Nama • Tn. OB
Jenis Kelamin • Laki-Laki
Usia • 27 tahun
Pekerjaan • Guru olahraga
Alamat • JatiRahayu, Jakarta Timur
Agama • Islam
Suku Bangsa • Jawa , Indonesia
Status Pernikahan • Menikah
Tanggal Masuk RS • 19 November 2020
Tanggal Pemeriksaan • 20 November 2020
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke IGD RS Polri dengan keluhan nyeri menetap pada daerah anus setelah
keluar benjolan dari anus yang disertai darah sejak ± 6 jam SMRS. Benjolan dirasakan sejak 5
tahun yang lalu dan dapat masuk kembali setelah pasien selesai BAB. Kemudian sekitar bulan
agustus yang lalu benjolan keluar saat BAB dan bisa masuk kembali tetapi dengan bantuan jari
pasien. Sejak 6 jam SMRS, benjolan dirasakan semakin membesar dan setelah benjolan tersebut
dimasukan kembali kedalam anus dengan jari pasien, nyeri yang dirasakan tetap menetap. Menurut
pasien, darah keluar menetes setelah BAB tuntas dan berwarna merah segar.
Benjolan terasa perih dan pasien mengeluh merasa tidak nyaman tidak bisa duduk karena
terasa nyeri. Saat buang air besar disertai dengan darah segar yang menetes saat feses keluar,
tetapi darah tidak bercampur dengan feses dan tidak disertai lendir. Sejak 5 tahun yang lalu pasien
tidak lancar BAB dan merasa kesulitan sehingga pasien membutuhkan waktu sampai 1 jam hanya
untuk BAB. Pasien sudah berobat ke dokter untuk mengobati penyakitnya ini. Pola BAB pasein
masih sama seperti 5 tahun yang lalu, yaitu sekali sehari dan tidak ada perubahan konsistensi
menjadi cair atau frekuensi nya berkurang.
BAK tidak dirasa nyeri dan berwarna kuning jernih, tidak ada perut kembung atau nyeri perut.
Pasien jarang mengkonsumsi makanan yang berserat seperti sayuran dan buah buahan. Pasien
tidak merasakan adanya penurunan berat badan dan perubahan nafsu makan. Pasien suka
Riwayat Penyakit Dahulu
● Tahun 2015 : Pasien mengeluh keluar benjolan pada daerah anus pada saat
BAB disertai darah, pasien mengatakan benjolan tersebut bisa masuk lagi
kedalam anus secara spontan setelah BAB selesai. Pasien pun berobat ke
dokter dan diberikan obat-obatan. Pasien mengatakan bahwa saat itu pasien di
diagnosa oleh dokter sebagai Hemorroid grade II
● Agustus 2020 : Pasien mengeluhkan gejala yang sama akan tetapi pada bulan
ini pasien mengatakan benjolan bertambah besar dan darah yang keluar lebih
banyak daripada di tahun 2015. Pasien berobat ke klinik dan diberikan obat-
obatan ( Na diklofenak, cefixime dan Faktu )
Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Pasien cenderung lebih sering mengkonsumsi
makan-makanan yang berlemak. 2 minggu SMRS pasien mulai rutin mungkonsumi hanya buah dan
sayuran saja dikarenakan gejala yang dirasakan semakin sering. Pasien juga minum kurang dari 8
gelas sehari. Pasien memiliki kebiasaan mengedan pada saat BAB. Pasien juga rutin melakukan
olahraga setiap minggunya seperti futsal/ lari.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan dan riwayat seperti pasien
STATUS GENERALIS
