul
DO :
Tekanan darah
174/98 mmHg
RR 24 kali
permenit
permenit
Spo2 95%
08:30 2. Mengajarkan DS :
[ここに入力]
25
Teknik Pasien
mengurangi nyeri
dan menignkatkan
kenyamanan
DO:
Pasien tampak
lebih rileks
mekanisme
DO :
regulasi
Tekanan darah
dibuktikan
174/98 mmHg
dengan edema
RR 24 kali
perifer
permenit
[ここに入力]
26
permenit
Spo2 95%
mengatakan BAK
bengkak di kaki
kanan
DO :
Terdapat edema
kanan
Data pada 14
Oktober pukul
21:00 sampai 15
Oktober pukul
09:00 output
350CC, dengan
intake cairan
peroral 800CC.
mengatakan mau
diedukasi cara
[ここに入力]
27
membatasi cairan
DO :
Pasien terlihat
tertarik untuk
mempelajari cara
membatasi cairan
16 D.0077 1. Melakukan DS :
dibuktikan kelelahan
dengan Q : seperti
berat
R : tengkuk dan
bahu
S:3
T : Hilang timbul
DO :
Tekanan darah
140/90 mmHg
RR 18 kali
permenit
[ここに入力]
28
Nadi 88 kali
permenit
SPO2 97%
08:30 2. Mengajarkan DS :
Teknik Pasien
penurun darah
tinggi
DO:
Pasien tampak
lebih rileks
regulasi
DO :
dibuktikan
Tekanan darah
dengan edema
[ここに入力]
29
RR 18 kali
permenit
Nadi 88 kali
permenit
SPO2 97%
Terdapat edema
kanan
mengatakan BAK
baru 1 kali
DO :
1. Pada makan
masing-
masing minum
200CC
2. Data pada 15
Oktober pukul
21:00 sampai
16 Oktober
[ここに入力]
30
pukul 09:00
output 400CC,
dengan intake
cairan peroral
650CC.
mengatakan sudah
mengkonsumsi
cairan sesuai
anjuran perawat
dan dokter
DO :
12 siang sudah
minum 400CC
17 D.0077 1. Melakukan DS :
[ここに入力]
31
hipertensi kelelahan
Q : nyeri nyut-
nyutan ringan
R : tengkuk dan
bahu
S:2
T : Hilang timbul
DO :
Tekanan darah
130/90 mmHg
RR 16 kali
permenit
Nadi 80 kali
permenit
SPO2 98%
08:30 2. Mengajarkan DS :
Teknik Pasien
penurun darah
tinggi
DO:
[ここに入力]
32
Pasien tampak
lebih rileks
gangguan darah)
DO :
gangguan
Tekanan darah
mekanisme
130/90 mmHg
regulasi
RR 16 kali
dibuktikan
permenit
dengan edema
Nadi 80 kali
perifer
permenit
SPO2 98%
mengatakan BAK
kali.
Pasien
mengatakan sudah
minum obat
diuretic sesudah
[ここに入力]
33
makan
DO :
1. Operan dinas
perawat
malam jam 5
pagi terdapat
urin 200CC
2. Setelah makan
siang terdapa
250CC urin
pada pispot.
3. edema perifer
pada kaki
kanan
berkurang
4. Data pada 16
Oktober pukul
21:00 sampai
17 Oktober
pukul 09:00
output cairan
700CC,
dengan intake
[ここに入力]
34
cairan peroral
800CC.
mengatakan sudah
mengkonsumsi
cairan sesuai
anjuran perawat
dan dokter
DO :
Intake output
13 hampir
seimbang
6. Evaluasi
keperawatan
1. 17 oktober D.0077 S:
berhubungan berkurang
cidera beraktifitas
fisiologis
[ここに入力]
35
hipertensi S: 2
T: Hilang
O:
RR 16 kali permenit
Spo2 98%
A:
Masalah teratasi
P:
dalam
2. 17 oktober D.0022 S:
berhubungan
O:
dengan
Tekanan darah 130/90 mmHg
gangguan
RR 16 kali permenit
mekanisme
[ここに入力]
36
A:
P:
Lanjutkan intervensi
cairan
[ここに入力]
37
[ここに入力]
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
data. Data yang beruhubungan dengan hipertensi meliputi adanya nyeri ketika
bergerak. Nyeri terasa pada kepala, tengkuk, bahu (Sukarmin, 2012 dalam
oktober 2022, pasien Ny. K berusia 79 thn dengan diagnosa medis hipertensi,
napas 24 kali permenit, frekuensi nadi 106 kali permenit, tingkat saturasi
oksigen 95%. Pasien juga mengeluh sakit pada tengkuk dan bahu, kualitas nyeri
seperti ditusuk jarum dan kepala terasa berat, setelah dikaji skala nyeri pasien
menyebutkan nyerinya ada di skala 4, nyeri timbul pada saat atau setelah
beraktifitas dan saat kelelahan, nyeri tersebut hilang timbul sesuai dengan
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dengan
istilah seperti awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan
sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dengan
durasinya kurang dari 6 bulan (Wilkinson, 2013 dalam Kholifah, dkk, 2022).
