PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua
kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. (Price & Welson, 2006)
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu
beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum
dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada
gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Sehingga biasanya
diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada
penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien gagal
ginjal.
2. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian gagal ginjal akut dan kronik
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala pada pasien gagal ginjal akut dan kronik.
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT GAGAL GINJAL
A. Anatomi Fisiologi
Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi disebelah
lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri garis tengah. Organ ini
terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis. Disebelah anterior dipisahkan kavum
abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum. Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks
bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal
melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa
darah kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal
dalam nefron.
Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap ginjal terdiri
dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin dimulai dari darah mengalir
lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur awal nefron (tersusun atas jonjot-jonjot
kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen dan mengalir balik lewat fasa eferen. Ketika darah
berjalan melewati struktur ini, filtrasi terjadi (air dan molekul-molekul kecil akan dibiarkan
lewat, molekul besar tetap bertahan dalam aliran darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding
jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus disaring
dalam nefron dengan jumlah sekitar 180 liter flitrat/hari
Fungsi Ginjal
Menurut Sherwood (2011) mengatakan bahwa ginjal memiliki fungsi yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka
panjang tekanan darah arteri
c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.
B. Pengertian
Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua
kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. (Price & Welson, 2006)
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan
mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-
zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan
akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran
besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian
ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal.
Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan
akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari
proses ini adalah urin (air seni).
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka
dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal ginjal lebih sering
dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut usia .
Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang
traktus urinarius.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal failure =
ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).
1. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan glomerular (Brunner & Suddarth,2000)
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu
beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum
dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak tidak dapat
lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai
oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).
Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel
dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseibangan
metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau azotemia. (Brunner &
Suddarth,2000)
Kegagalan ginjal menahun merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal yang berlangsung
perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama,sehingga tidak dapat menutupi
kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit. (Purnawan Junadi,1989)
C. Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-75%. Passion biasanya
tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat membawa fungsi-fungsi normal
ginjal.
2. Stadium II Insufisiensi ginjal
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan nitrogen urea
darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan urin pekat dan azotemia
3. Stadium III Payah gagal ginjal stadium akhir atau uremia
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan ini kreatinin
serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai respon terhadap GFR
yang mengalami penurunan sehingga terjadi ketidakseimbangan kadar ureum nitrogen darah dan
elektrolit, pasien diindikasikan untuk dialysis.
D. Patofisiologi
a) Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
1. Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria
2. Periode Oliguri
Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan peningkatan
konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea,kreatinin, asam
urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik muncul dan
kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
3. Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap.,disertai tanda perbaikan
glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik
mungkin masih ada,sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih di perlukan. Pasien
harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahapan ini, jika terjadi dehidrasi, tanda
uremik biasanya meningkat.
4. Periode Penyembuhan
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan
Nilai laboratorium akan kembali normal
Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.
E. Manifestasi Klinik
a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Hampir setiap system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme pengaturan ginjal
normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual persisten, muntah, dan diare.
Kullit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi, dan nafas mungkin berbau (sector uremik).
Manifestasi system saraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang.
1. Perubahan Haluaran Urin.
Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya rendah (1010
normalnya 1015-1025)
2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin.
Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya bergantung pada tingkat
katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan masukkan protein.
3. Hiperkalemia.
Pasien yang mengalami laju filtrassi glomerulus tidak mampu mengeksresikan kalium.
4. Asidosis meabolik.
Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti sustansi jenis asam yang
dibentuk oleh proses metabolic normal.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungan dengan ketidakseimbangan
elektrolit dan gagal jantung.
2. Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungan dengan retensi cairan.
3. Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi pada
saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan
pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular
BAB IV
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 41 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Medan Johor
Diagnosa : Gagal Ginjal Kronik
Ruangan : Cenderawasih
b. Eliminasi
1) Di rumah :
Klien buang air kecil 5-6 kali sehari, warna putih jernih, tidak ada keluhan dalam BAK. Klien
buang air besar 2 kali sehari tiap malam, warna coklat, bau khas, konsistensi lembek, klien
mengatakan kadang-kadang susah BAB, klien pernah menggunakan laxative/ pencahar.
2) Di rumah sakit :
Klien BAK 3-4 kali sehari, warna kuning, tidak ada keluhan dalam BAK, klien belum BAB 2
hari sejak dirwat dirumah sakit.
c. Personal Hygiene :
1) Di rumah :
Klien mandi 2 kali sehari menggunakn sabun. Klien menggosok gigi 2 kali sehari setelah makan
pagi dan sebelum tidur. Klien mencuci rambut 1 kali seminggu menggunakan shampoo.
