Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
Kesehatan Masyarakat.
2. Seluruh petugas Kelurahan Penggaron Lor yang telah memberikan ijin untuk
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.Akhir kata
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyababnya.
Hipertensi menjadi masalah karena meningkatnya prevalensi, masih banyak
pasien yang belum mendapat pengobatan, maupun yang telah mendapat terapi
tetapi target tekanan darah belum tercapai serta adanya penyakit penyerta dan
komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas (panduan praktik
klinis, 2014).
Sekitar 99% penderita hipertensi dengan penyebab tidak diketahui
dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Pada tahun 2000,
Angka ini terus meningkat, diprediksikan oleh WHO pada tahun 2025 sekitar
29% orang dewasa di seluruh dunia yang menderita hipertensi. (Harianto dan
jawa tengan pada tahun 2009 sebanyak 698.816 kasus, 2010 sebanyak
562.117 kasus, 2011 sebanyak 634.860 kasus, 2012 sebanyak 544.771 kasus,
Kesehatan Kota Semarang tahun 2014, selama tahun 2010 - 2014 grafik kasus
angka tertinggi selama lima tahun tersebut terdapat pada kasus Hipertensi.
Pada tahun 2010 sebanyak 89.412 kasus, 2011 sebanyak 106.977 kasus, 2012
sebanyak 34.202 kasus, 2013 sebanyak 33.440 kasus, 2014 sebanyak 34.956
kali lebih besar terkena congestiveheart failure, dan 3 kali lebih besar terkena
sakit kepala atau pusing. Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak
stroke, atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan perawatan hipertensi yang
Rumusan masalah
Apa saja faktor-faktor yang berpengaruhpada kejadian hipertensi di RW 01
Kelurahan Penggaron Lor, Kecamatan Genuk, Semarang?
Tujuan
Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian hipertensi di RW
1 Kelurahan Penggaron Lor, Kecamatan Genuk, Semarang dengan pendekatan L-
green
Tujuan khusus
Manfaat
Manfaat bagi masyarakat
1.1.1.5. Masyarakat mengetahui mengenai hipertensi
1.1.1.6. Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan
sehat.
1.1.1.7. Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan.
2.1.1 Definisi
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua
tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan
2.1.2 Epidemiologi
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi,
ada 0,1 persen yang minum obat sendiri (Infodatin, 2013). Pada tahun
provinsi Papua sebesar 16,8% yaitu 585.720 jiwa, provinsi Bali 19,9%
yaitu 840.851 jiwa, Provinsi DKI Jakarta 20% yaitu 2.027.006 jiwa,
Provinsi Papua Barat 20,5% yaitu 179.874 jiwa dan Provinsi Riau
42,4% tahun 2011, 49,1% tahun 2012, 50.5% tahun 2013 dan 21.63
2014 kasus hipetensi paling tinggi yaitu sebanyak 423 kasus (DKK
Semarang, 2014).
~
2.1.3 Etiologi
2006).
adalah :
1. Faktor resiko seperti diare dan asupan garam, stress, ras obesitas
merokok, genetik
akhir
2.1.5 Klasifikasi
a. Anamnesis
Dari hasil anamnesis diidapatkan :
2) Gelisah
3) Jantung berdebar-debar
4) Pusing
5) Leher kaku
6) Penglihatan kabur
- Faktor risiko
Kebiasaan merokok
Obesitas
Dislipidemia
Diabetes melitus
b. Pemeriksaan Fisik
dan ronki.
c. Pemeriksaan Penunjang
kreatin
X Ray Thoraks
EKG
Funduskopi
1. Hereditas
(DEPKES, 2006).
2. Jenis kelamin
2007).
3. Usia
4. Obesitas
5. Asupan garam
Merokok
2009).
2.1.8 Penatalaksanaan
elektrokardiogram).
sekunder :
FT3)
alkaliosis metabolik
2.1.10 Komplikasi
mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan
selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi stroke
Pendekatan L-Green
Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010) menjelaskan
bahwa perilaku dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh oleh tiga faktor utama
Dukungan keluarga
Dukungan keluarga sangatlah penting karena keluarga
a. Predisposing Factors
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi
informasi yang cukup, dapat mengubah perilaku kearah yang lebih baik
seperti yang dikemukakan oleh Watson (2003) (Herlinah et al, 2013).