Hidung Bentuk normal, sekret yang keluar (-), POC
Keadaan Umum Tampak sakit sedang (-), PCH (-)
Kesadaran Compos mentis Telinga Bentuk normal, sekret yang keluar (-)
Suhu 36,3°C Mulut Bibir : Lembab
Tekanan darah 110/70 mmHg Bau pernafasan: Normal
Nadi 85 x/menit Gigi geligi : Lengkap
Pernafasan 20 x/menit Lidah : Putih kotor, ulkus (-)
Berat badan 63 kg Leher KGB : (-) pembengkakan
Tinggi badan 155 cm Kel.tiroid : (-) pembesaran
JVP : 5 - 2 cmH2O
PEMERIKSAAN FISIK Paru Kanan Kiri
Inspeksi Statis & dinamis: Statis & dinamis:
Kepala Bentuk : Normocephal simetris simetris
Simetri: Simetris
Palpasi fremitus taktil dan fremitus taktil dan
Mata Exopthalmus: (-)
vocal normal vocal normal
Kelopak : Normal
Conjungtiva: Anemis (-) Perkusi Sonor Sonor
Batas paru-hepar :
Sklera : Ikterik (-) ICS VI dextra
Kornea : Normal
Pupil : Bulat, isokor, reflex Auskultasi Wheezing (-), Wheezing (-),
cahaya +/+ rhonki (-) rhonki (-)
Lensa : Normal, keruh (-)
Gerakan bola mata: Baik
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS VI 2
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-) EKSTREMITAS
ABDOMEN
Ekstremitas Atas Edema (-), akral hangat
Inspeksi Datar, sikatrik (-), venektasi (-), spidernevi (-) Ekstremitas Edema (-), akral hangat
Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer (-), bawah
Regio Anal
• Inspeksi :Perianal tidak terlihat tonjolan massa, hiperemis (-), tanda
radang (-). darah (-), jejas di perianal(-)
• Palpasi : nyeri saat disentuh. Tidak teraba massa
• Rectal Toucher : mukosa licin, tidak teraba massa, nyeri tekan (+),
spinghter ani baik, ampula tidak kolaps, sarung tangan: darah (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan 20/11/20 Hasil Nilai rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
20/11/20
Hemoglobin 12,0 13 - 16 g/dl
Kimia klinik
Hematokrit 35 40 – 48 %
SGOT/AST 11,0 <37 U/L
Trombosit 258.000 150 x 103 - 400 x 103
SGPT/ALT 15,5 <40 U/L
Leukosit 7.600 5000 - 10.000
Ureum 33 10-50 mg/dl
Basofil 0 0–1%
Creatinie 0,9 0,5-1,5 mg/dl
Eosinofil 0 1–3% Estimasi GFR 117 >= 90
Batang 0 2-6% mol/min/1.73 m2
GDS 86 <200 mg/dl
Segmen 63 50 – 70 %
Neutrofil 2.82
Limfosit 33 20 – 40 % Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Monosit 4 2–8% HCV Non Non reaktif
reaktif
Eritrosit 4.02 4 x 106 - 5 x 106 juta/ul
HBS AG Non Non reaktif
Masa pendarahan 1’ 1 – 6 menit reaktif
Masa pembekuan 11’ 10 – 15 menit
Sars CoV-2 negatif negatif
Antigen Rapid
RESUME
Pasien datang ke IGD RS Polri dengan keluhan nyeri menetap pada daerah anus setelah keluar
benjolan dari anus yang disertai darah sejak ± 6 jam SMRS. Benjolan dirasakan sejak 5 tahun
yang lalu dan dapat masuk kembali setelah pasien selesai BAB. Kemudian sekitar bulan agustus
yang lalu benjolan keluar saat BAB dan bisa masuk kembali tetapi dengan bantuan jari pasien.
Sejak 6 jam SMRS, Benjolan dirasakan semakin membesar dan setelah benjolan tersebut
dimasukan kembali kedalam anus dengan jari pasien, nyeri yang dirasakan tetap menetap.
