Anda di halaman 1dari 20

STATUS PSIKIATRI

Disusun oleh :
Tiara Syamsa NW
119810053

Pembimbing :
dr. Rini Rianti, Sp.KJ
dr. Hermansyah Suwarno, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU


KESEHATAN JIWA RSUD WALED
KABUPATEN CIREBON
STATUS KASUS PSIKIATRI

I. PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI


A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. C
b. Umur : 40 tahun
c. Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 16 Juni 1980
d. Jenis Kelamin : laki-laki
e. Alamat : Cirebon
f. Agama : Islam
g. Status Pernikahan : Belum menikah
h. Suku : Jawa
i. Pendidikan Terakhir : MTS
j. Pekerjaan : Tukang kabel Telkom
k. Tanggal Pemeriksaan : 21 September 2020
l. Nomor RM : 198961xx

2. Identitas Pengantar
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 35 tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Alamat : Cirebon
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Guru
g. Hubungan dengan Pasien : Adik Pasien

B. KELUHAN UTAMA
1. Autoanamnesis dilakukan tanggal 21 September 2020

Sering melamun
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan sering melamun, sering merasa ketakutan dan sering
murung karena merasa berdosa, Keluhan disertai dengan keyakinan bahwa pasien
harus bertanggungjawab atas kehilangan diperusahaan dan mendengar suara bisikan
wanita yang menyuruh mandi. Perubahan perilaku pasien muncul pada 2 tahun yang
lalu, ketika rekan kerja menuduh bahwa dirinya harus bertanggungjawab atas
kehilangan kabel perusahan.
Pasien sering merasa kelelahan dan bingung. Pasien juga sulit diajak berkomunikasi,
melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan,serta terbangun dimalam hari.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Riwayat Psikiatri:
 Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.
Heteroanamnesis dilakukan pada Tn. A, adik pasien saat di bangsal RSUD Waled.
Pasien laki-laki berusia 40 tahun, belum menikah, tamat SMP, tidak bekerja, , datang
diantar adiknya dengan keluhan sering melamun dan sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari seperti mandi dan makan. Mengenai perasaannya, pasien mengatakan
sedang sedih karena merasa kehilangan nenek dan pamannya dan sering menangis
secara tiba-tiba. Keluarga pasien mengatakan badan pasien lemas dan mudah lelah
sehingga dia hanya tidur-tiduran di rumahnya dan tidak berniat melakukan apapun.
Selain itu, pasien juga mengalami hal yang aneh yaitu mendengar suara-suara yang
tidak didengar oleh adiknya. Pasien meyakini bahwa dia harus bertanggungjawab atas
kehilangan kabel di perusahaannya 2 tahun yang lalu dan pasien mendengan suara
wanita yang yang menyuruh mandi akibat badan pasien bau yang terdengar cukup
keras di kedua telinga. Pasien tidak melihat bayangan Pasien juga mengeluh dirinya
sulit untuk tidur lelap dan sering terbangun di tengah malam. Nafsu makannya
dikatakan berkurang sejak 6 bulan bulan yang lalu. Pasien tidak menyadari sakit yang
dideritanya ini. Menurut adiknya, pasien mulai sering melamun semenjak 2 tahun
yang lalu saat pasien dituduh mencuri kabel perusahaan, gejala membaik dengan
pengobatan oleh dokter jiwa di RS Bakti Asih. Gejala pasien pada 1 tahun terakhir
kambuh kembali sejak paman dan neneknya meninggal dan dalam beberapa bulan
terakhir keadaan pasien memburuk hingga tidak dapat berkomunikasi, sekarang
pasien sedang mengonsumsi antipsikotik, hanya saja pasien tidak ada perkembangan
sembuh sehingga dokter menyarankan untuk dirujuk ke RS Waled. Selama 2 minggu
terakhir sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak mau mandi, makan disuapi, suka
melamun dan tiba-tiba menangis, dan tidak mau bekerja serta tidak dapat diajak
berkomunikasi. Menurut pengakuan adiknyanya, sebelumnya pasien adalah seseorang
yang baik. Dari riwayat keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

2. Riwayat Medis Umum


a. Riwayat Hipertensi : Disangkal
b. Riwayat DM : Disangkal
c. Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
d. Riwayat Asma : Disangkal
e. Riwayat Trauma Kepala : Disangkal

3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Lainnya


 Riwayat Merokok : Disangkal
 Riwayat Alkohol : Disangkal
 Riwayat Napza : Disangkal

2019 2020
Grafik1. GAF 40-31 pada tahun 2019, yaitu beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa
fungsi.
GAF 30-21 pada tahun 2020, yaitu disabilitas berat dalam komunikasi dan daya
nilai, tidak mampu berfungsi hamper semua bidang.

E. RIWAYAT PREMORBID DAN PRIBADI


1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien lahir normal dan dibantu oleh bidan. Pasien anak kedua dari 5 bersaudara,
Tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan lahir. Saat bayi pasien mendapatkan
ASI eksklusif sampai 6 bulan serta imunisasi lengkap di Posyandu. Pasien sewaktu
bayi di jaga oleh orang tua pasien.
2. Masa Anak Awal
Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak awal sesuai dengan usia pasien.
Pasien dirumah tinggal dan diasuh oleh orang tuanya, hubungan keluarga baik.
3. Masa Anak Pertengahan
Pasien tumbuh dan berkembang dengan normal.
4. Masa Anak Akhir dan Remaja
Pasien tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA dan memutuskan untuk
bekerja.
5. Riwayat Dewasa
a. Riwayat pendidikan.
Pasien bersekolah tamatan MTS
b. Riwayat pekerjaan.
Pasien pernah bekerja sebagai tukang kabel di Telkom Jakarta
c. Riwayat pernikahan.
Pasien belum menikah
d. Riwayat keagamaan.
Pasien beragama islam dan taat melakukan ibadah
e. Riwayat Kemiliteran
Pasien tidak pernah bergabung dengan organisasi militer
f. Riwayat Aktifitas sosial.
Pasien dilingkungan social kurang aktif bergaul dan hanya memiliki beberapa
teman saja.
g. Riwayat pelanggaran hukum.
Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum
h. Situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal bersama adiknya.
i. Riwayat keluarga.
Pasien adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara, pasien termasuk golongan keluarga
dengan ekonomi menengah kebawah, keluarga pasien tidak ada keluhan yang
sama dengan pasien.

Genogram

: perempuan
: laki-laki
: nenek pasien
: Paman pasien
: pasien
: serumah dengan pasien

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. GAMBARAN UMUM
1. Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki, usia berusia 40 tahun sesuai dengan usia,
penampilan kurang rapi menggunakan baju bangsal, kulit warna sawo matang,
Ekspresi wajah terlihat datar dalam berbicara roman muka bingung.
2. Kesadaran Psikiatri
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Orientasi : Orientasi waktu, tempat dan orang baik
Daya konsentrasi : Tidak dapat berkonsentrasi dengan baik
Perhatian :Pada saat wawancara pasien tidak mampu memusatkan
perhatian dan mudah teralih (distraktibilitas).
Daya ingat : Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu .
Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu
Daya ingat segera : Tidak terganggu.
3. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor
a. Tingkah Laku
Hiperaktif Tidak Berkoordinasi
Hipoaktif √ Stereotipi
Normoaktif Manireren
Stupor Ambivalensi
Gelisah Gerakan Autochton
Gerakan Automatis Gerakan Impulsif
Agresif Gerakan Kompulsif
Echopraksia Poriomania
Berkoordinasi

b. Sikap
Apatis Berubah-ubah
Kooperatif √ Tenang
Negativisme Pasif
Dependent Aktif
Infantil Bermusuhan
Rigid Katalepsi
Indifferent Flexibilitas Serea
Curiga
c. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien cukup Kooperatif, pasien dapat menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik. Selama wawancara pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, namun mudah teralihkan.
4. Mood dan Afek

1. Mood
Disforia Anhedonia √
Euthyme Mood labil
Hypothyme Alexitimia
Hiperthyme Euforia

2. Afek
Serasi √ Datar
Tidak Serasi Tumpul
Terbatas menyempit √

5. PEMBICARAAN

Selama wawancara pasien menyimak pertanyaan dan menjawab pertanyaan


dengan jawaban yang cukup tepat, Artikulasi kurang jelas, irama suara datar
dan volume cukup. Pasien menoleh saat dipanggil namanya.

