Anda di halaman 1dari 9

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

SWEDISH MASSAGE SEBAGAI INTERVENSI KEPERAWATAN INOVASI


DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PADA LANSIA HIPERTENSI

Ritanti¹, Darnis Arneta Sari²

Program Studi S.I Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta 1,2
ritanti@upnvj.ac.id1
darnisarnetha@gmail.com2
DOI: 10.36729

ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu penyakit degeneratif yang paling banyak diderita lansia adalah
hipertensi. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa hipertensi hal yang wajar dan biasa
terjadi pada lansia sehingga tidak perlu diatasi. Swedish massage merupakan bentuk intervensi
keperawatan yang berfungsi menurunkan tekanan darah guna mencegah terjadinya komplikasi lebih
lanjut. Implementasi dilakukan selama 20-30 menit pada satu kali pertemuan, selama 12 kali. sebelum
dan sesudah implementasi dilakukan pengecekan tekanan darah terlebih dahulu. Tujuan: Karya ilmiah
ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas intervensi swedish massage terhadap penurunan
tekana darah pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan One
Group pretest-posttest dengan 8 responden. Analisa data menggunakan Paired Sample T-Test. Hasil:
penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara swedish massage dengan penurunan
tekanan darah saat sebelum dan sesudah intervensi (p value = 0,000). Saran: Peneliti
merekomendasikan agar intervensi keperawatan terapi Swedish Massage dapat digunakan sebagai
salah satu cara penanganan hipertensi non farmakologis yang efektif dan efisien di rumah.
Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Swedish Massage

ABSTRACT
Background: One of the most common degenerative diseases affecting the elderly is hypertension.
Many people assume that hypertension is a normal and common thing in the elderly so it does not need
to be overcome. Swedish massage is a form of nursing intervention that serves to reduce blood
pressure to prevent further complications. Implementation is carried out for 20-30 minutes at one
meeting, for 12 times. before and after the implementation of blood pressure checking is done first.
Purpose: This scientific work was made with the aim to determine the effectiveness of Swedish
massage interventions to reduce blood pressure in the elderly. Method: This study used a Quasi
Experiment design with One Group pretest-posttest with 8 respondents. Data analysis uses Paired
Sample T-Test. Results: the study showed a significant effect between Swedish massage with a
decrease in blood pressure before and after the intervention (p value = 0,000). Suggestion:
Researchers recommend that Swedish Massage therapy nursing interventions can be used as an
effective and efficient way of handling non-pharmacological hypertension at home.

Keywords: Hypertension, Elderly, Swedish Massage

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 142


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

PENDAHULUAN Warner, 2014). Lansia pada perkotaan


Menua (aging process) merupakan cenderung memiliki gaya hidup tidak sehat
proses universal yang terjadi pada setiap seperti kurang berolah raga, kurang
manusia dan dimulai dari kelahiran beraktivitas, konsumsi lemak berlebihan,
sampai dengan menjadi tua (Miller,2018). merokok tentunya akan berdampak
Perjalanan proses menua ini merupakan langsung pada sistim kardiovaskular.
proses alami yang mencakup penurunan Kemenkes (2015).
fungsi fisik, psikologis, sosial, dan Yekti (2011), Dampak Lansia yang
spiritual (Touhy , 2018). Individu secara gemar mengkonsumsi makanan asin
progresif akan kehilangan daya tahan memiliki peluang lebih tinggi untuk
terhadap infeksi dan akan semakin terkena hipertensi. Kandungan Natrium
banyak mengalami kemunduran fungsi yang berlebihan dalam bisa menahan air
pada semua organ tubuh (Awoke,Alemu, (retensi) mengakibatkan peningkatan
2015). Kondisi ini mengakibatkan jumlah volume darah, mengakibatkan
munculnya berbagai penyakit degeneratif jantung dipaksa bekerja dengan cepat
pada lansia salah satunya yaitu hipertensi untuk memompa darah yang membuat
(Nugroho,2014 ; A.woke,Alemu, 2015). tekanan dalam darah meningkat dan
Kejadian hipertensi pada lansia saat menyebabkan hipertensi.
ini terus meningkat. Peningkatan ini Jumlah penderita hipertensi didunia
diakibatkan oleh obesitas dan saat ini telah mencapai 1 milyar orang atau
dipengaruhi oleh faktor pola hidup yang 1 dari 4 orang dewasa terkena penyakit
tidak sehat. (Kemenkes, 2015). Sebagian hipertensi. Data BPS Provinsi Jawa Barat
besar lansia masih gemar makanan yang (2017) memprediksi terjadi kenaikan
asin, terutama makanan olahan yang dimana tahun 2017 terdapat 4,16 juta
mengandung banyak lemak jenuh serta penduduk lansia, dan akan mencapai 5,07
tinggi garam. Data WHO (2010), wilayah juta jiwa atau 10,04 % dari total penduduk
perkotaan cenderung mempromosikan di tahun 2021. Kota Limo Depok
gaya hidup yang tidak sehat seperti merupakan salah satu wilayah perkotaan
kemudahan mendapatkan makanan yang Jawa Barat yang mengalami peningkatan
cepat saji (junk food atau fast food) dan pertumbuhan jumlah penduduk lansia.
olahan, adanya perilaku kesehatan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
cenderung berisiko seperti merokok dan tahun 2018 meperlihatkan bahwa angka
penyalahgunaan alkohol dan zat – zat kejadian hipertensi se-Indonesia sebanyak
narkotika lainnya (Allender, Rector dan 34,1%. Jumlah ini mengalami peningkatan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 143


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

dari tahun 2013 dengan angka kejadian Berbagai upaya penanggulangan


hipertensi 25,8%. Data Dinkes Depok penyakit hipertesi sudah dilakukan oleh
tahun 2017 dari pengukuran tekan darah pemerintah melalui kerjasama dalam lintas
penduduk > 18 tahun didapatkan bahwa sector diantaranya yaitu program
jumlah penderita hipertensi sebesar 4,55%, pengendalian penyakit Hipertensi melalui
laki-laki berjumlah 4,88% sedangkan program Poli Penyakit Tidak Menular
perempuan berjumlah 3,94%. Hasil untuk (PTM) di seluruh Puskesmas di Indonesia,
Kecamatan Limo didapatkan penderita Pos Pelayanan Teradu (Posyandu) Lanjut
hipertensi sebanyak 570 orang dengan Usia dan Pos Pembinaan Terpadu
presentase 1,39%, laki-laki sebanyak 286 (Posbindu) yang merupakan suatu wadah
orang dengan presentase 2,3% sedangkan pelayanan kesehatan bersumber daya
perempuan sebanyak 284 dengan masyarakat (UKBM) dengan berfokus
presentase 0,99%. Laporan penderita pada lansia melalui upaya promotif dan
hipertensi di Puskesmas Limo pada tahun preventif. Bentuk pelayanan yang lain
2018 didapatkan bahwa jumlah penderita yaitu program CERDIK, dimana
hipertensi sebanyak 460 orang, laki-laki masyarakat diajak untuk melakukan Cek
sebanyak 115 orang dan perempuan kesehatan secara rutin, Enyahkan asap
sebanyak 345 orang. Di RW 02 Kelurahan rokok dan polusi udara lainnya, Rajin
Limo total penderita hipertensi pada tahun aktivitas fisik, Diet sehat, Istirahat cukup
2018 berjumlah 79 orang, dengan 36 orang dan Kendalikan stress. (Direktorat BUKD
laki-laki, dan 43 orang perempuan. Kemenkes RI, 2015).
Masyarakat sering menganggap Perawat merupakan salah satu tenaga
hipertensi pada lansia adalah hal yang kesehatan yang berada pada garda terdepan
wajar dan tidak perlu pengobatan. dalam pelayanan kesehatan masyarakat
Asumsi itu tidak benar karena harus berkontribusi untuk menciptakan
hipertensi apabila tidak diobati dapat lingkungan fisik, sosial, politik, dan
menyebabkan berbagai komplikasi ekonomi yang suportif dan berkelanjutan
diantaranya yaitu penyakit jantung, (Allender, Rector dan Warner, 2014).
stroke Bahkan penurunan kesadaran atau Sejalan dengan Schim et al. (2006) dimana
koma yang yang akan menpersulit peran perawat sebagai penyedia layanan
pengobatannya. Namun hipertensi pada kesehatan dan advokat sangat dibutuhkan
lansia akan lebih mudah diobati apabila bagi keluarga di wilayah perkotaan.
tidak disertai komplikasi atau penyakit Terapi masase merupakan intervensi
penyerta. (Budi darmono, 2015). dengan teknik pijatan yang dapat

