Anda di halaman 1dari 15

EPIDEMIOLOGI

HIPERTENSI

NAMA: Yemima Chalebrina Sibarani


NIM:17.081.111.006
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
& PENYAKIT TIDAK MENULAR
APA ITU
HIPERTENSI?
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
berbahaya di seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor
utama yang mengarah pada penyakit kardiovaskuler seperti
serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang,
yang mana angka tersebut menggambarkan 31% jumlah penduduk dewasa
di dunia yang mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding
prevalensi global pada tahun 2000-2010 (Bloch, 2016).
Pada rentang tahun yang sama, kejadian hipertensi ini lebih tinggi terjadi pada
penduduk di negara berkembang dibandingkan negara maju bahkan nyaris
sebanyak 75% penderita dengan hipertensi tinggal di negara berkembang
dan terjadi peningkatan sebanyak 8,1%.
Sementara menurut hasil Riskesdas 2013 kejadian hipertensi di Indonesia
berada dalam peringkat ke 6 dari 10 kategori penyakit tidak menular kronis.
Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia yang didapatkan dari hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia >18 tahun mengalami
penurunan dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% (Kemenkes RI,
2013).
 Prevalensi hipertensi lebih besar ditemukan pada pria, daerah
perkotaan, daerah pantai, dan orang gemuk. Pada usia setengah
baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria
daripada wanita. Pada golongan umur 55-64 tahun, penderita
hipertensi wanita lebih banyak daripada pria. Penelitian
epidemiologi membuktikan bahwa tingginya tekanan darah
berhubungan erat dengan kejadian penyakit jantung. Sehingga
pengamatan pada populasi menunjukkan bahwa penurunan
tekanan darah dapat menurunkan terjadinya penyakit jantung.
Seorang penderita hipertensi mempunyai resiko terserang
penyakit jantung koroner 5 kali lebih besar.

4
Tingginya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta jiwa tetapi
hanya 4% yang merupakan controlled hypertension. Sebagai gambaran
umum masalah hipertensi sebagai berikut:
 Prevalensi 6-15% pada orang dewasa sebagai  Sebanyak 90% hipertensi esensial, yaitu hipertensi yang tidak
suatu proses degeneratif hipertensi hanya diketahui dengan jelas penyebabnya, dalam artian sulit untuk
ditemukan pada orang dewasa. Ditemukan mencari bentuk intervensi dan pengobatannya.
peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia.
 Hampir 50% penderita tidak menyadari gejala
hipertensi sehingga mereka berpotensi menderita
hipertensi lebih berat karena tidak menjaga pola
makan dan menghindari faktor resiko.
 Sebanyak 70% adalah hipertensi ringan, karena
itu hipertensi banyak terabaikan sampai menjadi
ganas (Hipertensi Maligna)

HIPERTENSI
 Prediksi peningkatan penderita hipertensi didasarkan pada angka penderita
hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Angka-angka prevalensi
hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan di daerah
pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan.
 Baik dari segi case finding  maupun penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan
masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 smpai dengan 15%, tetapi angka
prevalensi yang rendah terdapat Ungaran, Jawa Tengah sebesar 1,8% dan
Lembah Balim Pegunungan JayaWijaya, Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan angka
prevalensi tertinggi di Talang Sumatera Barat 17,8%. 7
Distribusi Epidemiologi Penyakit Hipertensi
 Orang (Person) : Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang
 Umur: Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur (31-55tahun). Hal ini dikarenakan seiring
bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat. Yang man penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat
umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada
usia lebih dari 60 tahun keatas.
 .Jenis kelamin : Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal
ini dikarenakan pada perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan  masa
premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita
relatife terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen menurun setelah
menopause.
 Status gizi : Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan   atau kelebihan salah satu unsur zat gizi
akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang  seimbang sejak usia
dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang
prima.Dimana ini merupakan faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini  sebagai
penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus
dihindari/dibatasi.
 Faktor psikokultural : Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara psiko-kultural, tetapi belum dapat
diambil kesimpulan.Namun pada dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut menaikkan tekanan
darah secara tiba-tiba yang mana ini merupakan penyebab utama  terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah
kesehatan yang layak untuk perlu diperhatikan 

8
 Tempat (Place): Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan kasus hipertensi adalah merupakan wilayah yang
berdominan dipesisir dari pada dipegunungan. Yang dimana
penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih rentan terhadap
penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi
atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan
lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. 
• Determinan
  Faktor herediter didapat pada keluarga yang
umumnya hidup dalam lingkungan dan kebiasaan
makan yang sama
  Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi
data pe-nelitian pada daerah-daerah dimana
konsumsi garam tinggi tidak selalu mempunyai
prevalensi tinggi
 Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal
balik antara obesitas dan hipertensi 
Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia pada tahun 2019 sebesar
63.309.630 orang, sedangkan angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427.218 kematian.
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011, 1 milyar orang
didunia menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sedang.
Prevalensi hipertensi akan terus
meningkat tajam, diprediksikan pada
tahun 2025 nanti sekitar 29% orang
dewasa di seluruh dunia menderita
hipertensi.
Hipertensi telah mengakibatkan kematian
sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1,5 juta
kematian di Asia Tenggara, yang sepertiga
populasinya menderita hipertensi.
Hipertensi sering disebut sebagai
‘the silent killer” karena sering
tanpa keluhan, sehingga penderita
tidak tahu kalau dirinya mengidap
hipertensi tetapi kemudian
mendapatkan dirinya sudah terapat
penyakit penyulit atau komplikasi
dari hipertensi. Hasil Riskesdas
2013 dan studi di Puskesmas
diketahui bahwa hanya sepertiga
penderita hipertensi (36,8%) yang
terdiagnosisi oleh tenaga kesehatan
dan hanya 0,7% yang minum obat.

Anda mungkin juga menyukai