Anda di halaman 1dari 16

“INTERVENSI SISTEM DAN MENTAL MODEL”

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Berpikir System
Kesehatan Masyarakat yang diampu oleh Roifatun Nisa, S.KM., M.KM

oleh :

Boby permana wiyono (132010118031)


adinda alma jannah (132010118037)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2020
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Intervensi atau intervening merupakan kata yang berasal bahasa Latin yang berarti
“coming between” artinya yang datang di antara. Intervensi berarti mengacu pada
usaha untuk mengubah kehidupan yang sedang berjalan dengan cara tertentu.
Perubahan itu bisa kecil atau besar, negatif atau positif. Orang-orang yang bekerjadalam
profesi-profesi pemberi bantuan mememiliki intensi etik yang sama, yaitu melakukan
segala hal yang dapat dilakukan demi keuntungan klien tanpa menimbulkan
kerugian(Sundberg, Winebarger, & Taplin, 2007). Sebagaimana diketahui, secara
global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan. Populasi lansia di
Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia
setelah tahun 2100 (Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI,
2016).Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia, lansia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Usia 60 tahun ke atas merupakan tahap akhir dari proses penuaan yang memiliki
dampak te rhadap tiga aspek, yaitu biologis, ekonomi, dan sosial. Secara biologis,
lansia akan mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan
penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap serangan penyakit. Secara
ekonomi, umumnya lansia lebih dipandang sebagai beban daripada sumber daya.
Secara sosial, kehidupan lansia sering dipersepsikan secara negatif, atau tidak banyak
memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat. Perlu adanya pemberdayaan
kepada lansia sehingga keberadaannya tidak menjadi beban pembangunan,
melainkan dapat berpartisipasi secara aktif dan positif. Pada kenyataannya, sebanyak
3,6 juta dari 24 juta orang lanjut usia (lansia) di Indonesia terlantar (Poskota News,
2016).Kesibukan bekerja membuat keluarga tidak memiliki banyak waktu untuk
memperhatikan lansia , tidak heran jika para lansia menjadi terlatar. Sebagaimana
diketahui bahwa sebagai perawat lansia tidaklah mudah. Perawat lansia adalah
beberapa orang yang paling rentan terhadap kelelahan kerja, dan dengan
memberikan perawatan jangka panjang kepada lansia, perawat lansia juga harus
mendapatkan dukungan (Lopezhartmann, Wens, Verhoeven, & Remmen, 2012).
Tanpa bantuan dan dukungan yang memadai, stres perawatan membuat seseorang
rentan terhadap berbagai masalah fisik dan emosional, mulai dari penyakit jantung
hingga depresi (Rabins, 2006). Stres yang dialami oleh anggota keluarga yang merawat
anggota keluarga yang lain di rumah dalam jangka waktu yang lama disebut
Caregiver Burden (Kozier, 2004).
Model mental merepresentasikan pikiran tiap individu yang digunakan untuk
menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena ketika belajar sains (Harrison
& Treagust dalam Jansoon, dkk. 2009, hlm. 147 ). Model mental siswa dibangun
berdasarkan pengalaman, interpretasi dan penjelasan ketika belajar kimia. Model mental
biasanya berkembang sesuai dengan kebutuhannya dalam membuat prediksi dan
menyelesaikan permasalahan dalam belajar kimia (Halim, dkk. 2013, hlm. 2).
Chittleborough (2004, hlm. 75) juga mengatakan bahwa model mental bersifat
esensial untuk membuat prediksi dan menyelesaikan permasalahan dalam kimia.
Sehingga ketika siswa memiliki model mental yang utuh, siswa akan mampu
membuat penjelasan yang baik mengenai permasalahan dalam kimia,sebaliknya
jika siswa memiliki model mental yang salah ataupun tidak utuh, maka siswa akan
kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan kimia atau bahkan memiliki
miskonsepsi. Oleh karena itu sangat lah penting dalam membangun model mental
siswa yang utuh.
Keutuhan model mental dalam kimia salah satunya dapat dilihat dari kemampuan
siswa ketika menjelaskan suatu fenomena kimia dalam tiga level representasi, yaitu
level makroskopik, submikroskopik dan level simbolik. Hal ini dikarenakan kimia
tersusun dari konsep yang bersifat konkret dan abstrak, sehingga dalam memahami
kimia siswa harus mampu menggunakan dan mempertautkan tiga level
representasi (Russell, dkk. dalam Jansoon, dkk., 2009, hlm. 163). Halim, dkk. (2013,
hlm. 2) juga mendukung dengan menyatakan bahwa bahwa ketiga level representasi
berdampak pada model mental siswa.Pembentukan model mental siswa yang utuh
salah satunya merupakan peran dari guru sebagai pendidik siswa selama belajar.
Strategi mengajar guru dan pengolahan bahan ajar guru sangat berdampak terhadap
perkembangan model mental siswanya, sehingga dalam membangun model mental
siswa yang utuh guru harus menciptakan strategi pembelajaran yang tepat.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian intervensi sistem
secara umum adalah suatu tindakan yang dilakukan sebuah badan untuk memasukkan
“pahamnya” layaknya seseorang yang ingin membantu. Dapat dikatakan bahwa pengintervensi
merupakan pihak ketiga.Ada juga yang berpendapat bahwa intervensi adalah suatu tindakan ikut
campur terhadap urusan politik, ekonomi, dan budaya negara lain.Tidak sedikit orang
mengklaim bahwa intervensi merupakan tindakan berlebihan, namun pada dasarnya intervensi
dilakukan karena adanya niat membantu.Selengkapnya, berikut Yuksinau akan mengurainya
secara spesifik. Selain itu, kami juga menyajikan artikel mengenai pengertian mitigasi untuk
menambah wawasan Anda.
Pengertian Intervensi Menurut Para Ahli sebagai berikut :

