Anda di halaman 1dari 5

Dea Nur Aulia Dananda dan Rika Lisiswanti Upaya Pencegahan Hipertensi

Upaya Pencegahan Hipertensi

Dea Nur Aulia Dananda1, Rika Lisiswanti2


1Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini, terjadinya gagal jantung serta penyakit
gangguan otak. Hipertensi dikenal sebagai the killer disease dan the heteregeneous group of disease. Penyakit ini telah
menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Diperkirakan 80%
kenaikan kasus hipertensi dari 639 juta pada tahun 2000 akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2025. Hipertensi
dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial dan ekonomi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena
hipertensi menjadi lebih besar, hal tersebut disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga
lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya tekanan darah sistolik
meningkat. Beberapa anjuran dalam upaya penurunan tekanan darah melalui modifikasi gaya hidup yaitu dengan
penurunan berat badan, penerapan perencanaan makan dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH),
pembatasan asupan garam NaCl, membatasi asupan alcohol dan olah raga teratur mencakup berjalan, jogging, bersepeda,
dan berenang setidaknya 30 menit per hari. Tidak hanya itu, upaya pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan
pemberian ASI oleh ibu kepada anaknya, pemberian antihipertensi untuk mencegah prehipertensi menjadi hipertensi, dan
pemberian imunosupresif kepada para penderita autoimunitas. Bentuk-bentuk pencegahan tersebut masih ada yang pro
dan kontra sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pencegahannya.

Kata kunci: ASI, antihipertensi, gaya hidup, hipertensi, imunosupresif

Hypertension Prevention Efforts


Abstract
Hypertension is the third largest risk factor that causes premature death, heart failure and brain disorders. Hypertension is
known as the killer disease and the heterogeneous group of disease. The disease has become a major public health problem
in Indonesia and several countries in the world. An estimated 80% increase in cases of hypertension from 639 million in
2000 will occur in developing countries by 2025. Hypertension can affect anyone of various age groups, social and
economic. With increasing age, the risk of developing hypertension becomes larger, it is caused by changes in the structure
of the large blood vessels, so that the lumen becomes narrower and blood vessel walls become more rigid, as a result,
increased systolic blood pressure. Some of the advice in an effort to decrease blood pressure through lifestyle modifications
are with weight loss, the application of meal planning with the Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), restriction
of salt intake NaCl, limiting the intake of alcohol and regular exercise include walking, jogging, cycling, and swim by
exercising at least 30 minutes per day. Not only that, the prevention of hypertension can do with breastfeeding by mothers
to their children, giving antihypertensive to prevent prehypertension become hypertensive and administration
immunosuppressive to the patient autoimmunity to prevent hypertension. That preventions are the pros and cons so that
more research is needed to prove the preventions.

Keywords: antihypertensive, breastfeeding, hypertension, immunosuppressive, lifestyle

Korespondensi: Dea Nur Aulia Dananda, alamat Jl. Bumi Jaya II No. 14 Bandar Lampung, HP 081278721555, e-mail
deadanandaa@gmail.com

Pendahuluan Hipertensi juga dikenal sebagai


Hipertensi adalah faktor risiko ketiga heterogeneous group of disease karena dapat
terbesar yang menyebabkan kematian dini, menyerang siapa saja dari berbagai kelompok
terjadinya gagal jantung serta penyakit umur, sosial, dan ekonomi. Kecenderungan
gangguan otak. Penyakit ini dipengaruhi oleh berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi,
cara dan kebiasaan hidup seseorang, sering modernisasi, dan globalisasi memunculkan
disebut sebagai the killer disease karena sejumlah faktor risiko yang dapat
merupakan penyakit pembunuh, dimana meningkatkan angka kesakitan hipertensi.1
penderita tidak mengetahui kalau dirinya Penderita hipertensi berisiko besar
mengidap hipertensi, sehingga penderita mengalami stroke, serangan jantung, gagal
datang berobat setelah timbul kelainan organ ginjal dan kematian. Di Amerika diperkirakan
akibat hipertensi.1 sekitar 64 juta lebih penduduknya yang berusia
antara 18 sampai 75 tahun menderita