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin
namun rendah serat), dan konsumsi kopi lebih dari 4 gelas sehari
Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang mencakup dalam
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek, sikap belum merupakan suatu tindakan atau
(Notoatmodjo, 2007).
yang baik, maka orang dengan hipertensi akan mempunyai sikap yang positif
terhadap perubahan perilaku yang hidup yang baik (Herlinah et al, 2013).
yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan atau membantu
hormat atau pengahargaan positif untuk orang lain, berupa pujian, persetujuan
orang lain. Keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik, membimbing
Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus atau
Merespon (responding)
Menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan adalah
Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
Bertanggungjawab (responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko.
Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan
tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang
dating dan alasan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan
mereka peroleh dari gagasan tersebut. Apabila dilihat dari tingkat pendidikan,
aspek penyebab berupa kurangnya aktivitas fisik dan pengaruh asap rokok
tetap belum banyak mereka ketahui. Begitu juga dengan upaya pencegahan,
b. Enabling Factors
Ketersediaan Fasilitas
Dukungan instrumental merupakan dukungan yang nyata dan dalam
bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban bagi
2003). Dalam hal ini dukungan yang diberikan oleh kader kesehatan meliputi
serta akses yang didapat dalam upaya praktek pengendalian kesehatan, maka
(Soesanto, 2010).
Keterjangkauan Fasilitas
Akses terhadap pelayanan kesehatan bisa diartikan baik apabila ada
kesehatan, yang dalam hal ini berkaitan dengan aspek geografis, larak
khususnya bagi masyarakat miskin dan tidak kalah pentingnya bahwa aspek
memuaskan dengan tatacara yang etis dan standar yang ditetapkan (Soesanto,
2010).
c. Reinforcing Factors
petugas dari petugas sangatlah besar artinya bagi seseorang dalam melakukan
perawatan hipertensi, sebab petugas adalah yang merawat dan sering
baik, dengan sering berinteraksi akan sangat mempengaruhi rasa percaya dan
menerima kehadiran petugas bagi dirinya, serta motivasi atau dukungan yang
diberikan petugas sangat besar artinya terhadap ketaatan pasien untuk selalu
FAKTOR
REINFORCING
Dukungan keluarga
Dukungan Petugas
Kesehatan
BAB III
METODE KEGIATAN
Metode dan desain
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan metode penelitian
cross sectional.
Populasi dan sampel
Survey pertama
Populasi penelitian
Populasi penelitian pada survey pertama diperoleh malalui data sekunder
kelurahan meliputi seluruh KK yang ada di RW 01 Kelurahan Penggaron Lor,
total seluruh 425 KK. Pengambilan sampel pada survey pertama dilakukan secara
simple rondem samplin.
Kriteria inklusi :
Warga RT 1-4, 6, 7 dan 9 RW I kelurahan Penggaron Lor
Keluarga yang telah tinggal lebih dari 6 bulan di Kelurahan Penggaron Lor
Penyakit 3 bulan terakhir
Kriteria ekslusi :
425 x (1,96)2 x 22
(425- 1) 0,5 2 +1,962x 22
= 53sampel
Survey kedua
Populasi penelitian
Populasi penelitian pada survey pertama diperoleh malalui data sekunder
kelurahan meliputi seluruh KK yang ada di RW 01 Kelurahan Penggaron Lor,
total seluruh 425 KK. Pengambilan sampel pada survey pertama dilakukan secara
simple rondem sampling
Kriteria inklusi :
Warga RT 1-4, 6, 7 dan 9 RW I kelurahan Penggaron Lor
Keluarga yang telah tinggal lebih dari 6 bulan di Kelurahan Penggaron Lor
Penyakit 3 bulan terakhir
Usia pasien >35 tahun
Kriteria ekslusi :
425 x (1,96)2 x 22
= (425- 1) 0,5 2 +1,962x 22
= 53sampel
Pengambilan data
Data primer
Data primer pada penelitian ini menggunakan data yang diambil langsung pada
survey tanggal 21-23 November 2016. Data survey meliputi data kesehatan secara
umum, serta tekanan darah
Data sekunder
Data sekunder pada penelitian ini menggunakan data masalah kesehatan umum
meliputi daftar penyakit yang didapatkan dari puskesmass Bangetayu, kader
kesehatan serta data demografi RW 01dari Kelurahan Penggaron Lor.
