BENGKEL HIPERTENSI :
BIDANG KEGIATAN
Diusulkan oleh :
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul.......................................................................................i
Halaman pengsahan..............................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................iii
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan...................................................................................................2
3. Manfaat.................................................................................................2
GAGASAN...........................................................................................................3
KESIMPULAN...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
iii
iv
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak
dapat ditularkan dari satu individu ke individu yang lain, diantaranya
adalah hipertensi, stroke, penyakit jantung, dan diabetes (Kementrian
Kesehatan RI, 2015). PTM sampai saat ini masih merupakan sebuah
masalah kesehatan dan penyebab kematian yang menjadi ancaman di
Indonesia, bahkan dunia. Menurut World Health Organization (2018),
sebesar 71% penyebab kematian di dunia adalah PTM. Di Indonesia
sendiri, persentase kematian yang disebabkan oleh PTM juga terus
meningkat. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
1995, SKRT tahun 2001, dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, melaporkan bahwa persentase kematian yang disebabkan penyakit
tidak menular sebesar (41,7%), (49,9%), (59,5%), dan berdasarkan data
yang tercatat pada Sistem Registrasi Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan tahun 2014 persentasi kematian akibat PTM naik menjadi 71%.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menempati urutan teratas
beban PTM secara nasional serta menjadi penyakit paling umum dan
paling banyak diderita masyarakat, dibuktikan dengan data Riskesdas
tahun 2013 dan Riskesdas 2015 bahwa prevalensi hipertensi yang awalnya
25,8% naik menjadi 34,1 %.
1
oleh pola hidup seperti yang telah dijelaskan diatas dan penanganan
hipertensi yang tidak optimal dari pemerintah. Hal tersebut akan menjadi
pintu masuk bagi penyakit jantung, stroke, obesitas, gagal ginjal, serta
komplikasi lainnya. Masalah yang juga terjadi di masyarakat adalah masih
banyak penderita hipertensi yang tidak sadar bahwa mereka menderita
hipertensi, dan mulai sadar ketika telah terjadi komplikasi.
2. Tujuan
3. Manfaat
2
bagi warga yang telah mengidap hipertensi akan mendapatkan
pengobatan awal serta akan terus mendapatkan pengontrolan untuk
menurunkan tekanan darahnya sehingga komplikasi yang dapat
disebabkan oleh hipertensi dapat dicegah. Manfaat untuk negeri dapat
dirasakan dalam jangka waktu panjang, yaitu penurunan angka kejadian
hipertensi dan angka kematian akibat komplikasi hipertensi di Indonesia.
B. GAGASAN
1. Hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak diderita masyarakat.
3
2. Upaya Pemerintah dalam mengendalikan dan mengurangi jumlah
penderita hipertensi di Indonesia.
4
dalam menurunkan angka kejadian hipertensi maka didirikan Bengkel
Hipertensi.
5
Hipertensi pada setiap RT ataupun setiap gabungan beberapa RT
sehingga warga akan lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan.
2) Mengajak dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk ikut
berkontribusi dalam segala aktivitas Bengkel Hipertensi baik saat
melakukaan, edukasi, deteksi dini, pendataan, ataupun pengobatan.
3) Mensosialisasikan Bengkel Hipertensi melalui berbagai platform,
social media, ataupun himbauan langsung pada warga sekitar,
sehingga masyarakat akan tahu bahwa ada wadah bagi mereka
untuk mengatasi penyakit hipertesi.
4) Melakukan deteksi dini/skrining dan pendataan rekam medis
masyarakat sekitar sehingga kedepannya akan lebih mudah untuk
melakukan pemantauan secara menyeluruh.
5) Bersama dokter dan tenaga kesehatan lainnya memberikan edukasi
kepada masyarakat sekitar melalui kelas hipertensi yang
dilaksanakan pada Bengkel Hipertensi sebagai upaya untuk
melakukan pencegahan hipertensi, edukasi yang diberikan
mengenai betapa pentingnya pola hidup sehat dan apa saja gejala-
gejala yang ditimbulkan oleh hipertensi, dan juga edukasi
mengenai penggunaan obat-obatan anti-hipertensi dan tanda-tanda
bahaya dari komplikasi akan diberikan pada keluarga dari
penderita hipertensi, sehingga keluarga akan tahu kapan harus
segera mendatangi bengkel hipertensi atau dapat langsung ke RS
terdekat.
6) Bagi warga yang telah mengidap hipertensi akan terus dikontrol
dan diberikan obat-obatan anti-hipertensi yang tersedia di Bengkel
Hipertensi, sebagai upaya untuk menurunkan tekanan darahnya
sehingga dapat terhindar dari komplikasi yang disebabkan oleh
hipertensi ini.
C. KESIMPULAN
6
hipertensi sekaligus memberikan pengobatan awal bagi masyarakat yang
terdiagnosis menderita hipertensi. Program Bengkel Hipertensi ini akan
dibentuk pada tingkat RT di seluruh Indonesia yang bersifat bebas biaya
sehingga meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berpartisipasi dalam
menurunkan angka kejadian hipertensi di Indonesia.
7
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2014." Hipertensi". Jakarta: Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI. http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf
8
9