1. Dr. Wirjono Prodojodikoro


Menurut Dr. Wirjono Prodojodikoro, pengertian intervensi adalah suatu campur tangan
negara asing yang bersifat menekan dengan alat kekerasan atau dengan ancaman melakukan
kekerasan, apabila keinginannya tidak dipenuhi.

2. Parry dan Grant


Parry dan Grant berpendapat, bahwa pengertian intervensi adalah turut campurnya sebuah
negara secara diktator terhadap negara lain yang bertujuan untuk menjaga atau pun
mengubah kondisi aktual tertentu.

3. J.G. Starke
J.G. Starke mengemukakan, pengertian intervensi merupakan suatu bentuk propaganda atau
kegiatan lainnya yang dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan untuk mendorong
terjadinya revolusi atau perang saudara di negara lain.

4. Oppenheiman Lauterpacht
Oppenheiman Lauterpacht menyatakan, pengertian intervensi merupakan campur tangan
sebuah negara secara diktator mengenai urusan negara-negara lain dengan maksud untuk
memelihara atau merubah suatu situasi, keadaan, atau barang pada negara tersebut.

5. Black’s Law Dictionary


Sedangkan dalam buku Black’s Law Dictionary, pengertian intervensi ialah ikut campur
tangannya suatu negara terhadap urusan negara lain dengan memanfaatkan kekuatan atau
pun ancaman yang dimilikinya.
B. macam macam intervensi
Intervensi sering digunakan di berbagai bidang, misalnya hukum, pemerintahan, kesehatan,
keperawatan, psikologi, pendidikan, dan lainnya. Berikut penjelasan intervensi dalam beberapa
bidang:
1. intervensi hukum
Campur tangan pihak ketiga dalam suatu perkara atau hukum perdata yang sedang
berlangsung diantara pihak penggugat dan tergugat.
2. intervensi pemerintah
Upaya dan tindakan menekan pihak tertentu yang dilancarkan pemerintah dalam suatu
rancangan kerja dengan tujuan untuk mencapai suatu hal yang lebih baik lagi.
3. intervensi kesehatan
Tindakan rasional yang dilakukan demi kepentingan pasien atas dasar keputusan dokter
atau perawat atau intervensi kolaboratif antar keduanya.
4. intervensi keperawatan
Tindakan campur tangan dokter atau perawat yang dibuat untuk membantu pasien
beralih ke tahapan kesehatan atau kesembuhan total.
5. intervensi psikologi
Bentuk layanan psikologi secara individu, berpasangan, kelompok atau berkeluarga
yang mana pasien datang ke biro psikologi untuk mengobati kondisi psikis tertentu.