Tahapan diagnosis Komunitas
Identitas masalah kesehatan
Identitas masalah dengan pengambilan data melalui data primer berupa quesioner
pada survey terhadap warga RT 1-4, 6, 7 dan 9, RW 1 kelurahan Penggaron Lor,
Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Data sekunder berasal dari data kelurahan.
Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalahmenggunakan metode Hanlon Kualitatifberdasarkan
data hasil survey, kemudian ditentukan urgency, seriously dan growth. Total nilai
dijumlahkan untuk menentukan urutan prioritas masalah.
Analisis Penyebab Masalah Kesehatan
Identifikasi faktor resiko dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada survey
kedua. Kuesioner memuat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
masalah yang diprioritaskan. Data yang terkumpul dari hasil kuesioner kemudian
diolah dengan menggunakan SPSS untuk melihat faktor penyebab yang memiliki
prosentase tertinggi terhadap masalah yang diprioritaskan. Pada penelitian ini
prosentase faktor penyebab yang dianggap menjadi masalah adalah jika dari hasil
kuesioner pada Pengetahuan dan tindakan tersebut memiliki bobot persentasi 55
%. Sedangkan pada Sikap prosentase faktor penyebab yang dianggap menjadi
masalah adalah jika hasil kuesioner pada Sikap tersebut memiliki bobot persentasi
52 % Kemudian disusun program-program untuk menangani faktor penyebab
yang memenuhi prosentase tersebut (Narimawati, 2010).
Alternatif Penyelesaian Masalah
Identifikasi factor risiko dengan konsep L-green. Dilakukan penyusunan
kuesioner berdasarkan konsep L-Green.
Data yang terkumpul dari hasil survey kedua kemudian dianalisa untuk
menentukan prioritas factor risiko hipertensi yang kemudian disusun program-
program untuk menangani factor risiko yang diprioritaskan.
Setelah menyusun beberapa program yang dapat dikerjakan dengan melihat
situasi, kondisi, waktu, serta dana yang disesuaikan dengan prioritas factor risiko
hipertensi dilakukan pengambilan keputusan bersama melalui Musyawarah
Masyarakat Kelurahan (MMK). MMK tersebut dihadiri oleh Lurah Kelurahan
Penggaron Lor, Kepala Puskesmas Bangetayu, Ketua RW I, Ketua RT I-VII, kader
kesehatan, pembimbing, tokoh masyarakat, tokoh agama, bidan, survailan, karang
taruna, dosen FK UNISSULA.Menindak lanjuti hasil keputusan dari MMK,
dibuat plan of action (POA) melalui koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.
Pelaksanaan POA melibatkan kerjasama dengan masyarakat Kelurahan Penggaron
Lor RT I-VII RW I.
Penyelesaian Masalah
Menindaklanjuti hasil keputusan dari MMK, dibuat plan of
BAB IV
Hasil
Gambaran Umum Lokasi Kegiatan
Lokasi kelurahan Penggaron Lor merupakan kelurahan binaan yang digunakan
oleh Kepaniteraan FK UNISSULA untuk dilakukan penelitian. Kelompok kami
melakukan survei 2 kali di RW I yang terdiri dari RT 1-4, 6, 7 dan 9. Lokasi
kegiatan berjarak 5 km dari kampus UNISSULA.Untuk mencapai lokasi
tersebut membutuhkan waktu 15 menit. Jalur sepanjang kelurahan tersebut
sudah di paving seluruhnya sehingga jalan untuk menuju tempat lokasi dapat di
tempuh dengan mudah. Kelompok kami dibagi rata dalam pengambilan data
disetiap RT.
