Anda di halaman 1dari 40

1

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2010).

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Umur

Obesitas

Genetik

Gaya Hidup :
Asupan lemak
Merokok
Konsumsi Garam
Minum Kopi Hipertensi
Kurang Olahraga
Minum Alkohol
Kurang Istirahat

Jenis Kelamin

Pil KB Keterangan :
: variabel independen yang
Stres
diteliti
: variabel independen yang
tidak diteliti
: variabel dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

1
2

B. Hipotesis

Penelitian ini mengajukan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut :

1. Umur lansia merupakan faktor resiko kejadian hipertensi pada lansia di

wilayah kerja puskesmas Benteng Kota Palopo.

2. Obesitas merupakan faktor resiko kejadian hipertensi pada lansia di

wilayah kerja puskesmas Benteng Kota Palopo.

3. Genetik merupakan faktor resiko kejadian hipertensi pada lansia di

wilayah kerja puskesmas Benteng Kota Palopo.

4. Gaya hidup merupakan faktor resiko kejadian hipertensi pada lansia di

wilayah kerja puskesmas Benteng Kota Palopo.

2
3

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan

menggunakan pendekatan case control study. Adapun rancangan penelitian

digambarkan pada bagan dibawah ini :

Faktor risiko ( + )
Retrospektif Penderita
( Kasus ) Hipertensi
Faktor risiko ( - )
Populasi
Matching : Umur (Sampel)

Faktor risiko ( + )
Retrospektif Bukan
( Kontrol ) Penderita
Faktor risiko ( - ) Hipertensi

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

a. Populasi Kasus

Seluruh lansia yang di diagnosis mengalami hipertensi dan

tercacat dalam register/kartu pasien di Puskesmas Benteng Kota

Palopo pada bulan Agustus 2015 sebanyak 45 lansia.

b. Populasi Kontrol

Seluruh lansia yang tidak di diagnosis mengalami hipertensi dan

tercacat dalam register/kartu pasien di Puskesmas W Benteng Kota

Palopo pada bulan Agustus 2015 sebanyak 164 lansia.

3
4

2. Sampel dan Sampling

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Notoatmojo, 2010). Sampel dalam penelitian ini dibagi dua yaitu kasus

dan kontrol, sebagai berikut :

a. Sampel Kasus

Kasus merupakan populasi kasus yang terpilih untuk menjadi

subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi.

Kriteria inklusi kasus :

1) Lansia yang berumur 60 tahun yang terdiagnosa hipertensi di

wilayah kerja puskesmas Benteng Kota Palopo

2) Penderita hipertensi yang memenuhi gejala klinik dan tercacat

dalam diagnosis pada kartu pasien di Puskesmas Benteng Kota

Palopo pada bulan Agustus 2015.

3) Bersedia menjadi responden

Kriteria Ekslusi

1) Lansia yang berumur 60 tahun yang bukan penderita hipertensi

di wilayah kerja puskesmas Benteng Kota Palopo

2) Mengalami gangguan memori atau masalah kesehatan yang tidak

memungkinkan memberikan informasi dengan baik

b. Sampel Kontrol

Sampel kontrol merupakan lansia yang berobat di puskesmas

Benteng Kota Palopo dengan umur yang sesuai kasus, tidak menderita

hipertensi berdasarkan diagnosis pada kartu pasien di Puskesmas

Benteng Kota Palopo pada bulan Agustus 2015.

4
5

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random

sampling (purposive sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sesuai

dengan kemampuan dan tujuan peneliti.

Berdasarkan kriteria inklusi sampel kasus maka jumlah populasi kasus

yang memenuhi kriteria sebanyak 45 lansia penderita hipertensi. Penelitian

ini menggunakan sampel untuk kasus dan kontrol dengan perbandingan 1 :

1 (Arikunto, 2008), sehingga jumlah sampel kasus dan kontrol sebanyak

90 masing-masing 45 sampel.

Sampel penelitian diambil pada saat lansia yang memenuhi kriteria

inklusi melakukan kunjungan ke puskesmas Benteng Kota Palopo dan

melalui kunjungan rumah.

C. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok

yang lain (Arikunto, 2008). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

usia, obesitas, genetik, gaya hidup dan variabel dependen adalah kejadian

hipertensi.

D. Defenisi Opersional dan Kriteria Objektif

Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
Hipertensi Lansia yang Wawan Status 1. Kasus: TDS Nominal
didiagnosa oleh -cara kesehatan 140
dokter menderita pasien di mmHg
hipertensi dan puskes- dengan
tercatat dalam mas TDD 90
status pasien Benteng mmHg atau
ditandai dengan kota TDS 140
tekanan darah Palopo mmHg

5
6

melebihi batas Wawanca dengan


normal, yakni nilai ra dan TDD <90
sistole >140 mmHg pemeriksa mmHg
dan nilai diastole an fisik 2. Kontrol :
>90 mmHg TDS < 140
mmHg
dengan
TDD <90
mmHg atau
TDS 140

Umur Umur responden Wawan Kuisioner 1. Resiko Ordinal


yang terhitung cara tinggi,
ulang tahun jika 70
terakhir. tahun
2. Lansia
resiko
rendah,
jika 60-69
tahun
Obesitas Kelebihan jumlah Penguk Timba- 1. Resiko Nominal
berat badan yang uran ngan dan tinggi Jika
dihitung dalam meteran nilai IMT >
IMT (Indeks Massa badan 25 kg/m
Tubuh) dimana: 2. Resiko
IMT = Berat badan rendah Jika
(kg) dibagi Tinggi nilai IMT <
badan (m). 25 kg/m

Genetik Suatu keadaan Wawan Kuisioner 1. Resiko Nominal


dimana adanya cara tinggi jika
riwayat hipertensi jika terdapat
dalam keluarga riwayat
dimasa lalu yakni penyakit
dari: bapak, ibu, hipertensi
saudara kandung, dalam
kakek dan nenek. keluarga.
2. Resiko
rendah jika
tidak
terdapat
riwayat
penyakit
hipertensi
dalam
keluarga.