6. GANGGUAN PERSEPSI

A. Halusinasi
Visual Taktil
Auditorik √ Haptik
Olfatorik Kinestik
Gustatorik Autoskopi

Terakhir kali pasien mengalami halusinasi auditori adalah pada 1 hari


yang lalu, dimana pasien sering mendengar suara bisikan menyuruh
mandi karena badannya bau
.
B. Ilusi
Visual Taktil
Auditorik Gustatorik
Olfatorik

7. GANGGUAN PROSES PIKIR

a) Proses Pikir
- Bentuk pikir : Autistik
b) Arus Pikir
Flight of idea Sirkumstansial
Retardasi Tangensial
Asosiasi longgar √ Perservasi
Asosiasi bunyi Neologisme
Inkoherensi Verbigerasi
Blocking Lancar

c) Isi Pikir
Thought of echo Waham kebesaran
Thought of insertion Wahan berdosa √
Thought of withdrawl Waham kejar
Thought of broadcasting Waham curiga
Over value ideas Waham magic mistic
Delusion of control Fobia
Delusion passivity Obsesif kompulsif
Delusion perception Miskin isi pikir √
III. SENSORIUM DAN KOGNITIF

1. Kesadaran : Compos Mentis

2. Orientasi

a. Tempat : Baik

b. Waktu : Baik

c. Personal : Baik

d. Situasional : Baik

3. Daya Ingat

a. Segera : Tidak terganggu

b. Jangka Pendek : Tidak terganggu

c. Jangka Panjang : Tidak terganggu

d. Konsentrasi & perhatian :Pada saat wawancara pasien tidak mampu


memusatkan perhatian dan mudah teralihkan.

4. Kemampuan Baca Tulis : Baik

5. Pikiran Abstrak : Baik


6. Reabilitas : Terganggu
7. Tilikan : Tilikan 1
IV. PEMERIKSAAN FISIK

a) STATUS INTERNUS

i. Keadaan umum : Tampak sakit ringan

ii. Kesadaran : Compos Mentis

iii. Tanda Vital


1. Tekanan darah : 120/80 mmhg
2. Nadi : 90 x/menit
3. Suhu : 36,60C
4. Nafas :20x/menit
iv. Kepala dan leher : Dalam batas normal.

v. Thorax : Pulmo : vbs +/+ Rh (-) wh (-)

Cor : BJ I-II Reguler G(-) M(-)

vi. Abdomen : Bu (+) soepel

vii. Ekstremitas : Akral hangat , CRT <2”

b) STATUS NEUROLOGI
Motorik :
Nervus Kranialis :
1. Nervus Olfaktoriu : Dalam Batas Normal
2. Nervus Optikus : Dalam Batas Normal
3. Nervus Okulomotorius : Dalam Batas Normal
4. Nervus Trochlearis : Dalam Batas Normal
5. Nervus Trigeminus : Dalam Batas Normal
6. Nervus Abducens : Dalam Batas Normal
7. Nervus Facialis : Dalam Batas Normal
8. Nervus Vestibulococlearis : Dalam Batas Normal
9. Nervus Glossopharyngeal : Dalam Batas Normal
10. Nervus Vagus : Dalam Batas Normal
11. Nervus Asesorius : Dalam Batas Normal
12. Nervus Hypoglosus : Dalam Batas Normal
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Pasien datang dengan keluhan sering melamun, sering merasa ketakutan dan sering
murung karena merasa berdosa, Keluhan disertai dengan keyakinan bahwa pasien
harus bertanggungjawab atas kehilangan diperusahaan dan mendengar suara
bisikan wanita yang menyuruh mandi. Perubahan perilaku pasien muncul pada 2
tahun yang lalu, ketika rekan kerja menuduh bahwa dirinya harus
bertanggungjawab atas kehilangan kabel perusahan.
Pasien sering merasa kelelahan dan bingung. Pasien juga sulit diajak berkomunikasi,
melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan,serta terbangun dimalam hari.