Kependudukan Kelurahan Penggaron Lor RW 01
- Jumlah Penduduk : 1639 jiwa
- Penduduk laki-laki : 907 jiwa
- Penduduk Perempuan : 732 jiwa
- Jumlah KK : 425 KK
Pelayanan kesehatan di Puskesmas Bangetayu
- Jumlah dokter : 4 dokter
- Jumlah perawat : 7 perawat
- Jumlah bidan : 6 bidan
- Jumlah kader : 7 kader aktif
- Puskesmas pembantu : 1 (Pustu Karangroto)
- Posyandu : 7 Posyandu
Batas Wilayah Kelurahan Penggaron Lor
- Utara : Kudu
- Timur : Wringin Jajar, Demak
- Selatan : Penggaron Kidul, Pedurungan
- Barat : Sembungharjo
- Luas Wilayah : 162.174 Ha
Hasil Survey
- Jumlah Kelurahan : 1
- Jumlah RW : 1
- Jumlah RT : 7
- Mata pencaharian penduduk : Karyawan swasta
- Pendidikan penduduk : SMA/SMK
- Pendapatan penduduk : >= 1.020.000 rupiah
Daftar masalah
ISPA
Hipertensi
Urtikaria
Dispepsia
LBP
Osteoartitis
Typhoid
DM
MP ASI
Tidak menggunakan BPJS
PRIORITAS MASALAH
Dalam identifikasi masalah ditemukan beberapa masalah. Tidak semua masalah
akan dipecahkan karena terbatasnya dana, waktu, dan sumber daya, karena itu
diperlukan prioritas masalah yang akan dipecahkan dengan menggunakan metode
Hanlon Kualitatif dengan 3 kelompok kriteria:
Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)
Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus
ISPA
Hipertensi
Urtikaria
Dispepsia
LBP
Osteoartitis
Typhoid
DM
MP ASI
Tidak menggunakan BPJS
Tabel 4.1 Kriteria Urgency
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TH (+)
1
+
+
-
+
+
-
+
+
+
7
2
-
+
+
+
+
+
+
+
7
3
-
+
+
-
+
+
+
5
4
+
+
-
+
+
+
5
5
+
+
+
+
+
5
6
-
+
+
+
3
7
+
+
+
3
8
+
+
2
9
+
1
10
0
TV (-)
0
0
1
2
0
0
4
1
0
0
TH (+)
7
7
5
5
5
3
3
2
1
0
TOTAL
7
7
6
7
5
3
7
3
1
0
-
+
+
+
-
-
-
+
-
4
2
+
+
+
+
+
-
+
+
7
3
-
-
-
-
-
-
-
0
4
-
-
-
-
-
-
0
5
+
-
-
+
+
3
6
-
-
-
-
0
7
-
-
-
0
8
+
+
2
9
+
1
10
0
TV (-)
0
1
0
1
2
3
5
7
4
5
TH (+)
4
7
0
0
3
0
0
2
1
0
TOTAL
4
8
0
1
5
3
5
9
5
5
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TH (+)
1
-
+
+
+
+
+
+
+
+
8
2
+
+
+
+
+
-
+
+
7
3
-
-
-
+
-
-
1
4
+
-
-
-
-
-
1
5
+
-
+
-
-
2
6
-
-
-
-
0
7
+
+
+
3
8
-
-
0
9
-
0
10
0
TV (-)
0
1
1
1
2
5
3
4
5
6
TH (+)
8
7
1
1
2
0
3
0
0
0
TOTAL
8
8
2
2
4
5
6
4
5
6
Tabel 4.4 Urutan Prioritas Masalah
dan hanya 37,6% warga yang mengetahui bahwa makanan asin juga
2. Faktor Enabling
3. Faktor Reinforsing
sebesar 41.9%
4. Faktor perilaku
Selalumengontroltekanandarahsecararutin 8 8.6
Minumobat anti hipertensijikatekanandarahtinggi 14 15.1
Meluangkanwaktuistirahatwalaupunpekerjaanmenumpuk 51 54.8
Berolahragasecarateraturuntukmengontroltekanandarah 32 34.4
Merokoksetiaphari 61 60.2
Memilikikebiasaanmakan-makanan yang asin 56 59.1
Mengontrolemosijikasedangmarahataubanyakfikiran 67 72.0
Mengkonsumsi kopi setiaphari 48 51.6
Tidak pergi ke YANKES saattimbulgejala 31 33.3
Membatasiasupangula, garam, danlemak 60 64.5
Minumobat anti hipertensisecarateratur 54 58.1
Faktor lingkungan
Perokok Aktif
frekuensi
Persentil
Ya
Tidak
63
30
67,7
32.3
Total
93
100.0