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |50


Dea Nur Aulia Dananda dan Rika Lisiswanti Upaya Pencegahan Hipertensi

hipertensi. Separuh dari jumlah tersebut pada memberi gejala berlanjut pada suatu target
awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sedang organ tubuh yang menimbulkan kerusakan
diincar oleh pembawa maut yang bernama lebih berat pada target organ bahkan
hipertensi. Bila seseorang dinyatakan positif kematian.5 Penyakit hipertensi timbul karena
mengidap hipertensi tetapi tidak berusaha berbagai faktor yaitu faktor risiko yang tidak
mengatasinya dengan segera, maka akan dapat diubah seperti jenis kelamin, usia,
mengundang munculnya risiko tersebut.2 genetik dan faktor risiko yang dapat diubah
Penyakit hipertensi merupakan seperti kegemukan, psikososial dan stress,
peningkatan tekanan darah yang gejalanya merokok, olahraga, konsumsi alkohol berlebih,
berlanjut pada target organ, seperti stroke konsumsi garam berlebih, dan hiperlipidemia.6
otak, jantung koroner, pembuluh darah, dan Umur mempengaruhi terjadinya
otot jantung. Penyakit ini telah menjadi hipertensi. Risiko terkena hipertensi menjadi
masalah utama dalam kesehatan masyarakat di lebih besar seiring dengan bertambahnya
Indonesia dan beberapa negara di dunia. umur, sehingga prevalensi hipertensi di
Diperkirakan 80% kenaikan kasus hipertensi kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar
dari 639 juta pada tahun 2000 akan terjadi di 40%, dengan kematian sekitar di atas 65 tahun.
negara berkembang pada tahun 2025. Pada usia lanjut, hipertensi ditemukan hanya
Sehingga pada tahun 2025, jumlah penderita berupa kenaikan tekanan darah sistolik.
hipertensi akan mencapai 1,15 milyar. Prediksi Sedangkan menurut WHO dalam menentukan
ini berdasarkan angka penderita dan ada tidaknya hipertensi memakai tekanan
pertambahan penduduk saat ini.3 Hasil Riset diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi tepat dipakai. Tingginya hipertensi sejalan
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke dengan bertambahnya umur akibat perubahan
atas di Indonesia adalah sebesar 31,7%, struktur pada pembuluh darah besar, yaitu
dengan insiden komplikasi penyakit lumen menjadi lebih sempit dan dinding
kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai
(52%) dibandingkan laki-laki (48%).4 akibat adalah meningkatnya tekanan darah
Modifikasi gaya hidup sangat penting sistolik.6
dalam mencegah dan mengobati tekanan Menurut M. N. Bustan (2007) tekanan
darah tinggi. Merokok adalah faktor risiko darah cenderung meningkat seiring
utama untuk morbiditas dan mortalitas bertambahnya usia, semakin bertambah usia
kardiovaskuler. Kuantitas penderita hipertensi kemungkinan seseorang menderita hipertensi
di Indonesia diperkirakan mencapai 15 juta juga semakin besar. Pada umumnya penderita
orang, tetapi hanya 4% penderita hipertensi hipertensi adalah orang-orang yang berusia 40
terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang tahun ke atas. Namun saat ini tidak menutup
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari kemungkinan hipertensi diderita oleh orang
sebagai penderita hipertensi, sehingga mereka berusia muda karena faktanya hipertensi bisa
cenderung sebagai penderita hipertensi berat menyerang semua kelompok umur, termasuk
karena tidak menghindari dan mengetahui usia muda di bawah 40-an tahun.7
faktor risikonya. Adapun 90% merupakan Harus diakui sangat sulit untuk
penderita hipertensi esensial.3 Oleh sebab itu mendeteksi dan mengobati penderita
diperlukan upaya-upaya pencegahan bagi hipertensi secara adekuat, karena harga obat-
penderita hipertensi dan orang-orang yang obat antihipertensi yang tidaklah murah, obat-
beresiko tinggi untuk terkena hipertensi obat baru amat mahal, dan mempunyai banyak
mengingat prevalensi yang tinggi dan efek samping. Untuk alasan inilah pengobatan
komplikasi yang ditimbulkan cukup berat. hipertensi memang penting tetapi tidak
lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan
Isi untuk menurunkan faktor resiko penyakit
Hipertensi merupakan keadaan dimana kardiovaskuler akibat hipertensi. Pencegahan
tekanan darah sistolik 140 mmHg dan sebenarnya merupakan bagian dari
tekanan darah diastolik 90 mmHg yang dapat pengobatan hipertensi karena mampu
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang memutus mata rantai penatalaksanaan
dibawa oleh darah terhambat sampai ke hipertensi dan komplikasinya.7
jaringan tubuh yang membutuhkan, sehingga