6
7

Gaya Pola perilaku yang Wawan Kuisioner 1. Resiko Nominal


hidup beresiko cara tinggi jika
mengalami gaya hidup
hipertensi terdiri tidak sehat
dari (skor 50
%)
- Asupan lemak 2. Resiko
- Merokok rendah jika
- Konsumsi Gaya hidup
Garam sehat (skor
- Minum Kopi < 50 %).
- Olahraga
- Minum Alkohol
- Istirahat

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : di wilayah kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo.

2. Waktu Penelitian : dilaksanakan selama satu bulan yaitu September -

Oktober 2015.

F. Instrumen Penelitian

1. Kuisioner

Data yang dikumpulkan mengunakan kuisioner yang telah disiapkan

dengan cara wawancara kepada responden. Penulis melakukan sendiri

wawancara secara sistematis dengan lembar kuisioner yang berisi tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada Lansia.

2. Alat Tensimeter, stetoskop,timbangan dan meteran badan.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data Primer.

Data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dan

pengisian kuisioner yang telah disiapkan, serta pengukuran dengan alat

ukur (tensimeter dan meteran badan).

7
8

2. Data Sekunder.

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis yang didapat dari

Puskesmas Benteng Kota Palopo yaitu status register pasien dan jurnal

terkait penelitian.

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan yaitu :

a. Tahap persiapan

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengurusan

administrasi ijin penelitian ke pihak terkait dimulai dengan izin Ketua

STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo kemudian Dinas kesbangpol &

Linmas Kota Palopo dan kepala Puskesmas Benteng Kota Palopo.

b. Tahap pelaksanaan

Peneliti mengumpulkan data dengan menemui responden dari

rumah kerumah atau pada saat lansia yang memenuhi kriteria

melakukan kunjungan ke puskesmas. Dalam pengumpulan data ini

peneliti memberikan kuesioner hanya pada responden yang memenuhi

kriteria sampel. Setelah menemukan calon responden pertama-tama

peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang prosedur,

manfaat penelitian, dan cara pengumpulan data.

Kemudian peneliti meminta kesediaan calon responden untuk

mengikuti penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara

wawancara dan pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat

badan. Estimasi waktu yang digunakan dalam pengisian kuesioner

untuk setiap responden adalah 10-15 menit.

8
9

H. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Data hasil kuisioner selanjutkan dilakukan pengelompokan data

dan analisa data dengan tahap seleksi, editing, coding, entry dan

tabulating yang diolah dengan program SPSS for 17.0.

a. Seleksi. Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan

dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data,

dan memeriksa keseragaman data.

b. Editing. Berfungsi untuk meneliti kembali apakah isian lembar

kuesioner sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat pengumpulan

data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

c. Coding. Suatu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban / hasil-

hasil yang dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban

dengan kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran

tabel kerja.

d. Entry. Memasukkan data yang telah dilakukan koding dengan bantuan

program komputer.

e. Tabulating. Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam

tabel-tabel sesuai dengan kriteria.

2. Analisis data

a. Analisa univariat

Menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan

menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui

karakteristik dari subyek penelitian.

9
10

b. Analisa Bivariat

Analisis ini untuk mengetahui hubungan variabel independen

(faktor jenis kelamin, obesitas, faktor riwayat trauma, faktor

penggunaan sendi secara berlebihan) terhadap variabel dependen

(kejadian Osteoarthritis) dengan menggunakan uji statistik Odd Ratio

(OR). Hasil interpretasi nilai OR adalah sebagai berikut :

1) Jika OR lebih dari 1 dan 95% CI tidak mencakup nilai 1,

menunjukkan bahwa variabel yang diteliti merupakan faktor risiko.

2) Jika OR lebih dari 1 dan 95% CI mencakup nilai 1, menunjukkan

bahwa variabel yang diteliti bukan merupakan faktor risiko.

Jika OR kurang dari 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti

merupakan faktor protektif.

I. Etika Penelitian

1. Lembar Persetujuan menjadi Responden

Tujuan adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian

serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia

diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek

menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak akan

mencatumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)

yang diisi oleh subyek serta memberi kode tertentu.

10
11

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh

peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan pada

hasil penelitian.

11
12

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puksesmas Benteng

Kota Palopo yang merupakan puskesmas non rawat inap, terletak di

Kompleks Perumahan Hartaco Jl. Danau Tempe, Kecamatan Wara Timur.

Wilayah kerja puskesmas Benteng mencakup 4 kelurahan yaitu kelurahan

dengan luas wilayah kerja 6.8 km2, dengan jumlah penduduk 18.476 jiwa

terdiri dari 4.069 jumlah rumah tangga dengan kepadatan penduduk

2701.17 penduduk per km2.