Faktor predisposisi :
Hipertensi dapat menyebabkan stroke (43%)
Merokok merupakan faktor yang menyebabkan hipertensi(37,6%)
skema
Makanan yang asin dapat perilakuhipertensi(37,6%)
menyebabkan terhadap hipertensi menurut L-green
Perilaku Penderita
Selalu mengontrol tekanan darah secara rutin (8,6%)
Berolahraga secara teratur untuk mengontrol tekanan darah (34,
Merokok setiap hari (39,8%)
Memiliki kebiasaan makan-makanan yang asin (40,9%)
Tidak pergi ke YANKES saat timbul gejala (33,3%)
Faktor reinforsing :
Faktor enabling
Faktor lingkungan
Penyuluhan hipertensi (31,2%)
Berinteraksi dengan Perokok aktif (67,7%)
Analisa dan Pembahasan
Faktor Predisposisi
Pengetahuan bahwa hipertensi dapat menyebabkan stroke masih kurang
Sedikit warga (43%) yang menjawab setuju bahwa hipertensi dapat menyebabkan
stroke. Kebanyakan warga belum mengetahui komplikasi dari hipertensi.
Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan
komplikasi, seperti stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan
kerusakan ginjal (panduan praktik klinis, 2014).
Hipertensi merupakan faktor utama stroke yang paling
2004).
(Depkes,2007).
Faktor Enabling
kurangnya penyuluhan hipertensi di pelayanan kesehatan primer
Sedikit warga (31,2%) yang mendapatkan penyuluhan mengenai
darahnya tinggi mereka hanya diberi tahu kalau tekanan darahnya tinggi
dan hanya diberi obat penurun tekanan darah saja. Mereka tidak diberi
Faktor Perilaku
Perilaku warga yang belum mengontrol tekanan darahnya secara rutin
Ditinjau dari upaya pencegahan hipertensi diketahui masih banyak
yang kurang yaitu hanya 8,6% warga yang selalu mengontrol tekanan darah
secara rutin satu bulan sekali. Sebagian warga hanya mengontrol tekanan
darahnya hanya jika mereka berobat saja. Jadi sebagian besar warga di kelurahan
penggaron lor mempunyai upaya pencegahan hipertensi yang masih kurang.
Menurut Mustaida (2000), terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
penderita hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah. Peningkatan
pengetahuan penderita hipertensi tentang penyakit akan mengarah pada
kemajuan berpikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik sehingga
berpengaruh dalam terkontrolnya tekanan darah.
Menurut viera, et al (2008), peningkatan pengetahuan tentang
hipertensi berbanding lurus terhadap upaya pencegahan hipertensi. Dimana
kurangnya pengetahuan tentang hipertensi menunjukkan berkurangnya juga
perilaku pasien untuk mengontrol tekanan darahnya secara rutin sebagai salah satu
bentuk upaya pengendalian tekanan darah.
4.5.3.2 Perilaku warga yang tidak berolahraga secara teratur untuk
mengontrol tekanan darahnya
Sedikit warga (34,4%) yang selalu berolahraga secara
2009).
yang melakukan aktivitas fisik. Olah raga yang baik dan dapat
makanan yang asin atau tinggi garam yaitu lebih dari 1 sendok teh
hipertensi adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh (Anggraini
dkk.,2009).
