Anda di halaman 1dari 24

Dewi Rahayu

406171052
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Wredha Salam Sejahtera
Periode 26 November – 30 Desember 2018
Ulkus Dekubitus merupakan suatu keadaan
kerusakan kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang
yang disebabkan oleh iskemia pada kulit (kutis dan
subkutis) akibat adanya penekanan pada suatu area
secara terus menerus.
 Penyakit ini sering terjadi pada pasien dengan tirah
baring lama di rumah sakit.
 Prevalensi ulkus dekubitus pada rumah sakit sekitar
17-25% dan dua dari tiga pasien yang berusia 70
tahun atau lebih akan mengalami ulkus dekubitus.
 Pasien imobilitas ok penyakit neurologis  5-8% tiap
tahun  kematian paraplegia disebabkan oleh ulkus
sebesar 7-8%
 Insiden pada pasien perawatan ICU  karena pasien
imunokompromise  8-40%
 Pasien dengan penyakit akut di RS  2-11%.
 Angka kekambuhan ps ulkus dekubitus yang telah
sembuh  90%
Faktor etiologi utama :
• Tekanan
• Terlalu kuat dalam menggeser
• Gesekan
• Kelembapan kulit.

 Tekanan normal pada jaringan 12-32 mmHg.


 Tekanan > dari nilai normal  sirkulasi dan oksigenasi ke jaringan
kurang  iskemik
 Predileksi ulkus dekubitus 95% bagian belakang tubuh.
 Daerah sering  sakrum, koksigeal, tuberositas, ischialgia, dan
trokanter mayor
 Faktor etiologi utama  tekanan, pergeseran,
gesekan, dan kelembaban.
 Tekanan tinggi bertahan lama  penurunan
aliran darah, oklusi pembuluh darah,
pembuluh limfatik, iskemia jaringan  terjadi
nekrosis otot, jaringan subkutaneus, dermis
dan epidermis  ulkus dekubitus.
 Kekuatan geser  dari pergerakan relatif
tulang dan jaringan subkutaneus terhadap
kulit yang tertahan pergerakannya
disebabkan daya gesek.
 Pada pasien geriatri  jumlah elastin kulit
berkurang fp efek samping pergeseran 
Gesekan menyebabkan pembentukan lepuh
intraepidermal  erosi superfisial kulit awal
mula ulkus
 Lingkungan lembab  ok perspirasi, urin,
inkontinensia fekal, atau drainase luka  efek
kerusakan o/ tekanan, gesekan, dan
pergeseran naik
 Faktor risiko utama  imobilitas
 Tipe ulkus :  Stadium Ulkus
◦ Tipe normal ◦ Stadium 1 : Eritema
◦ Tipe ateriosklerotik yang menetap
◦ Tipe terminal ◦ Stadium 2 : Kehilangan
sebagian lapisan
dermis
◦ Stadium 3 : Kerusakan
seluruh lapisan kulit
◦ Stadium 4 : Kerusakan
jaringan otot, tendon
dan tulang
◦ Unstageable
◦ Kerusakan jaringan
dalam
 Laboratorium
◦ Dapat ditemukan anemia, leukositosis, peningkatan
LED hipoproteinemia , iron serum menurun.
◦ u/ melihat bakteremia dan sepsis  kultur darah
 Biopsi
◦ Pemeriksaan histologi dilakukan untuk membantu
mendiagnosa stadium ulkus dekubitus
◦ Ulkus dekubitus lama  dapat ditemukan adanya
squamous cell carcinoma.
 Imaging
◦ u/ liat kerusakan tulang akibat osteomyelitis (komplikasi
ulkus dekubitus) USG, X foto tulang, atau MRI
Hal yang harus diperhatikan dalam
penatalaksanaan ulkus dekubitus adalah :
 Perawatan luka harus dibedakan ke dalam
metode operatif dan nonoperatif.
 Perawatan luka dengan metode nonoperatif
dilakukan untuk ulkus dekubitus stadium 1 dan
2, sedangkan untuk stadium 3 dan 4 harus
menggunakan metode operatif.
 Sekitar 70-90% ulkus dekubitus adalah
superfisial dan sembuh dengan penyembuhan
sekunder.
 Mengurangi tekanan lebih lanjut pada daerah
ulkus.
 Non farmakologis :
◦ Pengaturan diet dan rehabilitasi medik.
◦ Pemberian diet yang tinggi kalori, protein, vitamin
dan mineral  mempercepat penyembuhan ulkus
dekubitus.
 Terapi rehabilitasi  radiasi infra merah,
short wave diathermy, dan pengurutan.
 Tujuan terapi  efek peningkatan
vaskularisasi  penyembuhan ulkus.
 Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya
 Mengangkat jaringan nekrotik.
 Terdapat 7 metode yang dapat dilakukan antara lain :
 Autolytic debridement.  balutan yang lembab  memicu
autolisis oleh enzim tubuh.
 Biological debridement, or maggot debridement therapy.
Metode ini menggunakan maggot (belatung) untuk memakan
jaringan nekrosis  membersihkan ulkus dari bakteri
 Chemical debridement, or enzymatic debridement.
 Mechanical debridement.  menggunakan kasa basah lalu
membiarkannya kering di atas luka kemudian mengangkatnya
 Sharp debridement.  menggunakan skalpel atau intrumen
serupa untuk membuang jaringan yang sudah mati.
 Surgical debridement
 Ultrasound-assisted wound therap. Metode ini memisahkan
jaringan nekrosis dari jaringan yang sehat dengan gelombang
ultrasonik.
Menurunkan dan mengatasi infeksi.
 Antibiotika sistemik  u/sepsis dan selulitis. Ulkus  dibersihkan
beberapa kali/hari dgn larutan H202 3%, povidon iodin 1%, seng
sulfat 0,5%. Antibiotik sistemik yang dapat diberikan meliputi
gologan penicillins, cephalosporins, aminoglycosides,
fluoroquinolones, dan sulfonamides.
Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan
epitelisasi.
 Bahan-bahan topikal misalnya: salep asam salisilat 2%, preparat
seng (ZnO, ZnSO4).
 Oksigen hiperbarik; selain mempunyai efek bakteriostatik
terhadap sejumlah bakteri, juga mempunyai efek proliferatif
epitel, menambah jaringan granulasi dan memperbaiki keadaan
vaskular.
Tindakan bedah
 Debridement luka terutama ulkus dekubitus stadium III & IV.
Intervensi terbaru Negative Pressure Wound Therapy  tekanan
negatif topikal pada luka pake busa yang ditempatkan pada
rongga ulkus yang dibungkus oleh sebuah lapisan yang kedap udara
 eksudat dapat dikeluarkan dan material infeksi ditambahkan
untuk membantu tubuh membentuk jaringan granulasi dan
membentuk kulit baru.
 Perawatan kulit
◦ Bersihkan kulit dengan air hangat
◦ Oleskan pelembab seperti lotion
◦ Jaga pakaian dan sprei tetap kering. Hindari kulit
dari keringat dan urin
◦ Pemeriksaaan kulit setiap hari terutama pada
daerah yang terdapat penonjolan tulang
◦ Pijat kulit yang masih intak untuk membantu
sirkulasi
 Perubahan posisi tubuh
◦ Usahakan secara rutin pasien dapat pindah dari
tempat tidur ke kursi, berdiri dan berjalan. Pasien
dibantu untuk melakukan latihan linggup gerak sendi
(range of motion exercise)
◦ Miring ke kiri, kanan dan terlentang setiap 2 jam.
Gunakan bantal di bawah kaki untuk menjaga agar
tumit tidak langsung bersentuhan dengan kaki.
◦ Jangan mengangkat kepala terlalu tinggi karena badan
akan “meluncur” sehingga bokong atau kulit
punggung akan mudah lecet.
◦ Jangan mengangkat pasien dengan menarik dari
tempat tidur.
Tempat Tidur dan Kasur
 Permukaan kasur atau pelapis kasur terapeutik
 Kasur pengganti
 Tempat tidur pengapung berisi udara :
dipergunakan pada kasus yang berat atau
berisiko tinggi, apabila kontraktur menghalangi
pengaturan posisi, dan apabila terdapat
keterbatasan akses untuk perawatan yang
terampil. Barang ini dapat dipergunakan di
rumah, namun hanya setelah berkonsultasi
dengan dokter, jurupulih, atau perawat.
Tempat Duduk Kursi Roda : Penghilang Tekanan
dan Pengaturan Posisi
Bantal kursi roda mengurangi risiko ulkus
dekubitus pada orang dengan cacat fisik. Bantal
berfungsi untuk :
 Menghilangkan tekanan pada daerah anatomis
yang rentan dengan membuat suatu lapisan
pelindung tambahan antara permukaan tempat
duduk dan tubuh
 Mendistribusikan berat badan jauh dari
tonjolan tulang
 Menstabilkan tubuh terhadap keseimbangan
dan fungsi pemosisian
Ciri-Ciri Bantalan Kursi Roda Statis
Kategori Definisi Keuntungan Kerugian
Berisi udara Balon yang dapat dipompa Ringan Bila tertusuk tidak mudah
diperbaiki
Mudah dibersihkan Memerlukan pemantauan
tekanan udara
Akan menyebabkan masalah
Dapat disesuaikan; tinggi keseimbangan / masalah
multipel pemindahan