C. bentuk-bentuk intervensi.
Kalevi J. Holsti mengungkapkan bahwa intervensi memiliki enam bentuk. Adapun bentuk-
bentuknya seperti berikut:
1. Intervensi Diplomatik
Bentuk campur tangan yang mana seorang diplomat memberikan komentar
memihak terhadap kasus atau persoalan politik yang melanda negara tempatnya
bertugas.

2. Intervensi Klasik
Campur tangan yang dilakukan dengan kegiatan gelap atau misi rahasia. Seperti
contoh penyadapan informasi pada suatu negara dengan tujuan tertentu.
3. pameran kekuatan militer
Bentuk ini tebilang efisien karena biayanya relatif murah dan risiko yang rendah
dibandingkan pengiriman ekspedisi militer yang sesungguhnya ke suatu tempat.

4. Subversi
Subversi dikenal dengan gerakan bawah tanah. Subversi adalah suatu gerakan
politik dan militer yang terorganisir, ditunjang, dan diarahkan negara asing, yang
mana tujuannya adalah untuk memanfaatkan berbagai elemen di negara sasaran.

5. Gerilya
Gerilya merupakan perpaduan antara subversi dengan sistem perang konvensional.
Gerilya tidak selalu merupakan hasil intervensi kekuatan asing, akan tetapi cukup
banyak kegiatan gerilya yang merupakan manifestasi dari intervensi

6. Intervensi Militer
Bentuk campur tangan yang diwujudkan dengan cara mengirimkan ekspedisi
militer untuk menunjang suatu pemerintahan yang sedang berkuasa ataupun
membantu kelompok pemberontak.

D. jenis-jenis intervensi
Berdasarkan jenisnya, intervensi dibagi menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan jangkauan dan
dampaknya. Berikut penjelasannya :
1. Intervensi Berdasarkan Jangkaunnya
a. Intervensi Internal : Tindakan ikut campur yang dijalankan negara asing untuk
mendukung kelompok tertentu dalam rangka membelot atau memberontak terhadap
pemerintah yang sah.

b. Intervensi Eksternal : Perbuatan campur tangan negara asing atas perang yang
sedang terjadi antara dua negara lain, dimana memiliki tujuan untuk mendamaikan
atau meredam konflik tanpa membela salah satu pihak yang terlibat perang.

c. Intervensi Reprisal : Aktivitas campur tangan yang dilakukan suatu negara dengan
tujuan untuk membalas kerugian yang diderita negara lain dengan cara
menimbulkan kerugian, seperti contoh blokade.

2. intervensi bedsarkan dampaknya


a. Dampak Negatif Intervensi
Ikut campur yang berlebihan justru akan bisa memperkeruh suatu keadaan yang
sedang tidak baik. Oleh karena itu,intervensi ini sebenarnya tidak dianjurkan
untuk dilakukan oleh suatu negara. Namun ternyata ada juga negara yang senang
melakukan intervensi. Tentu ada niat terselubung dibalik semua itu. Pengertian
intervensi ini juga bisa membuka wawasan warga negara supaya bisa lebih berhati
hati jika ternyata ada yang melakukan intervensi

b. dampak positive intervensi


intervensi positive ini merupakan suatu intervensi yang dapat dilakukan oleh
sebuah negara lain ataupun lembaga dunia yang bertujuan untuk dapat menegakan
keadilan atau pun hak asasi manusia. salah satu lembaga yang juga sering
melakukan intervensi positif yaitu PBB

