Pembimbing :
Oleh :
MEI 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan mini project penelitian ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga mini project penelitian dengan judul “UPAYA
PERUBAHAN POLA MAKAN DENGAN RENDAH GARAM BAGI PENDERITA
HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN PENJARINGAN KECAMATAN PENJARINGAN
MARET-APRIL 2018” ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi para warga Kelurahan Penjaringan
Mini project penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan mini project penelitian ini.
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Selain itu Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun
(11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status ekonominya,
proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah (27,2%) dan menengah
(25,9%).
Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, Hipertensi
dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima) pada semua
umur.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar orang
di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat tajam
dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena
Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun,
dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita
Hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.
1.3. Tujuan
1.3.1. Umum
Turunnya prevalensi hipertensi serta meningkatkan pengetahuan mengenai
penggunaan diet garam sebagai terapi non medikamentosa bagi penderita hipertensi di
Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
1.3.2. Khusus
Meningkatkan pengetahuan warga RW 013 kelurahan Penjaringan mengenai
hipertensi dan cara penanggulangannya. Mengupayakan kemandirian masyarakat
2
kelurahan Penjaringan dalam penatalaksanaan hipertensi di lingkungan rumah dan
sekitarnya. Membiasakan penderita hipertensi di RW 013 Kelurahan Penjaringan
untuk menjalani modifikasi gaya hidup sehat yang sesuai bagi penderita hipertensi
Membina warga RW 013 Kelurahan Penjaringan penderita hipertensi dan keluarganya
untuk memeriksakan kesehatan secara teratur di pusat kesehatan masyarakat
1.4. Manfaat
1.4.1. Penulis
1. Berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan kader RW 013 Kelurahan
Penjaringan tentang hipertensi.
2. Membantu penderita hipertensi membiasakan diri dengan modifikasi gaya hidup
bagi penyakit hipertensi.
3. Membantu menurunkan angka penderita hipertensi yang tidak terkontrol di RW
013 Kelurahan Penjaringan
4. Dapat melengkapi salah satu tugas dokter internsip
1.4.2. Puskesmas
1. Menjadi salah satu program unggulan puskesmas dalam masalah hipertensi.
2. Menurunkan angka penderita hipertensi yang tidak terkontrol di RW 013
Kelurahan Penjaringan
3. Menjadi sumber masukan bagi Puskesmas dalam upaya penanganan pasien yang
menderita hipertensi, serta pencegahan pada pasien lainnya agar dapat terjadi
penurunan angka kejadian penderita hipertensi.
1.4.3. Masyarakat
1. Meningkatkan kesadaran pasien hipertensi di RW 013 Kelurahan Penjaringan
mengenai pentingnya diet garam dalam upaya pengobatan hipertensi
2. Mendapatkan pengetahuan tentang penyakit dan terapi hipertensi.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, tekanan sistolik, atau kedua-
duanya secara terus-menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan
pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di
antara dua denyutan.
4
Tabel 1. Kategori Tekanan Darah Pada Dewasa
2.1.2. Epidemiologi
Risiko Populasi
2.1.3. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.
Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau
hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol. Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai
penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab
hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder
dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara
potensial.
a. Hipertensi primer (essensial). Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi
merupakan hipertensi essensial (hipertensi primer).5 Literatur lain mengatakan,
hipertensi essensial merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa
5
mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah
diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis
hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun-temurun dalam suatu
keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang
peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila
ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan
poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak
karakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan
natrium, tetapi juga didokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang
merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron,
steroid adrenal, dan angiotensinogen.
b. Hipertensi sekunder. Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan
sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat
penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder
yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak,
dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
tekanan darah. Obat-obat ini dapat dilihat pada tabel 2. Apabila penyebab
sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang
bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang
menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi
sekunder.
Tabel 2. Faktor Risiko Kardiovaskular yang Sering Ditemukan Pada Pasien dengan
Hipertensi
6
Tekanan darah dan Risiko Kardiovaskular
2.1.4. Patogenesis
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi
jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi.