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 144


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

menimbulkan kondisi relaksasi pada fisik 01/02 Kelurahan Limo, didapatkan hasil
dan mental (Hajbaghery, Abasi dan bahwa dari 10 lansia yang melakukan
Behestabad, 2012). Shresta, Patricia dan pemeriksaan tekanan darah terdapat 8
Devkota (2013); Erol, Ertung dan Ozturk, lansia yang menderita hipertensi dan 2
(2014), Terapi masase merupakan salah lansia lainnya tidak mengalami hipertensi.
satu bentuk komunikasi non verbal dengan 5 dari 8 lansia berjenis kelamin perempuan
“sentuhan” yang dapat mendukung proses dan 3 dari 8 lansia berjenis kelamin laki-
komunikasi antara perawat dan lansia laki.
Swedish masaage merupakan salah
satu terapi yang dapat menurunkan METODE PENELITIAN
tekanan darah sistolik (TDS) secara Penelitian ini merupakan penelitian
signifikan 12 mmHg dan penurunan Quasi Eksperimen dengan One Group
tekanan darah diastolik (TDD) sebesar 5 pretest-posttest. Sampel dalam penelitian
mmHg. (Supa’at, dkk (2013). Hasil ini berjumlah 8 Lansia yang menderita
penelitian Mohebbi (2014), Pijat (massage) hipertensi. Teknik pengambilan sampel
adalah Terapi non farmakologi yang yang yang digunakan adalah randomized control
efektif digunakan untuk mengurangi TD trial. Kriteria inklusi meliputi klien
sistolik dan diastolik pada penderita bersedia menjadi responden, klien dengan
hipertensi. Pernyataan tersebut didukung hipertensi ringan dan sedang dimana
Hasil penelitian Mina Jouzi (2016), dan tekanan sistol 140-159 mmHg dan diastol
Khaledifar, Nasiri, Khaledifar, & 90-100 mmHg, dan tidak memiliki
Khaledifar, (2017), Massage therapy komplikasi penyakit lain.
adalah memanipulasi jaringan lunak dan Kriteria eksklusi meliputi klien tidak
otot-otot pada tangan atau kaki dengan memiliki masalah hipertensi, klien yang
tujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengkonsumsi obat antihipertensi.
menstimulus aktivasi parasimpatis dan Prosedur tindakan dalam penelitian adalah
meningkatkan pelepasan hormon, endorfin responden yang telah terpilih menjadi
sehingga menyebabkan penurunan denyut sample diberikan pengarahan terlebih
jantung, tekanan darah, dan pernapasan, , dahulu tentang tindakan swedish massage
dan penurunan tingkat stress. terapy setelah memahami kemudian
Hasil dari studi pendahuluan yang diberikan inform concent untuk
dilakukan pada tanggal 9 Maret 2019 ditandatangi sebagai pernyataan setuju.
dengan memeriksa tekanan darah pada Tindakan selanjutnya adalah mengukur
pada lansia laki-laki dan perempuan di RT tekanan darah dan melakukan pengkajian

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 145


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

informasi seperti alamat, umur, berat Wilayah Puskesmas Limo Depok..