E. Contoh tindakan intervensi


1. Melakukan embargo terhadap suatu negara yang dimusuhi oleh lembaga negara
lainnya.
2. Mengirimkan prajurit ke negara yang bertikai yang sudah jelas bukan urusannya.
3. Melancarkan peperangan melalui cara blokade ke negara lain, dan tidak memiliki
sangkut pautnya sama sekali.
F. Sistem Intervensi
Sistem Pelaksana Perubahan, merupakan sekelompok orang yang memberikan bantuan
berdasarkan keahlian yang beragam, bekerja dengan sistem yang beragam, dan bekerja
secara profesional. Sistem pelaksana perubahan (SPP) dapat dikategorikan menjadi dua
berdasarkan tempat di mana ia bekerja, yaitu SPP dalam lembaga dan luar lembaga.
Masing-masing di antara keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Bagi SPP dalam
lembaga, kekurangannya adalah cenderung tidak objektif karena dipengaruhi oleh
lingkungan dan kepentingan lembaga. Sedangkan, kelebihan yang dimiliki adalah
kemudahan dalam mengenali lingkungan karena tersedianya akses terhadap pihak-pihak
penyedia informasi, seperti anggota lembaga dan direktur lembaga. Bagi SPP luar lembaga,
kekurangannya adalah sulit dalam mengenali lingkungan karena kurangnya akses terhadap
pihak-pihak penyediainformasi (mencari informasi sendiri). Sedangkan, SPP luar lembaga
memiliki kelebihan dalam hal objektivitas karena tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan
kepentingan lembaga (mandiri).
1. Sistem Klien, merupakan sistem yang meminta bantuan, memperoleh bantuan, dan
terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh SPP. Sistem klien dikategorikan menjadi
dua, yaitu klien potensial dan klien aktual. Disebut sebagai klien potensial manakala ia
memiliki masalah, namun belum terjadi kontrak (persetujuan kerjasama) dengan
pelaksana perubahan. Disebut sebagai klien aktual manakala ia memiliki masalah dan
sudah terjalin kontrak (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan.
2. Sistem Klien, merupakan sistem yang meminta bantuan, memperoleh bantuan, dan
terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh SPP. Sistem klien dikategorikan menjadi
dua, yaitu klien potensial dan klien aktual. Disebut sebagai klien potensial manakala ia
memiliki masalah, namun belum terjadi kontrak (persetujuan kerjasama) dengan
pelaksana perubahan. Disebut sebagai klien aktual manakala ia memiliki masalah dan
sudah terjalin kontrak (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan.
3. Sistem Aksi, merupakan orang-orang yang bersama-sama dengan pelaksana perubahan
berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan-tujuan usaha
perubahan.
G. Intervensi kesehatan masyarakat
Intervensi kesehatan masyarakat adalah segala upaya atau kebijakan yang berupaya
meningkatkan kesehatan mental dan fisik pada tingkat populasi. Intervensi kesehatan
masyarakat dapat dijalankan oleh berbagai organisasi, termasuk departemen kesehatan
pemerintah dan organisasi non-pemerintah (LSM). Jenis intervensi yang umum termasuk
program skrining ,vaksinasi , suplementasi makanan dan air , dan promosi kesehatan .
Masalah umum yang menjadi subyek intervensi kesehatan masyarakat termasuk obesitas ,
penggunaan narkoba , tembakau , dan alkohol , dan penyebaran penyakit menular ,
misalnya HIV .
Suatu kebijakan dapat memenuhi kriteria intervensi kesehatan masyarakat jika kebijakan
tersebut mencegah penyakit pada tingkat individu dan masyarakat dan memiliki dampak
positif pada kesehatan masyarakat .
H. Jenis-jenis
Intervensi kesehatan dapat dijalankan oleh berbagai organisasi, termasuk departemen
kesehatan dan organisasi swasta. Intervensi semacam itu dapat beroperasi pada berbagai
skala, seperti pada tingkat global, negara, atau komunitas. Seluruh populasi dapat dihubungi
melalui situs web, pesan audio / video dan media massa lainnya, atau kelompok tertentu
dapat dipengaruhi oleh tindakan administratif, seperti meningkatkan penyediaan makanan
sehat di sekolah.
1. Skrining
Skrining mengacu pada praktik pengujian sekelompok individu yang memenuhi
kriteria tertentu (seperti usia, jenis kelamin, atau aktivitas seksual) untuk suatu
penyakit atau kelainan. Banyak bentuk penyaringan adalah intervensi kesehatan
masyarakat. Misalnya, ibu secara rutin diskrining untuk HIV dan Hepatitis B
selama kehamilan. Deteksi selama kehamilan dapat mencegah penularan penyakit
ibu saat melahirkan.
2. vaksinasi
Intervensi kesehatan masyarakat adalah segala upaya atau kebijakan yang berupaya
meningkatkan kesehatan mental dan fisik pada tingkat populasi. Intervensi
kesehatan masyarakat dapat dijalankan oleh berbagai organisasi, termasuk
departemen kesehatan pemerintah dan organisasi non-pemerintah (LSM). Jenis
intervensi yang umum termasuk program skrining , vaksinasi , suplementasi
makanan dan air , dan promosi kesehatan . Masalah umum yang menjadi subyek
intervensi kesehatan masyarakat termasuk obesitas ,penggunaan narkoba ,
tembakau , dan alkohol , dan penyebaran penyakit menular , misalnya HIV .
Suatu kebijakan dapat memenuhi kriteria intervensi kesehatan masyarakat jika
kebijakan tersebut mencegah penyakit pada tingkat individu dan masyarakat dan
memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat .
3. supplementasi
Suplementasi makanan atau air nutrisi dapat mengurangi kekurangan vitamin dan
penyakit lainnya. Suplementasi mungkin diwajibkan oleh hukum atau sukarela.
Beberapa contoh intervensi termasuk:
-Garam beriodium untuk mencegah gondok .
-Asam folat dalam tepung terigu untuk mencegah spina bifida , cacat lahir.
-Air yang mengandung flouridated untuk mencegah kerusakan gigi.
-Susu vitamin D untuk mencegah rakhitis
4. perilaku
Intervensi yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku individu bisa sangat menantang.
Salah satu bentuk tersebut adalah promosi kesehatan , di mana pendidikan dan media dapat
digunakan untuk mempromosikan perilaku sehat, seperti makan makanan sehat (untuk
mencegah obesitas ), menggunakan kondom (untuk mencegah penularan PMS ), atau
menghentikan buang air besar sembarangan di negara berkembang (lihat misalnya di India
kampanye Swachh Bharat Mission ).
Penggunaan undang-undang untuk mengkriminalisasi perilaku tertentu juga dapat dianggap
sebagai intervensi kesehatan masyarakat, seperti program vaksinasi wajib dan kriminalisasi
penularan HIV . Namun, langkah-langkah seperti itu biasanya kontroversial, terutama
dalam kasus kriminalisasi HIV di mana ada bukti bahwa tindakan itu mungkin kontra
produktif. Undang-undang yang mengenakan pajak atas produk tidak sehat tertentu juga
mungkin efektif, meskipun juga tidak tanpa kontroversi, dan kadang-kadang disebut " pajak
dosa ". Contohnya termasuk perpajakan produk tembakau di AS dan Selandia Baru, dan
minuman bergula di Inggris.