Pada status psikiatri didapatkan, Pasien dengan penampilan tampak kurang rapih.
Kesadaran compos mentis, perilaku dan aktivitas motor hipoaktif, sikap terhadap
pemeriksa kooperatif, pasien tenang, kontak psikis ada namun kurang dan tidak
dapat di pertahankan, mood anhedonia, afek menyempit, keserasian afek serasi.
Pembicaraan spontan, artikulasi kurang jelas, intonasi cukup, volume suara cukup.
Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik ada pada pasien, bentuk pikir
aukistik dan arus pikir asosiasi longgar dan isi pikir pasien miskin isi pikir serta
terdapat waham berdosa. Orientasi baik. Daya ingat baik. Konsentrasi dan
perhatian kurang, distraktibilitas. Kemampuan visuospasial cukup, kemampuan
baca tulis cukup, kemampuan pikiran abstrak cukup. Tilikan derajat 1.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Diagnosis aksis I:
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan, pasien tidak memilik riwayat trauma dan
kondisi medis lain yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
fungsi otak, oleh karena itu gangguan mental organik (F00-09) dapat
disingkirkan.
Pasien memiliki riwayat minum obat anti psikotik selama 1 tahun yang lalu. Pada
pasien tidak ada riwayat penggunaan ataupun penyalahgunaan zat terlarang
sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat (F10-
19) dapat disingkirkan.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan


adanya afek defresif, kehilangan minat, dan mudah lelah serta terdapat halusinasi
auditorik dan waham berdosa. Berdasarkan PPDGJ-III maka gejala-gejala yang
ditunjukkan diatas oleh pasien masuk dalam kategori Depresi berat dengan
gejala psikotik (F32.2)
Diagnosis aksis II:
Tidak terdapat gangguan kepribadian.
Diagnosis aksis III:
Pada pemeriksaaan fisik tidak ditemukan kelainan ataupun kondisi medis yang
bermakna sehingga diagnosis aksis III tidak dapat ditegakkan
Diagnosis aksis IV:
Pada saat anamnesis dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor pencetus atau stressor
adalah masalah keluarganya (primary support group).
Diagnosis aksis V:
 GAF 40-31 pada tahun 2019, yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
 GAF 30-21 pada tahun 2020, yaitu disabilitas berat dalam komunikasi dan
daya nilai, tidak mampu berfungsi hamper semua bidang.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : Depresi berat dengan gejala psikotik (F.32.2)

DD: Skizoafektif tipe depresif

Aksis II : Tidak ada

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Masalah dengan ”primary support group” (masalah keluarga)

Aksis V :
 GAF 40-31 pada tahun 2019, yaitu beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi.
 GAF 30-21 pada tahun 2020, yaitu disabilitas berat dalam
komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hamper semua
bidang.

VIII. TERAPI

A. Farmakoterapi

Golongan SSRI: Fluoxetin 10 mg sehari.

Mekaniske kerja obat : meningkatkan neurotransmitter serotonin,


inhibisi serotonin reuptake pump (serotonin transporter), desensitizes
serotonin receptors, khususnya reseptor serotonin A1.Onset teurapetik
biasanya tidak segera, tapi 2-4 minggu.

Efek samping obat : Menimbulkan insomnia, agitasi, sedasi,


gangguan saluran cerna dan disfungsi seksual

B. Psikososial

a. Terapi Kognitif (Aaron Beck)

• Menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurensinya

• Mengembangkan cara berfikir alternatif, fleksibel dan positif serta


melatih respon kognitif dan perilaku yang baru
b. Terapi Interpersonal (Gerrad Kleman)

• Memusatkan pada masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh


pasien dengan anggapan bahwa masalah interpersonal sekarang
mungkin terlibat dalam mencetuskan atau memperberat gejala depresi
sekarang

c. Terapi Perilaku

Berdasarkan pada hipotesa bahwa pola perilaku maladaptif


menghasilkan umpan-balik positif yang sedikit dari masyarakat dan
kemungkinan menerima penolakan.

d. Terapi orientasi-psikoanalitik

Mencapai kepercayaan dalam hubungan interpersonal, keintiman,


mekanisme penyesuaian, kapasitas dalam merasakan kesedihan serta
kemampuan dalam merasakan perubahan emosional secara luas

e. Terapi Keluarga

Diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan perkawinan


pasien atau fungsi keluarga atau jika gangguan mood dapat ditangani
oleh situasi keluarga.

IX. PROGNOSIS
Baik Buruk

Onset Akut Onset Kronik √

Faktor Pencetus Jelas √ Faktor Pencetus Tidak Jelas

Pendukung Sosial yang Baik √ Pendukung Sosial yang Buruk

Gejala Positif Menonjol Gejala Negatif Menonjol √

Riwayat Premorbid Baik √ Riwayat Premorbid Buruk

Menikah Tidak Menikah √


Psikoseksual yang Baik Psikoseksual Buruk

Status Ekonomi Baik Status Ekonomi Kurang √

Tidak Ada Kekambuhan Ada Kekambuhan √

Faktor Genetik Tidak Ada √ Faktor Genetik Ada

Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Wawancara psikiatri dengan protokol :


Dr : Selamat pagi, perkenalkan nama saya Tiara yang bertugas pada hari ini. Maaf ini
dengan siapa ya?
Tn. C : keluarga Tn. C dok
Dr : Oh iya silahkan duduk Tn. C. Tn. C hari ini kita akan duduk berbincang-bincang
untuk mencari solusi terhadap masalah Tn. C, tidak perlu khawatir karena saya akan
menjaga kerahasiannya. Tapi saya meminta izin untuk mencatat beberapa hal yang
perlu saya catat. Apakah diizinkan?
Tn.T : Iya dok silahkan
Dr : Apakah adik Tn. C sudah siap?
Tn. C : Iya sudah dok
Dr : Baik, sebelum mulai saya ingin bertanya, bagaimana perasaan Tn. C akhir-akhir ini
hingga saat ini?
Tn. C : kaka saya merasa mendengar suara-suara aneh
Dr : Kalau boleh tau, mendengar suara-suara aneh apa Tn. C ?
Tn. C : sering disuruh mandi.
Dr : Siapa yang menyuruh Tn. C ?
Tn. C : Suara wanita.
Dr : Sejak kapan Tn. C mendengar suara-suara aneh itu ?
Tn. C : Sejak sebulan yang lalu dok.
Dr : Terus biasanya kalau lagi dengar suara itu, Tn. C ngapain ?
Tn. C : melakukannya, sambil merasa sedih dok karena merasa tidak berguna dan banyak
melakukan dosa.
Dr : Loh kenapa merasa tidak berguna dan merasa dosa ?
Tn. C : saya merasa harus bertanggungjawab atas kehilangan kabel di perusahaan.
Dr : Kalau boleh tahu, sudah berapa lama Tn. C nggak bekerja ?
Tn. C : Sudah 2 tahun dok.
Dr : Terus sekarang di rumah Tn. C ngapain aja ?
Tn. C : Dikamar aja dok.
Dr : Tn. C suka bantu ibu beresin rumah atau masak didapur ?
Tn. C : Nggak dok.
Dr : Oh begitu, kalau di rumah Tn. C tinggal dengan siapa saja?
Tn. C : Tinggal sama saya dok.
Dr : Kalau ayah Tn. C kemana?
Tn. C : Ayah sudah meninggal.
Dr : Maaf ya Tn. C, kalau boleh tahu ayah Tn. C meninggal karena apa ?
Tn. C : Ayah meninggal karena stroke dok.
Dr : Maaf ya Tn. C, kalau boleh tahu sejak kapan ayah Tn. C meninggal?
Tn.T : sudah sejak saya kecil, nenek dan paman saya juga meninggal satu tahun yang lalu.
Dr : Lalu setelah nenek dan paman meninggal apa yang Tn. C rasakan?
Tn. C : ngerasa sedih banget dok.
Dr : Tn. C tadi malam tidur nyenyak?
Tn.T : kebangun jam 3 dok
Dr : Kenapa bisa kebangun Tn. C ?
Tn.T : Gatau dok.
Dr : Sejak kapan tidur selalu terbangun?
Tn.T : Sudah lama dok.
Dr : Lalu biasanya kalau tidak bisa tidur Tn. C ngapain?
Tn.T : Diam saja dok ga ngapa-ngapain.
Dr : Kalau Tn. C sering terbangun lebih awal, apa yang Tn. C rasakan?
Tn.T : Capek dok, pikiran Tn. C juga jadi kurang focus.
Dr : Kurang focus bagaimana Tn. C ?
Tn.T : Iya gitu dok jadi kurang fokus.
Dr. : Apakah Tn. C pernah melihat ada benda yang bergerak sendiri ?
Tn.T : Tidak pernah dok.
Dr. : Apakah Tn. C sering mencium bau sesuatu yang aneh, seperti bau kemenyan atau