2. Analisi Univariat

Jumlah sampel penelitian sebanyak 90 responden terdiri dari

kelompok kasus yaitu lanjut usia dengan hipertensi dan kelompok kontrol

yaitu lanjut usia bukan penderita hipertensi masing-masing sebanyak 45

responden. Hasil penelitian pada tabel 5.1 berdasarkan karakteristik

responden menunjukan bahwa 90 responden sebaran tertinggi berdasarkan

jenis kelamin adalah laki-laki sebesar 53 % (n=48), proporsi umur

terbanyak yaitu usia 60-70 tahun sebanyak 30 % (n= 20) dan terendah

pada usia 65-69 tahun yaitu 59 % (n=53). Sebagian besar responden tamat

SD sebanyak 39 % (n=35) dan terendah adalah SMA hanya 7 % (n=6),

berdasarkan riwayat pekerjaan sebaran tertinggi adalah petani/nelayan

yaitu 46 % (n=41) dan terendah adalah wiraswasta dan 7 % (n=8).

12
13

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi di
Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo
Tahun 2015

Status
Karakteristik Kasus Kontrol Total
f % f % N %
Jenis kelamin:
Laki-laki 25 55.6 23 51.1 48 53
Perempuan 20 44.4 22 48.9 42 47
Umur :
60-69 tahun 31 68.9 22 48.9 53 59
> 70 tahun 14 31.1 23 51.1 37 41
Pendidikan :
Tidak sekolah 14 31.1 13 28.9 27 30
SD 16 35.6 19 42.2 35 39
SMP 11 24.4 11 24.4 22 24
SMA 4 8.9 2 4.4 6 7
Pekerjaan :
Tani/nelayan 21 46.7 20 44.4 41 46
PNS/BUMN 5 11.1 6 13.3 11 12
Swasta 8 17.8 4 8.9 12 13
Wiraswasta 3 6.7 4 8.9 7 8
IRT 8 17.8 11 24.4 19 21
Sumber : data primer, 2015

3. Analisa Bivariat

a. Umur lansia dengan kejadian hipertensi pada lansia

Tabel 5.2
Hubungan Umur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo Tahun 2015

Hipertensi
Umur Kasus Kontrol Jumlah
OR CI
n % n % n % Upper
Resiko tinggi : 14 37.8 31 58.5 37 41.1 limit =
70 tahun 0.431 1.021
Resiko 31 62.2 22 41.5 53 58.9 Lower
rendah : 60-69 limit =
tahun 0.183
Jumlah 45 100 45 100 90 100
Sumber : data primer, 2015

13
14

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok

kasus sebagian besar adalah lansia dengan resiko rendah hipertensi

(60-69 tahun) yaitu 62.2 % (n=31) lebih banyak dibandingkan

kelompok kontrol yang tidak menderita hipertensi yaitu 41.5 %

(n=22). Sedangkan pada kelompok kontrol lebih banyak dengan

resiko tinggi (70 tahun ) yaitu 58.5 % (n=31) lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok kasus yaitu 37.8 % (n=14).

Perbedaan ini tidak bermakna secara statistik dimana diperoleh nilai

lower limit 0.183 dan upper limit 1,021 pada tingkat kepercayaan 95

% yang menunjukkan bahwa nilai lower limit mencakup 1 dan nilai

upper limit tidak mencakup 1, maka risiko yang ditimbulkan

dikatakan tidak bermakna.

b. Obesitas dengan kejadian hipertensi

Tabel 5.3
Distribusi Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo Tahun 2015

Hipertensi
Obesitas Kasus Kontrol Jumlah
OR CI
n % n % n % Upper
IMT > 25 23 51.1 12 26.7 35 38.9 limit =
2.875 6.946
IMT < 25 22 48.9 33 73.3 55 61.1
Lower
limit =
Jumlah 45 100 45 100 90 100
1.190
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan pada kelompok kasus

sebagian besar adalah lansia dengan (IMT > 25 ) yaitu 51.1% (n=23)

lebih banyak dari pada kelompok kontrol yaitu 26.7 % (n=12),

sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar adalah lansia resiko

14
15

rendah (IMT < 25) sebanyak 73.3 % (n=55) lebih banyak

dibandingkan kelompok kasus yaitu 48.9 % (n=33). Perbedaan ini

bermaksa secara statistik dimana nilai lower limit 1.190 dan upper

limit 6.946 pada tingkat kepercayaan 95 % yang menunjukkan bahwa

antara nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup 1, maka risiko

yang ditimbulkan dikatakan bermakna. Nilai Odds Ratio = 2.875. Hal

ini berarti bahwa lansia yang obesitas berisiko 2.875 kali mengalami

hipertensi dibandingkan dengan lansia yang tidak obesitas.

c. Genetik dengan kejadian hipertensi

Tabel 5.4
Distribusi Hubungan Genetik dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo Tahun 2015

