Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

Konstipasi pada Geriatri

Disusun oleh :
Stevania Paula Moke Djogo (406148153)

Pembimbing :
dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp. KJ

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna
Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

KONSTIPASI PADA GERIATRI

PENDAHULUAN:
Perubahan Traktus Gatrointestinal Bawah yang Berkaitan dengan Usia1:

Perubahan-perubahan anatomis yang berkaitan dengan usia pada traktus gastrointestinal


bawah berkontribusi terhadap lama transit dan berkurangnya kandungan air dalam feses.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi atrofi dinding usus, berkurangnya suplai darah, dan
perubahan-perubahan neuronal intrinsik.1
Waktu transit saluran cerna dan motilitas kolon serupa pada usia tua dan muda yang sehat.
Usia tua yang menderita penyakit kronis dan mengalami konstipasi memiliki pemanjangan
waktu transit saluran cerna total sampai 4-9 hari (normal < 3 hari), evakuasi tertunda saat
melalui bagian terbawah usus besar dan rektum. Fungsi kolon tampaknya lebih dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan penuaan (penyakit kronis, imobilisasi, dan
pengobatan) dibanding usia itu sendiri. Perubahan-perubahan neurodegeneratif sistem saraf
enterik atau enteric nervous system (ENS) yang berkaitan usia mungkin merupakan kunci
perubahan fungsional pada usia lanjut. Pada kolon orang berusia lebih dari 65 tahun
didapatkan kehilangan 37% neuron-neuron enterik dibandingkan pada usia dewasa muda.1
Orang tua mengalami penurunan tekanan sfingter anal internal, kekuatan otot pelvis,
perubahan sensitivitas rektum dan fungsi anal. Wanita mengalami penurunan tekanan
pemerasan lebih besar berkaitan dengan usia (setelah menopause, cedera persalinan per
vaginam). Perubahan ini meningkatkan risiko ataupun potensi terjadinya konstipasi.1

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 2
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

DEFINISI KONSTIPASI:

Harrisons (2013)
Penurunan frekuensi BAB selama 1 minggu disertai nyeri perut, distensi,
dan adanya fekalit pada palpasi abdomen.2
Journal Managemen of constipation 2012
Pengurangan frekuensi BAB/kesulitan dlm pembentukan feses Rome
Kriteria. Konstipasi kronis > 12 minggu degan gejala sudah dialami 12
bulan sebelumnya.3
American Journal Gasttro-enterology 2012
BAB tidak memuaskan/sulit/keduanya + mengejan,rasa belum tuntas,
feses mengeras/kental, waktu lama u/ BAB, butuh manuver.4
ETIOLOGI:3,4

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 3
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

DIAGNOSIS :
Kriteria diagnosis konstipasi fungsional dari Rome III adalah terpenuhinya 3 kriteria
di bawah ini dalam 3 bulan terakhir dengan gejala yang dimulai setidaknya 6 bulan sebelum
diagnosis1,3,4:
1. Harus disertai 2 atau lebih gejala-gejala berikut:
a. Mengejan selama setidaknya 25% defekasi,
b. Feses keras setidaknya 25% defekasi,
c. Sensasi evakuasi yang tidak komplit setidaknya 25% defekasi,
d. Sensasi obstruksi anorektal setidaknya 25% defekasi,
e. Manuver manual untuk memfasilitasi setidaknya 25% defekasi (evakuasi dengan
bantuan jari, penekanan dasar pelvis),
f. Kurang dari 3 kali defekasi per minggu,
2. Feses lembek jarang sekali dihasilkan tanpa penggunaan laksatif,
3. Kriteria yang tidak cukup untuk diagnosis irritable bowel syndrome.