2013).
PELAKSANAAN MMK
kesehatan
6.2 Kepanitiaan
Vonny Andira
Fadhila Kusuma P
Taura Avensia
Dewi Ajeng R
Brillianti Novi
M Nur Tjahya
Tri Umi MD
Eka Ria M
masyarakat)
6.4 Pemateri
6.6 Pelaksanaan
Suci Al Quran oleh M Nur Tjahya dan sari tilawah oleh Tri Umi, dilanjutkan
2. Jalan sehat
dini dari gejala (penyuluhan) dan demonstrasi cara pengolahan herbal untuk
Waktu
Indikator
No Masalah Intervensi Sasaran yang Pelaks
Keberhasilan
diperlukan
1. Tensi
warga
2.
Penyuluhan
mengenai
hipertensi
(definisi, Paham mengenai
Penderita
etiologi, faktor resiko
hipertensi,
Pengetahuan faktor hipertensi, gejala, Minggu, 27 Dokter
01.0 keluarga
tentang resiko, komplikasi,pencegahan November muda F
0 dan
hipertensi gejala, hipertensi, makanaan 2016 UNISS
masyaraka
komplikasi, dan jumlah yang boleh
t
pencegahan d konsumsi
hipertensi,
makanan
dan jumlah
yg boleh
dikonsumsi)
Penderita
Kurangnya Jalan sehat hipertensi,
Minggu, 27 Dokter
aktifitas fisik dan olahraga min. 3x keluarga
2 November muda F
(jarang pembagian seminggu, @30menit dan
2016 UNISS
olahraga) door prize masyaraka
t
2.
Pembagian
jus timun
3.
Pembagian
1 ikat
seledri
sebagai obat
herbal yang
dapat
menurunka
n tekanan
darah
3. Dan pemeriksaan
rutin tekanan darah
-
BAB VII
PELAKSANAAN INTERVENSI
pembagian doorprize.
7.1.2 Kepanitiaan
Vonny Andira
Fadhila Kusuma P
Taura Avensia
Dewi Ajeng R
Brillianti Novi
Tri Umi MD
Eka Ria M
7.1.4 Pemateri
dengan post test, pada pesrta yang mendapat score 100 peserta
orang.
7. 10.30 Penutupan MC MC : m
BAB VIII
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil survey kesehatan di RW I Kelurahan Penggaron Lor, Kecamatan
Genuk, Kota Semarang, didapatkan 4 faktor yang mempengaruhi penyakit TB Paru yaitu
faktor presidposisi, faktor enabling, perilaku penderita, faktor lingkungan.
Faktor predisposisi pada kejadian penyakit Hipertensi di RW 01 Kelurahan Penggaron Lor
yaitu pengetahuan yang kurang mengenai penyakit hipertensi.
Faktor enabling pada kejadian penyakit Hipertensidi RW 01Kelurahan Penggaron Lor yaitu
kurang adanya penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.
Faktor perilaku penderita pada kejadian penyakit Hipertensi di RW 01 Kelurahan Penggaron
Lor yaitu :
Kurangnya mengontrol tekanan darah secara rutin.
Kurangnya kesadaran untuk minum obat anti hipertensi jika tekanan darah tinggi
Kurangnya berolahraga secra teratur untuk mengontol tekanan darah
Merokok setiap hari
Memiliki kebiasaan amakan-makanan yang asin
Tidak segera pergi ke pelayanan kesehatan saat timbul gejala
Faktor lingkungan pada kejadian penyakit hipertensi di RW 01 Kelurahan Penggaron Lor
yaitu banyak warga yang beribteraksi dengan perokok aktif.
Saran
Perlu adanya kerjasama dan realisasi program antara masyarakat dan pihak yang terkait
(kader kesehatan dan Tenaga Kesehatan) dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
yang berkaitan dengan angka kejadian Hipertensi dalam hal meningkatkan pengetahuan
tentang penyakit Hipertensi, pengobatan dan pencegahan sehingga dapat menurunkan angka
kejadian Hiperensi di wilayah RW I Kelurahan Penggaron Lor.
