PROGRAM HIPERTENSI
Dosen Pengajar
DISUSUN OLEH
OLEH
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna di mana berkat
rahmat kasih karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini hingga selesai. Dan kami
sangat berterima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami sangat berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan di buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Kami juga sangat berharap makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis dan
pembaca. Untuk keseempurnaan makalah ini kami berharap adanya kritik dan masukan
yang positif.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi
2.2 Jenis Hipertensi
2.3 Data Hipertensi dunia dan di indonesia
2.4 Program Hipertensi di Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. 2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan secara global. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat.1 Pada
umumnya hipertensi tidak memberikan keluhan dan gejala yang khas sehingga
banyak penderita yang tidak menyadarinya. Oleh karenan itu hipertensi dikatakan
sebagai the silent killer (Karo.2012).
Hipertensi juga merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat
menyebabkan stroke, infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan
gangguan pengelihatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan
hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian dan mencakup 7% dari beban penyakit
di dunia (WHO.2014). Kondisi ini dapat menjadi beban baik dari segi finansial,
karena berkurangnya produktivitas sumber daya manusia akibat komplikasi
penyakit ini, maupun dari segi sistem kesehatan.
Bedasarkan data WHO pada tahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita
hipertensi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika yaitu
sebesar 30%. Prevalensi terendah terdapat di wilayah Amerika sebesar 18%.
Secara umum, laki-laki memiliki prevalensi hipertensi yang lebih tinggi
dibandingkan wanita (WHO.2012). RISKESDAS pada tahun 2013 mencatat
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8 %, dengan Hipertensi sebagai
sebuah penyakit kronis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor resiko terjadinya
hipertensi terbagi dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor
risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti
keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi yaitu obesitas, kurang berolahraga atau aktivitas, merokok,
alkoholisme, stress, dan pola makan (Yugiantoro, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Hipertensi
2. Jenis Hipertensi
3. Data Hipertensi dunia dan di indonesia
4. Program Hipertensi di Indonesia
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hipertensi
2. Untuk mengetahui Jenis Hipertensi
3. Untuk mengetahuo data Hipertensi di dunia dan indonesia
4. Untuk mengetahui program Hipertensi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi
Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian dalam
pembuluh arteri saat darah dipompa ke seluruh peredaran darah. Tekanan darah
tidak pernah konstan dan dapat berubah drastis dalam hitungan detik,
menyesuaikan diri dengan tuntutan pada saat itu (Casey,2012). Tekanan darah
dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi atau tekanan
darah tinggi merupakan penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan
hampir tidak konstan pada pembuluh arteri, berkaitan dengan meningkatnya
tekanan pada arterial sistemik, baik diastolik maupun sistolik, atau bahkan
keduanya secara terus-menerus.(Sutanto,2010)
2.2 Jenis Hipertensi
Menurut Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2006,
menyebutkan bahwa ada dua jenis hipertensi, yaitu:
1. Hipertensi primer (Esensial)
Hipertensi primer merupakan suatu peningkatan presisten tekanan
arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal. Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan
mencakup ± 90% dari kasus hipertensi.pada umumnya hipertensi
esensial tidak disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan karena
berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut Rohaendi tahun 2008,
faktor yang paling mungkin berpengaruh terhadap timbulnya
hipertensi esensial adalah faktor genetik, karena hipertensi sering
turun temurun dalam suatu keluarga.
2. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi
sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal
kronis atau penyakit renovaskuler adalah penyebab sekunder yang
paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mengakibatkan hipertensi bahkan memperberat
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Apabila penyebab
sekunder dapat diidentifikasi dengan menghentikan obat atau
mengobati penyakit yang menyertai merupakan tahap awal
penanganan hipertensi sekunder.
2.3 Data Hipertensi Dunia dan Indonesia
2. Propinsi
a. Mengembangkan pedoman dan instrument.
b. Mengembangkan berbagai model surveilans penyakit hipertensi
c. Menyebarluaskan informasi.
d. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan di tingkat Propinsi
e. Melakukan monitoring dan evaluasi.
3. Kabupaten/kota
a. Membuat kebijakan tentang pengendalian (surveilans, promosi
kesehatan dan manajemen pelayanan) penyakit Hipertensi dan
faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
b. Melakukan pelatihan penemuan kasus dan penatalaksanaan
penyakit tidak menular khususnya penyakit Jantung dan
Pembuluh darah bagi tenaga kesehatan di Puskesmas.
c. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan di tingkat
kabupaten
d. Melakukan monitoring dan evaluasi.
4. Rumah sakit
a. Melakukan deteksi dini terhadap penyakit hipertensi dan faktor
risiko.
b. Melakukan pencatatan pelaporan tentang hipertensi dan faktor
risiko.
c. Melakukan penyuluhan.
d. Melakukan faktor rujukan.
e. Melakukan pengobatan.
5. Puskesmas
a. Melakukan deteksi dini terhadap penyakit Hipertensi dan faktor
risiko berikut tata laksana.
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
c. Melakukan penyuluhan.
d. Melakukan sistem rujukan bila terdapat kasus yang tidak dapat
ditangani.
Program Hipertensi
3. Surveilans Epidemiologi
a. Mengumpulkan data:
b. data rutin
c. bila tidak ada maka dapat dimulai dengan melakukan survai
step1
d. Survei Step 1 dan Step 2
e. Survei faktor risiko PTM
f. Diseminasi data
Langkah Penanganan
Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan pada
kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka
dapat dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan tertier difokuskan
pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita.