Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi tak jarang disebut menjadi The Silent Disease

atau penyakit tersembunyi. orang yang tak sadar sudah mengidap penyakit

hipertensi sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi

dapat menyerang siapa saja, dari berbagai kelompok umur serta status

sosial ekonomi (Sutanto, 2010) (1). Hipertensi bisa didefinisikan menjadi

tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg

serta diastoliknya di atas 90 mmHg. sementara normalnya tekanan darah

sistoliknya 110-140 mmHg serta diastolnya 70-90 mmHg (2). Hipertensi

juga salah satunya penyakit degeneratif yang paling umum juga memiliki

tingkat kematian yang tinggi mempengaruhi kualitas hidup dan

produktivitas orang (Yolanda 2017) (3). Hipertensi serta komplikasinya

merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu. Komplikasi

pembuluh darah yang ditimbulkan hipertensi bisa mengakibatkan penyakit

jantung koroner, infark (kerusakan jaringan) jantung, stroke, dan gagal

ginjal (4).

Hipertensi tak jarang muncul tanpa disertai tanda-tanda.

Berdasarkan Elizabeth J.Corwin sebagian besar tanda-tanda itu muncul

sesudah mengalami hipertensi bertahun-tahun (Nuraini,2015). Tetapi

tanda-tanda hipertensi yang umum dirasakan penderita diantaranya pusing,

mudah marah, indera pendengaran berdenging, mimisan (sporadis), susah


tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah serta mata

berkunang-kunang (Santosa, 2014) (5). Faktor penyebab terjadinya

hipertensi antara lain kurangnya aktivitas fisik dan obesitas, kebiasaan

merokok, keadaan stress, riwayat keluarga, dan kebiasaan mengonsumsi

makanan tinggi lemak hewani, kurangnya serat, tinggi natrium, dan rendah

kalium (6). Yayasan Jantung Indonesia (2005) menyatakan bahwa dampak

yang terjadi Jika hipertensi tidak segera ditangani artinya otak

(mengakibatkan stroke), mata (menyebabkan retinopati hipertensi dan

dapat menyebabkan kebutaan), jantung (menyebabkan penyakit jantung

koroner termasuk infark jantung serta gagal jantung), ginjal (menyebabkan

penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal) (7).

Prevalensi pasien hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 7% - 22%.

Berdasarkan hasil survey pasien 75% menyebabkan penyakit jantung,

stroke 15%, gagal ginjal 10% dari studi yang berbeda. Sesuai survei oleh

Boedi Darmoyo (2005) ditemukan antara 1,8% -28,6% penduduk dewasa

menderita hipertensi dengan usia rata-rata 35 tahun 65 tahun (2).

Sesuai laporan WHO, dari 50% penderita hipertensi yang diketahui

25% diantaranya menerima pengobatan, namun hanya 12,5% antara lain

diobati dengan baik (WHO, 2012). Jumlah penderita Hipertensi di

Indonesia sebanyak 70 juta orang (28%), tetapi hanya 24% antara lain

adalah Hipertensi terkontrol. Prevalensi hipertensi di populasi dewasa

pada negara maju sebanyak 35% serta pada negara berkembang sebanyak

40%. Prevalensi hipertensi pada orang dewasa ialah 6-15% (Departemen


Kesehatan RI, 2019) (8). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan

Indonesia, Prevalensi Hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari jumlah

penduduk usia 18 tahun ke atas. Sekitar 60% menderita tekanan darah

tinggi stroke akhir (9). Prevalensi hipertensi buat wilayah DIY 25,7%

termasuk nomor yang tinggi (6).

Secara awam, JNC 7 (The Seventh Report of The Joint National

Commitee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High

Blood Pressure) sudah mengklasifikasikan tekanan darah di orang dewasa

(> 18 tahun) sebagai 4 grup, yaitu grup normal, pre-hipertensi, hipertensi

derajat I, serta hipertensi derajat II. Rekomendasi umum yang ditetapkan

oleh JNC VII artinya memulai pengobatan hipertensi menggunakan

diuretik tiazid di tahap awal hipertensi dan tidak diindikasikan buat terapi

lainnya. Sedangkan obat-obatan mirip angiotensin converting enzyme

(ACE) inhibitor, calcium channel blockers (CCB), angiotensin receptor

blocker (ARB), beta blocker, serta diuretik jenis lainnya (10).


