Pembimbing :
Ns. Ahmad Rizal, M.Kes
Ns. Indri Sarwili, M.Kes
Disusun Oleh :
Nuryani Aisyah Syaina Wijayanti
Grace Soukotta Chika Nurfadila
Febrina Dewiyanti Geofani Tresia S
Yohana Maria L Junito Warat
Mega Unzila G Deni Khoirul I
Dini Supica
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal pengabdian kepada masyarakatdengan judul
“Edukasi Penatalaksanaan Senam Hipertensi Pada Masyarakat RT 006 RW 06 Kelurahan
Sungai Bambu Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara”. Proposal ini bertujuan untuk
mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap kesehatan terutama penderita hipertensi yaitu
dengan senam hipertensi.
Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit
bagi kami untuk menyelesaikan laporan hasil ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Astrid Novita, SKM. MKM selaku PJS Universitas Indonesia Indonesia Maju
2. Ns. Bambang Suryadi, S.Kep. M.Kes selaku Kepala Departemen Keperawatan
Universitas Indonesia Indonesia Maju
3. Ns. Ahmad Rizal, M.Kes selaku Koordinator Profesi Ners dan Pembimbing Stase
Komunitas dan Keluarga Program Studi Profesi Ners Universitas Indonesia Indonesia
Maju
4. Ns. Irma Herlina, M.Kep selaku Koordinator Stase Komunitas dan Keluarga Program
Studi Profesi Ners Universitas Indonesia Indonesia Maju
5. Ns. Indri Sarwili, M.Kes selaku Pembimbing Stase Komunitas dan Keluarga Program
Studi Profesi Ners Universitas Indonesia Indonesia Maju
6. Seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini dan tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga dengan laporan hasil pengabdian masyarakat ini dapat
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
genetik serta farmakologi, dalam penelitian ini tidak dapat dikendalikan (Idaiani &
Wahyuni, 2015).
2
3
2.1 HIPERTENSI
2.1.1 Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan pada
tekanan darah yang memberi gejala akan berlanjut ke suatu organ target seperti
stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung,
dan hipertrofi ventrikel kanan untuk otot jantung (Candra, 2017).
Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang cukup serius dimana
secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal,
jantung, dan penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah
lebih besar dari dinding arteri dan pembuluh darah itu sendiri (World Health
Organization, 2015).
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Sheps (2018), Hipertensi memiliki dua jenis :
a. Hipertensi primer (esensial) Pada usia dewasa, hipertensi terjadi tanpa
gejala yang tampak. Peningkatan tekanan darah secara terus menerus dan
telah terjadi lama baru dikatakan seseorang menderita hipertensi meskipun
penyebab pastinya belum jelas. Pada kasus peningkatan tekanan darah ini
disebut dengan hipertensi primer (esensial).
b. Hipertensi sekunder Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi yang
disebabkan oleh beberapa factor tidak terkontrol. Pada kejadian ini disebut
dengan hipertensi sekunder dimana peningkatan darah yang terjadi dapat
melebihi tekanan darah pada hipetensi primer.
Klasifikasi hipertensi menurut (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2019)
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 ≥180 ≥110
Hipertensi Sistolik ≥140 <90
Terkompensasi
Sumber : 2018 ESC/ESH Hypertension Giedelines
4
5
2.1.3 Etiologi
Ada 2 macam hipertensi menurut Musakkar & Djafar (2021), yaitu :
a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Sekitar 10-16% orang dewasa yang mengidap penyakit
tekanan darah tinggi ini.
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Sekitar 10 % orang yang menderita hipertensi jenis ini.
Beberapa penyebab hipertensi menurut Musakkar & Djafar (2021), antara lain:
a. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap hipertensi
maka besar kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi.
b. Usia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia seseorang
maka tekanan darah pun akan meningkat.
c. Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa
orang.
d. Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga
mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah pun akan
meningkat.
e. Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih
tinggi mengidap hipertensi.
f. Stress
Stres merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di mana
hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu).
6
g. Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok
dalam keadaan menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit
yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
meningkatkan tekanan darah.
i. Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.
j. Kurang olahraga
Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan darah, jika
menderita hipertensi agar tidak melakukan olahraga berat.