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |51


Dea Nur Aulia Dananda dan Rika Lisiswanti Upaya Pencegahan Hipertensi

Pencegahan hipertensi sebenarnya 12 minggu pada orang dewasa dengan


dapat dilakukan mulai dari ibu kepada anaknya hipertensi. Joint National Commite 8 (JNC 8),
dengan cara menyusui. Menyusui adalah hal Lifestyle Work Group dan American Heart
yang disarankan oleh semua lembaga Association (AHA) merekomendasikan pasien
kesehatan, baik nasional maupun hipertensi untuk terlibat dalam intensitas
internasional, karena manfaat yang latihan aerobik moderat (40% sampai <60%
diberikannya untuk kesehatan ibu dan anak. VO2max) sedangkan JNC 7 tidak menentukan
Hal ini telah dibuktikan bahwa ibu yang intensitas latihan. Contoh kegiatan aerobik
menyusui anaknya hanya sedikit yang dapat berupa berjalan, jogging, bersepeda, dan
menderita gangguan kardiovaskular termasuk berenang setidaknya 30 menit per hari.9
hipertensi, daripada wanita-wanita yang tidak Ada juga beberapa anjuran dalam upaya
menyusui anaknya baik dalam jangka pendek penurunan tekanan darah melalui modifikasi
dan jangka panjang.8 gaya hidup yaitu dengan penurunan berat
Seorang ibu yang menyusui dapat badan, penerapan perencanaan makan dengan
mencegah anaknya dari obesitas, dan diketahui Dietary Approaches to Stop Hypertension
bahwa obesitas merupakan faktor risiko (DASH), pembatasan asupan garam NaCl, dan
hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Dengan membatasi asupan alkohol. DASH dianjurkan
demikian, menyusui memberikan pengaruh oleh JNHC 7 (2004) dan AHA (2006) untuk
positif terhadap kesehatan penduduk selama pencegahan dan manajemen hipertensi
semua tahap kehidupan.8 dengan prinsip banyak mengkonsumsi buah
Pencegahan hipertensi juga bisa dan sayuran, susu rendah lemak dan hasil
dilakukan dengan latihan aerobik karena dapat olahnya serta kacang-kacangan.2,8 Diet ini
menurunkan tekanan darah 5-7 mmHg pada mengandung tinggi kalium, fosfor dan protein
orang dewasa dengan hipertensi. sehingga perlu dipertimbangkan untuk pasien
Direkomendasikan agar berolahraga dengan dengan gangguan penurunan fungsi ginjal.10
frekuensi 3-4 hari per minggu selama minimal

Tabel 1. Perencanaan Makan dengan DASH


Golongan Jumlah Porsi Ukuran per Porsi
Serealia dan hasil olah 6-8/hari gelas nasi
Sayuran dan buah 8-10/hari 1 potong roti
Susu rendah/ bebas lemak dan hasil 2-3/hari 1 gelas sayuran segar
olahannya
Daging tanpa lemak, unggas dan ikan 6/hari 1 gelas susu atau yogurt
Kacang-kacangan 4-5/minggu 1 potong daging/unggas/ikan
Lemak dan minyak 2-3/hari 1/3 cangkir kacang
2 sendok makan keju kacang
Pemanis 5/minggu 1 sendok makan gula
1 sendok makan selai
Sodium/ natrium 1500-2400 mg Na/hari 1500 mg Na setara dengan 3,8
gram garam meja
2400 mg Na setara dengan 6
gram garam meja
Sumber: Nattional Heart, Lung and Blood Institute dalam Health Education, Blood Pressure & Cholesterol, 200711

Keberhasilan perencanaan makan DASH untuk menurunkan tekanan darah juga dapat
dalam menurunkan tekanan darah merupakan menurunkan kadar total kolesterol dan LDL
hasil penelitian di beberapa negara barat. Perlu secara signifikan. Total kolesterol dengan DASH
dilakukan penelitian di Indonesia dengan diet menurun 13,7 mg/dl (7,3%) dan LDL 10,7
prinsip perencanaan makan yang sama tetapi mg/dl (9%).10
dengan jumlah porsi yang disesuaikan dengan Penelitian DASH di Indonesia telah
variasi bahan makanan dan pola makan dilakukan oleh Heryudarini Harahap (2009)
masyarakat di Indonesia. Dengan demikian dengan desain penelitian experimental clinical
dapat dilakukan modifikasi DASH untuk pasien trial yang dilakukan 5 hari dalam seminggu
hipertensi berdasarkan bukti yang sahih. selama 8 minggu. Hasil penelitian ini
Penelitian terkait DASH diet, selain berguna menyimpulkan bahwa kelompok DASH yang