badan, tinggi badan, dan kegiatan sehari- Kegiatan pengambilan data dilakukan pada
hari. bulan February sampai dengan April 2019.
Peneliti melakukan pretest Hasil pengukuran terhadap dua
(pengukuran tekanan darah) pada kelompok tekanan darah sebelum dan
responden sebelum dilakukan intervensi, sesudah intervensi dianalisis menggunakan
selanjutnya Peneliti melakukan Terapi Sample Paired T-Test dengan hasil p value
Swedish Massage dengan 4 gerakan pijatan 0,000. Hal ini menunjukkan adanya
yaitu effleurage (storking), petrissage perbedaan yang signifikan antara hasil
(kneading), fiction (rubbing) dan pengukuran tekanan darah sistolik dan
tapotement (tapping). Durasi pertemuan diastolik sebelum dan sesudah dilakukan
rata-rata 20-30 menit untuk satu kali terapi swedish massage terapy.
pertemuan. dengan frekuensi pertemuan 3
kali dalam seminggu. HASIL PENELITIAN
Setiap kali setelah dilakukan Hasil penelitian berdasarkan hasil
tindakan intervensi swedish massage pengukuran sebelum dan sesudah
peneliti melakukan post test dengan cara Intervensi, dapat dilihat pada tabel berikut
mengukur tekanan darah kembali. ini :
Penelitian ini dilakukan pada lansia di
Tabel 1.
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum dan Sesudah
Terapi Swedish Massage pada Keluarga
No variable Mean Median Min-maks Std Deviasi
1 TD Sistolik
sebelum terapi 144.83 145.00 143-146 1.169

2 TD Sistolik
sesudah terapi 135.83 136.50 81-87 0.983

3 TD diastolik
sebelum terapi 92.67 93.00 90-95 1.633

4 TD diastolik
sesudah terapi 84.83 85.00 81-87 2.041

Tabel 1 merupakan nilai rincian tiap sesudah pemberian terapi Terapi Swedish
hasil pengukuran tekanan darah sistolik Massage. Hasil penelitian ini dapat dilihat
dan diastolik yang dilakukan sebelum dan bahwa hasil rerata (mean) dari TD Sistolik

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 146


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

sebelum terapi yaitu 144.83 dengan standar diastolik sesudah terapi yaitu 84.83 dengan
deviasi sebesar 1.169; nilai mean TD standar deviasi sebesar 2.041. Menurut
sistolik setelah terapi 135.83 dengan tabel diatas, data yang paling beragam
standar deviasinya yaitu 0.983; nilai mean terdapat pada tekanan darah sistolik
TD diastolik sebelum terapi 92.67 dan sesudah terapi dilihat dari besaran standar
standar deviasinya 1.633; dan mean TD deviasinya.

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pengaruh Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sebelum dan Sesudah Terapi Swedish Massage
No Indikator Mean 95% CI T P value (sig. 2 – tailed)

1 TD Sistolik
sebelum - sesudah 9.000 8.061-9.939 24.648 0.000
terapi
2 TD Diastolik
sebelum -sesudah 7.833 7.043-8.623 25.489 0.000
terapi

Tabel 2 Distribusi Frekuensi pengaruh yang signifikan antara terapi


Pengaruh Tekanan Darah Sistolik dan Swedish Massage terhadap penurunan
Diastolik Sebelum dan Sesudah pada (n=8) tekanan darah baik sistolik maupun
Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis data diastolic.
yang dilakukan terhadap dua kelompok
hasil pengukuran tekanan darah didapatkan PEMBAHASAN
bahwa p value sebesar 0,000. Nilai p value Swedish Massage therapy
lebih kecil dari tingkat kesalahan (0,000 < merupakan suatu gerakan yang berfungsi
0,05) maka dapat disimpulkan terdapat memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot
perbedaan yang signifikan antara hasil pada tangan atau kaki sehingga akan
pengukuran tekanan darah sistolik dan meningkatkan sirkulasi darah menjadi
diastolik saat sebelum dan sesudah adekwat, menstimulus aktivasi
dilakukan terapi Swedish Massage. parasimpatis dan meningkatkan pelepasan
Hal ini berarti terdapat pengaruh hormon, endorfin sehingga menyebabkan
terapi Swedish Massage dalam terhadap penurunan denyut jantung, tekanan darah,
penurunan tekanan darah sistolik dan dan pernapasan, , dan penurunan tingkat
diastolic. Pada derajat kepercayaan 95% stress. (Mina Jouzi , 2016), dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat (Khaledifar, Nasiri, Khaledifar, &