I. Model mental
Model mental adalah penjelasan proses pemikiran seseorang tentang bagaimana sesuatu
bekerja di dunia nyata. Ini adalah representasi dari dunia sekitarnya, hubungan antara
berbagai bagiannya dan persepsi intuitif seseorang tentang tindakannya sendiri dan
konsekuensinya. Model mental dapat membantu membentuk perilaku dan mengatur
pendekatan untuk memecahkan masalah (mirip dengan algoritma pribadi) dan melakukan
tugas.
Model mental adalah semacam simbol internal atau representasi realitas eksternal,
dihipotesiskan untuk memainkan peran utama dalam kognisi , penalaran , dan pengambilan
keputusan . Kenneth Craik menyarankan pada tahun 1943 bahwa pikiran membangun
"model skala kecil" dari realitas yang digunakannya untuk mengantisipasi peristiwa.
Jay Wright Forrester mendefinisikan model mental umum sebagai:
Gambar dunia di sekitar kita, yang kita bawa di kepala kita, hanyalah sebuah model. Tidak
ada seorang pun di kepalanya yang membayangkan seluruh dunia, pemerintah atau negara.
Dia hanya memilih konsep, dan hubungan di antara mereka, dan menggunakannya untuk
mewakili sistem nyata (Forrester, 1971).
Dalam psikologi, istilah model mental kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada
representasi mental atau simulasi mental secara umum. Di lain waktu itu digunakan untuk
merujuk pada § Model mental dan penalaran dan teori mental model penalaran yang
dikembangkan oleh Philip Johnson-Laird dan Ruth MJ Byrne.
J. Sejarah
Istilah model mental diyakini berasal dari Kenneth Craik dalam bukunya 1943 The Nature
of Explanation . [1] [2] Georges-Henri Luquet dalam Le dessin enfantin (Gambar anak-
anak), yang diterbitkan pada tahun 1927 oleh Alcan, Paris, berpendapat bahwa anak-anak
membangun model internal, pandangan yang memengaruhi, antara lain, psikolog anak Jean
Piaget .
Philip Johnson-Laird menerbitkan Mental Models: Menuju Sains Kognitif Bahasa, Inferensi
dan Kesadaran pada tahun 1983. Pada tahun yang sama, Dedre Gentner dan Albert Stevens
mengedit kumpulan bab dalam sebuah buku yang juga berjudul Mental Models . [3] Baris
pertama dari buku mereka menjelaskan ide lebih lanjut: "Salah satu fungsi bab ini adalah
untuk memutarbalikkan yang jelas; pandangan orang tentang dunia, tentang diri mereka
sendiri, kemampuan mereka sendiri, dan tugas yang mereka diminta untuk melakukan , atau
topik yang diminta mereka pelajari, sangat bergantung pada konseptualisasi yang mereka
bawa ke tugas. " (lihat buku: Model Mental ).
Sejak itu, ada banyak diskusi dan penggunaan ide dalam interaksi manusia-komputer dan
kegunaan oleh para peneliti termasuk Donald Norman dan Steve Krug (dalam bukunya
Don't Make Me Think ). Walter Kintsch dan Teun A. van Dijk , menggunakan istilah model
situasi (dalam buku mereka Strategi Pemahaman Wacana , 1983), menunjukkan relevansi
model mental untuk produksi dan pemahaman wacana .