B. Rumusan Masalah

1. Seperti apa karakteristik sosio – demografi pasien hipertensi

komplikasi di rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

Yogyakarta? (Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Status Pernikahan,

Pendidikan Terakhir, Status Merokok, dan Status Bekerja)

2. Bagaimana profil pengobatan obat antihipertensi pada pasien

hipertensi komplikasi di rawat inap Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gamping Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola

pengobatan berdasarkan karakteristik sosio – demografi pada pasien

hipertensi komplikasi di rawat inap Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gamping Yogyakarta

b. Tujuan Khusus

a) Mengetahui karakteristik sosio – demografi pada pasien hipertensi

di rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

Yogyakarta

b) Mengetahui profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien

hipertensi komplikasi di rawat inap Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gamping Yogyakarta


c) Mengetahui pola pengobatan antihipertensi pada pasien hipertensi

komplikasi di rawat inap Rumah Sakit PKU Gamping Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Masyarakat

Menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang pola penggunaan

obat antihipertensi bagi pasien yang menderita hipertensi komplikasi

b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk mengetahui

lebih lanjut tentang penyakit hipertensi komplikasi

c. Bagi Peneliti

Sebagai prasyarat untuk mendapat gelar Sarjana Farmasi Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata

Yogyakarta
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi ialah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥ 140

mmHg serta atau tekanan darah diastolik ≥ 90mmHg (CDC dikutip

dalam Black, 2009). Hipertensi adalah permasalahan kesehatan yang

wajib ditangani secara berkala. Prevalensi hipertensi juga berbeda –

beda disetiap negara. Negara Indonesia termasuk menjadi salah satu

negara dengan jumlah penduduk hipertensi yang tinggi serta selalu

semakin tinggi setiap tahunnya (Rilantono, 2012) (11). Sesuai

penyebabnya hipertensi dibagi sebagai dua yaitu hipertensi primer

(esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi utama ialah hipertensi

dimana etiologi patofisiologinya tidak diketahui dengan prevalensi

sebesar 90% pasien hipertensi (12). Hipertensi juga berhubungan

dengan riwayat kesehatan keluarga yg melibatkan gen dan diwariskan

mengikuti Mendelian Inheritance Pattern. Essential Hypertension

hampir semua kromosom terlibat dalam pewarisan itu. Artinya, bila

ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi, sangat mungkin

diwariskan asal generasi sebelumnya (Sarkar and Pal Singh, 2015)

(13).
2. Epidemiologi Hipertensi

Secara dunia prevalensi tertinggi peningkatan tekanan darah usia

≥18 tahun pada tahun 2014 ada pada Afrika sebesar 30% dan terendah

terdapat pada Amerika yaitu sebanyak 18%. di tempat Asia Tenggara,

Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan prevalensi hipertensi

sebesar 24% setelah Bhutan (27,7%), Timor Leste (26%), Nepal

(25,9%), India (25,9%) serta Bangladesh (25,1%), sedangkan

prevalensi hipertensi terendah yaitu Srilanka sebesar (21,6%) (WHO,

2015) (14). Berdasarkan laporan WHO, asal 50% penderita hipertensi

yang diketahui 25% diantaranya menerima pengobatan, namun hanya

12,5% diantaranya diobati dengan baik (WHO, 2012). Jumlah

penderita Hipertensi di Indonesia sebanyak 70 juta orang (28%),

namun hanya 24% diantaranya adalah Hipertensi terkontrol (8).

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk ke dalam 5

besar provinsi dengan masalah hipertensi terbanyak baik pada

kabupaten maupun kota Yogyakarta (15). Prevalensi hipertensi di

wilayah DIY 25,7% termasuk nomor yang tinggi (6).

3. Patofisiologi Hipertensi

Dimulai dengan arterosklerosis, gangguan struktur anatomi

pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh

darah. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan serta

kemungkinan pembesaran plaque yang mengganggu gangguan


peredaran darah perifer. Kekakuan serta kelambanan sirkulasi darah

mengakibatkan baban jantung bertambah berat yang akhirnya

dikompensasi dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang

memberikan gambaran peningkatan tekanan darah dalam sistem aliran

(Bustan,2007) (14).