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 147


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

Khaledifar, 2017). Beberapa penelitian system kardiovaskular dimana


yang lain menunjukan bahwa Swedish hipertensinya menjadi salah satu
masaage efektif menurunkan tekanan pencetusnya. Terapi ini tentunya tidak
darah diantaranya yaitu Supa’at, dkk dapat mencapai hasil yang optimal apabila
(2013) , menunjukkan penurunan tekanan berdiri sendiri, sehingga perlu adanya
darah sistolik (TDS) secara signifikan modifikasi dan penambahan intervensi
dengan jumlah pengurangan 12 mmHg dan keperawatan lainnya.
penurunan tekanan darah diastolik (TDD)
secara signifikan dengan pengurangan 5 KESIMPULAN DAN SARAN
mmHg. Kesimpulan
Hasil penelitian yang lain oleh Berdasarkan uraian pembahasan
Mohebbi et al., (2014) dan Givi (2016) diatas, maka dapat disimpulkan :
dimana Swedish Messase terbukti 1. Terapy Swedish Massage merupakan
siginifican dapat menurunkan tekanan terapi komplementer yang efektif,
darah systole dan diastole denga nilai p mudah diaplikasikan, dan aman untuk
value < 0,001. Penelitian yang yang lain Lansia dengan hipertensi
oleh Adawiyah, dkk (2017) terlihat bahwa 2. Implementasi dari intervensi Swedish
sesudah dilakukan terapi Swedish massage Massage dalam dilakukan selama 12
dari 20 responden terdapat 10 responden sesi dalam waktu 6 minggu dengan
mengalami hipertensi ringan, 6 responden durasi setiap sesinya 20 menit Seluruh
mengalami tekanan darah normal tinggi, 2 responden
responden mengalami hipertensi sedang, 3. Evaluasi terhadap intervensi unggulan
dan 2 responden mengalami tekanan darah ini menunjukkan adanya penurunan
normal. Dimana rata-rata perubahan tekanan darah terapi Swedish massage
tekanan darah pada setiap responden menunjukkan rata-rata penurunan
sesudah diberikan terapi Swedish massage tekanan darah sistolik (TDS) sebesar 9
sebesar 5 mmHg. mmHg.
Berdasarkan analisis yang telah 4. Setelah dilakukan terapi Swedish
dijelaskan di atas, dapat menunjukkan massage menunjukkan rata-rata
bahwa intervensi keperawatan intervensi penurunan tekanan darah diastolik
terapy Swedish Massage merupakan terapi (TDD) sebesar 7-12 mmHg.
komplementer yang dinilai efektif, mudah 5. Dukungan keluarga dalam melakukan
diaplikasikan, dan aman untuk terapi Swedish massage tersebut
menurunkan risiko kerusakan fungsi ternyata mampu meningkatkan tingkat

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 148


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

kemandirian keluarga dari awal (evidence) terapi Swedish massage


pengkajian berada pada KM 1 menjadi bagi lansia dengan hipertensi untuk
KM 4 pada akhir imtervensi. mahasiswa/i keperawatan dan perawat,
Saran 3. Bagi keluarga dan masyarakat,
1. Terapi Swedish massage ini diharapkan diharapkan intervensi keperawatan
dapat memberikan kontribusi perawat terapi Swedish Massage dapat
pada aplikasi pelayanan keperawatan di digunakan sebagai salah satu cara
Puskesmas terutama untuk kegiatan penanganan hipertensi non
perkesmas bagi perawat dalam setting farmakologis yang efektif dan efisien
keluarga. di rumah.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bukti ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R, dkk. (2017). Pengaruh Terapi Pijat Swedia Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Pasien Lansia Dengan Hipertensi Di Balai Sosial Lanjut Usia
“Mandalika” NTB. Vol.3 No. 1 Maret - Juni 2017.
Allender, J.A., Rector, C., Warner, K.D. (2014). Community and Public Health Nursing:
Promoting the Public’s Health.(8th, ed). Philadelphia: Lippincot William dan
Wilkins
American College of Cardiology. (2017). 2017 Guidelines for the Prevention, Detection,
Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. Retrieved from
ACC.org/GMSHBP
Awoke. A. Awoke.T.Alemu.S., & Megabiaw,B. (2015).Prevalence and associated factors of
hipertention among a dult in Gondar. Northwest Ethiopia : Community based cross –
sectional study.2-7
Badan Pusat Statistika. (2017). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Statistik Penduduk Lanjut
Usia, 1–288. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Budi Darmojo.(2015). Gerontologi dan Pengantar Geriatri : Buku Ajar Geriatri. Edisis
5.Jakarta : FKUI.
Berman, A., Snyder, S. J., & Frandsen, G. (2016). Fundamentals of Nursing: 12 Concepts,
Process, and Practice (10 ed.). New Jersey: Pearson Education Inc.
Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.
Complementary and Alternative Medicine. Vol (2013), Article ID 171852, 8
pages. Alamat Link; http://dx.doi.org/10.1155/2013/171852
Dinas Kesehatan Depok. 2018. Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2017. Diakses tanggal
13 Mei 2019. http://www.depkes.go.id/resources/ download/profil/PROFIL_KAB_
KOTA2017/3276_Jabar_Kota_Depok_2017.pdf

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 149


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Ritanti,¹ Darnis Arneta Sari²

Field, T. (2016). Massage Therapy Research Review. Journal Complement Therapy


Clinical Practic, 24(8), 19-31, doi:10.1016/j.ctcp.2016.04.00
Givi, M., Sadeghi, M., Garakyaraghi, M., Eshghinezhad, A., Moeini, M., &
Ghasempour, Z. (2018). Long-term effect of massage therapy on blood pressure in
prehypertensive women. Journal of Education and Health Promotion, 7(1).
doi:http://remotelib.ui.ac.id:2090/10. 4 103/jehp.jehp_88_16
Kemenkes (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Kemenkes RI. (2012). Masalah Hipertensi diIndonesia. Diakses tanggal 14 Mei 2019.
http://www.depkes.go.id/article/print/1909/masalah-hipertensi-di-indonesia.html
Kemenkes (2015) . Pedoman pengendalian Hipertensi. Jakarta
Kemenkes RI. (2016). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI: Situasi
Lanjut Usia di Indonesia 2016. Kementerian Kesehatan RI. ISSN: 13 2442-
7659
Kemenkes (2017) . Populasi lansia diperkirakan terus meningkat sampai 2020.
Khaledifar, A., Nasiri, M., Khaledifar, B., & Khaledifar, A. (2017). The effect of
reflexotherapy and massage therapy on vital signs and stress before coronary
angiography : An open-label clinical trial Abstract Original Article, 13(2), 50–55
Miller Carol A. (2018), Nursing for Wellness in Older Adults Edition 8, revised Wolters
Kluwer Law & Business
Mohebbi, Z., Moghadasi, M., Homayouni, K., Nikou, H. M. (2014). The Effect of Back
Massage on Blood Pressure in the Patients with Hypertension: A Randomized
Clinical Trial. International Journal of Community Nursing and Midwifery, 2(4),
251- 258
Nugroho. (2014). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC
Riskesdas. (2017). Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan
RI Tahun (2017). Diakses taggal 11 Mei 2019. http://www.depkes.go.id/resources/
download/pusdatin/lain-lain/Analisis %20Lansia%20Indonesia%202017. pdf
Riskesdas. (2018). Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan
RI Tahun (2018). Diakses taggal 13 Mei 2019. http://www.depkes.go.id/resources/
download/info- terkini/materi rakorpop_2018/Hasil%20
Riskesdas%202018.pdf?opwvc=1

Seng, L.,Seow,E., Subramaniam, M., Abidin, E., Vaingankar, J.A., & Chong, S.A (2015)
Jounal of gerontology & geriatrics Hipertention and its associated risk among
Singapure elderly residential population, 6.
hhtps://doi.org/10.1016/j.jcgg.2015.05.002
Supa’at I, Zakaria Z, Maskon O, Aminuddin A, Nordin NAMM. (2013). Effects of
Swedish Massage Therapy on Blood Pressure, Heart rate, and Inflammatory Markers
in Hypertensive Women. Evidence- Based
Touhy, T. A., Jett, K.F.J. (2018). Ebersole and Hess’ Gerontological Nursing &
Healthy Aging, Fifth edittion St.Louis. Missouri : Elsevier Mosby
Yekti, S. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: PT. Andi offset.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 150

Anda mungkin juga menyukai