K. Model mental dan alasan


Salah satu pandangan penalaran manusia adalah bahwa itu tergantung pada model mental.
Dalam pandangan ini, model mental dapat dibangun dari persepsi, imajinasi, atau
pemahaman wacana (Johnson-Laird, 1983). Model mental seperti itu mirip dengan model
arsitek atau diagram fisikawan dalam struktur mereka analog dengan struktur situasi yang
mereka wakili, tidak seperti, katakanlah, struktur bentuk logis yang digunakan dalam teori
aturan penalaran formal. Dalam hal ini, mereka sedikit mirip dengan gambar dalam teori
gambar bahasa yang dijelaskan oleh filsuf Ludwig Wittgenstein pada tahun 1922. Philip
Johnson-Laird dan Ruth MJ Byrne mengembangkan teori model penalaran mental mereka
yang membuat asumsi bahwa penalaran bergantung, bukan pada logika bentuk, tetapi pada
model mental (Johnson-Laird dan Byrne, 1991).

L. Prinsip model mental


Model mental didasarkan pada seperangkat kecil asumsi mendasar ( aksioma ), yang
membedakan mereka dari representasi lain yang diusulkan dalam psikologi penalaran
(Byrne dan Johnson-Laird, 2009). Setiap model mental mewakili suatu kemungkinan.
Model mental mewakili satu kemungkinan, menangkap apa yang umum untuk semua cara
yang berbeda di mana kemungkinan dapat terjadi (Johnson-Laird dan Byrne, 2002). Model
mental adalah ikon, yaitu, setiap bagian dari model sesuai dengan setiap bagian dari apa
yang diwakilinya (Johnson-Laird, 2006). Model mental didasarkan pada prinsip kebenaran:
mereka biasanya hanya mewakili situasi yang mungkin, dan masing-masing model
kemungkinan hanya mewakili apa yang benar dalam kemungkinan itu sesuai dengan
proposisi. Namun, model mental dapat mewakili apa yang salah, sementara dianggap benar,
misalnya, dalam kasus kondisi kontrafaktual dan pemikiran kontrafaktual (Byrne, 2005).