Benjolan terasa perih dan pasien mengeluh merasa tidak nyaman tidak bisa duduk karena
terasa nyeri. Saat buang air besar disertai dengan darah segar yang menetes saat feses keluar,
tetapi darah tidak bercampur dengan feses dan tidak disertai lender
Pada pemeriksaan fisik rectal touche didapatkan mukosa licin, tidak teraba massa, nyeri
tekan (+), spinghter ani baik, ampula tidak kolaps, sarung tangan: darah (+). Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 12,0 dan Ht: 35
DIAGNOSIS BANDING
• Polip Rectum
• Prolaps Rectum
• Abses Anorektal
• Ca Kolorectal
DIAGNOSIS
Hemoroid Interna Grade III
TATALAKSANA
Sitz bath
Rencana Operasi
Menghindari mengejan saat BAB, dan Hemoroidektomi
segera ke kamar mandi saat merasa
akan BAB
Tatalaksana
• Inj Transamin
3x500 mg iv ■ Anjuran
■ Anoskopi : untuk menilai mukosa
• Ketorolac 3 x 30 rectal dan tingkat pembesaran
hemoroid
mg iv ■ Sigmoideskopi : untuk
memastikan tidak adanya
• Vit k 3 x 1 iv diagnose banding lain seperti
kolitis, polip rektal, dan kanker.
• Ardium 2x1 oral
PROGNOSIS
Peredaran Limf
● Pembuluh limf dari kanalis membentuk pleksus halus yang
menyalirkan isinya menuju ke kelenjar limf inguinal.
Selanjutnya, cairan limf terus mengalir sampai ke kelenjar limf
iliaka.
● Operasi radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus
didasarkan pada anatomi saluran limf ini.
ANATOMI
• Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan sistem parasimpatik.
• Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari sistem
parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga, dan
keempat.
• Unsur simpatis pleksus ini menuju ke arah struktur genital dan serabut otot polos
yang mengendalikan emisi air mani dan ejakulasi.
• Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari saraf sakral kedua, ketiga,
dan keempat.
• Serabut saraf ini menuju ke jaringan erektil penis dan klitoris serta mengendalikan
ereksi dengan cara mengatur aliran darah ke dalam jaringan ini
DEFINISI
Bantalan anus adalah sejenis jaring yang bekerja di ruang sub epitel di sekitar
saluran anus yang terdiri dari mukosa, submukosa, jaringan fibro-elastis, pleksus
vaskular, dan otot polos yang difiksasi ke sfingter anal oleh Treitz dan ligamen Park.
Bantalan anus terletak di lateral kiri, posterior kanan dan anterior kanan, untuk
tujuan klinis dikenal sebagai posisi 3, 7 dan 11 jam.
EPIDEMIOLOGI
Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
usia seseorang, dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun. Hemoroid
ditemukan pada 50% manusia diatas 50 tahun. Hemoroid bisa diderita
baik pria maupun wanita.
KEHAMILAN
USIA
● Grade 1
○ Merupakan hemoroid stadium awal. Hemoroid hanya berupa benjolan kecil didalam
kanalis anal pada saat vena-vena mengalami distensi ketika defekasi.
● Grade 2
○ benjolan yang lebih besar, yang tidak hanya menonjol ke dalam kanalis anal, tapi juga
turun kearah lubang anus. Benjolan ini muncul keluar ketika penderita mengejan, tapi
secara spontan masuk kembali kedalam kanalis anal bila proses defekasi telah selesai.
● Grade 3
○ Benjolan hemoroid tidak dapat masuk kembali secara spontan. Benjolan baru masuk
kembali setelah dikembalikan dengan tangan ke dalam anus.
● Grade 4
○ Prolaps hemoroid yang telah berlangsung sangat lama dengan bagian yang tertutup kulit
cukup luas, sehingga tidak dapat dikembalikan dengan baik ke dalam kanalis anal.
