DPJP:
Kolonel CKM dr. Edli Warman, Sp. OT(K) SPINE,
MARS
Dokter Pendamping:
dr. Vonny Veronica B.
● Nama : Tn. H
● No. RM : 435659
● Jenis kelamin : Laki-laki
● Umur : 27 tahun
● Alamat : Asrama Paspampres Jl.Tanah Abang 2 No.6
● Agama : Islam
● Status Pernikahan : Menikah
● Pekerjaan, Pangkat : TNI, Pratu
● Jaminan Kesehatan : BPJS
● Tanggal Mulai Perawatan : 16 Mei 2021
● Tanggal Keluar Perawatan : 20 Mei 2021
A. DATA SUBJEKTIF
Anamnesis (Autoanamnesis) (16 – 05 – 2021 jam 14.40 di IGD RS Ridwan )
1. Airway : bebas
2. Breathing : spontan
3. Circulation : perdarahan aktif (-)
4. Disability : GCS 15 (E4M6V5), lateralisasi (-/-)
5. Exposure : oedem (+) regio lengan atas kanan (lihat status lokalis)
B. DATA OBJEKTIF
Secondary Survey
● Status Gizi
1. Tinggi Badan : 164 cm
2. Berat Badan : 51 kg
3. BMI : 18,96 kg/m2 (normoweight Asia Pasifik)
4. Kesan gizi : Gizi cukup
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Head to Toe
1. Kepala :
• Multiple vulnus excoriatum tertutup krusta at regio fasialis, ukuran: 2 cm & 3 cm
• Multiple vulnus laceratum a/r mental ukuran: 2 x 0,3 x 0,3 cm & 2 x 0,2 x 0,1 cm
• Oedem (+) a/r temporal sinistra
2. Mata : Hematom periorbita (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), oedem (-/-),
conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor (3mm/3mm), refleks cahaya
direk (+/+), RC indirek (+/+)
8. Abdomen : Datar lembut, BU (+) normal, timpani, nyeri tekan (-), defans muskular (-)
9. Pelvis : Vulnus excoriatum a/r pelvis sinistra, ukuran: 4 cm
10. Extremitas :
• Vulnus excoriatum a/r genu sinistra, ukuran: 3 cm, tertutup krusta
• Vulnus excoriatum a/r genu dextra, ukuran: 2 cm
• Vulnus excoriatum a/r manus sinistra, ukuran: 2 cm, tertutup krusta
• Vulnus excoriatum a/r manus dextra, ukuran: 2 cm, tertutup krusta.
• Nyeri (+) at regio brachii dextra. Lihat status lokalis.
B. DATA OBJEKTIF
Status Lokalis a/r Brachii (D)
Kesan :
● Closed Fracture Humerus Dextra
C. DIAGNOSIS KERJA
D. TATALAKSANA
● Imobilisasi : Pemasangan spalk pada regio brachii dextra
● Hecting vulnus laceratum di regio mental
● Manajemen nyeri, profilaxis
○ Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gr
○ Inj. Ketorolac 1x1 amp
○ Inj. Ranitidine 1x1 amp
● Pro ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Prognosis
17/05/2021
07.00 S : nyeri bahu kanan (+) P:
- Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gr
O : KU sakit sedang, CM
- Inj. Ketorolac 1 x 1 amp
TD: 120/80 mmHg, N: 80x/m, R: 18 x/ m, S: 36,5 oC - Inj. Ranitidine 1 x 1 amp
- Swab PCR
18/05/2021
07.14 Konsul dr. Ardhesturo, SpJP, jawaban:
- Acc operasi toleransi cardiac risk low
Laporan Operasi (18/05/2021)
09.30 Mulai OP : 09.30 Pasien dilakukan ORIF di OK
Selesai OP : 12.30 dengan operator dr. Edli,
Dx Pre-OP : CF Humerus (D) pro ORIF Sp.OT(K)
Dx Post-OP : post ORIF Humerus (D)
Jalannya Operasi
Pre-operasi
1. Pasien terbaring tersedasi dalam posisi lateral
2. Scrubbing : Membersihkan area operasi (brachii dextra), proses aseptik antiseptik
3. Draping : Pasang duk steril
Operasi
1. Melakukan insisi pada posterior regio brachii (D)
2. Insisi lapis demi lapis hingga terekspos os humerus (D). Kontrol perdarahan.
3. Tampak fraktur os humerus (D)
4. Dx: Fracture humerus (D), laserasi otot
Laporan Operasi (18/05/2021)
5. Dilakukan traksi dan reduksi pada fraktur (ORIF) dan pemasangan plate
6. Otot dijahit
7. Luka dirawat dan dicuci dengan NaCl
8. Tutup medan operasi dengan dijahit lapis demi lapis dari mukosa, subkutis,
hingga kulit. Kontrol perdarahan. Pemasangan drain.