2.1.5 Patofisiologi
Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah yang dapat berakibat pada timbulnya penyakit sertaan lainnya.
Hipertensi ditandai dengan tekanan darah yang melebihi 140/90mmHg.
Hipertensi terjadi karena adanya proses penebalan dinding pembuluh darah
dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Keadaan ini dapat mempercepat
jantung dalam memompa darah guna mengatasi resitensi perifer yang lebih
tinggi dan semakin tinggi. Dari seluruh penderita hipertensi, 95% penderitanya
memiliki kemungkinan mewariskan atau keturunannya memiliki risiko
menderita hipertensi dikemudian waktu, sedangkan 5% lainnya menjadi
penyebab penyakit seperti stroke, kardiovaskular, atau gangguan ginjal.
7
d. Inflamasi
Hasil inflamasi yang kuat dalam pembentukan kembali vaskular yang
selanjutnya berubah menjadi hipertensi yang disebabkan oleh pengaktifan
dan prokreasi dari sel otot polos, sel endotelial dan fibroblas. Sitokin
mediator inflamasi, semokin, dan PGE2 merupakan bagian-bagian yang
terlibat sebagai tanda adanya hipertensi sebagaimana meningkatkan
tekanan darah dengan cara menebalkan dinding pembuluh darah.
e. Insulin Sensitif
Berdasarkan perubahan nutrisi dan mikro vaskular relaksasi, fungsi dari
hormon insulin juga akan terganggu sebagai akibat dari tidak tercukupinya
suplay glukosa pada jaringan dan bepengaruh terhadap berkurangnya
jumlah oksida nitrat endotel, inflamasi dan stress oksidatif terjadi pada
pasien obesitas dan diabetes (Ammara, Sultana, & Gilani, 2018).
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan melalui dua metode yaitu
farmakologi dan nonfarmakologi. Metode farmakologi merupakan sebuah
metode yang menggunakan obat-obatan medis. Dalam hal ini pemilihan obat
yang akan diberikan pada penderita hipertensi tidak bisa sama. Dirangkum dari
berbagai sumber, berikut adalah tabel tentang pemberian obat-obatan medis
bagi penderita hipertensi berdasarkan target tekanan darah.
Penatalaksanaan hipertensi pada dasarnya memiliki prinsip dasar dimana
penurunan tekanan darah berperan sangat penting dalam menurunkan risiko
mayor kejadian kardiovaskuler pada pasien hipertensi. Dengan begitu focus
utama dalam penanganan hipertensi yaitu mengontrol tekanan darah pada
penderita hipertensi. Selain penatalaksanaan dengan obat-obat medis,
modifikasi gaya hidup turut berperan penting dalam mengurangi risiko
hipertensi semakin kronik (Kandarini, 2018).
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi konsumsi garam
menjadi 6gr / hari, menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein,
rokok, dan minuman beralkohol. Olahraga secara rutin dan tidur yang
berkualitas dengan 6-8 jam tidur per hari dapat membantu mengurangi stress.
9
3.1.7 Komplikasi
a. Gangguan penglihatan
Tekanan darah yang meningkat secara terus menerus dapat
mengakibatkan pada kerusakan pembuluh darah pada retina. Semakin
lama seseorang mengidap hipertensi dimana tekanan darah yang terjadi
meningkat maka kerusakan yang terjadi pada retina juga semakin berat.
Selain itu, gangguan yang bisa terjadi akibat hipertensi ini juga dikenal
dengan iskemik optic neuropati atau kerusakan saraf mata. Kerusakan
parah dapat terjadi pada penderita hipertensi maligna, dimana tekanan
darah meningkat secara tiba-tiba.
b. Gagal ginjal
Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan darah tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan glomerulus.