Hipertensi
Genetik Kasus Kontrol Jumlah
OR CI
n % n % n % Upper
Ada 27 60 17 37.8 44 48.9 limit =
2.471 5.768
Tidak ada 18 40 28 60.9 46 51.1
Lower
limit =
Jumlah 45 100 45 100 90 100
1.058
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan pada kelompok kasus

sebagian besar adalah lansia resiko tinggi hipertensi (ada riwayat

genetik) yaitu 60 % (n=27) lebih banyak dari pada kelompok kontrol

yaitu 37.8 % (n=17), sebaliknya pada kelompok kontrol sebagian

besar adalah lansia resiko rendah (tidak ada riwayat genetik) yaitu

60.9 % (n=28) lebih banyak dibandingkan kelompok kasus yaitu 40 %

(n=18). Perbedaan ini bermakna secara statistik dimana nilai lower

limit 1.058 dan upper limit 5.768 pada tingkat kepercayaan 95 %

15
16

yang berarti bahwa antara nilai lower limit dan upper limit tidak

mencakup 1, maka risiko yang ditimbulkan dikatakan bermakna. Nilai

Odds Ratio = 2.471. Hal ini berarti bahwa lansia yang ada riwayat

genetik hipertensi berisiko 2.471 kali mengalami hipertensi

dibandingkan dengan lansia yang tidak ada riwayat genetik hipertensi.

d. Gaya hidup dengan kejadian hipertensi

Tabel 5.5
Distribusi Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo Tahun 2015

Hipertensi
Gaya Hidup Kasus Kontrol Jumlah
OR CI
n % n % n % Upper
Tidak sehat 31 68.9 20 44.4 51 56.7 limit =
2.768 6.558
Sehat 14 31.1 25 55.6 39 43.3
Lower
limit =
Jumlah 45 100 45 100 90 100
1.168
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui pada kelompok kasus sebagian

besar adalah lansia resiko tinggi hipertensi (gaya hidup tidak sehat)

yaitu 68.9 % (n=31) lebih banyak dari pada kelompok kontrol yaitu

44.4 % (n=20), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar

adalah lansia resiko rendah (gaya hidup sehat) sebanyak 55.6 %

(n=25) lebih banyak dibandingkan kelompok kasus yaitu 31.1 %

(n=14). Perbedaan ini bermaksa secara statistic dimana nilai lower

limit 1.168 dan upper limit 6.558 pada tingkat kepercayaan 95 %

yang menunjukkan bahwa antara nilai lower limit dan upper limit

tidak mencakup 1, maka risiko yang ditimbulkan dikatakan bermakna.

Nilai Odds Ratio = 2.768. Hal ini berarti bahwa lansia dengan gaya

16
17

hidup tidak sehat berisiko 2.768 kali mengalami hipertensi

dibandingkan dengan lansia dengan gaya hidup sehat.

B. Pembahasan

1. Resiko kejadian hipertensi pada lansia berdasarkan faktor umur

Hasil tabulasi silang menunjukkan pola perbandingan umur antara

kelompok kasus dengan kelompok kontrol adalah pada kelompok kasus

sebagian besar adalah lansia dengan resiko rendah hipertensi (60-69

tahun), sedangkan pada kelompok kontrol lebih banyak dengan resiko

tinggi (70 tahun ) dan penelitian menyimpulkan umur bukan faktor resiko

kejadian hipertensi dengan nilai lower limit mencakup 1 dan nilai upper

limit tidak mencakup 1.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siahaan, dkk (2009)

yang menemukan usia memiliki hubungan signifikan dengan kejadian

hipertensi. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian Zuraidah, dkk (2012)

yang menyimpulkan umur berhubungan signifikan dengan kejadian

hipertensi pada lansia (p: 0.001).

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Zuraidah, dkk

(2012) dapat disebabkan oleh perbedaan desain penelitian dimana

penelitian ini menggunakaan desain case-control sedangkan Zuraidah, dkk

menggunakan desain cross sectional dan perbedaan pengelompokkan

umur sebagai faktor resiko.

Umur dalam analisis tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi

kemungkinan disebabkan variabel umur dipengaruhi oleh variabel lain

yang lebih kuat sebagai faktor risiko hipertensi. Variabel lebih kuat

17
18

tersebut adalah obesitas dan gaya hidup. Dari hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden pada umur resiko tinggi (70

tahun ) mengalami obesitas berat dan gaya hidup tidak sehat dibandingkan

dengan umur resiko rendah (60-69 tahun ). Dalam hal ini dapat diartikan

bahwa bukan faktor umur yang berisiko menderita hipertensi, tetapi

obesitas dan gaya hidup yang lebih kuat sebagai faktor risiko hipertensi.

Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan

dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari

arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya

kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin

kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dengan

bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga

prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan

kematian sekitar 50 % diatas umur 70 tahun. Arteri kehilangan elastisitas

atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan

bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada

umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat

meningkatkan risiko hipertensi (Siahaan,dkk, 2009).

Tidak terbuktinya umur sebagai faktor resiko hipertensi pada lansia

berbeda dengan beberapa tiori tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa

pertambahan umur bahkan pada kelompok resiko tinggi (70 tahun ) jika

tidak mengalami obsesitas dan berperilaku gaya hidup yang sehat maka

resiko hipertensi akan berkurang.

2. Resiko kejadian hipertensi pada lansia berdasarkan faktor obesitas

18
19

Hasil tabulasi silang menunjukkan pola perbandingan lansia resiko

tinggi hipertensi (IMT > 25 ) lebih banyak pada kelompok kasus

sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar adalah lansia resiko

rendah (IMT < 25), sehingga penelitian menyimpulkan bahwa obesitas

merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan nilai OR = 2.875 dan

95% = CI 1.190- 6.946, yang berarti bahwa lansia yang obesitas berisiko

2.875 kali mengalami hipertensi dibandingkan dengan lansia yang tidak

obesitas.