7
Pengaturan tekanan darah sangat kompleks dan mencakup interaksi antara
berbagai faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi dua variabel
hemodinamik yakni curah jantung dan resistensi perifer. Curah jantung dipengaruhi
oleh volume darah yang sangat tergantung secara independen dengan konsentrasi
natrium serum. Resistensi perifer diatur pada tingkat arteriol dan dipengaruhi oleh
faktor neuronal dan hormonal. Tonus vaskulur normal dipengaruhi oleh zat
vasokonstriktor (angiotensin II dan katekolamin) dan vasodilator (kinin, prostaglandin
dan nitrit oksida). Resistensi pembuluh darah diatur oleh autoregulasi dimana
peningkatan tekanan darah akan memicu vasokonstriksi untuk mencegah hiperperfusi
jaringan. Faktor lokal seperti pH dan hipoxi serta interaksi neuronal antara α dan β
adrenerdik juga terlibat.
Ginjal dan kelenjar adrenal berperan penting pada regulasi tekanan darah dan
berinteraksi satu sama lain untuk mengatur tonus tekanan darah dan volume tekanan
darah. Ginjal mempengarhi resistensi perifer dan homeostasis natrium secara
langsung melalui sistem RAAS. Renin merupakan enzim proteolitik yang dihasilkan
di ginjal oleh sel jukstaglomerular di arterior aferen. Saat volume atau tekanan darah
turun terjadi penurunan tekanan pada arteriol aferen, penurunan GFR dan peningkatan
resorpsi natrium tubulus proksima sehingga terjadi konservasi natrium dan ekspansi
voume darah. Sel jukstaglomerular berespn dengan melepaskan renin. Renin
mengkatabolisme angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I yang kemudia
8
dikonversi menjadi angiotensin II oleh Angiotensin converting enzyme di perifer.
Angiotensin II meningkatkan tekanan arah dengan meningkatkan resistensi perifer
dengan merangsang kontraksi sel otot polos vaskular, meningkatkan volume plasma
dengan merangsang sekresi aldosteron pada adrenal, meningatkan reabsorbsi natrium
tubulus. Atrium jantung juga mensekresika atrial natriuretik peptita (ANP) sebagai
respon terhadap ekspansi volume jantung pada gagal jantung dan menghambat
reabsorbi natrium di tubulus ginjal dan menyebabkan vasodilatasi sistemik.
Hampir 95% hipertensi adalah idiopatik (hipertensi esensial) . Kebanyakan
pasien tetap stabil seumur hidup dan sebagian mengalami komplikasi infark miokard,
strokea tau komplikasi lain. Sisanya adalah hipertensi sekunder yang disebabkan oleh
penyempitan arteri renalis biasanya oleh plak aterosklerosis (hipertensi renovaskular).
Yang jarang terjadi adalah hipertensi akibat penyakit adrenal seperti aldosteronisme
perifer, sindrom cushing, feokromositoma atau penyakit lain.
Sekitar 5% hipertensi menunjukkan peningkatan tekanan darah cepat yang jika
tidak terdeteksi dapat menyebaban kematian dalam 1-2tahun. Hipertensi maligna atau
accelerated secara klinis ditandai oleh hipertensi berat (DBP >120mmHg), gagal
ginjal, perdarahan retina dan eksudat dengan atau tanpa papiledema. Hipertensi
maligna dapat terjadi pada hipertensi yang sudah ada, esensial maupun
sekunder.Faktor resiko hipertensi mencakup faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik. Beberapa gen tunggal dapat menyebabkan hipertensi dengan
mempengaruhi reaborbsi natrium. Hipertensi juga dipengaruhi oleh polimorfisme
lokus angitensin. Pengaruh genetik dan ras pada sistem RAAS belum jelas namun
diduga melibatkan perbedaan pada regulasi tekanan darah mencakup loading natrium
ginjal, peningkatan reaktivitas vaskular terhadap vasoprotektor atau proliferasi otot
polos vaskular. Faktor lingkungan: modifikasi ekspresi genetik seperti stres obesitas,
merokok, inaktivitas fisik dan konsumsi garam. Hubungan antara diet tinggi natrium
dan prevalensi hipertensi berbeda pada populasi yang berbeda secara impresif.
