OLEH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu
120/80 mmHg. Menurut WHO (World Health Organization), batas tekanan darah yang
dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari
140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun)
(Adib, 2009).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau
esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi
sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
jantung dan gangguan ginjal. Menurut JNC VII Report 2003, diagnosis hipertensi
ditegakkan apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang
berbeda (Indrayani, 2009).
Penyakit hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak
hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1
dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita
hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Kurang lebih 10-
30% penduduk dewasa dihampir semua negara mengalami penyakit hipertensi, dan
sekitar 50-60% penduduk dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama yang
status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya (Adib,
2009).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang
diperkirakan sekitar 29% warga dunia erkena hipertensi. WHO menyebutkan negara
ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju
hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu
sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia
penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu
dari tiga orang menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni
mencapai 32% dari total jumlah penduduk (Widiyani,2013).
Laporan Kemenkes (2013), bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian
nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, dimana proporsi kematiannya mencapai 6,7%
dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Balitbangkes tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional
mencapai 25,8%. Penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan sebesar 15 juta tetapi
hanya 4% yang hipertensi terkendali. Hipertensi terkendali adalah mereka yang
menderita hipertensi dan mereka tahu sedang berobat untuk itu. Sebaliknya sebesar 50%
penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi, sehingga mereka cenderung
untuk menderita hipertensi yang lebih berat.
Berdasarkan data yang diperoleh di Dusun III Desa Bangun Sari bahwa lansia
tidak rutin memeriksakan kesehatan dasar seperti pemeriksaan tekanan darah. Sehingga,
banyak lansia yang ternyata mengidap tekanan darah tinggi secara tiba-tiba dikarenakan
tidak adanya kontrol diri dan keluarga.
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan.
Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang
mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak
diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit
pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti
sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan
ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak
gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal,
gangguan fungsi kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup
para penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi
juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para
penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas
hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan
pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa
penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal,
otak dan mata (Wolff, 2006). Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien
hipertensi untuk dapat mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak
terjadi komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar penderita hipertensi lansia
bertempat tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih rendah. Pendidikan yang rendah
pada pasien hipertensi lansia tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai
penyakit hipertensi secara baik. Pengetahuan pasien hipertensi lansia yang kurang ini
berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik dalam hal perawatan hipertensi.
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana gambaran pengkajian asuhan keperawatan pada lansia dengan
Hipertensi di Dusun III Desa Bangun Sari?
b) Bagaimana rumusan diagnosa asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
di Dusun III Desa Bangun Sari ?
c) Bagaimana perencanaan asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di
Dusun III Desa Bangun Sari?
d) Bagaimana implementasi asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di
Dusun III Desa Bangun Sari?
e) Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di Dusun
III Desa Bangun Sari?
C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Melakukan proses asuhan keperawatan pada lansia di Dusun III Desa
Bangun Sari dengan pendekatan proses keperawatan.
b) Tujuan Khusus
Mempelajari proses asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di
Dusun III Desa Bangun Sari.
D. Manfaat Penulisan
a) Manfaat Teori
Sebagai referensi dalam mengembangkan ilmu keperawatan dimasa
yang akan datang khususnya pada pasien dengan Hipertensi.
b) Manfaat Praktis.
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan pada lansia di Dusun III Desa
Bangun Sari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan peningkatan tekanan darah systole
diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastole diatas 90 mmHg (Brunner dan
Suddarth, 2004).
Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah diastolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolic sedikitnya 90 mmHg
(Price & Wilson, 2006).
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC 7 terbagi
menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertesi derajat I, dan hipertensi
derajat 2 (Yugiantoro 2009).
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7
Klasifikasi tekanan Tekanan darah sistolik Tekanan darah
darah (mmHg) diastolic (mmHg)
Normal <120 <80
A. PENGKAJIAN DATA
1. Data Demografi dan Pemeriksaan
B. Lansia
1. Keluhan Lansia
.
