PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi instansi (Puskesmas)
Sebagai bahan informasi bagi Puskesmas dalam penyusunan strategi serta
pelaksanaan program pencegahan Hipertensi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan puskesmas.
1.4.2 Manfaat bagi pasien
Sebagai bahan informasi bagi pasien tentang penyakit hipertensi
sehingga pasien akan lebih sadar untuk melakukan pemeriksaan tekanan
darah dan pengobatan secara rutin
Sebagai bahan informasi bagi pasien untuk melakukan perubahan gaya
hidup dan pola makan sebagai penanganan non-farmakologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada
Negara berkembang. Secara umum, hipertensi tidak bergejala, mudah
dideteksi, biasanya mudah diobati dan sering menyebabkan komplikasi
kematian bila tidak ditangani. Sebagai hasil dari program pendidikan yang
luas pada akhir tahun 1960 dan 1970-an baik oleh lembaga swasta maupun
pemerintah, jumlah pasien terdiagnosis dan / atau tidak diobati berkurang
secara signifikan pada akhir 1980-an ke level 25% dengan seiring penurunan
mortalitas kardiovaskular. Sayangnya, pertengahan 1990-an, tren
menguntungkan ini mulai berubah. Jumlah pasien terdiagnosis dengan
hipertensi meningkat menjadi hampir 33%, penurunan angka kematian
kardiovaskular cenderung statis, dan jumlah individu dengan penyakit kronis
dengan hipertensi yang tidak diobati atau pengobatannya buruk cenderung
meningkat.1
Misalnya, prevalensi penyebab hipertensi seperti penyakit gagal ginjal
stadium akhir per juta penduduk meningkat dari 100 pada tahun 1982
menjadi 250 pada tahun 1995, dan prevalensi gagal jantung kongestif dari
usia 55 sampai 75 lebih dari dua kali lipat antara 1976-1980 dan 1988 sampai
1991. Jadi, meskipun pengetahuan mengenai patofisiologi hipertensi
meningkat, akan tetapi prevalensi kasus penyebab hipertensi masih sekitar 90
sampai 95% (yang berpotensi pencegahan atau penyembuhan). Akibatnya,
dalam banyak kasus hipertensi diobati secara nonspesifik, sehingga sejumlah
besar efek samping ringan dan relatif. tingginya tingkat ketidakpatuhan (50
sampai 60%).1
2.2 Definisi
Saat ini untuk orang dewasa, hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih tinggi dan
atau peningkatan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih
tinggi. Hipertensi dibagi menjadi dua tingkatan baik bersadarkan sistolik
maupun diastolik darah (Tabel 1). Tekanan darah sistolik antara 120 dan
139mm Hg atau tekanan darah diastolik antara 80 dan 89 mm Hg
dikategorikan prehipertensi. Orang dengan prehipertensi memiliki
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan perkembangan hipertensi dari
waktu ke waktu dibandingkan dengan orang dengan tekanan darah normal.2
*Tanpa mengkonsumsi obat antihipertensi dan tidak akut. ketika tekanan darah sistolik dan diastolik
masuk ke dalam kategori yang berbeda maka katergori yang dipilih adalah kategori yang lebih tinggi
Kategori harus dipilih untuk mengklasifikasikan tekanan darah seseorang
2.4 Penyebab
Sebagian besar (80-90%) dari pasien dengan hipertensi memiliki
peningkatan tekanan darah primer, yaitu hipertensi esensial yang tidak
diketahui penyebabnya.4
a. Hipertensi Esensial/ Hipertensi Primer 4
Hipertensi esensial memiliki etiologi multifaktorial.
a. Faktor genetik
Tekanan darah anak dalam sebuah keluarga cenderung meningkat
apabila orang tuanya mengalami hipertensi,dibandingkan dengan
anak tanpa riwayat orang tua hipertensi. Hal ini menunjukkan
tendensi faktor risiko genetik dalam penyebab hipertensi, meskipun
sebagian, adanya pengaruh lingkungan secara bersama. Namun,
sebagian besar faktor genetik bertanggung jawab atas kejadian
hipertensi dalam sebuah keluarga.
b. Janin faktor
Berat badan lahir rendah dikaitkan dengan hipertensi. Hubungan
ini mungkin karena adaptasi janin intrauterin abikbat kekurangan
gizi dengan perubahan jangka panjang dalam darah Kapal struktur
atau fungsi penting sisstem hormonal.
c. Faktor-faktor lingkungan
Di antara beberapa faktor lingkungan yang telah diduga berperan,
berikut ini tampaknya menjadi yang paling signifikan:
(a) Obesitas. Orang gemuk memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi dibandingkan orang kurus. Ada resiko, yang cenderung
lebih tinggi jika tekanan darah diukur dengan manset kecil.
Sesuaikan ukuran maset dengan lingkar lengan. Gangguan
pernafasan saat tidur yang bersamaan ditemukan pada pasien
obesitas merupakan faktor risiko tambahan.
(b) Asupan. Kebanyakan penelitian telah menunjukkan hubungan
yang erat antara konsumsi alkohol dan hipertensi. Namun,
subyek yang mengonsumsi sejumlah kecil alkohol tampaknya
memiliki tingkat tekanan darah yang lebih rendah daripada
mereka yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak.
(c) Asupan Garam. Asupan Garam yang tinggi telah disarankan
untuk menjadi penentu utama dari perbedaan tekanan darah
dalam populasi di seluruh dunia. Populasi dengan asupan
natrium lebih tinggi memiliki tekana darah rata-rata lebih tinggi
dibandingkan dengan asupan natrium rendah. Migrasi dari
pedesaan ke lingkungan perkotaan dikaitkan dengan
peningkatan tekanan darah yang sebagian terkait dengan
jumlah garam dalam diet. Studi tentang pembatasan asupan
garam telah menunjukkan efek yang menguntungkan pada
tekanan darah pada pasien hipertensi. Sejumlah bukti telah
menjelaskan komsumsi tinggi kalium dapat melawan efek
asupan kadar garam yang tinggi.
(d) Stres. Nyeri akut atau stress dapat meningkatkan tekanan darah.
Namun hubungan antaran nyeri kronik dan peningkatan
tekanan darah belum dapat dijelaskan dengan pasti.
d. Mekanisme Hormonal
e. Adanya sistem saraf otonom maupun Renin-angiotensis, peptide
nautriuetik dan sistem kalikrein-kinin memainkan peran dalam
regulasi perubahan tekanan darah jangka pendek dan telah
dikaitkan dalam patogenesis hipertensi. Penurunan renin,
saltsensitive, hipertensi esensial yang terjadi pada pasien yang
mengalami retensi garam dan air dapat dijelaskan.
f. Resistensi Insulin
Hubungan antara diabetes dan hipertensi telah lama telah diakui
dan sebuah sindrom telah dijelaskan dari adanya hiperinsulinemia,
intoleransi glukosa, penurunan tingkat kolesterol HDL,
hipertrigliseridemia dan obesitas sentral (semua yang berhubungan
dengan resistensi insulin) dalam hubungan dengan hipertensi.
Hubungan ini (juga disebut sindrom metabolik) merupakan faktor
risiko utama untuk penyakit kardiovaskular.
b. Hipertensi Sekunder 4
Hipertensi sekunder adalah keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah akibat dari penyakit spesifik dan berpotensi dapat diobati. Bentuk-
bentuk dari penyeba hipertensi sekunder seperti yang ada di bawah ini:
a. Penyakit Ginjal
Sekitar 80% pasien penyakit ginjal mengalami hipertensi.
Penyebab yang palig sering adalah:
- Nefropati diabetik
- Glomerulonefritis Kronik
- Penyakit Polikistik pada dewasa
- Nefritis tubulointestinal Kronik
- Penyakit renovaskuler.
b. Penyakit Endokrin
- Sindrom Conn
- Adrenalhiperplasia
- Pheochromasitoma
- Sindrom Cushing
- Acromegali
c. Penyakit kardiovaskular Kongenital
Penyebab yang paling sering adalah coartasio aorta.
d. Obat-obatan
Banyak obat telah terbukti menyebabkan atau memperburuk
hipertensi, atau mengganggu respon terhadap beberapa agen
antihipertensi: NSAID, kontrasepsi oral, steroid, carbenoxolone,
akar manis, simpatomimetik dan vasopressin. Pasien yang
memakai monoamine oxidase inhibitors yang mengkonsumsi
makanan yang mengandung tyramin dapat mengembangkan
paroksismal hipertensi berat.
e. Kehamilan
Curah jantung meningkat pada kehamilan tetapi, karena relatif
besarnya penurunan resistensi perifer, tekanan darah pada ibu
hamil perempuan biasanya lebih rendah dari pada mereka yang
tidak hamil. Hipertensi dicatat dalam 8-10% dari kehamilan; bila
terdeteksi pada trimester pertama kehamilan atau bertahan setelah
melahirkan, biasanya karena sudah ada hipertensi esensial
sebelumnya. Hipertensi yang muncul pada paruh kedua kehamilan
atau 'hipertensi yang dicetuskan oleh kehamilan’ biasanya sembuh
setelah melahirkan. Ketika tekanan darah meningkat terhadap
pengobatan> 160/110 mmHg dibenarkan untuk diobati. Pre-
eklampsia adalah sindrom yang terdiri dari kehamilan yang
diinduksi hipertensi dengan proteinuria. penyebab primer tidak
diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan melibatkan gangguan
sirkulasi uteroplasenta dan mengakibatkan pembatasan
pertumbuhan intrauterin. Hipertensi pada kehamilan, bersama
dengan emboli paru, adalah penyebab kematian ibu yang paling
umum, dengan kejadian 10 per 1 juta kehamilan. Selain itu,
penting kondisi eklampsia, yang berhubungan dengan berat
hipertensi, pada akhirnya dapat menyebabkan kejang-kejang,
gangguan edema otak dan paru, penyakit kuning, kelainan
pembekuan dan kematian janin.