9
2.1.5. Diagnosis
2.1.5.1. Anamnesis
Tujuan anamnesis pasien dengan hipertensi:
1. Menilai gaya hidup dan identifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskular
atau penyakit penyerta yang mungkin dapat mempengaruhi prognosis
sehingga dapat memberi petunjuk dalam pengobatan
2. Mencari penyebab tekanan darah tinggi
3. Menetukan ada tidaknya kerusakan organ target dan penyakit
kardiovaskular
Data diperoleh melalui anamnesis mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit
dahulu dan penyakit keluarga,
2.1.5.2. Pemeriksaan Fisik
Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah.
Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol
ditentukan untuk mendiagnosis hipertensi. Pemeriksaan fisik termasuk
pemeriksaan keadaan umum, pengukuran tekanan akurat, frekuensi nadi,
frekuensi napas, pemeriksaan funduskopi, perhitungan BMI (body mass index)
yaitu berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (meter kuadrat), auskultasi
arteri karotis, abdominal, dan bruit arteri femoralis; palpasi pada kelenjar
tiroid; pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru; pemeriksaan abdomen
untuk melihat pembesaran ginjal, massa intra abdominal, dan pulsasi aorta
yang abnormal; palpasi ektremitas bawah untuk melihat adanya edema dan
denyut nadi, serta penilaian neurologis.
10
Gambar 3. Diagnosis Hipertensi Menurut ACC AHA 2017
2.1.6. Penatalaksanaan
A. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 5 sesuai dengan rekomendasi dari ACC
AHA 2017. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan
hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan
darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah
adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk;
mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang
kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan
mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan
tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi
garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat.
Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat
badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obesitas disertai
pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke
pasien, dan dorongan moril.
11
Tabel 5. Rekomendasi untuk Intervensi Non Farmakologis
B. Terapi Medikamentosa
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan
morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini
berhubungan dengan kerusakan organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau
serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal). Mengurangi resiko merupakan
tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna
oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko.
Untuk inisiasi terapi disarankan menggunakan obat antihipertensi dengan agen
lini pertama seperti diuretik tiazid, Calcium Chanel Blocker (CCB) dan Angiotensin
Converting Enzym Inhibitor (ACEI) atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB).
Penggunaan ACE inhibitor, ARB, dan/atau inhibitor renin secara simultan
(bersamaan) berpotensi membahayakan dan tidak direkomendasikan untuk mengobati
12
orang dewasa dengan hipertensi. sesuai dengan rekomendasi ACC AHA 2017.dalam
tabel 6.
Tabel 7. Rekomendasi Untuk Target dan Follow up Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi
13
Kasus hipertensi banyak dijumpai pada fasilitas kesehatan pertama disertai
dengan penyakit atau keadaan lain sebagai penyertanya seperti hipertensi dengan
diabetes melitus, hipertensi pada lansia, hipertensi dalam kehamilan, hipertensi
emergency atau hipertensi urgency, untuk itu perlunya rekomendasi tatalaksana bagi
pasien sesuai dengan rekomendasi dari ACC AHA 2017 dalam tabel 8.
14
Tabel 8. Rekomendasi untuk tatalaksana hipertensi dengan penyakit atau keadaan
lainnya
15
2.1.7. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan
mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ
tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah
faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic
attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan
atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular
lain maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan
kardiovaskularnya tersebut.
16
BAB 3
17
Gambar 3. Peta Wilayah Kelurahan Penjaringan
18
3.1.3. Data epidemiologi
559 Hipertensi
571
5350
737 Penyakit pada sistem otot dan
jaringan pengikat
Diare dan disentri
1262
Faringitis Akut
19
Kunjungan dengan nasofaringitis merupakan kunjungan terbanyak setiap
tahun, ini dikarenakan lingkungan yang belum sehat, proses penularan lebih mudah
kerena kuman menyebar lewat udara, pengetahuan tentang etika batuk yang kurang,
belum membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat seperti membiasakan mencuci
tangan memakai sabun setiap sebelum dan setelah melakukan aktivitas.