2) Di rumah sakit :
Klien mandi hanya di lap sehari satu kali. Menggosok gigi 1 kali sehari dengan menggunakan
pasta gigi.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakkan bola mata normal, konjungtiva anemis,
kornea normal, sklera, anikterik, pupil isokor, otot-otot mata tidak ada kelainan, klien memakai
kacamata plus (+), tidak memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
b. Sistem pendengaran
Daun telinga normal, tidak ada serumen, kondisi telinga normal, tidak terasa penuh dalam
telinga, tidak memakai alat bantu pendengaran, fungsi keseimbangan normal, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tinitus, fungsi pendengaran normal.
c. Sistem pernafasan
Jalan nafas bersih, tidak sesak nafas, tidak menggunakan otot- otot bantu pernafasan, frekuensi
20 x/menit, irama teratur, klien tidak batuk, suara nafas normal.
d. Sistem kardiovaskuler
Warna kulit pucat, nadi 84x/menit, irama teratur, denyut kuat, TD 160/100 mmHg, tempetarure
kulit hangat, ada edema, denyut nadi apikal 80x/menit, irama teratur, tidak ada keluhan sakit
dada.
e. Sistem persyarafan
Klien bicara normal, kesadaran composmentis, rasa baal tidak ada, ada kesemutan, klien dapat
merasakan suhu panas/ dingin, refleks fisiologis dan patologis klien normal, kaku kuduk tidak
ada, tidak ada kesulitan dalam berbicara.
f. Sistem pencernaan
Warna kulit abdomen normal, terdapat bising usus 10x/menit, bunyi timpani tidak ada massa,
tidak teraba tegang, konsistensi feses warna coklat setengah padat, lamanya 2 hari, muntah tidak
ada, mual ada , nafsu makan kurang, nyeri daerah perut tidak ada.
g. Sistem endokrin
Nafas berbau keton (-), poliuri, polidipsi dan polipagia tidak ada, berkeringat banyak tidak ada,
tremor tidak ada, bradikardi tidak ada, takikardi tidak ada.
h. Sistem perkemihan
Klien memakai kateter, tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan daerah pinggang belakang tidak ada,
BAK 3-4 kali sehari, BAK terkontrol, jumlah urin 600 cc/24 jam, warna kuning pekat.
i. Sistem muskuloskeletal
Klien tampak lemas, bentuk tubuh klien atletik, gaya berjalan normal, tidak ada fraktur, tidak ada
paralisis, tidak teraba panas, klien terpasang IVFD resamen/12 jam.
8. Pemerikasaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
NO. PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. Leukosit 5,3 rb/ul 3,8-10,6
2. Eritrosit 2,7 jt/ul 4,4-5,9
3. Hemoglobin 9,2 gr/dl 13,2-17,3
4. Hematokrit 26% 40-52
5. Trombosit 285.000/ul 150-440
6. MCV 95,0 fl 80-100
7. MCH 33,9pg 26-34
8. MCHC 35,8 g/dl 32-36
9. RDW 13,8% <14
10. GDS 143 mg/dl <110
11. Ureum 226 mg/dl 13-43
12. Kreatinin 21,40 mg/dl <1,2
9. Penatalaksanaan
a. Terapi oral : CaCO3 3x1 mg, Tonar 3x2 kaplet 630 mg, Amlodipin 1x5 mg
Candesartan 1x 16 mg
b. Terapi injeksi : Ranitidin 2x1 ampul (@2ml, 25 mg/ml), Ondasentron 2x1
Ampul (@2ml, 2mg/ml)
c. Parenteral : Resamin/12 jam (14 tetes/menit)
10. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Klien mengatakan mual, klien Gangg. Keseimbangan Ketidakseimbangan
mengatakan nafsu makan menurun, asam basa nutrisi kurang dari
tidak suka minum air putih kebutuhan tubuh
DO : Klien hanya menghabiskan ½ Produksi asam naik
porsi makanan, terlihat membrane
mukosa kering. Berat badan pasien Asam lambung naik
turun dari 72 kg, sekarang 64 kg
Iritasi lambung
Mual, muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
2. DS : Klien mengatakan kaki sebelah Tekanan kapiler naik Kelebihan volume
kanan terasa tegang dan sakit cairan
DO : Pada kaki kanan klien teraba Volume intertisial naik
tegang otot, dan terlihat edema pada
kaki kanan klien. Kelebihan volume cairan
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
T : 36°C
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan diagnosa sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kelebihan volume cairan
C. PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan tubuh
Nutritional Status : Nutrition Management
Definisi : Asupan nutrisi tidak Nutritional Status : food and
cukup untuk memenuhi kebutuhan Fluid Intake Kaji adanya alergi
metabolik Nutritional Status: nutrient makanan
Intake Kolaborasi dengan
Batasan Karakteristik : Weight control ahli gizi untuk
menentukan jumlah
Kram abdomen kalori dan nutrisi yang
Menghindari makanan Kriteria Hasil : dibutuhkan pasien.