4. Hipertensi Komplikasi

Hipertensi yang terjadi bertahun-tahun tanpa ada upaya untuk

mengontrol mampu menghambat berbagai organ penting tubuh yaitu,

otak, jantung, ginjal,mata, kaki (14). Bila terjadi dalam kurun saat

yang lama akan berbahaya bagi orang yang telah menderita hipertensi

sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut bisa

menyerang aneka macam sasaran organ tubuh yaitu otak, mata,

jantung, pembuluh darah arteri, dan ginjal (Marliani, 2007). Sebagai

dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita

sebagai rendah serta kemungkinan terburuknya ialah terjadinya

kematian pada penderita dampak komplikasi hipertensi yang

dimilikinya (Ramitha. 2008) (16).

5. Klasifikasi Hipertensi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood

Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi


menjadi kelompok normal, pra-hipertensi, hipertensi derajat 1 dan

derajat 2 (17).

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 7

Tekanan Darah Tekanan Darah


Klasifikasi Hipertensi
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre - Hipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Derajat 2 > 160 > 160

6. Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dua golongan yaitu

hipertensi esensial serta hipertensi sekunder (Anggara, 2013) (18).

1. Hipertensi Esensial

Hipertensi esensial atau hipertensi primer merupakan

hipertensi yg etiologinya tidak diketahui serta mencakup sekitar

90% masalah hipertensi. Hipertensi esensial kemungkinan

disebabkan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan

darah (Faqih Ruhyyanudin, 2006). Hipertensi esensial umumnya

timbul pada usia antara 25-55 tahun, sedangkan usia di bawah 20

tahun jarang ditemukan (17).

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yg penyebabnya dan

patofisiologinya diketahui,sehingga bisa dikendalikan


menggunakan obat-obatan atau pembedahan (Arjatmo

Tjokronegoro,2001) (17). Terdapat kurang lebih 5% masalah.

Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen,

penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme

utama, dan sindrom, feokromositomo, koarktasio aorta, hipertensi

yg berhubung dengan kehamilan, serta lain-lain (19).

Beberapa penyebab hipertensi antara lain adalah :

1) Keturunan.

Faktor ini tidak mampu dikendalikan. Jika seorang

memiliki orang tua atau saudara yang memiliki riwayat tekanan

darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah

tinggi lebih besar. Statistik membagikan bahwa dilema tekanan

darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang

kembar tak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada

bukti gen yg diturunkan untuk problem tekanan darah tinggi

(19).

2) Usia.

Faktor ini tidak mampu dikendalikan. Penelitian

membagikan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan

darah pun akan meningkat. Anda tidak bisa mengharapkan

bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda

bertambah tua. namun Anda dapat mengendalikan supaya

jangan melewati batas atas yg normal (17).


3) Garam.

Faktor ini mampu dikendalikan. Garam dapat menaikkan

tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya

bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang

dengan usia tua, dan mereka yg berkulit hitam (17).

4) Kolesterol.

Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yg berlebih

dalam darah Anda, dapat mengakibatkan timbunan kolesterol

di dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membentuk

pembuluh darah menyempit serta akibatnya tekanan darah akan

semakin tinggi. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin

(17).

5) Obesitas/Kegemukan.

Faktor ini mampu dikendalikan. Orang yang memiliki berat

badan di atas 30 % berat badan ideal, memiliki kemungkinan

lebih besar menderita tekanan darah tinggi (17).

6) Stres.

Faktor ini bisa dikendalikan. Stres serta syarat emosi yang tidak

stabil pula dapat memicu tekanan darah tinggi (17).

7) Rokok.

Faktor ini mampu dikendalikan. Merokok juga dapat

menaikkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok

dapat menaikkan risiko diabetes, agresi jantung serta stroke.


karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika

mempunyai tekanan darah tinggi, ialah kombinasi yg sangat

berbahaya yg akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan

menggunakan jantung serta darah (17).

8) Kafein.

Faktor ini dikendalikan. Kafein yang ada pada kopi, teh juga

minuman cola bisa mengakibatkan peningkatan tekanan darah

(17).

9) Alkohol.

Faktor ini mampu dikendalikan. Konsumsi alkohol secara

berlebihan juga mengakibatkan tekanan darah tinggi (17).

10) Kurang Olahraga.

Faktor ini mampu dikendalikan. Kurang olahraga serta

beranjak mampu mengakibatkan tekanan darah pada tubuh

semakin tinggi. Olahraga teratur bisa menurunkan tekanan

darah tinggi anda tetapi jangan melakukan olahraga yg berat

bila anda menderita tekanan darah tinggi (17).

Anda mungkin juga menyukai