Kerusakan glomerulus ini berakibat pada darah yang mengalir ke unit
fungsional ginjal terganggu. Kerusakan pada membrane glomerulus juga
berakibat pada keluarnya protein secara menyeluruh melalui urine
sehingga sering dijumpai edea sebagai akibat dari tekanan osmotic koloid
plasma yang berkurang. Gangguan pada ginjal umumnya dijumpai pada
penderita hipertensi kronik.
c. Stroke
Stroke terjadi ketika otak mengalami kerusakan yang ditimbulkan dari
perdarahan, tekanan intra karnial yang meninggi, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh darah non otak yang terpajan pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang mengalirkan suplai darah ke otak
mengalami hipertropi atau penebalan.
d. Gangguan jantung
Gangguan jantung atau yang dikenal dengan infark miokard terjadi ketika
arteri koroner mengalami arteriosklerosis. Akibat dari ini adalah suplay
oksigen ke jantung terhambat sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi
dengan baik sehingga menyebabkan terjadinya iskemia jantung (Nuraini,
2015).
11
f) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan
tangan yang searah lutut dipinggang. Tangan sisiyang lain lurus
kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah sebaliknya
dan lakukan semampunya.
3) Gerakan pendingin
a) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke
leher dan tahan dengan tangan lainya. Hitunglah 8-10 kali dan
lakukan pada sisi lainya.
b) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakan kesamping
dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 menit hitungan
lalu arahkan tangan ke sisi lainya dan tahan dengan hitungan
yang sama.
c. Terminasi
1) Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti senam hipertensi.
b) Memberi pujian atas keberhasilan klien.
2) Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien melaksanakan senam hipertensi minimal 30
menit dan dilakukan seminggu tiga kali.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
14
15
Pada webinar ini juga terjadi diskusi/tanya jawab yang interaktif, antara
partisipan dan para narasumber. Dimana partisipan sebanyak 32 dengan input dosen,
mahasiswa dan masyarakat umum. Pelaksanaan di lakukan pada:
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan berjalan dengan baik diikuti oleh antusiasme peserta yang hadir di link
zoom selama kegiatan berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan dan peran
peserta dalam mencoba dan memberikan pertanyaan kepada Tim pengabdian
masyarakat hingga akhir kegiatan.
5.2 Saran
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, Pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat berupa webinar seperti ini dapat dilaksanakan secara continue dan
dengan materi yang beragam.
5.3 Penutup
Demikian Laporan singkat ini kami buat sebagai bentuk pertanggung jawaban
kinerja dan keuangan kami atas kegiatan webinar ini. Kami Panitia Webinar dengan
tema “Edukasi Penatalaksanaan Senam Hipertensi pada Masyarakat RW 06 RT 006
Kelurahan Sungai Bambu Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara” dalam memenuhi
Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pengabdian masyrakat berharap dengan
pelaksanaan kegiatan webinar ini dapat memberikan manfaat bagi yang mengikuti
webinar ini baik masyarakat umum, mahasiswa/mahasiswi, dosen, perawat dan praktisi
Kesehatan yang telah mengikuti webinar. Masih banyak hal yang perlu kita benahi,
untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan dan
kesalahan yang kami perbuat, Sekian, Terimakasih.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Ammara, B. M., Sultana, P., & Gilani, T. (2018). Risk Factors, Pathophysiology and
Management of Hypertension. Pakistan: International Journal of Pharma Sciences and
Scientific Research.
Anwari, M. (2018). Pengaruh senam anti hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah
lansia di desa kemuningsari lor kecamatan pati kabupaten jember. The Journal of
Health Science, 2476-9614.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Candra, A. (2017). Hubungan asupan zat gizi dan indeks antropometri dengan tekanan darah
remaja. Journal of Nutrition and Health, 85-101.
Dukalang, S. (2020). Aktivitas fisik sebagai faktor penyebab tekanan darah pada penderita
hipertensi. Gorontalo: Univ. Negeri Gorontalo.
Hermawan, T., & Nur, F. R. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Panti Werda Darma Bhakti Kelurahan
Panjang Surakarta. Jurnal Kesehatan, 79-7621.
Idaiani, S., & Wahyuni, H. S. (2015). Hubungan Gangguan Mental Emosional dengan
Hipertensi pada Penduduk Indonesia. Media Penelitian dan Pengambangan
kesehatan, 137-144.
Nurarif, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis dan Nanda
NIc-NOC. (3, Ed.). Yogyakarta: MediAction.
Riskesdas. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Senja, A., & Prasetyo, T. (2019). Perawatan Lansia Oleh Keluarga dan Caregiver. Jakarta:
Bumi Medika.
Widianti, A. T., & Proverawati, A. (2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuda Medika.