Untuk Mahasiswa
Perlu di lakukan penelitian lebih lanjut mengenai Hipertensi, karena keterbatasan waktu
peneliti dan perlu diadakan survei lanjutan yang lebih mengarah ke masalah yang ada di
Kelurahan Penggaron Lor
Untuk Masyarakat
Perlu ditingkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan untuk rajin mengontrol tekanan
darah.
Perlu pengawasan lebih intensif dari kader dan tenaga kesehatan terkait dengan perilaku dan
sikap masyarakat mengenai pencegahan Hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Survey 1
Sie. Perkap
Menata tikar MMK
Menyediakan alat:
-Proyektor (1 buah) - Layar (1 buah)
-Pointer (1 buah)- Laptop rifky nury, ardila
- Microphone (2 buah) - Lampu penerangan
- Sound system - Genset
Sie. Konsumsi mengambil konsumsi MMK
Sie. lain yang tidak sibuk membantu Sie.Perkap
Tempat : HALAMAN MUSHOLA RT 2 RW 2 KELURAHAN PENGGARON LOR
2
17.00 17.45
Briefing
Sie.Acara
Sie. Acara
- menjelaskan susunan Acara MMK dan jobdesk masing2 Sie.
- Memastikan kehadiran , ketua RT 1-12, ketua RW 1, Kepala Kelurahan,kader, Kepala PKM Bangetayu, Pembimbing Klinis IKM kepada HUMAS
- Memastikan peralatan yang digunakan dalam MMK sudah tersedia kepada Sie. Perkap
3
17.45 18.15
ISHOMA
4
18.15 18.45
Menjemput Pembimbing IKM
5
18.45 19.30
ISHOMA/PERSIAPAN ACARA
Sie konsumsi : tamu datang bagi konsumsi dan mengisi daftar hadir
6
19.30 19.35
Pembukaan oleh MC
Pembacaan Kalam Ilahi
MC : Ardila
Qori : Tri umi
Sari tilawah : Nur tjahya
Sie acara time keeper
Sie perkap cek LCD , laptop, pointer, mic, speaker
Sie pub dek dokmendokumentasikan acara
19.35 19.45
7
19.45 19.50
Sambutan Ketua Pelaksana MMD
Winno pradana
Sie acara time keeper
Sie perkap cekLCD , laptop, pointer, mic, speaker
Sie pubdekdokmendokumentasikan acara
19.50 19.55
Sambutan Pembimbing IKM
Drs. Purwito, M.Kes
19.55 20.00
Sambutan Kepala Kelurahan PenggaronLor
Bp. Ruswan
8
20.00 20.20
Acara Inti: Pemaparan Masalah Kesehatan di RT 1-12 ,RW 1 Kel.Penggaron Lor Kec.Genuk
Presentator:
Karomah
Taura Avensia
Sie acara time keeper
Sie perkap cek LCD , laptop, pointer, mic, speaker
Sie pubdekdokmendokumentasikan acara
9
20.20 20.40
20.40-20.50
Diskusi dan Tanggapan
Pemaparan program Intervensi
Moderator oleh MC
Pemaparan : ketua intervensi oleh Shofa Aqida
Notulen : Vonny Andira
Seluruh koass ikut menanggapi pertanyaan dan ikut berpendapat dalam diskusi.
Lampiran 4 Susunan Acara Intervensi
RUNDOWN INTERVENSI
RW 1 KELURAHAN PENGGARON LOR
MINGGU, 27 NOVEMBER 2016
NO. WAKTU ACARA JOB DESCRIPTION KETERANGAN
1. 05.00-06.00 Persiapan alat + briefing Sie perkap: mengkoordinasi teman2 menata meja Sie perkap : mas nury, ardhilla
kursi, sound, laptop, LCD + proyektor, tensi + Sie penyuluhan : aulia, mbak dini
stetoskop Sie konsumsi : eka
Sie penyuluhan: menyiapkan form absensi tensi, Sie pubdekdok : fauzan (ikut jalan sehat)
doorprize, PPT penyuluhan. Sie jalan sehat : andin, shofa, opi, winno
Sie konsumsi : menyiapkan snack
Sie pubdekdok : mengecek kamera dan
kelengkapan
Sie jalan sehat : pengecekan rute jalan sehat,
2. 06.30-07.30 Tensi gratis Sie tensi : menensi, mencatat di form absensi tensi, Sie tensi : fadhila, , mbak dini, vonny, karom,
mencatat tensi di absensi ajeng.