banyak instrumen pengukur nyeri salah satunya adalah skala nyeri numerik
38
39
(NRS). Digambarkan pada skala numerik yaitu, 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan,
4-6: nyeri sedang, 7-9: nyeri berat,10: nyeri sangat berat. (Potter dan Perry, 2010
dalam Kholifah, dkk 2022). Sesuai dengan kasus pasien Ny. K nyeri di aera
tengkuk, kepala, dan bahu. Kemudian ditemukan skala nyeri yang pasien
rasakan adalah 4.
2. Diagnosa Keperawatan
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan ( Tim Pokja SDKI
yang ditemukan, masalah keperawatan utama pada Ny. K adalah nyeri akut
atau digambarkan dengan istilah yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan atau berat dengan akhir yang dapat di antisipasi dan durasinya kurang
Hal ini sama dengan konsep teori yaitu meningkatnya tekanan darah
menimbulkan nyeri dengan awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang
[ここに入力]
40
ditusuktusuk, terbakar, sakit nyeri atau superfisial atau bahkan seperti di gencet
keperawatan nyeri akut yaitu terdapat salah satu tanda atau data seperti apabila
terdapat salah satu tanda atau data seperti mengeluh nyeri. (Subu, 2020).
Opini penulis diagnosa pada kasus tersebut ialah Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan skala nyeri 3-4, klien
3. Intervensi Keperawatan
Untuk mengatasi masalah utama pada Ny. K maka rencana tindakan yang
[ここに入力]
41
teknik non farmakologi ( Distraksi dan relaksasi ), beri informasi tentang nyeri
peneliti terdapat satu diagnosa yang sesuai dengan tanda mayor dan minor yaitu
cairan dan natrium, serta gangguan aliran balik vena (SDKI, 2016). Tanda mayor
yang dialami Ny. K yaitu klien mengeluh sesak nafas (Dispnea), Edema Perifer
(edema kaki tepatnya di tungkai telapak kaki sebelah kanan dengan pitting
edema 6 detik), dan berat badan meningkat dalam waktu singkat. Tanda minor
yang dialami Ny.K yaitu oliguria urine <400CC, intake lebih banyak dari output,
saat pengkajian hari pertama intake 800CC, output 350CC, dengan demikian
vena, karena stimulasi pada RAA (renin angiotensin aldosteron) pada saat renin
[ここに入力]
42
dan akan meningkatan retensi Na dan H2O diginjal. Jika jumlah nefron yang
sudah tidak berfungsi menjadi meningkat, maka ginjal akan tidak mampu dalam
menyaring urine. 99 Kemudian dalam glomerulus akan kaku dan plasma tidak
cairan, dan memberikan atau menganjurkan untuk membatasi intake cairan agar
4. Implementasi
[ここに入力]
43
oleh perawat itu sendiri, kolaborasi semua/tim medis lain dan rujukan dari
A. Nyeri Akut
Klien mengalami nyeri akut pada bagian tengkuk leher dan bahu. Dan
terasa berat pada kepala. Setelah dilakukan pengkajian nyeri PQRST didapati
bahwa region nyeri terdapat pada tengkuk leher dan bahu disertai berat di
Terdapat tanda vital pada pertama kali pengkajian, tekanan darah 174/98
mmHg frekuensi pernapasan 24 kali permenit frekuensi nadi 106 kali permenit.
klien masih dengan nyeri pada tekuk leher dan bahu dan kepala terasa berat.
Tapi klien mengatakan kalau nyeri yang dirasakan lebih ringan dari pada yang
nyeri terdapat pada tengkuk leher dan bahu disertai berat di kepala. Skala nyeri
Nyeri tersebut muncul ketika dan setelah beraktifitas, pasien mengatakan nyeri
dan tidak nyaman setelah beraktifitas. Terdapat tanda vital pada pertama kali
permenit frekuensi nadi 88 kali permenit. Pada masalah ini, diberikan asuhan
[ここに入力]
44
Serta memberikan rasa nyaman dan dihindarkan dari kebisingan, suara, cahaya
klien masih dengan nyeri pada tekuk leher dan bahu dan kepala terasa berat.