Kesimpulan penelitian ini memperkuat hasil penelitian Wong-Ho

Chow, dkk dan Liebert Mary Ann dalam Rahman (2011) yang menyatakan

bahwa obesitas berisiko menyebabkan hipertensi sebesar 2 6 kali

dibandingkan yang bukan obesitas. Demikian halnya dengan penelitian

Marliani dalam Siahaan,dkk (2009) bahwa risiko relatif untuk menderita

hipertensi pada orang obesitas 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan

sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih. Akan tetapi bertentangan

dengan kesimpulan penelitian Rahman (2011) dan Zuraidah, dkk (2012)

bahwa obsetitas bukan faktor resiko hipertensi.

Hasil penelitian sejalan pendapat Rohendi, (2008) bahwa penderita

hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih, tetapi tidak

menutup kemungkinan orang yang berat badanya normal (tidak obesitas)

dapat menderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah

penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan berat

badannya normal.

19
20

3. Resiko kejadian hipertensi pada lansia berdasarkan faktor genetik

Hasil tabulasi silang menunjukkan pola perbandingan lansia resiko

tinggi hipertensi (ada riwayat genetik) lebih banyak pada kelompok kasus

sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar adalah lansia resiko

rendah (tidak ada riwayat genetik), sehingga penelitian menyimpulkan

bahwa faktir genetik merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan

nilai OR = 2.471 dan 95% = CI 1.058 - 5.768, yang berarti bahwa lansia

yang memiliki riwayat genetik 2.471 kali mengalami hipertensi

dibandingkan dengan lansia yang tidak memiliki riwayat genetik.

Hal tersebut berarti bahwa jika orang tua (ibu, ayah, nenek atau

kakek) mempunyai riwayat hipertensi, berisiko terkena hipertensi lebih

tinggi dibandingkan orang yang orang tuanya tidak menderita hipertensi.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Rahman (2011)

yang juga membuktikan bahwa faktor genetik merupakan faktor resiko

hipertensi.

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara

potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari

pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat

20
21

hipertensi dalam keluarga. Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi (Anggraini dkk, 2009).

Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa tekanan darah tinggi

cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang

tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan

mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda.

Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda

untuk terkena penyakit ini akan meningkat menjadi 60%.

Hipertensi merupakan salah satu gangguan genetik yang bersifat

kompleks. Hipertensi esensial biasanya terkait dengan gen dan faktor

genetik, dimana banyak gen yang turut berperan pada perkembangan

gangguan hipertensi. Faktor genetik menyumbangkan 30% terhadap

perubahan tekanan darah pada populasi yang berbeda. Peran faktor genetik

terhadap timbulnya hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu

sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang

mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan

secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan

menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50

tahun akan timbul tanda dan gejala (Rohaendi, 2008).

4. Resiko kejadian hipertensi pada lansia berdasarkan faktor gaya

hidup

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan gaya hidup beresiko

tinggi mengalami hipertensi terdiri dari asupan lemak berlebihan, kebisaan

21
22

merokok, konsumsi garam berlebihan, kebiasaan minum kopi, kurang

olahraga, minum alkohol dan istirahat tidak cukup.

Hasil tabulasi silang menunjukkan pola perbandingan lansia resiko

tinggi hipertensi (gaya hidup tidak sehat) lebih banyak pada kelompok

kasus sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar adalah lansia

resiko rendah (gaya hidup sehat), sehingga penelitian menyimpulkan

bahwa faktir gaya hidup merupakan faktor risiko kejadian hipertensi,

dengan nilai OR = 2.768 dan 95% = CI 1.168 - 6.558, yang berarti bahwa

gaya hidup tidak sehat berisiko 2.768 kali mengalami hipertensi

dibandingkan dengan lansia dengan gaya hidup sehat.

Gaya hidup sebagai faktor resiko hipertensi dari beberapa

penelitian sebelumnya memberikan hasil yang beragam. Hasil penelitian

Siahaan, dkk (2009) yang menyimpulkan faktor resiko hipertensi adalah

kebiasaan merokok dan asupan garam berlebihan. Sedangkan Zuraidah,

dkk (2012) menyimpulkan faktor resiko yang berhubungan dengan

hipertensi adalah konsumsi garam berlebihan dan kurang aktivitas fisik

sedangkan kebiasaan merokok, asupan lemak (minyak jelantan) dan

komsumsi alkohol tidak terbukti sebagai faktor resiko hipertensi. Rahman

(2011) menemukan kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi

makanan lemak jenuh, penggunaan jelantah, riwayat minum beralkohol,

kebiasaan olah raga tidak memiliki nilai yang signifikan sebagai faktor

resiko hipertensi pada lansia.

Perbedaan temuan dengan beberapa peneliti tersebut dapat

disebabkan karena dalam penelitian ini gaya hidup merupakan variabel

22
23

kelompok dari pola perilaku yang diduga sebagai faktor resiko hipertensi

sedangkan beberapa peneliti melakukan analisa secara tunggal.

