Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan

Program Internsip Dokter Indonesia


(PIDI)

LAPORAN PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS
DI PUSKESMAS SUNGAI MALANG

Disusun oleh :
dr. Fitriyani Simangunsong

Pembimbing :
dr. Richard Lawalata
NIP. 19600515 198802 1 003

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)


SUNGAI MALANG

Jalan Negara Dipa RT VII Sungai Malang Amuntai 71418


Mei 2017
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS
DI PUSKESMAS SUNGAI MALANG

PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular saat ini menjadi perhatian yang sangat penting pada sektor
kesehatan masyarakat, karena memiliki predikat sebagai penyebab tingginya angka kesakitan
dan kematian. Berdasarkan Global Status Report on Non-communicable Disease (WHO,
2011), sebanyak 63% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti
penyakit kardiovaskuler, diabetes, kanker, dan penyakit pernafasan, dan 80%-nya terjadi di
negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income). Lebih dari 9 juta kematian
yang disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari
kematian dini tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Penyakit tidak menular merupakan penyakit dengan kasus kematian terbanyak di
wilayah Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. WHO
memperkirakan, secara global, kasus kematian akibat penyakit tidak menular akan meningkat
sebanyak 15% dalam kurun waktu 1 dekade (2010 2020). Peningkatan kasus kematian
tertinggi berada di wilayah Afrika, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur dengan persentase
lebih dari 20%. Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian utama di dunia
adalah penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian atau 48% dari kematian akibat penyakit
tidak menular), kanker (7,6 juta kematian atau 21% dari kematian akibat penyakit tidak
menular), penyakit pernafasan, termasuk asma dan PPOK (4,2 juta kematian), dan diabetes
(1,3 juta kematian). Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan diabetes
terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.
Tingginya angka mortalitas tersebut disebabkan oleh faktor risiko utama, yaitu
peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah seseorang akan meningkatkan risiko
terkena stroke dan penyakit jantung koroner. Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan
suatu keadaan tekanan darah seseorang > 140/90 mmHg. Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu: hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi
primer/esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan telah
mendominasi 95% kasus-kasus hipertensi. Sementara itu, hipertensi sekunder (5%) adalah
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit parenkim ginjal, penyakit
renovaskuler, endokrin, sindrom Cushing, dan hipertensi gestasional. Sebanyak 15-37% dari
populasi dewasa di dunia telah mengalami hipertensi. Data WHO (2011) juga menunjukkan
bahwa hipertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau 12,8% dari total kematian
tahunan.
Berdasarkan data WHO (2011), kasus kematian akibat penyakit tidak menular
tertinggi, salah satunya berada di kawasan Asia Tenggara. Selain dibebani dengan tingginya
angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit tidak menular, negara-negara tersebut juga
masih dibebani dengan kasus penyakit menular. Salah satu negara yang mengalami beban
ganda tersebut adalah Indonesia. Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di
Indonesia untuk semua umur (6,8%), setelah stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%). Selain
itu, hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit tidak menular yang banyak diderita di
Indonesia. Sekitar hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa (26%) menderita
hipertensi dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 29%.
Penderita diabetes mellitus mencapai angka 194 juta jiwa (51%) dari penduduk usia dewasa
dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa.
Menurut Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) pada tahun 2001 menunjukkan
proporsi hipertensi pada pria sebesar 27% dan wanita 29%. Laporan hasil riset kesehatan
dasar berskala nasional (Riskesdas) pada tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional
hipertensi (berdasarkan pengukuran) pada penduduk usia >18 tahun adalah sebesar 29.8%.
Sementara penderita diabetes di Indonesia telah mencapai angka 8.4 juta jiwa pada tahun
2000 dan diperkirakan menjadi sekitar 21.3 juta jiwa pada tahun 2020. Berdasarkan hasil dari
Riskesdas 2007 prevalensi prevalensi hipertensi tertinggi berada di Kalimantan Selatan
(39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%) dan prevalensi tertinggi penderita diabetes
mellitus terdapat di Kalimantan Barat dan Maluku Utara (masing- masing 11,1%), Riau
(10,4%) dan NAD (8,5%). Prevalensi diabetes mellitus terendah terdapat di NTT(1,8%) dan
Papua (1,7%)
Faktor sosial ekonomi, serta adanya perubahan gaya hidup diduga telah menyebabkan
peningkatan besaran kasus-kasus penyakit tidak menular (NCD) di Indonesia, termasuk
dalam hal ini hipertensi, diabetes mellitus dan jantung. Perilaku makan makanan yang tidak
sehat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress serta minimnya aktivitas fisik dan faktor-
faktor resiko lain seperti usia, jenis kelamin dan keturunan (genetik). Melihat faktor-faktor
resiko yang menjadi pemicu terjadinya hipertensi dan diabetes melitus, ada beberapa faktor
yang dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan gaya hidup sehat. Hal ini dapat ditanamkan
kepada masyakat untuk mengurangi angka kematian akibat hipertensi dan diabetes melitus.
Promosi kesehatan berupa penyuluhan adalah suatu cara yang perlu dilakukan.

TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai Hipertensi dan Diabetes Melitus.

Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian Hipertensi dan diabetes melitus
2. Mengetahui faktor resiko penyakit hipertensi dan diabetes melitus
3. Mengetahui gejala awal hipertensi dan diabates melitus
4. Mengetahui cara mencegah dan mengelola penyakit hipertensi dan diabetes melitus
melalui gaya hidup

TEMPAT/WAKTU KEGIATAN/PESERTA
Tempat : Aula Puskesmas Sungai Malang
Waktu Kegiatan : Sabtu, 22 April 2017
Pelaksana : dr. Fitri dan Ibu Rabiatul

SASARAN
Perwakilan ibu-ibu dan kader dari setiap desa cakupan wilayah puskesmas sungai malang

KEGIATAN
Media dan Alat : Power Point dan proyektor
Pembukaan dan pengenalan diri
Menyampaikan materi
Sesi tanya jawab
Penutup
KESIMPULAN
Kesan peserta terhadap penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan diabetes melitus sangat
baik, dapat dilihat dari adanya perhatian saat diberikan penyuluhan serta banyak bertanya saat
diberikan waktu untuk tanya jawab.

SARAN
- Kegiatan penyuluhan sebaiknya dapat selalu dilakukan sesering mungkin di
puskesmas, setiap diadakan pusling dan posyandu.

Anda mungkin juga menyukai