Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata hipertensi. Hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di masyarakat, dan merupakan penyakit
yang terkait dengan sistem kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular,
namun kita juga tidak bisa menganggapnya sepele,selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua
kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak
jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha
baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, hal
ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang mempengaruhi seperti kurang pengetahuan
tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan
juga perawatannya.
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah satu jenis
penyakit yang sangat berbahaya. Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis
yang kronis di mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.
Hipertensi merupakan faktor penyebab  utama kematian karena stroke dan faktor yang
memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang
paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan  gangguan asimptomatik yang sering
terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang
dewasa  dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih, paling sedikit dua kunjungan
berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi  atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada
dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari
140mmHg. (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari
seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi
sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya dan
dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu

1
upaya penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer baik menggenai pathogenesis
maupun tentang penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di anggap penyakit yang ringan
karena jika  terlambat memberikan pertolongan penyakit ini akan merenggut nyawa
penderita. Saat ini banyak penderita hipertensi  yang tidak tahu atau tidak mengerti
penyakitnya bahkan banyak yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi apabila tidak di
atasi. Beberapa komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat penyakit hipertensi yang tidak
cepat di atasi adalah stroke, insomnia, fertigo.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang.
Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara. Berdasarkan data
Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus
meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan
diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi
151,7 juta orang pada tahun 2025. Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1
milyar penduduk dunia menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai
risiko yang tinggi untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari
Framingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan meningkat
meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran tekanan darah (TD)
secara teratur.(Joint National Committee,JNC VII). Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta
penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025.
Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak
terdeteksi. Banyaknya penderita Hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang tetapi
hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka  cenderung untuk
menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan
90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi
penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993
diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai
factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas,
usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan
gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes melitus. Medical record rumah
sakit Islam samarinda, 2011 mengatakan dewasa ini, penyakit infeksi telah menggalami
pergeseran oleh penyakit degenerative. Hal ini memberikan perhatian kepada tenaga

2
kesehatan khususnya keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan yang mendalaam
terhadap penyakit degenerative, penyakit hipertensi merupakan penyakit yang banyak di
alami masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data  diruang perawatan
penyakit dalam khususnya ruang jabal rahmah rumah sakit islam samarinda selama enam
bulan terakhir tahun 2011.  Hipertensi menempati urutan pertama, yaitu 190 kasus,dengan
jumlah pasien laki-laki 88 orang  dan perempuan 102 orang.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Hipertensi
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni  mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan
sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu
140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya
pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak
menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu diadakan upaya-upaya untuk menekan angka
peyakit hipertensi terlebih bagi penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan
pengobatan yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu
pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat diperlukan
untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi. Hari hipertensi di dunia
diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh WHO sejak 2005.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien dengan
gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan keperawatan yang tepat dan benar bagi
penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka kesakitan  serta kematian karena hipertensi
dalam masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Hipertensi adalah penyakit yang harus di perhatikan,penyakit ini tidak boleh


disepelekan. Berdasarkan latar belakang di atas, saya akan merumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Apa itu hipertensi ?
2. Apa saja gejala hipertensi ?
3. Apa penyebab hipertensi ?

3
4. Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum
 Dapat memberikan gambaran tentang hipertensi
 Pembaca mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien hipertensi
b. Tujuan Khusus
 Memaparkan konsep penyakit hipertensi
 Memahami asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan metodologi
asuhan keperawatan yang benar
 Melakukan pengkajian pada klien dengan Hipertensi Melakukan pengkajian pada
klien dengan Hipertensi secara benar di secara benar
 Merumuskan masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan
Hipertensi
 Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Hipertensi
 Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Hipertensi
 Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada klien
dengan Hipertensi
 Melakukan pendokumentasian secara baik dan benar sesuai dengan rencara
tindakan dan evaluasi.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan adalah sebagi berikut :


1. Untuk meningkan kualitas dan taraf hidup yang sehat di lingkungan masyarakat
2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keperawatan
3. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi klien.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang
berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara
waktu.
Hipertensi adalah faktor penyebab  utama kematian karena stroke dan factor yang
memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang
paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan  gangguan asimptomatik yang sering
terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang
dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan
berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada
dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari
140mmHg (Potter & Perry, 2005). Menurut Smelz & bare, 2002 hipertensi adalah tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140mmHg dan teknan diastolic di atas 90
mmHg.
Pada manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
darah distolik 90mmHg. (suddrath and brunner,2002).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan
darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai
primer/esensial (hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn E. Doenges, dkk,
1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin,
2009).