M. Penalaran dengan model mental


Orang-orang menyimpulkan bahwa suatu kesimpulan itu valid jika ia memiliki semua
kemungkinan. Prosedur untuk bernalar dengan model mental mengandalkan contoh
tandingan untuk menyangkal kesimpulan yang tidak benar; mereka menetapkan validitas
dengan memastikan bahwa kesimpulan berlaku untuk semua model tempat. Reasoners
fokus pada subset dari kemungkinan model masalah multi-model, seringkali hanya model
tunggal. Kemudahan dengan mana penalaran dapat melakukan pengurangan dipengaruhi
oleh banyak faktor, termasuk usia dan memori kerja (Barrouillet, et al., 2000). Mereka
menolak kesimpulan jika mereka menemukan contoh tandingan, yaitu kemungkinan di
mana premis itu berlaku, tetapi kesimpulannya tidak (Schroyens, et al. 2003; Verschueren,
et al., 2005).

N. Kritik
Debat ilmiah berlanjut tentang apakah penalaran manusia didasarkan pada model mental,
versus aturan formal inferensi (misalnya, O'Brien, 2009), aturan inferensi spesifik domain
(misalnya, Cheng & Holyoak, 2008; Cosmides, 2005), atau probabilitas (misalnya,
Oaksford dan Chater, 2007). Banyak perbandingan empiris dari berbagai teori telah
dilakukan (misalnya, Oberauer, 2006).

O. Model mental sistem dinamika: model mental dalam dinamika sistem


1. karakteristik
Model mental umumnya:
berdasarkan fakta-fakta yang tidak dapat dikuantifikasi, tidak dapat ditembus, tidak
jelas, atau tidak lengkap fleksibel - sangat bervariasi dalam hal positif maupun
negative filter informasi - menyebabkan persepsi selektif , persepsi hanya bagian
informasi yang dipilih sangat terbatas , dibandingkan dengan kompleksitas dunia,
dan bahkan ketika suatu model ilmiah luas dan sesuai dengan realitas tertentu
dalam derivasi konsekuensi logis darinya, ia harus memperhitungkan batasan-
batasan seperti ingatan kerja ; yaitu, aturan tentang jumlah maksimum elemen yang
dapat diingat orang, gestaltisme atau kegagalan prinsip-prinsip logika , dll.
tergantung pada sumber-sumber informasi, yang tidak dapat ditemukan di tempat
lain, tersedia kapan saja dan dapat digunakan.
Model mental adalah cara mendasar untuk memahami pembelajaran organisasi.
Model-model mental, dalam bahasa ilmiah populer, telah digambarkan sebagai
"gambaran pemikiran dan akting" yang sangat dipegang. Model mental sangat
mendasar untuk memahami dunia sehingga orang sulit menyadarinya.

P. Ekspresi model mental sistem dinamis


SN Groesser dan M. Schaffernicht (2012) menjelaskan tiga metode dasar yang biasanya
digunakan:
1. Diagram kausal loop - menampilkan kecenderungan dan arah koneksi informasi
dan loop kausalitas dan umpan balik yang dihasilkan
2. Diagram struktur sistem - cara lain untuk mengekspresikan struktur sistem dinamis
kualitatif
3. Stock and flow diagram - cara untuk mengukur struktur sistem dinamis
Metode-metode ini memungkinkan menunjukkan model mental sistem dinamis, sebagai
model tertulis dan eksplisit tentang sistem tertentu berdasarkan kepercayaan internal.
Menganalisis representasi grafis ini telah menjadi bidang penelitian yang semakin
meningkat di banyak bidang ilmu sosial. Selain itu, perangkat lunak yang berupaya
menangkap dan menganalisis sifat struktural dan fungsional model mental individu seperti
Mental Modeler, "alat pemodelan partisipatif yang berbasis pada pemetaan kognitif fuzzy-
logic", baru-baru ini dikembangkan dan digunakan untuk mengumpulkan / membandingkan
/ menggabungkan representasi model mental yang dikumpulkan dari individu untuk
digunakan dalam penelitian ilmu sosial, pengambilan keputusan kolaboratif, dan
perencanaan sumber daya alam.