Gaya hidup dengan hipertensi telah menjadi perhatian banyak

peneliti. Riset di Oregon Health Science pada kelompok laki-laki dengan

wanita yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik

dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

faktor penting penyebab pergeseran arteri (Ridjab, 2010). Dalam

penelitian kohort prospektif oleh Bowman dari Brigmans and Womens

Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada

riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok

pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek

yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam

median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian

hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok

lebih dari 15 batang perhari (Siahaan,dkk, 2009).

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi

natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya

cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler

meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada

timbulnya hipertensi. Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol

dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah.

Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko

hipertensi. Faktor kebiasaan minum kopi di dapatkan dari satu cangkir

23
24

kopi mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir

tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg (Wolff,

2008).

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang dapat diidentifikasi dari penelitian ini

antara lain :

1. Bias Mengingat Kembali (Recall Bias)

Disain penelitian ini adalah case-control yang bersifat retrospektif,

sehingga memungkinkan terjadinya bias mengingat kembali. Responden

digali status keterpaparan terhadap hipertensi, dimana paparan tersebut

sudah berlangsung sejak lama.

2. Bias Pewawancara

Bias ini terjadi karena pewawancara mengetahui status responden,

apakah ia termasuk ke dalam kelompok kasus atau kontrol. Hal tersebut

dapat mempengaruhi objektivitas pewawancara dalam interpretasi

jawaban responden mengenai paparan faktor risiko.

D. Implikasi Penelitian Untuk Keperawatan

Implikasi hasil penelitian ini dalam praktik keperawatan khususnya

perawat komunitas adalah untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang

upaya pencegahan hipertensi yang dapat dikontrol khususnya pada kelompok

resiko tinggi yang telah dibuktikan dalam penelitian ini, dalam hal ini

pengendalian berat badan, menerapkan gaya hidup sehat dengan mengurangi

24
25

asupan lemak, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol dan kopi,

berolahraga secara teratur dan istirahat tidak cukup.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Faktor umur tidak terbukti sebagai faktor resiko kejadian hipertensi pada

lansia dimana dimana nilai OR = 0.431.

2. Faktor obsesitas terbukti sebagai faktor resiko kejadian hipertensi pada

lansia dengan nilai OR = 2.875, yang berarti bahwa lansia yang obesitas

berisiko 2.875 kali mengalami hipertensi dibandingkan dengan lansia yang

tidak obesitas.

3. Faktor genetik terbukti sebagai resiko kejadian hipertensi pada lansia

dengan nilai OR = 2.471, yang berarti bahwa lansia yang ada riwayat

genetik hipertensi berisiko 2.471 kali mengalami hipertensi dibandingkan

dengan lansia yang tidak ada riwayat genetik hipertensi.

4. Faktor gaya hidup terbukti merupakan faktor resiko hipertensi pada

lansia dengan nilai OR = 2.768, yang berarti bahwa lansia dengan gaya

hidup tidak sehat berisiko 2.768 kali mengalami hipertensi dibandingkan

dengan lansia dengan gaya hidup sehat.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan petugas kesehatan puskesmas khususnya perawat untuk

mengintensifkan kegiatan promosi kesehatan dan konseling khususnya

25
26

pada kelompok masyarakat yang beresiko mengalami hipertensi untuk

menerapan gaya hidup yang sehat dan menghindari obesitas.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Kiranya dapat mengembangkan proses pembelajaran dengan

pendekatan kasus dan aplikasi hasil-hasil riset sehingga mahasiswa dapat

memahami konsep teori disertai bukti empiris seperti pada kasus

hipertensi.

3. Bagi Masyarakat Khususnya Lansia

Sebagai kelompok masyarakat yang beresiko mengalami hipertensi

sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang

mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai

peringatan bagi korbannya maka menerapkan gaya hidup yang sehat

adalah cara terbaik untuk mengurangi resiko terpapar hipertensi.

4. Peneliti

Kiranya dapat mengembangkan variabel yang belum diteliti dengan

mennggunakan desain yang lebih variatif dan melibatkan kelompok

sampel yang lebih besar.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, (2010)., Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada


kelompok usia lanjut dikecamatan pengandon kabupaten Kendal,
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2701, [diakses
27 juni 2015]
Anggraini dkk, (2009), Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada
kelompok lansia. (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-
makalah/kedokteran/hipertensi kelompok lansia) diakses tanggal 17 juni 2015
Astawan, M,(2010) Hipertensi Akibat Gangguan Ginjal, Guru, http//:www.
emedicine. com. , [diakses 27 juni 2015]
Elsanti (2009), Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi &
Serangan Jantung, Araska, Yogyakarta
Hanns Peter (2009), Hypertension. Last update May 11 2008.
http//:www.emedicine.com. [diakses 27 juni 2015].
Kementerian Kesehatan RI (2013), Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia, Bulletin Jendela Data dan Informasi Kemenkes RI, Semester I
2013, ISSN 2088 270 X. kml-lansia.ac.id/Downloads/files/9095/ pdf. (diakses
8 Juni 2015)
Komisi Nasional Lanjut Usia (2010), Profil Penduduk Nasional Lanjut Usia,
Jakarta kml-lansia.ac.id/Downloads/files/9095/ pdf. [diakses 27 juni 2015]
Kuswardhani, 2009., Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia.
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/penatalaksanaan%20hipertensi%20pada
%20usia%20lanjut.pdf.), [diakses 27 juni 2015]
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba edika.
Milner, (2010)., Factors Affecting Blood Pressure and Heart Rate. Available from:
http://www.livestrong.com/article/196479-factors-affecting-blood-pressure-
heart-rate/ [diakses 8 Juni 2015]
Notoadmodjo, (2010)., Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Nugroho,Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik; Edisi ke-3.
EGC,Jakarta
Nursalam, (2009), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Salemba
Medika: Jakarta