bau busuk, padahal tidak ada apa-apa di dekat Tn. C?
Tn.T : Tidak dok
Dr : Tn. C pernah tidak merasa melihat diri sendiri sedang melakukan sesuatu, seperti Tn.
C bercermin melihat diri sendiri tapi bukan di depan kaca?
Tn. C : Tidak dok
Dr : Apakah Tn. C pernah melihat suatu barang berubah atau menjadi bentuk yang lain?
Tn. C : Tidak dok
Dr : Kalau mendengar atau merasakan benda bergerak atau berbicara?
Tn. C : Tidak dokter
Dr. : Apakah Tn. C merasa seperti dikejar oleh seserorang ?
Tn.C : Tidak dok.
Dr : Apakah Tn. C pernah melihat alien ?
Tn.C : Tidak dok
Dr : Tn. C pernah tidak merasa seperti sedang dikontrol oleh seseorang?
Tn. C : Tidak dok
Dr : Kalau pikiran seperti bisa dibaca oleh saya? Atau pikiran orang lain
masuk ke dalam pikiran Tn. C pernah tidak?
Tn. C : Tidak dok,
Dr : Apakah Tn. C pernah merasa ingin bunuh diri?
Tn.C : Pernah dok, tapi takut dosa.
Dr : Oke baik. Sebelumnya Tn. C tau ini dimana?
Tn.C : Iya tau dok, di RS Waled
Dr : Tn. C tau tidak sekarang pagi, siang, atau malam?
Tn. C : Pagi dok.
Dr : Tn. C ingat tidak tanggal lahir ?
Tn.T : Tahu dok, 16 Juni 1980.
Dr : Kalau tadi pagi sarapan apa masih ingat tidak?
Tn.T : Sarapan telor dok.
Dr : Tadi Tn. C kesini sama siapa saja?
Tn.T : Sama adik dok
Dr : Tau tidak kalau saya memakai baju seperti ini, pekerjaan saya apa?
Tn.T : Dokter
Dr : Tn. C ingat tidak dulu SMP nya dimana?
Tn. C : Di MTS
Dr : Coba Tn. C 30-3 berapa?
Tn. C : 27 dok.
Dr : Coba Tn. C 27-4 berapa?
Tn. C : 23 dok.
Dr : Coba Tn. C 23-5 berapa?
Tn. C : 18 dok.
Dr : Coba Tn. C 18-6 berapa?
Tn. C : 12 dok
Dr : Tn. C coba eja huruf dari kata “DUNIA”, eja dari huruf paling belakang
Tn. C : AINUD
Dr : Coba sekarang gambar segitiga didalamnya lingkaran
Tn. C : (Menggambar segitiga)
Dr : Tau tidak persamaa buah apel dan pear? Bentuknya mungkin?
Tn. C : Bentuk sama-sama oval bulat dok
Dr : Kalau misalnya di jalan ada seorang nenek yang jatuh, apa yang bakal Tn. C
lakukan?
Tn. C : -
Dr : Jika ada kebakaran di rumah, apa yang Tn. C lakukan?
Tn. C : -
Dr : Jika di rumah itu ada keluarga. Tn. C terjebak kebakaran, apa
yang Tn. C lakukan ?
Tn. C : -
Dr : Tn. C merasa tidak sekarang lagi sakit? Kalau iya apakah Tn. C ingin
sembuh?
Tn. C : saya tidak merasa sakit
Dr : Jadi,karena keterbatasan waktu, saya kira cukup ya Tn. C wawancara kita
pada hari ini. Jadi saya simpulkan lagi Tn. C ke sini dengan keluhan mendengar
suara-suara aneh, lalu Tn. C juga sudah tidak bekerja sejak 1 tahun yang lalu, Tn. C
sering berdiam diri di kamar, terbangun saat tidur, sulit fokus. Tn. C tinggal bersama
adik, lalu sejak 1 tahun yang lalu nenek dan paman Tn. C meninggal. Dari
wawancara kita,kemungkinan Tn. C mengalami Depresi Berat dengan gangguan
psikotik . Hal ini terjadi karena Tn. C terlalu sedih setelah nenek dan paman Tn. C
meninggal. Apakah ada yang ingin ditanyakan Tn. C?
Tn. C : Tidak ada dokter, jadi saya harus bagaimana?
Dr : Jadi Tn. C harus rutin minum obat dan bersosialisasi dengan teman yang lain. tidak
usah khawatir karena apa yang kita bincangkan ini akan saya simpan kerahasiaannya,
terimakasih atas kerjasamanya.
Tn. C : Iya sama-sama dok

Anda mungkin juga menyukai