Pada penelitian intervensi data diperoleh dari hasil pendataan Dokter Internsip
Puskesmas Kelurahan Penjaringan 2 pada Januari-Februari 2018. Hasil pendataan
yang dilakukan menunjukkan bahwa 865 orang menderita hipertensi.
31%
Hipertensi
Tidak Hipertensi
69%
20
3.1.4. Pelayanan Kesehatan (Puskesmas Kelurahan Penjaringan II)
3.1.4.1 Sarana
Bangunan terdiri dari satu lantai dengan luas tanah 300 M2 , sarana yang ada
didalamnya adalah air PAM, listrik, telephone, komputer, printer, AC, Kipas Angin,
motor, dental unit, ruang menyusui, bilik sampah dan kamar mandi umum.
21
3.1.4.3 Struktur Organisasi
Kepala Puskesmas
TU
Amirullah
LANSIA
Agus Sutopamungkas
Haryati
1. Genetik:
a. Tidak dinilai
22
b. Pengetahuan kader mengenai hipertensi masih kurang.
3. Lifestyle:
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh para kader RW 013 didapatkan:
e. Masyarakat tidak mengerti mengenai pola makan yang baik pada penyakit
hipertensi
4. Lingkungan:
1. Fisik: Rumah warga dekat dari jalan utama, dan masih cukup dekat dengan
Puskesmas kelurahan Penjaringan II.
2. Non Fisik:
a. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai
hipertensiSosio-ekonomi-budaya:
23
GENE
TIK
UPAYA PENINGKATAN
PENGETAHUAN
MENGENAI HIPERTENSI
Environment BAGI PENDERITA
HIPERTENSI DI RW 013 Medical Service
- Fisik: KELURAHAN
- Rumah warga dekat dari jalan utama, PENJARINGAN
dan masih cukup dekat dengan
Penyuluhan mengenai
Puskesmas kelurahan Penjaringan II.
hipertensi pada kader masih
- Non Fisik:
kurang.
- Pengetahuan dan kesadaran masyarakat
yang masih rendah mengenai Pengetahuan kader mengenai
hipertensiSosio-ekonomi-budaya: hipertensi masih kurang.
24
BAB 4
PEMECAHAN MASALAH
2. Lifestyle:
h. Masyarakat tidak mengerti mengenai pola makan yang baik pada penyakit
hipertensi
3. Lingkungan:
a. Fisik: Rumah warga dekat dari jalan utama, dan masih cukup dekat dengan
Puskesmas kelurahan Penjaringan II.
b. Non Fisik:
1. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai
hipertensi
25
2. Status ekonomi sebagian besar keluarga di RW 013 adalah menengah ke
bawah.
3. Kesadaran warga dalam penanganan hipertensi masih rendah dikarenakan
kebiasaan kurang tepat dalam masyarakat yang saling mengikuti satu
sama lain
5 penderita hipertensi 4 4 5 13
1. Masyarakat tidak mengerti mengenai pola makan yang baik pada penyakit
hipertensi
2. Masyarakat tidak mengerti mengenai aktifitas fisik yang berhubungan dengan
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
26
3. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai
hipertensi
Untuk permasalahan tidak patuhnya minum obat dan kontrol, dinilai bahwa
solusi bagi tidak patuhnya minum obat dan kontrol adalah melalui buku kontrol yang
diberikan untuk penderita hipertensi.
27
Pengetahuan dan kesadaran Masyarakat tidak mengerti bahwa Masyarakat tidak mengerti
masyarakat yang masih rendah hipertensi dapat menyebabkan jika penyakit hipertensi harus
mengenai hipertensi komplikasi rutin kontrol
berat.hipertensi.hipertensi
28
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI
29
5.2. Time Table Kegiatan
Tabel 22. Time Table Target Intervensi Hipertensi di RW 013 Kelurahan Penjaringan
Tujuan
Kegiatan /
Input Pendek Menengah Panjang
Intervensi
(1 bulan) (1 tahun) (5 tahun)
30
5.3. Planning Of Action (POA)
5.3.1. Planning
penyakit Utama
terbanyak di Citra
Puskesmas Wahyudin
Kelurahan
Penjaringan.