27
28

Puskesmas Benteng, (2015)., Pencatatan dan Pelaporan Pasien Puskesmas


Benteng (tidak dipublikasikan).
Rakhman (2011)., Berbagai Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia Di Bagian Geriatri RSUP Dr.Kariadi Semarang.,
Head of Public Health Department, Medical Faculty of Diponegoro
University. [diakses 27 juni 2015]
Ridjab, DA. 2010).,. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Majalah
Kedokteran Atmajaya, Volume 4, Nomor 2 2005. hal.73.
http//:www.emedicine.com. . [diakses 27 juni 2015]
Rohaendi, (2008)., Hipertensi dan faktor resiko, http://rohaendi.blogspot.com/
2008_06_01_archive.html . [diakses 27 juni 2015]
Siahaan,SS., Asaputra, H, Situmorang, E., Anggraeni, (2009)., Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Penderita Yang
Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang [diakses 21 juni 2015]
Sutanto (2009)., Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia,Yogyakarta
Vitahealth.,(2010). Hipertensi , penerbit PT Gramedi Pustaka Utama, Jakarta.
Wolff , (2010)., Hipertensi, PT Bhuana Ilmu Populer, Gramedia, Jakarta.
Yogiantoro M. (2010)., Hipertensi Esensial http//:www. emedicine. com. ,
[diakses 27 juni 2015]
Zuraidah, dkk (2012), Analisis Faktor Resiko Penyakit Hipertensi Pada
Masyarakat Di Kecamatan Kemuning Kota Palembang Tahun 2012, Riset
Pembinaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI. [diakses 21 juni 2015]

28
29

ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG
KOTA PALOPO TAHUN 2015

Satria Haji Tampa 1, Nuraeni Azis 2, Lukman3

Kelompok masyarakat yang bereriko tinggi mengalami hipertensi yang


dikenal sebagai pembunuh gelap (silent killer) adalah kelompok lansia. Beberapa
peneliti telah melakukan kajian tentang faktor resiko hipertensi pada lansia seperti
umur, obesitas, genetik dan gaya hidup dengan hasil yang bervariasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor resiko yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Benteng Kota Palopo.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan case control study. Jumlah responden sebanyak 90 sampel, dibagi 2
kelompok yaitu 45 kasus dan 45 kontrol, dimana sampel diambil secara purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara dengan bantuan kuesioner dan
dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Odd
Ratio (OR).
Hasil penelitian menemukan faktor yang terbukti sebagai faktor resiko
hipertensi adalah faktor obesitas (OR = 2.875), faktor genetik (OR = 2.471) ,
faktor gaya hidup (OR = 2.768) sedangkan yang tidak terbukti sebagai faktor
resiko adalah umur.
Diharapkan petugas kesehatan khususnya perawat untuk mengintensifkan
kegiatan promosi kesehatan dan konseling khususnya pada kelompok masyarakat
yang beresiko mengalami hipertensi untuk menerapan gaya hidup yang sehat dan
menghindari obesitas.

Kata Kunci : Hipertensi, Faktor Resiko

29
30

Lampiran 1

LEMBAR INFORMED CONCERN

Kepada Yth.
BAPAK/IBU
Di-
Tempat

Dengan Hormat,
Saya Satria Haji Tampa dengan Nomor Induk Mahasiwa (01.2013.354)
adalah mahasiswa Program S1 Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo
yang melakukan penelitian dengan judul : faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo
tahun 2015.
Untuk keperluan itu saya mohon bapak/ibu agar bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini, dan bersedia memberi jawaban pada setiap pernyataan di
kuesioner dengan jujur apa adanya, serta menandatangani lembar persetujuan ini
sebagai bukti kesukarelaan. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan informasi
yang bapak/ibu berikan, hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan gerontik.
Terimakasih atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini.

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan yang lengkap dari peneliti maka saya
memutuskan untuk : Menerima Menolak *), berpartisipasi dalam penelitian ini

*). (Coret yang sesuai)

Palopo ,... 2015

Tanda Tangan : .....

No. Responden : .

30
31

Lampiran 2 :

LEMBAR KUISIONER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG
KOTA PALOPO TAHUN 2015

Data Demografi.
Petunjuk Isian :
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi tempat kosong yang tersedia dengan
tanda check ( ) pada pilihan yang mewakili jawaban bapak/ibu.
1. Jenis kelamin : 1.laki-laki 2.wanita
2. Usia : 1. 60 69 tahun 2. 70 tahun
3. Pendidikan : 1. Tidak sekolah 2.SD 3.SMP 4.SMA 5.Sarjana
4. Riwayat pekerjaan : 1.Tani 2.Pensiunan 3.Swasta 4. Wiraswata
5. IRT