Tapi klien mengatakan kalau nyeri yang dirasakan lebih ringan dari pada yang
nyeri terdapat pada tengkuk leher dan bahu disertai berat di kepala. Skala nyeri
2 dengan awitan terasa nyut-nyutan tapi sudah terasa ringan yang dirasakan
nyerinya hilang timbul. Nyeri tersebut muncul ketika dan setelah beraktifitas,
pasien mengatakan nyeri dan tidak nyaman setelah beraktifitas. Terdapat tanda
vital pada pertama kali pengkajian, tekanan darah 130/90 mmHg frekuensi
pernapasan 16 kali permenit frekuensi nadi 80 kali permenit. Pada masalah ini,
teknik napas dalam. Serta memberikan rasa nyaman dan dihindarkan dari
B. Hipervolemia
agak pusing dan agak berdebar, dan sesak napas, Tekanan darah 174/98 mmHg,
RR 24 kali permenit, Nadi 106 kali permenit, Spo2 95%. Pasien mengatakan
BAK jarang dan ada bengkak di kaki kanan. Data pada 14 Oktober pukul 21:00
[ここに入力]
45
800CC. Dengan haluaran urin kuran 450CC. Pada masalah ini, diberikan asuhan
agak pusing dan agak berdebar, dan sesak napas berkurang, Tekanan darah
140/90 mmHg, RR 18 kali permenit, Nadi 88 kali permenit, Spo2 97%. Pasien
mengatakan BAK jarang dan ada bengkak di kaki kanan. Data pada 15 Oktober
pukul 21:00 sampai 16 Oktober pukul 09:00 output 400CC, dengan intake cairan
peroral 650CC. Dengan haluaran urin kurang 250CC. Terdapat edema perifer
pada kaki kanan. Pada masalah ini, diberikan asuhan keperawatan melanjutkan
tekanan darah), Monitor intake dan output cairan, Mengajari cara membatasi
agak pusing dan agak berdebar, dan sesak napas berkurang, Tekanan darah
130/80 mmHg, RR 16 kali permenit, Nadi 88 kali permenit, Spo2 98%. Pasien
mengatakan BAK lancar dan ada bengkak di kaki kanan berkurang. Data pada
16 Oktober pukul 21:00 sampai 17 Oktober pukul 09:00 output 700CC, dengan
intake cairan peroral 800CC. Dengan haluaran urin kurang 100CC. Edema
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada hari pertama sampai hari ke tiga dengan hasil
evaluasi rasa nyeri berkurang dengan hasil skala nyeri 2 dengan nyeri awitan
[ここに入力]
46
nyeri ringan pada regional nyeri yang sama, penyebab nyeri saat dan setelah
beraktifitas, dengan hasil pengkajian tanda tanda vital tekanan darah 130/90
Pasien mengatakan agak pusing dan agak berdebar, dan sesak napas
permenit, Spo2 98%. Pasien mengatakan BAK lancar dan ada bengkak di kaki
kanan berkurang. Data pada 16 Oktober pukul 21:00 sampai 17 Oktober pukul
09:00 output 700CC, dengan intake cairan peroral 800CC. Dengan haluaran urin
kurang 100CC. Edema perifer pada kaki kanan berkurang. pada masalah ini,
masalah teratasi sebagian karena edema pada kaki masih ada tetapi sudah
berkurang dari hari pertama pengkajian, dan intake output sudah mulai
[ここに入力]
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrafiq, Risnah, Mariah Ulfah Azhar (2019). Terapi Non Farmakologi dalam
Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi : systenic review,
MPPKI
(September, 2019) vol. 2 No. 3,
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/806/524
diakses pada 15 Oktober 2022 pukul 13:10 Waktu Jepang
Eni Nuaraeni (2019). Hubungan Usia dan Jenis Kelamin Beresiko dengan Kejadian
Hipertensi di Klinik X Kota Tangerang, Jurnal JKFT : Universitas
Muhammadiyah Tangerang vol. 4 No. 1 Tahun 2019.
file:///C:/Users/EPA1912-08/Downloads/1996-4603-1-SM.pdf diakses pada 15
Oktober 2022 pukul 12:30 Waktu Jepang
Ini Luh Sintiya Widiastari (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan pada Lansia
Hipertensi dengan Ansietas di UPT Kesmas Sukawati Gianyar, Diploma
Thesis,
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1198/ diakses pada 15 Oktober 2022
pukul 14:00 Waktu Jepang
Fitri Nur Kholifah, Eny Virda Yuniarti, Moch Achwandi (2022). Asuhan Keperawatan
pada Pasien Post Apendiktomi dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di
47
Wilayah Puskesmas Blooto di Kelurahan Surodinawan : KIAN PROFESI
KEPERAWATAN 2022
[ここに入力]
https://repositori.stikes-ppni.ac.id/handle/123456789/1273 diakses pada 15
Oktober 2022 pukul 20:04 Waktu Jepang
Risal Subu (2020). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman Akibat Patologi Sistem Kardiovaskular : Hipertensi
di
Ruang Perawatan Pria Puskesmas Puuwatu Kota Kendari, KTI POLTEKKES
KENDARI
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1996/1/KTI%20HIPERTENSI%20RISAL
%20SUBU.pdf#page=90 diakese pada 15 Oktober pukul 20:09 Waktu Jepang
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnosa Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnosa Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
48