Berdiskusi
antar
anggota
kelompok
31
Penjaringan II, Penjaringan II, II dan Kantor RW Hendris
penanggung penanggung Ketua RW 013 Utama
jawab program jawab program 013 Kelurahan Citra
hipertensi, hipertensi Kelurahan Penjaringan Wahyudin
ketua RW 013 untuk Penjaringan
dan ketua kader melakukan .
Kelurahan intervensi
Penjaringan.
32
terhadap RW 013 Penjaringan 20 April Dr. digunakan
program Kelurahan . 2018 Hendris dan
Penjaringan Utama aplikasi
. Citra berjalan
Wahyudin
Evaluasi akhir Melihat Para Kantor RW 20 April Dr. Astri Kartu
program kepatuhan dan penderita 013 2018 Yuniarsih pemakain
aplikasi hipertensi Kelurahan Putranto garam
pembatasan RW 013 Penjaringan Dr. dikumpulk
konsumsi Kelurahan . Hendris an,
garam mulai Penjaringan Utama aplikasi
menjadi . Citra berjalan
kebiasaan Wahyudin
33
5.4. Timeline (Gantt Chart)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Perencanaan
Perencanaan intervensi
2. Pengorganisasian
Pembagian tugas
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan
Monitoring
5. Evaluasi
34
BAB 6
PELAKSANAAN INTERVENSI
35
6.1.2. Intervensi : Program Aplikasi Pembatasan Konsumsi Garam Bagi RW 013
Kelurahan Penjaringan.
6.1.2.1. Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail
36
6.1.2.3. Aplikasi program pembatasan konsumsi garam pada penderita hipertensi
tidak terkontrol di RW 013 Kelurahan Penjaringan.
6.1.3. Monitoring
6.1.3.1. Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan
a. Monitoring dilakukan secara rutin selama 1 kali tiap minggu berturut-turut
selama bulan Maret-April 2018.
b. Terlaksana pada tanggal 29 Maret, 4, 12 dan 20 April 2018 dan 1 kali
evaluasi akhir pada tanggal 20 April 2018
37
6.1.3.3. PDCA Cycle – Perbaikan yang Dilakukan
• Sosialisasi program
• pemberian plastik takar untuk diisi garam 1/2 sendok teh
DO • Monitoring 3 kali di bulan Maret dan April 2018, 1 kali evaluasi akhir
Gambar 9. Diagram PDCA Kepada Kader dan Warga RW 013 Kelurahan Penjaringan
38
BAB 7
HASIL INTERVENSI
39
Nama Alamat Monitoring Monitoring Monitoring Monitoring Keterangan:
(RT) tgl: tgl: tgl: tgl: Alasan/ terapi medikamentosa
29/03/18 06/04/18 12/04/18 20/04/18
Ny.R 014 140/90 120/80 130/80 120/80 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Proram masih Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih berjalan. senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. Melakukan hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan senam Evaluasi
takar senam hipertensi terakhir.
diberikan. hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny.T 010 150/80 140/70 130/70 120/80 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi .
Melakukan
senam
hipertensi
Ny.SM 016 130/70 140/80 130/80 120/70 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan Pasien
40
senam mengaku
hipertensi kurang
beristirahat
dalam
beberapa hari
terakhir
Ny.A 016 140/70 110/70 120/80 120/80 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny.S 016 130/80 130/70 125/70 130/80 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
41
Ny.S 007 140/80 140/70 140/70 140/70 Plastik takar tidak dipakai sesusai
(W) Program Program Program Program aturan setiap hari, obat diminum tidak
mulai di masih garam belum belum di teratur. Senam dilakukan setiap
jalankan. dijalankan. di jalankan jalankan minggunya. Program berjalan tidak
Plastik Melakukan setiap hari. setiap hari. teratur
takar senam Melakukan Melakukan
diberikan. hipertensi senam senam
Melakukan hipertensi hipertensi.