9. Operasi selesai
13.33 Foto Humerus (D) AP Lat Post Op (18/5/2021) Interpretasi :
- Terpasang plate and screw pada 1/3 tengah
os humerus (D), posisi stabil
- Masih tampak fraktur pada 1/3 tengah os
humerus (D)
- Belum tampak pertumbuhan kalus
- Tampak drain pada 1/3 tengah os humerus
- Tidak tampak gambaran osteomielitis
Kesan :
Closed Fracture Humerus (D) post ORIF
17.00 S : Nyeri luka OP (+) P :
O : KU baik, CM - Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gr
TD: 119/80 mmHg, N: 84x/m RR 22x/m, S: 36 oC - Inj. Ketorolac 2 x 1 amp
Luka op tertutup perban. - Inj. Ranitidine 2 x 1 amp
BU(+) & flatus (+)
19/05/2021
07.00 S : nyeri luka post op (+) P:
O : KU baik, CM - Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gr
TD: 120/80 mmHg, N: 84x/m, R: 22x/m, S: 36,1 oC - Inj. Ketorolac 2 x 1 amp
Luka op tertutup perban - Inj. Ranitidine 2 x 1 amp
ROM brachii membaik, Sensibilitas: normal - + salep kalmicetine
A: POD I CF Humerus (D) - Sore aff drain
- Tangan elevasi (pakai arm sling)
20/05/2021
07.00 S : nyeri luka post op (+) P : BLPL, terapi pulang:
O : KU baik, CM - Ciprofloxacin 2 x 500 mg (5 hari)
TD: 120/80 mmHg, N: 80x/m, R: 20x/m, S: 36 oC - Meloxicam 2 x 1
Arm sling sudah terpakai - Ranitidine 2 x 1
ROM brachii membaik, Sensibilitas: normal
A: POD II CF Humerus (D)
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Fraktur
1. Definisi
● Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh trauma.2
2. Anatomi
● Tulang terbesar pada extremitas atas tubuh, berartikulasi dengan scapula pada
sendi glenohumeral, dan dengan radius dan ulna pada sendi siku.3
● Memanjang dari insersi otot pectoralis major hingga ke supracondylar ridge.
● Vaskularisasi ke diafisis humerus berasal dari perforating branches dari arteri
brachialis.2
2. Anatomi
3. Epidemiologi
● Fraktur tertutup : Kulit di area fraktur tetap intak sehingga tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan udara luar atau bagian eksternal
tubuh.
● Fraktur terbuka : Kulit di area fraktur mengalami luka terbuka sehingga
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
● Grade 0 : fraktur sederhana tanpa / disertai dengan sedikit kerusakan jaringan lunak
● Grade 1 : fraktur yang disertai dengan abrasi superfisial atau luka memar pada kulit dan
jaringan subkutan
● Grade 2 : fraktur yang lebih berat dibanding derajat 1 yang disertai dengan deep soft-
tissue contusion and swelling
● Grade 3 : fraktur berat yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
terdapat ancaman terjadinya compartment syndrome (5P)
Penatalaksanaan
● Tujuan dari tatalaksana ini adalah menyatunya fraktur dan kembali ke fungsi sebelum
cedera.
● Faktor dalam memilih tatalaksana,, yaitu usia pasien dan level fungsional, karakteristik dan
pola fraktur, dan status jaringan lunak di sekitarnya.2
● Fraktur shaft humerus (>90%) dapat sembuh dengan tatalaksana non-operatif.
● Tatalaksana non-operatif memerlukan; postural dan gaya otot yang terkontrol, supervise
dan follow-up berkala, pasien kooperatif dan mobile, fraktur dapat direduksi, otot masih
tersuplai inervasi saraf dengan baik (brachial plexus utuh). 2
Penatalaksanaan
Treatment pada fraktur terdiri dari manipulasi, splintage, dan joint movement. Penyembuhan
fraktur dibantu oleh loading bone objectives : REDUCE, HOLD, EXERCISE
Open Reduction
REDUCTION
Indikasi :
Bengkak >12jam sulit reduksi • Gagal closed reduction
Tidak diperlukan pada kondisi : • Fragmen articular besar
• Tidak ada displacement • Traksi fraktur avulsi
• Ketika displacement kecil
• Ketika reduksi tidak mungkin dilakukan
Closed reduction
a. Traksi in-line
b. Reposisi
c. Adjusted
Efektif ketika periosteum dan otot masih intak, fraktur displaced
minimal, fraktur pada anak-anak
Hold reduction
• Continuous traction
• Cast splintage
• Functional bracing
• Internal fixation
• External fixation
Continuous Traction
Fragmen fraktur difiksasi secara aman menggunakan metode screw, metal plate held by screw,
intramedullary rod or nail, circumferential band.
Indikasi :
• Fraktur tidak bisa direposisi kecuali operasi
• Fraktur tidak stabil dan cenderung displace setelah reduksi (co. midshaft fracture of
forearm), dan berlawanan dengan gerak otot (co. transverse fracture of patella).
• Fraktur yang lama dan sulit menyatu (co. femoral neck fracture)
• Fraktur patologis
• Fraktur multipel
• Penderita dengan asuhan keperawatan sulit (co. geriatric, paraplegia)
a. Screw
b. Plate and screw
c. Intramedullary nail
d. Simple K-wire
Internal Fixation
Fragmen fraktur difiksasi secara aman menggunakan metode screw, metal plate held by screw,
intramedullary rod or nail, circumferential band.
Indikasi :
• Fraktur tidak bisa direposisi kecuali operasi
• Fraktur tidak stabil dan cenderung displace setelah reduksi (co. midshaft fracture of
forearm), dan berlawanan dengan gerak otot (co. transverse fracture of patella).
• Fraktur yang lama dan sulit menyatu (co. femoral neck fracture)
• Fraktur patologis
• Fraktur multipel
• Penderita dengan asuhan keperawatan sulit (co. geriatric, paraplegia)
Exercise
Tujuan :
• Mengurangi edema
• Gentle assistance
• Mengembalikan kekuatan otot
• Semakin pasien bisa mobile, semakin tinggi intensitas program aktivitas (berjalan,
bangun dari tempat tidur, mandi, berpakaian, makan)
Komplikasi
Diskusi Kasus