Q. Model mental dalam kaitannya dengan dinamika sistem dan pemikiran sistemik
Dalam penyederhanaan realitas, menciptakan model dapat menemukan rasa realitas,
berusaha mengatasi pemikiran sistemik dan dinamika sistem .
Dua disiplin ilmu ini dapat membantu membangun koordinasi yang lebih baik dengan
realitas model mental dan mensimulasikannya secara akurat. Mereka meningkatkan
probabilitas bahwa konsekuensi dari cara memutuskan dan bertindak sesuai dengan cara
merencanakan.
1. System dynamics - memperluas model mental melalui pembuatan model eksplisit,
yang jelas, mudah dikomunikasikan dan dapat dibandingkan satu sama lain.
2. Berpikir sistemik - mencari cara untuk meningkatkan model mental dan dengan
demikian meningkatkan kualitas keputusan dinamis yang didasarkan pada model
mental.
BAB II
Penutup
A. Kesimpulan
intervensi sistem adalah suatu tindakan yang dilakukan sebuah badan untuk memasukkan
“pahamnya” layaknya seseorang yang ingin membantu. Dapat dikatakan bahwa pengintervensi
merupakan pihak ketiga.Ada juga yang berpendapat bahwa intervensi adalah suatu tindakan ikut
campur terhadap urusan politik, ekonomi, dan budaya negara lain.Tidak sedikit orang mengklaim
bahwa intervensi merupakan tindakan berlebihan, namun pada dasarnya intervensi dilakukan karena
adanya niat membantu.Selengkapnya, berikut Yuksinau akan mengurainya secara spesifik. Selain
itu, kami juga menyajikan artikel mengenai pengertian mitigasi untuk menambah wawasan Anda.
Model mental adalah penjelasan proses pemikiran seseorang tentang bagaimana sesuatu bekerja di
dunia nyata. Ini adalah representasi dari dunia sekitarnya, hubungan antara berbagai bagiannya dan
persepsi intuitif seseorang tentang tindakannya sendiri dan konsekuensinya. Model mental dapat
membantu membentuk perilaku dan mengatur pendekatan untuk memecahkan masalah (mirip
dengan algoritma pribadi) dan melakukan tugas.
Daftar Pustaka
Loewenberg, Frank M. 1972. “Social Work, Social Welfare, and Social Intervention”. In
Loewenberg, Frank M., Ralph Dolgoff. The Practice of Social Intervention: Goals, Roles, and
Strategies. Itaca: FE Peacock Publisher Inc. Hal.

Adi Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada
Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 141-150

Pincus,Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model And Method. Madison: F.E.
Peacock Publishers, Inc. Hal. 53-62

Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E.
Peacock Publisher, Inc. Hal. 101-103

Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E.
Peacock Publisher, Inc. Hal. 117

Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E.
Peacock Publisher, Inc. Hal. 162

Barrouillet, P. et al. (2000). Penalaran bersyarat oleh model mental: bukti kronometrik dan
perkembangan . Cognit. 75, 237-266.

Byrne, RMJ (2005). Imajinasi Rasional: Bagaimana Orang Membuat Alternatif Kontrafaktual
terhadap Realitas . Cambridge MA: MIT Press.

Cheng, PC dan Holyoak, KJ (2008) Skema penalaran pragmatis. Dalam Penalaran: studi inferensi
manusia dan fondasinya (Adler, JE dan Rips, LJ, eds), hlm. 827–842, Cambridge University Press
Cosmides, L. et al. (2005) Mendeteksi curang. Tren dalam Ilmu Kognitif . 9.505-506
Oberauer K. (2006) Penalaran dengan kondisi: Sebuah uji model formal dari empat teori . Cognit.
Psikol. 53: 238–283.

Anda mungkin juga menyukai