senam Evaluasi
hipertensi terakhir
Ny. T 010 150/80 120/80 120/70 110/70 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny.M 010 160/90 120/70 130/70 140/70 Plastik takar tidak dipakai sesusai
(W) Program Program Program Program aturan setiap hari, obat diminum tidak
mulai di masih masih belum di teratur. Melakukan senam hipertensi
jalankan. dijalankan. dijalankan. jalankan setiap minggunya
Plastik Melakukan Melakukan setiap hari.
takar senam senam Melakukan
diberikan. hipertensi hipertensi senam
Melakukan hipertensi.
senam Evaluasi
hipertensi terakhir
42
Ny.S 010 140/80 120/80 120/80 150/70 Plastik takar tidak dipakai sesusai
(W) Program Program Program Program aturan setiap hari, obat diminum tidak
mulai di masih masih belum di teratur. Melakukan senam hipertensi
jalankan. dijalankan. dijalankan. jalankan setiap minggunya
Plastik Melakukan Melakukan setiap hari.
takar senam senam Melakukan
diberikan. hipertensi hipertensi senam
Melakukan hipertensi.
senam Evaluasi
hipertensi terakhir
Ny. R 010 120/80 120/80 110/70 110/80 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny. N 005 120/80 N/A 120/80 120/80 Program tidak berjalan. Gagal.
(W) Program Melakukan Melakukan
mulai di senam senam
jalankan. hipertensi hipertensi
Plastik
takar
diberikan.
Melakukan
senam
hipertensi
43
Ny.T 10 140/85 130/80 130/70 130/80 Minum obat teratur. Plastik takar
(W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny. C 010 140/80 N/A 120/70 110/70 Program tidak berjalan. Gagal.
(W) Program Melakukan Melakukan
mulai di senam senam
jalankan. hipertensi hipertensi
Plastik
takar
diberikan.
Melakukan
senam
hipertensi
Ny. H 002 120/80 N/A N/A 150/90 Program tidak berjalan. Gagal.
(W) Program Melakukan
mulai di senam
jalankan. hipertensi
Plastik
takar
diberikan.
Melakukan
senam
hipertensi
44
Ny. S 010 120/80 130/80 N/A N/A Program tidak berjalan. Gagal.
(W) Program Program
mulai di masih
jalankan. dijalankan.
Plastik Melakukan
takar senam
diberikan. hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny. S 003 150/90 125/80 N/A 110/70 Program tidak berjalan. Gagal.
(W) Program Program Melakukan
mulai di masih senam
jalankan. dijalankan. hipertensi
Plastik Melakukan
takar senam
diberikan. hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny. 003 140/80 130/80 130/80 130/70 Minum obat teratur. Plastik takar
TGL Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
(W) mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
45
Ny.M( 010 150/80 130/80 110/80 120/70 Minum obat teratur. Plastik takar
W) Program Program Program Melakukan garam digunakan sesuai takarannya
mulai di masih masih senam dan melakukan senam hipertensi.
jalankan. dijalankan. dijalankan. hipertensi. Program berjalan teratur
Plastik Melakukan Melakukan Evaluasi
takar senam senam terakhir.
diberikan. hipertensi hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
Ny. J 015 130/80 130/80 N/A N/A Program tidak berjalan. Gagal.
(W) Program Program
mulai di masih
jalankan. dijalankan.
Plastik Melakukan
takar senam
diberikan. hipertensi
Melakukan
senam
hipertensi
46
BAB 8
EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir yang diperoleh dengan indikator
yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan cara Pendekatan Sistem.
LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
47
8.2. Hasil Evaluasi
48
Tabel 27. Evaluasi Proses
PROSES
Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Perencanaan Pemilihan kasus Dilakukan Dilakukan Tidak ada
berdasarkan data
10 penyakit
terbanyak di
Puskesmas
Kelurahan
Penjaringan II Dilakukan Dilakukan Tidak ada
dan pendataan
kasus hipertensi
Perencanaan
intervensi
Organizing Membentuk 2 tim Terben- Dilakukan Tidak ada
dalam tuk 2 tim
pelaksanaan tiap
program terdiri monitor-
atas 1 orang ing
dokter internsip
dan minimal 1
kader dalam
masing-masing
tim.