Cenderung untuk mengalami thrombosis dan infark
2. HEMOROID EXTERNA
Kongesti vena
• Perdarahan – biasanya saat defekasi, warna merah segar, menetes, tidak bercampur feses,
jumlah bervariasi
• Prolaps – bila hemoroid bertambah besar, pada mulanya hemoroid dapat tereduksi spontan,
tetapi lama kelamaan tidak bisa dimasukkan
• Rasa tidak nyaman hingga nyeri – bila teregang, terdapat thrombosis luas dengan edema, atau
peradangan
• Feses di pakaian dalam – karena hemoroid mencegah penutupan anus dengan sempurna
• Gatal – apabila proses pembersihan kulit perianal menjadi sulit atau apabila ada cairan keluar
• Bengkak – hanya pada hemoroid inter-ekterna atau eksterna
• Nekrosis pada hemoroid interna yang prolapse dan tidak dapat direduksi kembali
DIAGNOSIS
• Prolaps Rektum
• Abses anorektal
• Karsinoma kolorektum
• Kolitis
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan
Medis/Non-
Terapi Bedah
bedah
Non-
Farmakologis
farmakologis
Non-Farmakologis
● Bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan
kulit di daerah anus
● Mild astringent untuk mengurangi rasa gatal pada perianal, contoh: Hamamelis water
(Witch hazel)
● Anestetik topikal untuk mengurangi rasa nyeri, contoh: Lidocaine ointment 5%
● Analgetik: acetaminophen
Jenis Terapi Non Bedah
Schlerotheraphy
○ Untuk grade I dan II yang tidak sembuh dengan perubahan diet dan
pencegahan mengedan
○ Inj. Phenolin oil 5% 3-5 ml (scleroting agent) submukosa pada pangkalnya,
interval 4-6 minggu peradangan steril reaksi fibrosis obliterasi
hemoroid atropi hemoroid
Rubber Band Ligation / ligasi karet gelang
○ Pada hemoroid yang besar atau yang
mengalami prolaps
○ Dengan Barron’s band mukosa di atas
hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik
atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus
Gelang karet didorong dari ligator
ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa
pleksus hemoroidalis obliterasi pembuluh
darah hemoroid (nekrosis iskemik)
Terapi Bedah
Prinsip :
- Eksisi sehemat mungkin pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu
sfingter anus
- Eksisi hemoroid dan mukosa di dasarnya dan sedikit kulit defek kulit dan mukosa
penutupan luka sekunder
Proses sama dengan hemoroidectomy tertutup, hanya saja luka tetap dibuka
tidak dijahit
• Whitehead’s hemorrhoidectomy
■ Hemoroidektomi yang dilakukan dengan eksisi melingkar tepat di
bagian proximal ke linea dentata.
■ Kemudian mukosa rektal dijahit ke linea dentata
Whitehead Hemorrhoidectomy
Bedah Stapler
● Bentuk alat seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di
belakang
● Keuntungan :
- Mengembalikan ke posisi anatomis
- Tidak mengganggu fungsi anus
- Anal discharge (-)
- Nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif
- Tindakan berlangsung cepat (20-45 menit)
- Pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin
singkat
(1) (2) (3)
Pencegahan dapat dilakukan dengan mencegah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
hemorrhoid dengan minum yang cukup, makan cukup sayuran, dan buah-buahan, sehingga kotoran kita
tidak mengeras. Kebiasaan malas minum, tidak hanya akan membuat hemorrohoid, ginjal juga lama
kelamaan akan dapat terganggu oleh karena kurangnya cairan dalam tubuh. Usahakan minum yang
cukup, imbangi dengan olah raga, sehingga perut tidak mual saat minum air putih. Makan makanan yang
banyak mengandung serat, seperti buah dan sayuran. Makanan yang banyak mengandung serat juga
akan memberikan manfaat mengurangi penyerapan lemak sehingga kolesterol menjadi aman. Banyak
melakukan olah raga, seperti jalan kaki, tidak duduk terlalu lama dan tidak berdiri terlalu lama
PROGNOSIS
● Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis.
● Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita
harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat
mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
• Riwanto Ign. Usus halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Dalam: Sjamsuhidajat R, Jong WD, penyunting. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2010. hal. 788-792.
• Sjamsuhidajat R & Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC
• Dermawan, D. & Rahayuningsih, T. 2010. Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan). Yogyakarta: Gosyen
Publishing
• Brodovskyi Sp, Iftodiy Ag, Kozlovska Im. Оptimization Of Surgical Treatment Of Hemorrhoidal Disease Stages Iii-Iv. Klin Khir.
2017;(2):10-12.
• Lalisang, Toar JM (2016) "Hemorrhoid: Pathophysiology and Surgical Management A Literature reviews," The New Ropanasuri Journal
of Surgery: Vol. 1 : No. 1 , Article 9.