MC : membawa acara menunggu jalan sehat dan Mc : mas Tj, mas naim
mengarahkan warga mengikuti sie jalan sehat. Sie jalan sehat : andin, shofa,opi
Pengarah warga : sie jalan sehat Sie acara : karom, ajeng
Sie perkap : mengecek perkap penyuluhan dan Sie humas : mas nury (dibantu winno)
menyiapkan pemutaran video Sie pubdekdok : fauzan
Sie acara : mengatur waktu dan membantu
mengarahkan ke tempat tensi Semua sie yang tugasnya sudah selesai,
Sie humas : menemani petinggi2 RW dan dosen diharapkan ikut jalan sehat.
yang datang
Sie pubdekdok : menangkap semua moment
3. 07.45-08.45 Jalan sehat Beberapa sie tensi standby sie acara standby ditempat (merangkap sie
Sie konsumsi : standby meja konsumsi di tensi)
menjelang akhir jalan sehat. Warga dibagikan sie konsumsi : eka standby ditempat
kupon doorprize.
4. 08.45-08.55 Persiapan penyuluhan Sie penyuluhan Sie penyuluhan : aulia, mbak dini
dan pretest Sie lain yang tugasnya sudah selesai membantu
membagikan pretest ke warga dan
mengumpulkan pretest yang sudah di isi.
5. 08.55-10.00 Penyuluhan dan tanya Sie penyuluhan + MC Sie penyuluhan : aulia, mbak dini
Jawab (hipertensi dan MC : mas Tj, mas naim
DM) Sie lain yang tugasnya sudah selesai membantu
Dan Post test membagikan post test ke warga dan
mengumpulkan posttest yang sudah di isi.
Pokok bahasan : 1. Penjelasan kepada warga tentang penggunaan Han Lon dalam
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada di lingkungan kelurahan
Penggaron Lor
2. Responden pada survey ke I dan II
3. Masukan terhadap pelaksanaan kegiatan dan hasil survey
4. Pelaksanaan kegiatan intervensi
Hasil pembahasan :
2) Harapan : hasil survey kedua kepada responden bisa menyelesaikan masalahnya baik
dari lingkungan maupun perilaku
HIPERTENS KLASIFIKASI
TEKANAN DARAH
I FK UNISSULA
ILMU KESEHATAN
NORMAL
< 120/80
PRE-HIPERTENSI
KONSUMSI
GARAM
MASYARAKAT >120/80 139/89 BERLEBIHAN
APA ITU HIPERTENSI
2016 ???? HIPERTENSI DERAJAT I
140/90 159/99
HIPERTENSI DERAJAT II
>160/100 KONSUMSI
ALKOHOL
HIPERTENSI yaitu peningkatan
tekanan darah sistolik > 140 mmHg APA SIH FAKTOR RESIKO
dan atau diastolik > 90 mmHg.
HIPERTENSI ???
Klasifikasi Hipertensi BAGAIMANA TANDA DAN
GEJALA HIPERTENSI ???
Hipertensi primer : dipengaruhi umur, KEGEMUKAN /
jenis kelamin, ras, genetik. OBESITAS
KOMPLIKASI
Kontrol Berat Badan Dan Gangguan Penglihatan Sampai
Meningkatkan Aktifitas Kebutaan
Gangguan Jantung
Mengurangi Konsumsi
Alkohol
Berhenti Merokok
Gangguan Ginjal
Stroke
Minum Obat Secara
Teratur
Lampiran 10 Laporan Keuangan
Lampiran 11 Dokumentasi