Actuating Sosialisasi Dilakukan Dilakukan Tidak ada
program pola
makan rendah
garam
49
Pemberian Dilakukan Dilakukan Tidak ada
sealable plastik
sebagai plastik
takar yang berisi ½
sendok teh garam
50
Tabel 29. Tabel Evaluasi Lingkungan, Feedbask, dan dampak dari intervensi
LINGKUNGAN
Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Fisik
Akses ke Kantor RW 013 Jalan kaki Ada Tidak ada
Non Fisik
Dukungan moril anggota Para penderita Beberapa Ada
keluarga dan antar peserta hipertensi tidak anggota keluarga
terkontrol di RW dan antar peserta
013 Kelurahan penderita
Penjaringan hipertensi
memiliki keluarga mendukung dan
dan antar peserta bahkan enggan
yang mendukung menjalankan
program program
Pengetahuan Para penderita Para penderita Ada
hipertensi tidak hipertensi tidak
terkontrol mengerti memahami
tentang hipertensi penyakit
hipertensi secara
menyeluruh
UMPAN BALIK
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Penderita hipertensi di RW Dapat melakukan Ada beberapa Ada
013 Kel. Penjaringan program dengan orang tidak
baik dapat
menjalankan
program
51
DAMPAK
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Angka prevalensi hipertensi Menurun Belum dapat Belum
di RW 013 Kelurahan dinilai dapat
Penjaringan dinilai
Angka prevalensi hipertensi Menurun Belum dapat Belum
di wilayah kerja Puskesmas dinilai dapat
kelurahan Penjaringan dinilai
52
8.3. Diskusi
Prevalensi hipertensi di Kelurahan Penjaringan selalu menjadi salah satu
kunjungan tertinggi kasus penyakit tidak menular di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II, diketahui oleh karena rendahnya tingkat pendidikan mayoritas
masyarakat, kurangnya edukasi tentang kontrol hipertensi secara rutin, kurangnya
eduaksi kepada pasien tentang diet rendah garam pada penderita hipertensi dan
mayoritas masyarakat tidak mengetahui adanya olahraga untuk penderita
hipertensi. Sehingga menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
penyakit hipertensi dan komplikasi yang dapat ditimbulakn dari penyakit tersebut.
Rendahnya angka kontrol untuk penyakit hipertensi, rendahnya penerapan pola
makan yang baik sesuai dan minimnya aktifitas fisik yang bermanfaat pada terapi
non farmakologi hipertensi.
Sesuai untuk penderita hipertensi, dengan alur penatalaksanaan yang
dianjurkan oleh JNC VIII, modifikasi gaya hidup merupakan tahapan awal pada
penatalakanaan penyakit hipertensi. Salah satu modalitas dalam modifikasi gaya
hidup pada penyakit hipertensi adalah membatasi asupan garam dapur sebanyak ¼
hingga ½ sendok teh per hari. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
dengan tipe diet (konsumsi) tinggi garam. Konsultasi gizi seringkali diberikan
kepada penderita hipertensi, tetapi tekanan darah penderita hipertensi tetap tidak
terkontrol. Sesuai dengan tinjauan pustaka, untuk membentuk perilaku,
dibutuhkan aplikasi dari pengetahuan yang didapat sehingga pemahaman yang
benar dan adaptasi terhadap modifikasi gaya hidup hipertensi dapat dicapai
dengan lebih baik.
Intervensi dalam bentuk upaya perubahan pola makan rendah garam ini
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan warga penderita
hipertensi agar lebih memahami tatalaksana penyakit hipertensi dan
keuntungannya sehingga terbentuk perilaku yang sehat terutama dalam menangani
penyakit hipertensi yang diderita.