Dapat disekat-sekat; katup


multipel
Terisi pengapung Air / cairan lain yg diberi Dpt menyesuaikan diri dg Berat
obat secara kimia dalam pergerakan tubuh
membran plastik / karet Bila tertusuk bisa bocor
Mudah dibersihkan
Sulit dipindahkan
Ciri-Ciri Bantalan Kursi Roda Statis
Gel pengapung Bahan seperti plastik Dapat menyesuaikan diri Sama seperti terisi
yang merangsang dg pergerakan tubuh pengapung
jaringan lemak tubuh
idealnya, kompresi pd 1 Bertindak sebagai
daerah dr bantal peredam kejut
pengapung membuat
cairan / gel mengalir ke
dalam daerah yg tidak
dikompresi
Busa Blok / lapisan busa yg Siap tersedia Mudah rusak (rata-rata 6
polyurethane padat bulan)
Kompresi pd 1 daerah Ringan Tidak dapat dicuci /
hanya menimbulkan dibersihkan
sedikit efek pd daerah Mudah berubah sesuai
lain Dapat dipotong-potong suhu
Distribusi tekanan menjadi berbagai Tidak boleh terpajan
tergantung pd desain & bentuk, ukuran, / terhadap cahaya matahari
kepadatannya ketebalan langsung
 Infeksi sering bersifat multibakterial
 Keterlibatan jaringan tulang dan sendi seperti
periostitis, osteitis, osteomielitis, artitis
septik
 Septikemia
 Anemia
 Hipoalbuminemia
 Kematian dengan mortalitas 48%
 Banyak faktor yang berperan dalam prognosis
ulkus dekubitus. Faktor faktor ini adalah usia,
ukuran dan derajat ulkus dekubitus, keadaan
nutrisi dan penyakit kronis yang diderita
pasien.

Anda mungkin juga menyukai