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |52


Dea Nur Aulia Dananda dan Rika Lisiswanti Upaya Pencegahan Hipertensi

dimodifikasi untuk orang Indonesia disertai antigen lokal yang pada akhirnya
konseling berperan dalam penurunan berat mengakibatkan aktivasi sistem kekebalan
badan sebanyak 3,7 kg dan penurunan tekanan tubuh adaktif untuk mempertahankan
darah 11,7/9,3 mmHg pada subjek hipertensi.16
prahipertensi yang kegemukan. Pasien Selain itu, Rodriguez-Iturbe dan rekan
prahipertensi disarankan untuk menerapkan tahun 2012 memberikan bukti kuat bahwa
dan mendapatkan konseling DASH diet.12 heat shock protein 70 merupakan antigen
Dua uji klinis besar menunjukkan bahwa penting yang mengakibatkan aktivasi sistem
pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan kekebalan adaptif dan memberikan kontribusi
pemberian obat antihipertensi. Dalam untuk pengembangan hipertensi garam-
penelitian TROPHY tahun 2008, 772 individu sensitif. Secara keseluruhan, data ini
dengan tekanan darah sistolik antara 130 dan menunjukkan bahwa aktivasi sistem kekebalan
139 mmHg atau tekanan darah diastolik antara tubuh humoral dapat mengakibatkan
85 dan 89 mmHg secara acak diberi patogenesis hipertensi baik melalui aktivasi
candesartan 16 mg setiap hari atau plasebo, antibodi spesifik atau antibodi penyakit
selain itu juga direkomendasikan untuk autoimun sistemik.17
mengubah gaya hidupnya. Setelah 2 tahun, Hal kedua lebih langsung berhubungan
kejadian hipertensi 66% lebih rendah pada dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
individu yang diobati dengan candesartan. Lalu Hipertensi terkait dengan SLE didorong oleh
selama 2 tahun berikutnya pengobatan diputus adanya aktivasi sistem imun humoral yang
dan tekanan darah cenderung kembali ke pada akhirnya menyebabkan peradangan ginjal
tingkat semula.13 Dalam penelitian PHARAO dan cedera. Data kami menunjukkan bahwa
tahun 2008, 1008 individu dengan tekanan imunosupresi dapat membantu mengontrol
darah sistolik dalam nilai yang sama dari tekanan darah pada pasien dengan penyakit
penelitian TROPHY secara acak diberi ramipril 5 inflamasi kronis. Ide ini masih didukung oleh
mg sehari atau tanpa pengobatan. Pasien sebuah studi klinis kecil yang menunjukkan
ditindaklanjuti selama 3 tahun. Pengurangan bahwa pengobatan mycophenolate mofetil
risiko relatif untuk kejadian hipertensi adalah mengurangi tekanan darah pada pasien
34%.14 hipertensi dengan psoriasis atau arthritis
Beberapa pedoman, pihak berwenang, rheumatoid.16
dan peneliti masih enggan untuk
merekomendasikan intervensi obat untuk Ringkasan
pencegahan individu dengan prehipertensi. Hal Definisi Hipertensi atau tekanan darah
ini disebabkan karena tidak mungkin di masa tinggi adalah peningkatan tekanan darah
depan akan ada bukti yang pasti bahwa sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
intervensi obat di individu dengan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
prehipertensi adalah kunci untuk mengontrol kali pengukuran dengan selang waktu lima
hipertensi. Masih diperlukan berbagai menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
penelitian untuk menunjang gagasan ini.15 Peningkatan tekanan darah yang berlangsung
Pencegahan hipertensi juga dapat dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
dilakukan dengan cara mencegah terjadinya menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal
autoimunitas. Selama beberapa tahun terakhir, ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
telah jelas bahwa aktivasi sistem imun adaptif otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
memainkan peran penting dalam secara dini dan mendapat pengobatan yang
pengembangan dan pemeliharaan hipertensi. memadai.
Sebagai contoh, sebuah penelitian awal oleh Banyak pasien hipertensi dengan
White dan Grollman menunjukkan bahwa tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya
antigen pembuluh darah dan ginjal dikaitkan terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi
dengan hipertensi dalam model infark ginjal, semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang
hal tersebut menjadi dasar pemikiran bahwa peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
autoimunitas adalah hal yang mendasar. maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi
Harrison dan rekan telah mengusulkan konsep dapat dikendalikan. Pengobatan hipertensi
bahwa stres fisiologis, termasuk tingginya memang penting tetapi tidak lengkap tanpa
angiotensin II, menyebabkan pelepasan dilakukan tindakan pencegahan untuk

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |53


Dea Nur Aulia Dananda dan Rika Lisiswanti Upaya Pencegahan Hipertensi

menurunkan faktor resiko penyakit 7. Bustan M.N. Epidemiologi penyakit tidak


kardiovaskuler hipertensi. menular. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
Pencegahan sebenarnya merupakan 8. Cordero MJ, Banos NM, Garcia LB, Billar NM,
bagian dari pengobatan hipertensi karena Barrilao RG, Lopez AM. Breastfeeding as a
method to prevent cardiovascular diseases in
mampu memutus mata rantai penatalaksanaan
the mother and the child. Nutr Hosp. 2015;
hipertensi dan komplikasinya. Pencegahan 31(5):1943-4.
hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai 9. Pescatello LS, MacDonald HV, Lamberti L,
cara diantaranya adalah dengan memberikan Johnson BT. Exercise for hypertension: a
ASI, olahraga teratur, gizi seimbang, prescription update integrating existing
penggunaan antihipertensi, dan pencegahan recommendations with emerging research.
autoimunitas. Curr Hypertens Rep. 2015; 17(87): 3-6.
10. Kresnawan T. Asuhan Gizi pada Hipertensi. Gizi
Simpulan Indon. 2011; 34(2):143-7.
Hipertensi adalah the killer diseases, 11. National Heart, Lung and Blood Institute.
Health education, blood pressure &
penderita akan datang berobat setelah timbul
cholesterol. US: NIH Publication; 2007.
kelainan organ akibat hipertensi. Untuk 12. Heryudarini Harahap. Pengaruh diet
mencegah terjadinya kelainan organ tersebut penurunan berat badan dan tekanan darah
diperlukan pencegahan. Ada berbagai hal yang pada penderita prahipertensi yang kegemukan
dapat dilakukan dalam pencegahan hipertensi. [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor;
Bentuk-bentuk pencegahan tersebut masih ada 2009.
yang pro dan kontra sehingga diperlukan 13. Julius S, Kaciroti N, Egan BM, Nesbitt S,
penelitian lebih lanjut mengenai Michelson EL. TROPHY study: outcomes based
pencegahannya. on the JNC 7 definition of hypertension. J Am
Soc Hypertens. 2008; 2:3943.
Daftar Pustaka 14. Lders S, Schrader J, Berger J, Unger T, Zidek
1. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak W, Bhm M, et al. The PHARAO study:
Menular Direktorat Jenderal PP & PL. prevention of hypertension with the
Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana angiotensin-converting enzyme inhibitor
penyakit hipertensi. Jakarta: Departemen ramipril in patients with high-normal blood
Kesehatan Republik Indonesia; 2006. pressurea prospective, randomized,
2. Sustrani S, dkk. Hipertensi. Jakarta: PT. controlled prevention trial of the German
Gramedia Pustaka Utama; 2005. Hypertension League. J Hypertens. 2008;
3. Elsanti S. Panduan hidup sehat bebas 26:148796.
kolesterol, stroke, hipertesi dan serangan 15. Fuchs FD, Mello RB, Fuchs SC. Preventing the
jantung. Yogyakarta: Araska; 2009. progression of prehypertension to
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hypertension: role of antihypertensives. Curr
Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Hypertens Rep. 2015; 17(505): 4-5.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 16. Mathis KW, Wallace K, Flynn ER, Maric-Bilkan
2009. C, LaMarca B, Ryan MJ. Preventing
5. Bell K, Twiggs J, Olin BR. Hypertension: The autoimmunity protects against the
silent killer: updated JNC-8 guideline development of hypertension and renal injury.
recommendation. Auburn: Alabama Pharmacy 2014; 64(4): 6-7.
Association; 2015. 17. Rodriguez-Iturbe B, Franco M, Tapia E, Quiroz
6. Hidaya W. Efektivitas pemberian terapi non Y, Johnson R. Renal inflammation,
farmakologis untuk mencegah kenaikan autoimmunity and salt-sensitive hypertension.
tekanan darah pada penderita hipertensi Clinical and Experimental Pharmacology and
stadium I [skripsi]. Semarang: Universitas Physiology. 2012; 39(1):96103.
Negri Semarang; 2010.

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |54

Anda mungkin juga menyukai