5
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas
160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik
sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya
dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang
paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau
berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO :

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on


Preventation, Detection, Evaluation and Treatment of High Bload Pressure, 1997 klafisikasi
hipertensi yaitu :
Kategori Sistolik Diastoli Rekomendasi
(mmHg) k
(mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1 minggu

6
tingkat 3 berdasarkan kondisi medis
               
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan
jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah
diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan/bahkan menurun drastis.

2.2. Etiologi

Menurut Dorlan, 1998, hipertensi  tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui


(essensial, idiopatik, atau primer) atau berkaitan dengan penyakit lain(sekunder). Berdasarkan
penyebab hipertensi di bagi menjadi dua golonagan yaitu :
1. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut
juga hipertensi idiopatik.terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhi nya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,
sistem reninangiotensin, efek dalam ekskersi Na, peningkatan Na dan Ca ekstrseluler
dan factor-faktor yang meningkatkan resiko eperti obesitas, alcohol, merokok serta
polisitemia.
2. Hipertensi sekunder  atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifikasinya diketahui seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vascular renal, hiperaldosteronisme promer, dan sindrom cushing, feokromositoma,
koarksasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (mansjoer A
dkk,2001).
Selain itu, terdapat etiologi hipertensi menurut Andy Sofyan ( 2012) yaitu :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah 
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya :
1. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis
2. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
3. Hipertensi hormonal
4. Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular, neurogenik.

7
2.3. Tanda dan Gejala

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun


demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit
kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan. Jika hipertensinya
berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal (diplodia)
h. Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang
memerlukan penanganan segera.
i. Tekanan darah meningkat dan tachikardi
j.  Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian suboccipital,mati
rasa(kelemahan salah satu anggota tubuh)
k.  Kecemasan,depresi, dan cepat marah.

2.4. Patofisiologi

Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
dan atau diastolic yang tidak normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang
dapat dan diterima berbeda sesuai usia dan jenis kelamin (sistolik 140-160mmHg ;diastolic
90-95mmHg). Tekanan darah dipengengaruhi oleh curah jantung tekanan perifer dan tekanan
atrium kanan.
Didalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah
secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskuler melalui system saraf
termasuk sistem kontrol yang beraksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka panjang

8
dipertahankan oleh system yang menggatur jumlah cairan tubuh yang melibtkan berbagai
organ terutama ginjal.
        Berbagai faktor seperti faktor genetic yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan
membrane sel, aktivitas saraf simpatis dan system rennin-angiotensin yang mempenggaruhi
keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolism kalium dalam ginjal, serta obesitas
dan faktor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah. Stres dengan
peninggian saraf simpatis menyebabkan kontruksi fungsional dan hipertensi structural.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis
ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang menyebabkan
vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional pada sistem perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisistas jaringan ikat, dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi

9
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan parifer (Bruner
dan Suddarth, 2001).

2.5. Komplikasi

Pada jadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah diastolic sama atau lebih
besar dari 130mmHg, atau kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak, alat-alat
tubuh yang sering terserang hipertensi antara lain :

1. Mata : berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan


2. Ginjal : berupa gagal ginjal
3. Jantung: berupa payah jantung, jantung koroner
4. Otak :berupa
  pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma yang dapat
menggakibatkan kematian, iskemia dan proses emboli (mansjoer,dkk,2001).

2.6. Diagnosa Laboratorium

Untuk mencari kemungkinan adanya penyakit hipertensi, maka dilakukan


pemeriksaan laboratorium yaitu sebagai berikut :

a. Hematologi rutin
b. Urine rutin
c. Glukosa puasa
d. Glukosa 2 jam PP
e. Cholesterol total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL-Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Hs-CRP
k. Urea-N
l. Kreatinin
m. Asam urat
n. Kalium

10
o. Natrium
p. Mikroalbumin
q. Status antioksidan total

2.7. Pengobatan

Hipertensi esensial tidak dapat diobati namun dapat diberikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal yang biasanya dilakukan yaitu merubah pola
hidup penderita yaitu :
1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas ideal
2. Membatasi alkohol
3. Olahraga aerobik sekitar 30-45 menit/hari
4. Merubah pola makan penderita yaitu dengan mengurangi pemakaian garam sampai
<2,3g Natrium atau 6g Natrium Klorida
5. Berhenti merokok
6. Mengurangi asupan lemah jenuh dan kolesterol dalam makanan

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg


dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya karena
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya
dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang
tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.
               
3.2. Saran

1. Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
2. Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita.
3. Rajin berolahraga.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahhipertensi1996.blogspot.com/

http://nuurasiyah.blogspot.com/

Makalah Hipertensi. http://liftriyantri.blogspot.com/2013/01/makalah-hipertensi.html

Pemeriksaan Laboratorium. http://yuyunmustikasari.blogspot.com/2012/05/pemeriksaan


laboratorium.html

13

Anda mungkin juga menyukai