Anamnesis:
Obat-obat yang menginduksi konstipasi
konstipasi idiopatik tidak memiliki keluhan lain
Konstipasi onset baru atau yang memberat, darah dalam feses, penurunan berat badan,
demam, anoreksia, mual, muntah, atau riwayat keluarga dengan inflammatory bowel
disease (IBD) atau kanker kolon memerlukan pemeriksaan kolon menyeluruh, terutama
pada usia lebih dari 50 tahun.1,3,4

Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi daerah perianal dapat menunjukkan bekas luka/parut, fistula, fisura, dan
hemoroid eksternal
Ukur penurunan perineum dengan mengukur penurunan dasar pelvis (X) saat mengejan
dan istirahat (normalnya 1,0-3,5 cm). Berkurangnya penurunan (<1,0 cm) dapat
mengindikasikan ketidakmampuan merelaksasi otot-otot dasar pelvis. Penurunan
perineum eksesif (>3,5 cm) dapat mengindikasikan kelemahan perineum
pengukuran penurunan perineum dikonfirmasi menggunakan defekografi atau MRI pelvis
dinamik, sekaligus untuk menilai perubahan sudut anorektal.1

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 4
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

Gambar 1: perubahan saat


mengejan1
Inspeksi Feses:
Tipe konsistensi feses berdasarkan grafik feses Bristol atau the Bristol stool chart bermanfaat
untuk mengestimasi waktu transit kolon . Feses tipe 1 menggambarkan waktu sekitar 100 jam
(transit lambat), sedangkan tipe 7 sekitar 10 jam (transit cepat). Grafik feses Bristol telah
divalidasi berkorelasi dengan jumlah feses yang dikeluarkan, mengejan, dan urgensi. 1,3,4

Gambar 2: grafis feses bristol1


Pemeriksaan Laboratorium:
The British Society of Gastroenterology merekomendasikan agar investigasi di pelayanan
primer terbatas pada1:

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 5
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

pemeriksaan darah rutin/darah lengkap (hemoglobin, hitung leukosit, dan trombosit)


menyingkirkan kemungkinan anemia,
fungsi tiroid (TSH jika perlu ditambah fT4) hipotiroid.

Pemeriksaan Radiologi:
pemeriksaan radiologi digunakan untuk menyingkirkan sumber-sumber sepsis atau masalah-
masalah intra-abdomen.1
o Enema barium kontras udara atau air contrast barium enema menilai kanker kolon
obstruktif, volvulus intermiten, atau striktur kolon pada kondisi konstipasi kronis.
o Distensi rektum dengan tekanan dikendalikan atau controlled pressure-based rectal
distension dengan pencitraan rektum fluoroskopik mengukur diameter rektum pada
tekanan distensi minimal mengidentifikasi megakolon idiopatik tanpa penyebab organik
lain.
o Waktu transit kolon harus ditentukan pada kecurigaan gangguan motilitas kolon.
Dilakukan dengan cara mengamati perjalanan marker radioopak yang diberikan per
oral dengan foto abdomen setiap hari. Obstruksi saluran keluar intestinal cenderung
menyebabkan penumpukan marker di kolon kiri dan sigmoid, sedangkan dismotilitas
kolon menyebabkan penumpukan marker di sepanjang kolon.
o MRI pelvis dinamik menunjukkan anatomi fungsi selama defekasi, mengidentifikasi
dissinergi dasar pelvis, juga defek anatomis yang menjebak atau menjepit rektum dan
menyebabkan obstruksi dalam proses defekasi.

Pemeriksaan Penunjang Lain


Kolonoskopi konstipasi akut (obstruksi usus besar)
Manometri anal menilai sfingter anal, dasar pelvis, dan saraf-saraf yang berhubungan.
Defekografi (MRI pelvis dinamik) mengevaluasi fungsi anorektal, dan penurunan dasar
pelvis

PENATALAKSANAAN1,2,3,4
Target
Target penatalaksanaan konstipasi kronis
mengurangi gejala,
mengembalikan kebiasaan defekasi yang normal,
keluarnya feses yang berbentuk dan lunak setidaknya 3 kali per minggu tanpa
mengejan, dan meningkatkan kualitas hidup dengan efek samping minimal.