Pada awal intervensi, dari data yang didapatkan, diketahui bahwa banyak
penderita hipertensi di wilayah RW 013 belum melaksanakan modifikasi gaya
hidup untuk menerapkan pembatasan konsumsi garam sehingga kembali diberikan
penyuluhan terkait hipertensi dan tatalaksana komprehensifnya dan lalu
53
menjelaskan program pelatihan pembatasan konsumsi garam menggunakan
plastik takar kepada 29 orang. Selama program 9 orang tidak rutin mengikuti
program. Sehingga jumlah penderita hipertensi yang yang mengikuti program dari
awal hingga akhir adalah 20 orang.
Pada saat monitoring, penderita yang mengikuti program memperlihatkan
keterbiasaan dalam menggunakan hanya ½ sendok teh garam dapur untuk
kebutuhan makanan sehari semalam. Hal ini bersamaan dengan turunnya tekanan
darah yang sebelumnya tidak stabil atau diatas 130/80 menjadi lebih rendah dan
stabil. Monitoring dilakukan melalui wawancara dan memperlihatkan plastik takar,
namun tidak dapat dilihat proses saat pembuatan makanan menggunakan garam
dalam plastik takar. Hal ini disebabkan karena pertemuan kami dengan penderita
hipertensi tidak dilakukan di rumah penderita melainkan di Kantor RW 013.
Kesulitan lainnya adalah kebiasaan penderita membeli makan diluar, sehingga
garam yang sudah ditakar tidak terpakai dan konsumsi garam tidak terukur.
Pada akhir intervensi, didapatkan tekanan darah pada beberapa orang
meningkat, bersamaan dengan berhentinya penderita dan ketidakpatuhan pasien
mengonsumsi obat serta pemberhentian pelaksanaan program intervensi. Pada
peserta yang tetap menjalankan program tersebut menghasilkan tekanan darah
yang stabil dalam batas normal.
Kami menyadari bahwa hasil yang didapatkan dari intervensi ini masih
jauh dari cukup untuk disebut sebagai intervensi yang valid, dari data awal yang
tidak valid, kurangnya jumlah sampel dan kurang efektifnya metode monitoring.
Tetapi, hasil dari intervensi ini dianggap cukup untuk meningkatkan pengetahuan
dan perilaku warga RW 013 penderita hipertensi mengenai hipertensi dan
tatalaksananya, serta keuntungan melaksanakannya.
54
BAB 9
9.1. SIMPULAN
Hasil intervensi menggambarkan bahwa tingkat kesadaran dan minat warga RW
013 Kelurahan Penjaringan mengenai hipertensi dan tatalaksana komprehensifnya baik
dan penerapan program pembatasan konsumsi garam dapur sebanyak ½ sendok teh
sehari sebagian besar dapat dilakukan penderita untuk membiasakan diri dengan salah
satu metode tatalaksana komprehensif untuk hipertensi yaitu mengurangi konsumsi
garam dapur. Intervensi ini juga dapat membantu menurunkan angka menjadi terkontrol
dan menjadi bantuan dalam membiasakan penderita dalam modifikasi gaya hidup yang
baik untuk penderita hipertensi.
9.2. SARAN
9.2.1. Untuk Warga Penderita Hipertensi Tidak Terkontrol
a. Tetap melakukan pola makan rendah garam untuk menstabilkan tekanan darah
dan membantu untuk melakukan gaya hidup sehat.
b. Aktif mengikuti penyuluhan dan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai hipertensi, terutama tentang tatalaksana hipertensi yang dapat
dilakukan di rumah.
c. Kontrol meminum obat antihipertensi secara teratur dan mulai melakukan
modifikasi gaya hidup lainnya, seperti olahraga dan penurunan berat badan.
d. Rajin mengontrol tekanan darah setiap bulannya ke puskesmas atau posyandu.
55
c. Pembentukan tim petugas kesehatan atau tim dari masyarakat untuk
mempromosikan modifikasi gaya hidup yang baik, terutama bagi penderita
hipertensi.
56
DAFTAR PUSTAKA
57
13. Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2007,
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta
58
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
59