IDENTIFIKASI KASUS
PELAYANAN
KESEHATAN
Kurangnya penyuluhan
tentang hipertensi
PERILAKU LINGKUNGAN
Pengobatan berhenti
Angka karena pasien merasa
morbiditas & sehat
BIOLOGIS &
mortalitas
GENETIK
meningkat
Kedua orang tua pasien
menderita hipertensi
9
(keturunan), perilaku (gaya hidup) individu atau masyarakat, faktor lingkungan
(sosial ekonomi, fisik, politik) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan
kualitasnya), namun yang paling berperan dalam terjadinya hipertensi adalah faktor
genetik, perilaku, serta pelayanan kesehatan. Hipertensi menjadi masalah di
mayarakat disebabkan oleh karena faktor-faktor berikut :
1. Biologis
a) Usia
Menurut Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan,
kejadian hipertensi paling tinggi pada usia 30-40 tahun. Pada beberapa studi
didapatkan bahwa prevalensi hipertensi pada usia 45-54 tahun dan lebih tua
selalu lebih tinggi pada kelompok hipertensi dibandingkan kelompok kontrol.
2. Perilaku
a) Diet tinggi garam
Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang berlebihan
dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Asupan natrium yang
meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan, yang meningkatkan volume
darah. Di samping itu, diet tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari
arteri. Jantung harus memompa lebih keras untuk mendorong volume darah
yang meningkat melalui ruang sempit. Akibatnya adalah hipertensi. Hal ini
10
sebaliknya juga terjadi, ketika asupan natrium berkurang maka begitu pula
volume darah dan tekanan darah pada beberapa individu.
b) Jarang berolah raga
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan
darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk
tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Jenis
latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah berjalan kaki, bersepeda,
berenang, dan aerobik.
3. Lingkungan
a) Tingkat pendidikan
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting
yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi karena dengan tingkat
pendidkan yang lebih tingggi diharapkan pengetahuan atau informasi yang
dimiliki tentang hipertensi dan faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi menjadi lebih baik. Masalah hipertensi sering timbul
karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi yang memadai tentang
penyakit ini.
b) Stress Psikis
Orang yang mengalami stres akan mempunyai proporsi lebih tinggi untuk
menderita hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami stress
psikis. Tekanan darah lebih tinggi telah dihubungkan dengan peningkatan
stress, yang timbul dari tuntutan pekerjaan, hidup dalam lingkungan kriminal
yang tinggi, kehilangan pekerjaan dan pengalaman yang mengancam nyawa
11
terpapar ke stress bisa menaikkan tekanan darah dan hipertensi dini cenderung
menjadi reaktif. Aktivasi berulang susunan saraf simpati oleh stress dapat
memulai tangga hemodinamik yang menimbulkan hipertensi menetap.
4. Pelayanan Kesehatan
a) Tidak ada program khusus untuk menangani penyakit hipertensi
Masyarakat perlu diberikan informasi mengenai hipertensi karena seringkali
hal ini diabaikan oleh masyarakat. Penyakit-penyakit tidak menular seperti
hipertensi seringkali terabaikan padahal melihat tren yang terjadi dalam
beberapa tahun belakangan ini, jumlah kasus penyakit tidak menular seperti
hipertensi justru semakin meningkat. Kegiatan Pelayanan Lansia sendiri sudah
sering dilakukan oleh PKM Narmada akan tetapi pada kenyataannya kegiatan
tersebut lebih mengutamakan proses kuratif untuk menangani hipertensi
dibandingkan upaya-upaya pencegahan hipertensi yang lebih esensial.
12
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
14
Hipertensi sekunder dapat diketahui penyebab spesifiknya, dan
digolongkan dalam 4 kategori :
Hipertensi Kardiovaskuler
Biasanya berkaitan dengan peningkatan kronik resistensi perifer total
yang disebabkan oleh ateroslerosis.
Hipertensi endokrin
Terjadi akibat sedikitnya dua gangguan endokrin dan sindrom cronn
Feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal yang
mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah yang berlebihan.
Peningkatan abnormal kadar kedua hormon ini mencetuskan peningkatan
curah jantung dan vasokontriksi umum, keduanya menimbulkan hipertensi
yang khas untuk penyakit ini.
15
Sindrom conn berkaitan dengan peningkatan pembentukan oleh
korteks adrenal. Hormon ini adalah bagian dari jalur hormonal yang
menyebabkan retensi garam dan air oleh ginjal. beban garam dan air yang
berlebihan di dalam tubuh akibat peningkatan kadar aldosteron
menyebabkan tekanan darah meningkat.