Berat badan 20% atau lebih Anjurkan pasien
dibawah berat badan ideal Adanya peningkatan berat untuk meningkatkan
Kurang minat pada makanan badan sesuai dengan tujuan intake Fe
Mambran mukosa pucat Berat badan ideal sesuai Anjurkan pasien
Ketidakmampuan memakan dengan tinggi badan untuk meningkatkan
makanan Mampu mengidentifikasi protein dan vitamin C
Faktor Yang Berhubungan : kebutuhan nutrisi Berikan substansi
Tidak ada tanda-tanda gula
Faktor biologis malnutrisi Yakinkan diet yang
Faktor ekonomi Menunjukkan peningkatan dimakan mengandung
Ketidakmampuan untuk fungsi pengecapan dan tinggi serat untuk
mengabsorbsi nutrien menelan mencegah konstipasi
Ketidakmampuan untuk Tidak terjadi penurunan Berikan makanan
mencerna makanan berat badan yang berarti yang terpilih (sudah
Ketidakmampuan menelan dikonsultasikan dengan
makanan ahli gizi)
Faktor psikologis
Nutrition Monitoring
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
Monitor berat badan,
BP, HR, dan RR
Monitor serum dan
elektrolit urine
Catat secara akurat
intake dan output
Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda dan
gejala dari edema
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl Jam Implementasi Respon Klien Ttd
2/6/14 14.15 - Mengkaji pola makan klien
- Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan makan 3x
sehari dengan diet lunak
E. EVALUASI KEPERAWATAN
DX
Tgl EVALUASI TTD
Kep
3/6/14 1 S : - Klien mengatakan masih mual
- Klien mengatakan nafsu makan menurun
O : - klien menghabiskan makan ½ porsi
- BB: 65kg
- TB: 170 cm
- Hasil lab: ureum: 282 mg/dl (normal: 13-43)
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dipertahankan
- Menganjurkan klien makan sedikit dan sering
- Mencatat jumlah porsi makanan yang habis
2 S : - Klien mengatakan haus berkurang
- Klien mengatakan minum 1 ltr/hari
O : - membrane mukosa lembab
- Turgor kulit sedang
- Balance cairan -200cc
- TTV : TD: 150/100 mmHg
N: 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,4 0C
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dilanjutkan
- Catat hasil input dan output
- Menganjurkan klien membatasi cairan 2,5 ltr/hari
3 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas
O : - Aktivitas dibantu perawat dan keluarga
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dilanjutkan
- Dorong klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan
4 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas
O : - klien tampak rapih
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dilanjutkan
- Berikan bantuan dengan aktivitas yang diperlukan
4/6/14 1 S : - Klien mengatakan masih mual
- Klien mengatakan masih lemas
O : - klien menghabiskan makan ½ porsi (1700 kkal)
- BB: 64kg
- TB: 170 cm
- Hasil lab: ureum: 282 mg/dl (normal: 13-43)
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dipertahankan
- Menganjurkan klien makan sedikit dan sering
2 S : - Klien mengatakan haus berkurang
- Klien mengatakan minum 1,5 ltr/hari
O : - membrane mukosa lembab
- Turgor kulit elastis
- Balance cairan -105cc
- TTV : TD: 150/100 mmHg
N: 84x/menit
RR: 20x/menit
S: 35,8 0C
- Hasil lab: natrium: 137 mmol/L (normal 135-155)
Kalium : 4,8 mmol/L (normal 3,6 – 5,5)
Klorida : 100 mmol/L (normal 98-109)
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dipertahankan
- Catat hasil input dan output
- Menganjurkan klien membatasi cairan 2,5 ltr/hari
3 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas
O : - klien tampak rapih
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dilanjutkan
- Berikan bantuan dengan aktivitas yang diperlukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan
mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-
zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan
akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran
besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian
ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal.
Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan
akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari
proses ini adalah urin (air seni).
Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang
traktus urinarius.
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : Kondisi
Pre Renal (Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal), Kondisi
Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)
Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain : Diabetes Melitus, Glumeruloneritis
kronis, Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol, Obstruksi saluran kemih, Penyakit ginjal
polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi herediter, Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri).
B. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gagal ginjal maka
berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan masalah keperawatan tersebut, penulis akan
memberikan saran yang bertujuan agar dapat lebih memperbaiki dan mengoptimalkan pelayanan
perawatan di rumah sakit, diantaranya :
1. Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar kesehatannya
dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda atau gejala yang menunjukkan
resiko terjadinya gagal ginjal.
2. Untuk institusi pendidikan dapat menyediakan buku-buku sumber yang lebih lengkap lagi
sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA