Mengatasinya
Bukan hanya hipertensinya saja yang berbahaya bagi kesehatan, tapi juga penyakit
lain yang muncul akibat komplikasi hipertensi. Beberapa penyakit komplikasi
hipertensi diantaranya seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kerusakan
retina, penyakit pembuluh darah tepi, gangguan saraf hingga gangguan
serebral (otak). Setidaknya ada dua kategori hipertensi berdasarkan penyebabnya
yakni :
Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang diketahui penyebabnya
antara lain karena kelainan pembuluh darah ginjal, penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), gangguan kelenjar tiord (hipertiroid) dan lainnya. Kasus
hipertensi sekunder setidaknya ditemukan pada 10% penderita hipertensi.
Mencegah Hipertensi
Hipertensi bisa dicegah dengan mengatur pola makan Anda sehari-hari. Dimulai dari
membatasi konsumsi gula kurang dari 50 gram per hari atau kurang dari 4 sendok
makan per hari. Kemudian, batasi konsumsi garam menjadi kurang dari 5 gram per
hari atau 1 sendok teh per hari. Pada saat memasak gunakan garam sedikit saja dan
batasi konsumsi makanan cepat saji serta makanan olahan.
Konsumsi daging berlemak dan minyak goreng juga perlu dibatasi menjadi kurang
dari 5 sendok makan per hari. Sebagai pengganti dari daging berlemak, konsumsilah
ikan sedikitnya 3 kali seminggu untuk mencukupi kebutuhan protein dan lemak
tubuh. Tambahkan menu buah-buahan dan sayuran menjadi 5 porsi (400-500 gram)
per hari. Selain itu, rutinlah mengecek tekanan darah Anda.
Data Riskesdas 2018 pada penduduk usia 15 tahun keatas didapatkan data faktor
risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang makan sayur dan buah sebesar
95,5%, proporsi kurang aktifitas fisik 35,5%, proporsi merokok 29,3%, proporsi
obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas umum 21,8%. Data tersebut diatas
menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan data RISKESDAS tahun
2013
Tanpa Keluhan
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga
penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui
setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi
akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi
tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ-organ tubuh yang
menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat
kepada pembuluh darah arteri perifer.
Memperingati Hari Hipertensi Dunia
Untuk meningkatkan awareness terhadap hipertensi, Hari Hipertensi Dunia
dicanangkan pada 17 Mei. Peringatan tersebut diharapkan akan membantu
masyarakat luas menyadari bahayanya tekanan darah yang tak terkendali dan
membantu mereka paham akan gejala maupun komplikasinya.
Bahaya tekanan darah tinggi bisa fatal bagi hidup seseorang, tak jarang penderita
berisiko stroke bahkan kematian. Oleh karenanya, tekanan darah tinggi atau
hipertensi termasuk dalam salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Kondisi ini tergolong dalam faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sayangnya, hampir sebagian besar orang yang memiliki tekanan darah tinggi tidak
menyadari penyakitnya. Ini karena hipertensi adalah penyakit yang hampir tidak
memiliki gejala.
Seseorang yang sudah didiagnosa menderita tekanan darah tinggi tidak dapat
menyembuhkannya, namun dapat mengontrol. Agar tekanan darah tetap terjaga,
aktivitas fisik atau olahraga teratur wajib diagendakan secara rutin, selain itu
mengatur gaya hidup seperti mengonsumsi buah dan sayur secara rutin, mengurangi
kadar konsumsi garam, kebiasaan merokok dihentikan, serta tidak mengurangi
ketegangan emosional yang dapat memengaruhi sistem kardiovaskular.
Data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 2015 menunjukkan kurang lebih 1,13
miliar orang mengidap hipertensi. Jumlahnya pun mengalami peningkatan signifikan
sampai-sampai diprediksi akan menyentuh angka 1,5 miliar orang pada 2025 kalau tidak
diikuti dengan tindak pencegahan. Tak hanya itu, setiap tahunnya ada 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
23,7 % dari 1,7 juta Kematian di Indonesia tahun 2016 tersebab Hipertensi
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2016 juga menyebutkan
bahwa dari total 1,7 juta kematian di Indonesia didapatkan faktor risiko yang
menyebabkan kematian adalah tekanan darah (hipertensi) sebesar 23,7%,