Hipertensi neurogenik
Terjadi akibat lesi saraf, Masalahnya mungkin adalah kesalahan
kontrol tekanan darah akibat defek di pusat kontrol kardiovaskuler atau di
baroreseptor.
Hipertensi neurogenik juga dapat terjadi sebagai respon kompensasi
terhadap penurunan aliran darah otak. Sebagai respon terhadap ganguan ini,
muncullah suatu refleks yang meningkatkan tekanan darah sebagai usaha
untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke jaringan otak secara adekuat.3
1.2 Patofisiologi
17
peningkatan hipertensi esensial antara lain :
A. Curah jantung dan tahanan perifer
Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh
terhadap kenormalan tekanan darah. Pada sebagian besar kasus hipertensi esensial
curah jantung biasanya normal tetapi tahanan perifernya meningkat. Tekanan
darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil.
Peningkatan konsentrasi sel otot halus akan berpengaruh pada peningkatan
konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot halus ini semakin
lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang mungkin
dimediasi oleh angiotensin yang menjadi awal meningkatnya tahanan perifer yang
irreversible.3
B. Sistem Renin-Angiotensin
Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem Renin-Angiotensin merupakan sistem
endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. Renin disekresi oleh
juxtaglomerulus aparantus ginjal sebagai respon glomerulus underperfusion atau
penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem saraf simpatetik.3
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE
memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormon renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang
tidak aktif). Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II (oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II berpotensi besar
meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua
jalur, yaitu:
a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat
sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume
cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
18
bagian instraseluler. Akibatnya volume darah meningkat sehingga
meningkatkan tekanan darah.
Disfungsi Endotelium
Pembuluh darah sel endotel mempunyai peran yang penting dalam
pengontrolan pembuluh darah jantung dengan memproduksi sejumlah
vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi
endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer. Secara klinis
pengobatan dengan antihipertensi menunjukkan perbaikan gangguan produksi
dari oksida nitrit.3
Substansi vasoaktif
Banyak sistem vasoaktif yang mempengaruhi transpor natrium dalam
mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. Bradikinin merupakan
vasodilator yang potensial, begitu juga endothelin. Endothelin dapat
meningkatkan sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan
sistem renin-angiotensin lokal. Arterial natriuretic peptide merupakan hormon
yang diproduksi di atrium jantung dalam merespon peningkatan volum darah.
19
Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya
dapat meningkatkan retensi cairan dan hipertensi.3
Hiperkoagulasi
Pasien dengan hipertensi memperlihatkan ketidaknormalan dari
dinding pembuluh darah (disfungsi endotelium atau kerusakan sel
endotelium), ketidaknormalan faktor homeostasis, platelet, dan fibrinolisis.
Diduga hipertensi dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang
semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target. Beberapa
keadaan dapat dicegah dengan pemberian obat anti-hipertensi.3
Disfungsi diastolik
Hipertropi ventrikel kiri menyebabkan ventrikel tidak dapat beristirahat
ketika terjadi tekanan diastolik. Hal ini untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan input ventrikel, terutama pada saat olahraga terjadi peningkatan
tekanan atrium kiri melebihi normal, dan penurunan tekanan ventrikel.3
20
4.4 Alogoritma penanganan hipertensi
Status gizi diketahui berdasarkan nilai indeks massa tubuh (IMT) dan
dikategorikan obesitas jika IMT lebih dari atau sama dengan 25 kg/m2.
Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital dan tinggi badan dengan
microtoise. Sementara itu, obesitas sentral diketahui berdasarkan hasil pengukuran
lingkar pinggang (LP) jika lebih dari 80 cm. Pengukuran LP dilakukan dengan
menggunakan pita ukur midline, dilakukan secara horizontal dan melingkar pada
kulit daerah abdomen tanpa alas kain dengan patokan titik tengah antara kosta
terbawah dengan krista iliaka pada posisi berdiri. Aktivitas fisik adalah aktivitas
21
yang dilakukan oleh responden sehari-hari yang diukur menggunakan kuesioner
International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dengan kriteria aktivitas
ringan (3,3 METs), sedang (4,0 METs), dan berat (8,0 METs) kemudian
perhitungan tiap aktivitas fisik dengan cara mengkalikan faktor aktivitas dengan
lamanya kegiatan yang dilakukan dalam menit dan banyaknya kegiatan dilakukan
dalam seminggu. Selanjutnya, hasil dari perhitungan tersebut dijumlahkan dan
dikelompokkan menjadi aktivitas rendah jika aktivitas fisik kurang dari 3000
MET-menit/minggu dan aktivitas tinggi jika aktivitas fisik lebih dari 3000 MET-
menit/minggu. 6
22
BAB V
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Tahun 2013. Riset kesehatan dasar RISKESDAS 2013.
24