Data Khusus
1. Hipertensi
Berapakah tekanan darah anda saat ini (setelah dilakukan pemeriksaan)?
a. Sistole : mmHg b. Diastole : ..mmHg.
2. Berat Badan
Pengukuran BB dan TB (IMT):
Tinggi Badan =
Berat Badan =
3. Riwayat Keluarga
Apakah didalam keluarga bapak atau ibu terdapat riwayat keluarga hipertensi (mulai
dari 2 keturunan)?
a. Ya b. Tidak
4. Gaya Hidup :
No Gaya hidup Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu senang mengkomsumsi makanan
berlemak (jeroan,daging, santan, makanan gorengan, dll)
2. Apakah dirumah sering menggunakan minyak jelantah
untuk menggoreng makanan
3. Apakah bapak/ibu saat ini terbiasa merokok
4. Apakah bapak/ibu pernah merokok setidaknya 1 tahun
lamanya
5. Apakah dirumah bapak/ibu ada anggota keluarga yang
merokok
6. Apakah bapak/ibu senang mengkomsumsi garam dapur,
bumbu penyedap atau vetsin yang berlebihan dalam setiap
masakan
7. Apakah bapak/ibu senang mengkomsumsi makanan asinan

31
32

seperti ikan kering, kue rasa asin, dll


8. Apakah bapak/ibu minum kopi setiap hari
9. Apakah bapak/ibu biasa melakukan olahraga minimal 3
kali seminggu
10. Apakah bapak/ibu setiap melakukan kegiatan olahraga
menggunakan waktu paling sedikit 30 menit dan paling
lama 60 menit
11. Apakah bapak/ibu memiliki kebiasaan mengkomsumsi
alkohol atau memiliki riyawat mengkomsumsi alkohol
12. Apakah bapak/ibu senang mengkomsumsi minuman
bersoda
13. Apakah bapak/ibu memiliki kebiasaan istirahat atau tidur
yang tidak teratur
14. Apakah bapak/ibu memiliki kebiasaan tidur setelah larut
malam
15. Apakah bapak/ibu memiliki waktu istirahat/tidur < 7 jam/
perhari (24 jam)

dan TB (IMT):
Tinggi Badan =
Berat Badan =

32
33

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BENTENG KOTA PALOPO
TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
(S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan


(S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kurnia Jaya Persada Palopo a Palopo

OLEH :

SATRIA HAJI TAMPA


NIM. 01.2013.354

33
34

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
PALOPO
2015

34
35

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala karunia dan petunjukNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

penelitian dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo

Tahun 2015 sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan

pendidikan di program studi (S1) Keperawatan di STIKES Kurnia Jaya Persada

Palopo.

Rampungnya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari

berbagai pihak, sehingga melalui pengantar ini kami mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada Ibu Hj. Nuraeni Azis.

S.Kp. M.Kes, selaku pembimbing pertama atas saran dan motivasinya, Bapak

Lukman, S.Kep.Ns, selaku pembimbing kedua atas saran dan bimbingan

khususnya teknik penulisan. Terima kasih juga penulis haturkan kepada yang

terhormat :

1. Ibu Hj. Nuraeni Azis. S.Kp. M.Kes selaku ketua STIKES Kurnia Jaya Persada

Palopo.

2. Ibu Grace Tedy Tulak, S.Kep. Ns, M.Kep Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo.

35
36

3. Kepala Puskesmas Benteng yang telah memberikan izin melakukan pra survei

4. Orang tuaku, suami dan anakku atas segala doa dan cinta kasihnya yang tulus

yang tak mungkin terbalaskan.

5. Civitas akademik Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kurnia Jaya

Persada Palopo

6. Seluruh teman-teman dan pihak lain yang telah membantu dan memberikan

saran untuk kelancaran penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahan olehnya diharapkan saran dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan.

Palopo, Oktober 2015


Penulis

36
37

LEMBAR PERSETUJUAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG KOTA
PALOPO TAHUN 2015

Disusun Oleh:
SATRIA HAJI TAMPA
NIM. 01.2013.354

Skripsi ini Telah Disetujui


Tanggal, Oktober 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hj. Nuraini Azis, S.Kp. M.Kes Lukman, S.Kep.Ns

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

37
38

Grace Tedy Tulak.,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0920078503

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN
...................................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
...................................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................................................................
1
A. Latar Belakang
.............................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.............................................................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
.............................................................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian
.............................................................................................................................
5
E. Keaslian Penelitian

38
39

.............................................................................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...................................................................................................................................
8
A. Tinjauan Umum tentang Hipertensi
.............................................................................................................................
8
B. Tinjauan Umum tentang Lanjut Usia
.............................................................................................................................
25
BAB III KERANGKA KONSEP
29
A. Kerangka Konsep
.............................................................................................................................
29
B. Hipotesis
.............................................................................................................................
30
BAB IV METODE PENELITIAN
31
A. Desain Penelitian
.............................................................................................................................
31
B. Populasi, Sampel dan Sampling
.............................................................................................................................
31
C. Variabel Penelitian
.............................................................................................................................
33
D. Defenisi Opersional
.............................................................................................................................
33
E. Tempat dan Waktu Penelitian
.............................................................................................................................
34

39
40

F. Instrumen Penelitian
.............................................................................................................................
35
G. Prosedur Pengumpulan Data
.............................................................................................................................
35
H. Pengolahan dan Analisa Data
.............................................................................................................................
36
I. Etika Penelitian
.............................................................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................................................
39
Lampiran

40

Anda mungkin juga menyukai