ANALISA DATA DAN PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GERONTIK
N
DATA FOKUS MASALAH
O
RENCANA
N PENANGGUNG WAKTU TEMPAT
MASALAH KEGIATAN DANA SUMBER
O JAWAB KEGIATAN KEGIATAN
1 Gangguan Hipertensi 1. Pendidikan Kepala Dusun 3 Sabtu, 12 Balai Dusun - Mahasiswa
kesehatan
berhubungan dengan Desa Bangun Maret 2022 3 Desa dan Lansia
mengenai
kurangnya hipertensi Sari dan Jam 09.00 Bangun Sari
pengetahuan dan Mahasiswa WIB
- Jelaskan
pemahaman serta definisi
hipertensi
penanganan penyakit
hipertensi pada - Jelaskan factor
risiko hipertensi
komunitas lansia di
dusun 3 desa bangun - Jelaskan
upaya preventif
sari
hipertensi
- Jelaskan cara
mengubah
prilaku pada
lansia yang
dapat mencegah
hipertensi
2. Melakukan
pemeriksaan
tekanan darah
- Anjurkan untuk
melakukan
pemeriksaan
tekanan darah ke
puskesmas
secara berkala
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
DUSUN 3 DESA BANGUN SARI
RENCANA EVALUASI
NO MASALAH SASARAN TUJUAN STRATEGI HARI/TGL TEMPAT
KEGIATAN KRITERIA STANDAR
1 Gangguan Hipertensi Komunitas Setelah Promosi 1. Sabtu, 12 Balai -Lansia Respon Verbal
Pendidikan mampu
berhubungan dengan Lansia Dusun dilakukan Kesehatan Maret 2022 Dusun 3
kesehatan menjelaskan
kurangnya 3 Desa Bangun proses dan Cek mengenai Jam 09.00- Desa definisi hipertensi
keperawatan hipertensi
pengetahuan dan Sari Tekanan Selesai WIB Bangun -Lansia
selama 2 x 45 mampu
pemahaman serta Darah - Jelaskan Sari menjelaskan
menit lansia definisi
penanganan penyakit Gratis secara singkat
mampu hipertensi factor risiko
hipertensi pada hipertensi
memahami
- Jelaskan
komunitas lansia di konsep factor -Lansia
dusun 3 desa bangun risiko mampu
hipertensi dan
hipertensi menyebutkan
sari upaya minimal 3 upaya
pencegahan
pencegahannya - Jelaskan
hipertensi
upaya dan cara
preventif mengubah
hipertensi prilaku sehat
- Jelaskan -Lansia
cara Bersedia untuk
mengubah melakukan
prilaku pada pemeriksaan
lansia yang tekanan darah ke
dapat puskesmas.
mencegah
hipertensi
2.
Melakukan
pemeriksaan
tekanan
darah
- Anjurkan
untuk
melakukan
pemeriksaan
tekanan
darah ke
puskesmas
secara
berkala
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(PLANING OF ACTIOAN)
Pokok Bahasan : Strategi Pencegahan Penyakit yang Lazim Terjadi Pada Lansia
Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Maret 2022
Tempat : Disesuaikan
Sasaran : Lansia
Waktu : 45 menit
Analisis Situasi:
1. Tujuan Umum
Lansia dapat hidup sehat dan sukses diusia lanjut serta mencegah penyakit yang umum
terjadi pada lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan tentang penyakit yang lazim terjadi pada lansia serta
pencegahannya, maka lansia mampu :
a) Menjelaskan perubahan diusia lanjut.
b) Menjeleaskan kiat mempertahankan sehat fisik, psikologi ,sosial dan spiritual.
c) Menjelaskan pentingnya hidup sehat dan sukses di usia lanjut.
3. Materi
a) Perubahan penuaan pada lansia dan penyakit yang umum terjadi pada lansia.
b) Pentingnya mempertahankan sehat fisik,psikologi,sosial dan spiritual di
usia lanjut.
c) Cara dan strategi pencegahan penyakit pada lansia.
4. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
5. Alat Bantu/media
Leaflet
Mikrophone
Poster
Proses Penyuluhan/(proses belajar mengajar)
6. Evaluasi
a. Evalusi Struktur
Kesiapan Media meliputi :
Leaflet, Microphone.
Penentuan waktu
Penentuan tempat
Pemberitahuan kepada
warga
Pengorganisasian panitia kecil dari masyarakat
b. Evaluasi Proses
Lansia datang tepat waktu
Kegiatan penyuluhan berjalan tertib.
Lansia mengajukan pertanyaan
Lansia mengikuti kegiatan sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
Lansia dapat menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh.
MATERI PENYULUHAN
b. Kemunduran Patologis
a) Intelegensia menurun (abstrak, problem solving, daya ingat
dan konsentrasi
b) Perubahan aspek kepribadian (ego, perilaku, harga diri).
c) Emosi (curiga, depresi, takut, bingung).
d) Produktifitas menurun, kreatifitas menurun.
e) Sukar tidur, bicara ngelantur.
c. Kemunduran sosial
a) Kehilangan kedudukan, kekuasaan, penghasilan sehingga bisa
menimbulkan harga diri menurun.
b) Kehilangan teman, pasangan hidup
c) Sulit terima gagasanbaru.
b) Tua yang bagaimana.
a. Datang dengan sendirinya.
b. Merupkan karunia.
c. Tidak bisa menghindar atau menolak
d. Usia lanjut yang berguna, bahagia dan sejahtera.
b. Makanan/Gizi
e) Merencanakan makanan
Jadwal waktu makan dibuat sering denag porsi kecil, mudah dicerna
dan jangan makan terlau kenyang.
Minum secukupnya dan konsumsi garam dan gula dikurangi.
Batasi minum kopi atau teh
Hindari BENJOL ( Bayam, Emping, Nanas, Jerohan, Otak , Lemak)
f) Peningkatan spiritual
Perlu persiapan fisik dan mental.
IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)