2.5 Patomekanisme
Tekanan darah arteri adalah hasil dari resistensi perifer totoal dan curah
jantung. Curah jantung dapat meningkat dengan meningkatnya denyut
jantung atau volume sekuncup atau keduanya. Resistensi perifer meningkat
oleh faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah atau vasokontriksi
lumen pembuluh darah, terutama arteriol.5
Beberapa teori yang menjelaskan perkembangan hipertensi, termasuk: 5
2.9 Penatalaksanaan
Pasien dengan tekanan diastolik 90 mmHg atau tekanan sistolik 140
mmHg harus ditangani. Pasien dengan hipertensi sistolik terisolasi (level 160
mmHg dengan tekanan diastolik 89 mmHg) harus juga diobati jika mereka di
atas usia 65 tahun. Pasien dengan hipertensi dengan tekanan darah yang
tidak stabil atau hipertensi sistolik terisolasi yang tidak diobati harus
memiliki tindak lanjut pemeriksaan rutin pada interval 6 bulan karena
hipertensi dapat menjadi progresif dan / atau berkelanjutan. Akhirnya, pasien
dengan penyakit vaskular aterosklerotik atau diabetes mellitus dan tekanan
darah diastolik antara 85 dan 90 mmHg juga harus menerima terapi
antihipertensi.1,2
Berapakah target penurunan tekanan darah yang semestinya?
Sebelumnya diasumsikan 140/90 mmHg adalah tingkat yang diinginkan. Hal
ini tampaknya masih wajar untuk pasien nondiabetes sejak studi Pengobatan
Optimal Hipertensi (HOT) tidak mendeteksi perbedaan yang signifikan
dalam risiko kardiovaskular antara pasien nondiabetes dirawat untuk tujuan
penurunan tekanan darah diastolic 90 mmHg dibandingkan 80 mmHg. 1,2
Sekitar kurang dari sepertiga dari pasien hipertensi di Amerika Serikat
diobati secara efektif. Jumlah kegagalan terhitung kecil terkait dengan obat
yang tidak merespom. Kebanyakan kegagalan akibat (1) gagal mendeteksi
hipertensi, (2) kegagalan institusi dalam pengobatan yang efektif pasien
hipertensi asimtomatik, dan (3) kegagalan hipertensi asimtomatik pasien
untuk mematuhi terapi. Untuk membantu mengatasi masalah selanjutnya,
pasien harus dididik untuk melanjutkan perawatan sekali untuk rejimen yang
efektif yang telah diidentifikasi. Efek samping dan ketidaknyamanan
pengobatan harus diminimalkan atau dihilangkan agar pasien dapat bekerja
sama. 1,2
a. Pengobatan Non-Farmakologi
Perubahan gaya hidup dapat menurunkan tekanan darah dan harus
digalakkan untuk semua orang dengan prehipertensi. Modifikasi mungkin
cukup sebagai terapi awal untuk beberapa orang dengan hipertensi stadium
1. Perlu terapi tambahan bagi mereka dengan hipertensi yang lebih
parah.2,3
Gambar 3.1: Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kolok Tahun 2020
UPTD Puskesmas Kolok terletak di Kecamatan Barangin dengan
wilayah kerja seluas 75,63 km2 (7563 ha) yang terdiri dari 5 Desa yaitu :
1. Desa Kolok Mudik
2. Desa Kolok Nan Tuo
3. Desa Talago Gunung
4. Desa BBS Kajai
5. Desa Lumindai
Secara administratif Batas Wilayah Puskesmas Kolok meliputi
perbukitan dan dataran rendah dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kolok.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lembah Segar.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Kabupaten Solok.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kolok.
Seluruh Desa bisa ditempuh dengan kendaraan roda 4 dan roda 2, jarak
Puskesmas dengan pusat kota ± 5 km dan bangunan Puskesmas ini terletak di
pinggir jalan raya antara Sawahlunto dan Batusangkar.
3.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak ditunjang dengan kualitas yang
memadai merupakan modal dasar bagi kelangsungan pembangunan.
Sebaliknya jumlah penduduk yang besar dengan kualitas kurang memadai
merupakan masalah sekaligus beban bagi pembangunan. Oleh sebab itu
pembangunan kesehatan diarahkan kepada pengendalian kuantitas,
pengembangan kualitas serta pengarahan mobilitas sehingga dapat
menunjang lajunya pembangunan.
Mayoritas penduduk Kota Sawahlunto beragama Islam. Dari data
sasaran proyeksi Dinas kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Sawahlunto, jumlah penduduk di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kolok Tahun 2020 adalah 7.281 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-
laki 3.532 jiwa dan penduduk perempuan 3.749 jiwa.
a. Kepadatan Penduduk
1) Lantai I
d) Ruang pelayanan
- Rekam Medik
- UGD
- Poli umum
- Poli KIA/KB
- Poli gigi
- Imunisasi/Anak
- Apotek
- Laboratoium
- Poli Akupresure
- Ruang Konseling
- Ruang Bersalin
- Ruang sterilisasi
e) Ruang sterilisasi
2) Lantai 2
a) Ruang Tata Usaha
b) Ruang Kepala Puskesmas
c) Ruang Arsip
f) Ruang Program
- KIA, Imunisasi, Perkesmas, PTM, KB, UKS, Gizi dan
Kesling.
- Gudang Obat
- Promkes, P2M, PIS-PK, Kesehatan Lansia, Kesehatan Jiwa dan
Olahraga
d) Aula
e) Gudang obat
f) Dapur
Gambar 3.2. Puskesmas Kolok Tampak Depan
3.3. PUSTU
1 Dokter 3 - 3
2 Dokter Gigi - 1 1
3 Perawat 1 6 7
4 Perawat Profesi - 3 3
5 Bidan - 18 18
6 Analis Kesehatan 1 1 2
7 Sanitasi Lingkungan 1 1 2
9 Nutrisionis - 2 2
10 Administrasi Kebijakan - 2 2
Kesehatan
11 Kesling - 1 1
keluarga sehat terkait program PIS-PK pada tahun 2020. Petugas idealnya
melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan stetoskop dan
Angka ini dapat lebih rendah dari kasus hipertensi yang sebenarnya ada karena
daripada stetoskop. Namun, data yang ada juga mungkin lebih tinggi dari kasus
hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan. Tekanan darah yang tinggi mungkin
saja disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurang tidur, stress, konsumsi obat-
secara rutin. Angka tersebut cukup rendah jika dibandingkan dengan penderita
yang tidak mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin, yaitu sebesar 62%.
Kolok, meliputi pasien merasa sehat, tidak tahu bahwa obat antihipertensi harus
pada derajat I dan II, yaitu sebesar 52%. Kasus krisis hipertensi masih ditemukan
sebesar 10% dan angka ini mungkin dapat meningkat karena hasil pemeriksaan
hipertensi. Selain itu, jumlah penderita yang memiliki tekanan darah terkontrol
hanya 3 orang, yaitu sebesar 0,01. Seluruh data ini menunjukkan bahwa
Puskesmas Kolok yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor tenaga
Kolok. Proses ini dilakukan dengan melihat data sekunder berupa laporan
dipilih berdasarkan tingginya gap indikator dengan capaian kinerja atau tingkat
Capaian K4 ibu hamil yang rendah dari target di wilayah kerja Puskesmas Kolok
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti warga yang sering pindah ke kota lain,
kasus abortus, kehamilan yang tidak diketahui, dan lain-lain. Rendahnya capaian
maksimal. Selain itu, saat ini target Sustainable Development Goals tahun 2030
kelahiran. Oleh karena itu, masalah ini harus segera diintervensi walaupun ada
termonitoring dengan baik dan kualitas pelayanan antenatal yang tidak optimal
Masalah ini akan tetap berkembang jika tidak diintervensi karena masyarakat,
kehamilannya.
cukup tinggi karena tingginya prevalensi tuberkulosis paru Indonesia dan telah
banyak program dari pemerintah yang diterapkan agar kasus ini menurun.
Oleh karena itu, permasalahan ini perlu segera diselesaikan dengan memperluas
Tingkat Keseriusan : 5 (Sangat Tinggi) Masalah ini jika tidak diselesaikan dapat
penularan yang tidak terputus. Tuberkulosis paru yang tidak ditatalaksana dengan
paru yang rendah akan tetap berkembang jika tidak diintervensi karena penemuan
dini tuberkulosis paru, yaitu batuk lebih dari dua minggu, serta kualitas sampel
Intervensi yang dilakukan dapat dilakukan di berbagai tempat, baik itu melalui
25,5% merupakan angka yang sangat rendah sehingga perlu dilakukan intervensi
kematian. Sebagian besar kasus penyakit tidak menular yang tinggi prevalensinya
penyakit ginjal kronis, dan lain-lain merupakan komplikasi dari hipertensi esensial
klinis hipertensi adalah asimtomatik sehingga pasien merasa sehat dan tidak
Permasalahan ini akan menimbulkan dampak yang serius jika tidak diintervensi
Masalah ini akan tetap berkembang jika tidak diintervensi karena terkait pola
keluarga sehat tersebut. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu melakukan
berikut.
pasien hipertensi yang berobat secara rutin di fasilitas pelayan kesehatan dapat di
Rencana usulan kegiatan untuk menigkatkan angka pasien hipertensi yang berobat rutin di wilayah kerja Puskesmas Kolok
dapat dilihat pada tabel 5.1.
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggung Kebutuhan Mitra Kerja Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
Kesehatan Sasaran Jawab Sumber pelaksanaa anggaran kinerja Biaya
Daya n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 UKM Sosialisasi Seluruh petugas Seluruh 100 Orang PJ UKM Laptop, Lintas Januari Rp 100.000 Seluruh petugas BOX
program puskesmas, petugas printer, Sektor Puskesmas,
Waspadai lintas sektor, Puskesmas standing lintas sektor,
Hipertensi, dan warga lintas, sektor, banner dan warga
Kendalikan disekitar dan warga di wilayah kerja
Tekanan wilayah wilayah kerja mengetahui
Darah mengetahui Puskesmas program
program inovasi tersebut
tersebut
2 UKP Ddiskusi Pengobatan PJ UKP dan 9 orang PJ UKP Laptop PJ UKP dan januari Rp. 10.000 SOP alur BOK
perubahan Pasien Dokter Printer dokter pelayanan dan
SOP alur hipertensi Fungsional fungsional tatalaksanaan
pelayanan dan sesuai standart pasien
tatalaksanaan hipertensi telah
pasien diketahuioleh
hipertensi, seluruhstaff
distribusi serta puskesmas
sosialisasi
SOP baru
3 UKM Membuat Meningkatkan Petugas, Petugas PJ UKM Laptop, Kader dan Januari Rp. 5.000.000 Buku saku, BOK
desain dan pemahaman kader, dan petugas printer kepala kartu kontrol,
mencetak buku sasaran tentang seluruh Kader 25 desa/kelura kartu PMO,
saku hipertensi, kartu pasien orang han kantong
hipertensi, PMO, kanton, hipertensi Pasien Hipertensi, dan
kartu kontrol dan stiker esensial usia hipertensi stiker ada di
hipertensi, hipertensi ≥ 15 tahun 175 puskesmas
kartuPMO, sesuai
kantong, dan kebutuhan
stiker
hipertensi
4 UKM Kunjungan Sasaranyang Seluruh 176 orang PJ UKM Laptop,pri Kader dan januari Rp.500.000 Data pasien BOK
rumah pasien akan di pasien nte, kepala hipertensi
interventasi jels hipertesi tensimeter, desa/kelura esensial yang
esensial ≥15 stetoskop, han. dikelompokkan
tahun transportas berdasarkan
i. desa/ kelurahan
tempat tinggal
5 UKP Penerapan Mengoptimalka Pemegang Pemegang PJ UKP Spanduk PJ UKP dan Awal Rp.200.000 Seluruh pasien BOK
program “ n pelaynan program dan program dan dokter tahun hipertesi esensial
Waspadai hipertensi dokter 1orang standing fungsional ≥15 tahun ke
Hipertensi, esensial secara fungsional Petugas banner atas, hipertensi,
diabetes melitus,
Kendalikan komprehesif klinik PTM
dan gangguan
Tekanan 1orang jiwa dirujuk
Darah” di kepoliklinik PTM
poliklinik
pandu PTM
5.2 Analisa Hambatan Potensial
Pada tahap persiapan ini, dilakukan wawancara dan tinjauan terhadap laporan
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) tahun 2021 kepada pemegang program untuk
tanggal September 2021. Dari hasil tinjauan dan diskusi dengan Kepala Puskesmas dan
pemegang program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), didapatkan salah satu prioritas
masalah adalah rendahnya angka penderita hipertensi yang berobat rutin sehingga
Pada tanggal akhir Agustus 2021, dilakukan analisa terhadap faktor-faktor penyebab
program PTM (Penyakit Tidak Menular). Pada tanggal 17 Oktober 2021, dilakukan diskusi
dengan Kepala Puskesmas, koordinator program UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan), dan
pemegang program PTM terkait perencanaan program inovasi PTM dalam menghadapi
permasalahan rendahnya angka penderita hipertensi yang berobat rutin, yaitu “Waspadai
singkatan dari buku saku hipertensi, kantong kontrol hipertensi, kartu kontrol hipertensi,
dimasukkan dalam kegiatan setelah memperoleh masukan dari Kepala Puskesmas dan
2021 yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas dan pemegang program. Selanjutnya, launching
program dilakukan di acara lokakarya mini lintas sektor pada tanggal 20 Oktober 2021 di
Diskusi perubahan SOP dan sosialisasi SOP baru hipertensi esensial dilakukan pada
tanggal 23 Oktober 2021 di ruang kepala Puskesmas yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas,
koordinator UKP, dan seluruh dokter fungsional. Perubahan diagnosis dan penatalaksanaan
hipertensi esensial mengikuti guideline ESC 2018. Diskusi selanjutnya dengan koordinator
program UKP dimulai dari tanggal 23 Oktober 2021 sampai 10 November 2021.
6.2.3. Membuat Desain dan Mencetak Buku Saku, Kartu Kontrol, Kartu PMO, Kantong
Desain buku saku hipertensi, kartu kontrol hipertensi, kartu PMO, kantong hipertensi,
serta kartu kantong hipertensi dimulai dari tanggal 25 Oktober 2021 hingga 27 Oktober 2021
dan direvisi beberapa kali hingga tanggal 28 Oktober 2021. Seluruh hasil cetakan buku, kartu,
Kunjungan rumah pasien atau posyandu lansia hipertensi dilakukan pada tanggal 28
Pandu PTM
Sosialisasi poliklinik Pandu PTM akan dilakukan pada tanggal 4 Maret 2019 di aula
Evaluasi dapat dinilai dengan telah dicetaknya buku saku hipertensi, kartu kontrol,
kantong, dan stiker hipertensi, terbentuknya kader hipertensi, serta SOP hipertensi terbaru
yang terintegrasi dalam pelayanan di poliklinik pandu PTM. Keberhasilan pelaksanaan dapat
Diharapkan sejak sosialisasi dilakukan, seluruh staf Puskesmas, lintas sektor, dan
Adanya berkas SOP hipertensi esensial terbaru yang telah disetujui oleh Kepala
Puskesmas
3. Membuat Desain dan Mencetak Buku Saku, Kartu Kontrol, Kartu PMO, Kantong, dan
Stiker Hipertensi
d. Adanya kantong hipertensi dan kartu kantong hipertensi di poliklinik pandu PTM
Adanya data sasaran penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kolok setelah
kunjungan ulang
PTM
a. Setiap pasien hipertensi yang dirujuk ke poliklinik pandu PTM mendapatkan buku saku
hipertensi
b. Setiap pasien hipertensi yang dirujuk ke poliklinik pandu PTM mendapatkan satu lembar
kartu kartu kontrol hipertensi dan satu lembar lainnya dilampirkan di dalam rekam medis
pasien
c. Setiap pasien hipertensi yang dirujuk ke poliklinik pandu PTM memiliki PMO dan
d. Adanya kartu kantong hipertensi yang telah diisi jika pasien dirujuk ke poliklinik pandu
diterapkan dan terintegrasi di poliklinik pandu PTM sebagai upaya untuk meningkatkan
angka pasien hipertensi yang berobat rutin di wilayah kerja Puskesmas Kolok.
seperti program Puskesmas lainnya di dalam Lokakarya Mini Puskesmas Kolok dan
melibatkan koordinasi dari lintas program serta lintas sektor untuk menilai kekurangan dan
perkembangan program tersebut. Lokakarya mini dapat berupa lokakarya mini bulanan, tiga
7.1.1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan diskusi dan permohonan izin kepada kepala Puskesmas
Kolok dan pemegang program untuk persetujuan dilakukannya sosialisasi dengan pihak
puskesmas (expose mini project) dan lintas sektor (lokakarya mini lintas sektor). Kami juga
mendiskusikan tentang materi yang akan kami jelaskan kepada peserta sosialisasi nantinya.
Selain itu, kami juga mendesain standing banner (terlampir) yang memuat kegiatan program
dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2021 pukul 09.00-10.00 di ruang program Puskesmas
Kolok melalui kegiatan expose mini project. Sosialisasi ini dihadiri oleh kepala Puskesmas,
koordinator program UKM, pemegang program, dan seluruh dokter internsip. Materi
sosialisasi meliputi latar belakang program, sasaran program, dan penjelasan masing-masing
kegiatan program. Terdapat beberapa masukan dari peserta sosialisasi untuk perbaikan
program.
7.1.3. Evaluasi
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang hadir dan masukan-
masukan positif dari peserta, yang menggambarkan antusias dan dukungan yang baik dari
7.2.1. Persiapan
Perubahan SOP hipertensi esensial diawali dengan diskusi kepada kepala Puskesmas
dan dokter fungsional dokter tentang rencana perubahan SOP hipertensi esensial di
Puskesmas karena adanya pembaruan guideline internasional, yaitu ESC 2018. Selanjutnya,
kami mencari guideline ESC 2018 dan memberikannya kepada seluruh dokter di Puskesmas
Kolok.
Pada tanggal 15 Oktober 2021, kami melakukan revisi SOP hipertensi esensial dengan
penyesuaian menggunakan guideline ESC 2018. Pada tanggal 16 Oktober 2021, kami
melakukan diskusi terkait perubahan SOP dan sosialisasi SOP baru hipertensi esensial di
ruang kepala Puskesmas. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Puskesmas, koordinator
UKP, dan seluruh dokter fungsional. Diskusi selanjutnya dengan koordinator program UKP
dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai 20 Oktober 2021 untuk dilakukan revisi
7.2.3. Evaluasi
Pada awalnya, sosialisasi perubahan SOP hipertensi esensial akan dilakukan saat
expose mini project di ruang program Puskesmas Kolok. Kegiatan sosialisasi perubahan SOP
hipertensi esensial berjalan dengan lancar. Dokter terlibat secara aktif dalam perubahan SOP
hipertensi esensial yang terbaru dan memberikan masukan serta pertanyaan terkait SOP
tersebut.
7.3. Membuat Desain dan Mencetak Buku Saku, Kartu Kontrol, Kartu PMO, Kantong,
7.3.1. Persiapan
Desain buku saku, kartu kontrol, kartu PMO, kantong hipertensi, awalnya didahului
dengan diskusi dengan Kepala Puskesmas terkait fungsi dan penggunaannya. Buku saku
hipertensi dalam cara perencanaannya akan didesain dengan bahasa yang mudah dimengerti,
warna menarik, dan memuat sejumlah informasi tentang hipertensi sehingga pasien hipertensi
Kartu kontrol didesain berbentuk leaflet yang memuat informasi tentang status
kesehatan pasien hipertensi dan follow up selama satu tahun. Kartu kontrol ini diharapkan
dicetak sebanyak dua buah di mana salah satunya untuk dilampirkan di rekam medis pasien
dan lainnya diberikan kepada pasien agar pasien selalu membawa kartu ini jika berobat ke
fasyankes lain serta meminta tenaga kesehatan di tempat tersebut untuk mengisi status
kesehatan pasien.
Kartu PMO didesain dalam bentuk kalender selama satu tahun dan memuat informasi
tentang nama obat, frekuensi, dan dosis obat antihipertensi yang dikonsumsi oleh pasien
hipertensi. Tanggal akan diberikan tanda centang (√) jika pasien ingat mengkonsumsi obat
dan tanda silang (x) jika lupa mengkonsumsi obat. Kartu ini akan dijemput oleh kader setiap
Pada masing-masing kantong, berisi kartu yang memuat informasi tentang tanggal kontrol
pasien untuk mengambil obat antihipertensi. Kantong ini berfungsi sebagai monitoring pasien
berobat rutin atau tidak. Pemegang program akan melakukan pengecekan setiap bulan dan
melakukan intervensi jika pasien tidak datang pada saat tanggal kunjungan ulang.
Desain buku saku hipertensi, kartu kontrol hipertensi, kartu PMO, kantong hipertensi,
serta kartu kantong hipertensi dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 hingga 20 Oktober 2021.
Desain tersebut direvisi beberapa kali hingga tanggal 23 Oktober 2021 terkait perubahan
warna, isi kartu, dan pemilihan bahasa. Seluruh hasil cetakan buku, kartu, stiker, dan kantong
selesai pada tanggal 8 November 2021. Buku saku hipertensi, kartu PMO, kantong hipertensi,
dan kartu kantong hipertensi diletakkan di poliklinik pandu PTM. Kartu kontrol diletakkan di
poliklinik umum.
7.3.3, Evaluasi
Desain buku saku hipertensi, kartu kontrol hipertensi, kartu PMO, kantong hipertensi,
kartu kantong hipertensi, dan stiker hipertensi berjalan dengan baik namun membutuhkan
waktu yang cukup lama karena banyaknya komponen- komponen yang harus disesuaikan
terkait program. Perbedaan antara desain mb dengan hasil ditemukan pada kantong hipertensi
7.4.1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan diskusi dan permohonan izin kepada kepala puskesmas
dan pemegang progam puskesmas Kolok untuk persetujuan dilakukannya Posyandu Lansia
pada pasien hipertensi yang baru dikenali yaitu di wilayah Lumindai dan Talago Gunung.