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 6
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

Non-farmakologis

1. Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik berhubungan dengan peningkatan 2x risiko konstipasi. Tirah baring
dan imobilisasi berkepanjangan juga sering dihubungkan dengan konstipasi

2. Latihan
Sebagian kemampuan defekasi merupakan suatu refleks yang dikondisikan. Sebagian besar
pasien dengan pola defekasi teratur melaporkan bahwa pengosongan saluran cernanya pada
saat yang hampir sama setiap hari. Saat optimal untuk defekasi adalah segera setelah bangun
tidur dan setelah makan, saat transit kolon tersingkat.

3. Posisi Saat Defekasi


Suatu penelitian yang membandingkan posisi-posisi
defekasi menyimpulkan bahwa pasien harus dimotivasi
untuk mengadopsi posisi setengah berjongkok atau
semisquatting untuk defekasi. Bantal jugadapat
digunakan untuk membantu untuk menguatkan otot-
otot abdomen.

Gambar 3. Posisi setengah berjongkok atau


semisquatting untuk defekasi

4. Konsumsi Air
Dianjurkan minum setidaknya 8 gelas air per hari (sekitar 2 liter per hari). Konsumsi kopi,
teh, dan alkohol dikurangi semaksimal mungkin atau konsumsi segelas air putih ekstra untuk
setiap kopi, teh, atau alkohol yang diminum.

5. Serat
Meningkatkan konsumsi serat umum direkomendasikan sebagai terapi awal konstipasi.
Rekomendasi makanan tinggi serat (buah dan sayur) atau suplemensuplemen serat Psyllium

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 7
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

(kulit ari ispaghula ispaghula husk, metilselulosa, polycarbophil, atau kulit padi/bran) perlu
dilanjutkan selama 2-3 bulan sebelum ada perbaikan gejala yang bermakna.

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 8
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

Farmakologis

Laksatif serat meningkatkan berat feses


(mengabsorpsi air)
Laksatif osmotik (agen hiperosmolar)
sekresi air ke dalam lumen intestinal.
Laksatif stimulan meningkatkan motilitas
dan sekresi intestinal. Agen ini bekerja dalam
hitungan jam dan dapat menyebabkan efek
samping nyeri/kram abdomen. Agen ini
direkomendasikan apabila laksatif osmotik
gagal. Cara kerjanya melalui perubahan
transpor elektrolit oleh mukosa intestinal,
sehingga meningkatkan aktivitas motor
intestinal
Enema dan suppositoria rektum
menginduksi defekasi dengan meregang rektum
dan kolon. Pasien geriatri dengan masalah
mobilisasi mungkin membutuhkan enema
sesekali untuk menghindari impaksi feses.
Probiotik memperbaiki frekuensi defekasi
pasien konstipasi, karena bakteri menghasilkan
asam laktat yang akan meningkatkan motilitas
intestinal dan mengurangi waktu transit.
Tabel 1. Golongan agen pereda konstipasi.

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 9
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

Tabel 2. Derajat rekomendasi American College of Gastroenterology, onset kerja, dosis, dan
efek samping dari terapi farmakologis konstipasi.

Tabel 3. Ringkasan efek-efek beberapa laksatif terhadap fungsi usus.

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 10
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

Tabel 4. Klasifikasi dan perbandingan antar laksatif.

Gambar 4. Algoritma penatalaksanaan non-farmakologis dan farmakologis konstipasi kronis


pada pasien geriatri.

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 11
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 12
Konstipasi pada Geriatri Stevania Paula 406148153

DAFTAR PUSTAKA

1. Sianipar N. Benedictus. Konstipasi pada pasien geriatri. Cermin Dunia


Kedokteran 2015;42[8]:572-7

2. Longo, Fauci, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo. Harrisons.18th ed.


United State of America: McGraw-Hill; 2013

3. Juan F. et all. Chronic Constipation in the Elderly. The American Journal


of Gastroenterology 2012;107:18-25

4. McKay Sherry L, Fravel Michelle, Scanlon Cathy. Management of


Constipation. Journal of Gerontological Nursing 2012;38[7]:9-13

Kepaniteraan Ilmu Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Sasana Tresna Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Periode 9 Januari 2017 11 Februari 2017 Page 13

Anda mungkin juga menyukai