• Sindrom Horner
Sindrom Horner terjadi akibat adanya invasi tumor pada servikal bagian bawah
dan ganglion thorakal 1, dimana biasanya ganglion-ganglion tersebut bersatu
membentuk ganglion stellata (bintang)Jika tumor menyebar ke jalur persarafan
simpatik dan ganglion stellata, maka akan menyebabkan terjadinya sindrom horner
pada wajah dan tangan pada satu sisi badan. Sindrom horner ditandai dengan ptosis,
anhidrosis, enophtalmus, dan miosis pupil pada sisi yang sakit.
• Sindrom paraneoplastic
Biasanya pasien dengan tumor pancoast mungkin memiliki gejala yang mirip
sindrom paraneoplastik. Sebagian besar manifestasi metabolik adalah hasil sekresi
endokrin oleh tumor. Manifestasi–manifestasi tersebut meliputi sindroma Cushing,
sekresi hormon antidiuretik yang berlebihan, hiperkalsemia, miopati, gangguan
darah, dan osteoartropati hipertrofi.
• Pem.Fisik
Sindrom Horner
• Pem. Penunjang
➢ Pemeriksaan darah pada pasien dengan tumor pancoast tidak spesifik, dan
tidak dijadikan alasan untuk mendiagnosis.
➢ Tumor marker, seperti bombesin, neuron-specific enolase, dan peptide lain
biasanya didapatkan pada kanker sel kecil (SCLC) dan berhubungan dengan
stage penykitnya.
➢ Tumor onkogen, termasuk K-ras, c-myc, TP53, dan HER-2/neu juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan tumor paru. Meskipun
begitu, keberadaan onkogen hanya berfungsi untuk menentukan prognosis,
tidak berguna untuk menentukan staging kanker.
➢ Pemeriksaan darah rutin pada pasien dengan kanker paru termasuk RBC,
BUN/jumlah kreatinin, WBC, dan urinalisis.
➢ Parameter pembekuan, seperti protrombin time (PT), activated partial
thromboplastin time (APTT) dan platelet juga diperiksa.
➢ Fungsi hati diperiksa untuk melihat adanya metastasis kanker ke hati.
Urinalisis diperiksa pada semua pasien yang dipersiapkan untuk operasi
• Staging
5 year survival rate (%)
Stage TNM Clinical Stage Surgical-PA Stage
IA T1N0M0 61 67
IB T2N0M0 38 57
IIA T1N1M0 34 55
IIB T2N1M0 24 39
IIB T3N0M0 22 38
IIIA T3N1M0 9 25
T1-2-3N2M0 13 23
IIIB T4N0-1-2M0 7 <5
T1-2-3-4N3M0 3 <3
IV TN-M1 1 <1
• Radiografi (X-RAY)
Terlihatnya tumor Pancoast pada foto polos thorax. Pada foto toraks
posisi PA dapat terlihat :
➢ Gambaran radioopak berupa suatu massa unilateral atau asimetri di daerah
apeks paru.
➢ Penebalan pleura
➢ Destruksi iga 1-3
➢ Invasi tumor pada tulang belakang
➢ Pembesaran mediastinum karena massa tumor
Kelemahan menggunakan Xray adalah pada stadium awal, pancoast
tumor sulit terdeteksi dari foto toraks PA karena sulitnya mengidentifikasikan
bayangan di daerah apical paru.
• CT-Scan
Pada CT Scan dapat terlihat :
➢ Destruksi iga.
➢ Invasi tumor pada pleksus brakialis, mediastinum(berupa mediastinal
adenopati), dan pada dinding dada.
➢ struktur dari vena cava, trakea, dan esofagus.
Pemeriksaan dengan CT Scan ini paling baik untuk melihat destruksi iga.
Kontras yang digunakan dalam pemeriksaan dengan CT Scan ini dapat
memperlihatkan keterlibatan pembuluh darah subclavia.
Kelebihan CT Scan daripada MRI adalah dalam hal evaluasi kelenjar
getah bening di daerah mediastinum yang terlibat akibat adanya tumor,
harganya yang lebih murah dan pemeriksaannya yang lebih mudah didapatkan.
A. Lateral
B. Anterior
C. Posterior
• MRI
Keterlibatan terhadap tulang sering lebih baik diperlihatkan oleh CT,
tetapi MRI dapat menghasilkan gambaran dalam bidang koronal dan sagital
dimana posisi tersebut ideal dalam memperlihatkan hubungan dari tumor
dengan plexus brachialis dan pembuluh darah subclavia. Invasi dari
pericardium melalui metastasis nodus limfatikus atau tumor primer itu sendiri
dapat menghasilkan pericarditis dan efusi pericardial
Keuntungan dari MRI adalah tidak menimbulkan artefak dan
mengidentifikasi pembuluh darah secara akurat. MRI juga menggunakan
kontras yang bagus dan lebih akurat daripada metode lainnya dalam
membuktikan sesuatu. Dibandingkan dengan CT Scan, MRI lebih akurat dalam
melihat perluasan pancoast tumor pada tulang belakang, pleksus brakialis, dan
arteri subclavia. Keuntungan ini penting karena perluasan pada tulang belakang
dan pleksus brakialis adalah kontraindikasi untuk dilakukannya tindakan
pembedahan.
• Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua jenis histologis kanker paru.
➢ Kemoterapi untuk pancoast SCLC, tambahan radiasi kepala dilakukan
setelah kemoterapi 6 siklus.
➢ Kemoterapi untuk NSCLC berdasarkan stage. Kemoterapi dapat diberikan
pada semua stage tetapi pada stage I dan II pascabedah kemoterapi
ditentukan berdasarkan stage pascabedah. Kemoterapi untuk NSCLC stage
III dan IV merupakan terapi paliatif. Stage I dan II yang inoperable cases
(keadaan umum pasien buruk atau tidak bersedia di operasi atau ada
kontraindikasi untuk operasi) dapat dianjurkan kemoterapi dan sebaiknya
dipertimbangkan pula radioterapi.
Kemoterapi dapat diberikan jika memenuhi syarat antara lain: keadaan
umum baik skala karnofsky >70), fungsi hati, ginjal dan sistem homeostatik
(darah) baik dan masalah finasial dapat diatasi. Syarat untuk hemostatik yang
memenuhi syarat adalah ;
➢ HB > 10 gr%
➢ Leukosit > 4.000/dl
➢ Trombosit > 100.000/dl
➢ Granulosit >1500/mm3
Kemoterapi pada tumor pancoast bertujuan merangsang remisi,
mengurangi morbiditas, dan mencegah komplikasi