Kami juga mendiskusikan tentang hal yang akan dilakukan saat kunjungan posyandu lansia
nantinya. Kemudian kami menghubungi kader untuk memberitahukan maksud dan tujuan
dilakukannya kunjungan Posyandu Lansia. Kami juga menyiapkan alat pengukur tekanan
darah untuk nantinya memastikan pasien benar-benar penderita hipertensi atau tidak. Kami
memastikan bahwa pasien tidak melakukan aktivitas fisik berat, merokok, atau meminum
Pelaksanaan posyandu lansia dilaksanakan pada wilayah Lumindai dan Talago Gunung. Pada
Kunjungan posyandu lansia berjalan dengan baik. Berbagai proses dalan tahapan yang
dilakukan, meminta izin kepala puskesmas, pihak kelurahan dan berbagai respon positif dari
warga sekitar. Kendala yang didapatkan selama tahap ini ialah jarak dan kondisi jalan yang
susah ditempuh, lokasi rumah warga yang jauh, warga yang tidak ada kendaraan. Namun,
pada akhirnya pelaksanaan kunjungan posyandu lansia dapat berjalan dengan baik.
Pandu PTM
7.6.1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan diskusi dan permohonan izin kepala puskesmas mengenai
Mengenai acara tersebut, dilakukan diskusi dan kerja sama dengan pemegang program PTM
dan berbagai staff di puskesmas Kolok. Selanjutnya dilakukan persiapan berbagai kebutuhan
seperti buku saku hipertensi, kertas skrining, kantong dan kartu kontrol, timbangan, alat ukur
lingkar pinggang serta meletakkan meja untuk pemberian konseling kepada pasien meja yang
tersedia berupa untuk konseling gizi, konseling PTM, konseling berhenti merokok.
Sosialisasi poliklinik Pandu PTM dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2021 di aula
Puskesmas Kolok yang dihadiri seluruh staff puskesmas Kolok, pada saat sosialisasi kami
menjelaskan alur dan penerapan program saat di poliklinik nanti. Seluruh pasien yang
berumur 15 tahun keatas dari seluruh poli akan dikirmkan ke Poliklinik Pandu PTM sebagai
skrining awal penyakit tidak menular. Di Poliklinik Pandu PTM pasien akan ditanyakan
beberapa pertanyaan yang sesuai dengan langkah-langkah skrining dan dianjurkan untuk
pemeriksaan skrining seperti gula darah sewaktu, kolesterol, dll. Lalu dilakukan
penimbangan berat badan dan lingkar perut. Untuk pasien yang terdiagnosis Hipertensi akan
diberikan buku saku, kartu PMO. Setelah itu pasien akan diarahkan ke meja konseling sesuai
dengan keluhan dan kebutuhan pasien. Jelaskan pada pasien bahwa skrining dilakukan setiap
setahun sekali. Dan untuk menambahkan sedikit wawasan kepada pasien yang di Ruang
7.6.3. Evaluasi
Pandu PTM berjalan dengan lancar, meskipun terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan
harapan. Contohnya : antrian ke poliklinik Pandu PTM yang tidak terkontrol karna kondisi
tempat yang tidak memungkinkan , masih banyak pasien yang bingung ketika diarahkan
untuk ke Poliklinik Pandu PTM. Namun dari beberapa pasien yang diarahkan ke Poliklinik
Pandu PTM banyak yang memberikan dukungan yang baik atas adanya program ini.
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
cakupan PHBS rumah tangga yang masih rendah, rendahnya capaian K4 ibu hamil
dari target, kasus TB paru BTA (+) masih belum banyak yang terjaring, pasien
hipertensi yang berobat rutin masih rendah, dan indeks keluarga sehat Puskesmas
angka pasien hipertensi yang berobat rutin sehingga masih banyak pasien yang
3) Faktor yang menyebabkan belum tercapainya cakupan pasien hipertensi yang berobat
sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas Kolok yaitu pasien merasa sehat, sering
lupa mengkonsumsi obat, efek samping dan reaksi pengobatan yang tidak nyaman
dirasakan, Pola hidup masyarakat yang masih mengkonsumsi obat tradisional, jarak
ke fasyankes yang relatif jauh, konseling belum maksimal, Posbindu PTM yang
tergabung dengan posyandu lansia belum dimanfaatkan dengan baik, dan faktor-
faktor lainnya
wilayah kerja Puskesmas Kolok seperti kepala Puskesmas, dokter, pemegang program
perubahan SOP hipertensi esensial, membuat desain dan mencetak buku saku, kartu
8.2. Saran
Memberikan dukungan untuk setiap kegiatan yang diadakan oleh Puskesmas Kolok
mengenai program " Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah “ dalam rangka
Mengadakan pembinaan setahun sekali oleh pihak Puskesmas Kolok untuk para PTM
di setiap kelurahan dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan terkait dengan
Memberikan dukungan untuk setiap kegiatan yang diadakan oleh Puskesmas Kolok