NIM : 1965050143
HIPERTENSI
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan
darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik).
Kategori Hipertensi
Stadium 4 (Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun. Hipertensi
terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan
hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam,
merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus
Hipertensi pula merupakan faktor resiko kejadian gagal ginjal kronik. Penyakit
hipertensi perlahan dan tidak menunjukan gejala apapun selama bertahun tahun. Masa laten
ini menutupi perkembangan penyakit sehingga terjadi kerusakan organ yang bermakna.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung lama pada arteriol dan glomeruli akan
menyebabkan terjadinya sklerosis pada pembuluh darah. Lesi sklerotik yang terjadi pada
arteri kecil, arteriol dan glomeruli akan menyebabkan terjadinya nefrosklerosis. Lesi ini
terjadi karena adanya kebocoran plasma melalui membran intima pembuluh darah, yang
mengakibatkan terbentuknya suatu deposit fibrinoid di lapisan media pembuluh darah, yang
disertai dengan terjadinya penebalan progresif pada dinding pembuluh darah, sehingga
pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi dan terjadi obstruksi pada pembuluh darah.
Obstruksi yang terjadi pada arteri dan arteriol ini akan menyebabkan kerusakan glomerulus
dan atrofi tubulus, sehingga nefron mengalami kerusakan, yang menyebabkan terjadinya
gagal ginjal kronik (GGK).
Penyakit stroke dan gagal ginjal merupaka penyakit katastropik yang membutuhkan
perawatan medis yang lama dan berbiaya tinggi. Kedua penyakit tersebut menempati urutan
teratas dalam pembiayaan pelayanan kesehatan Program JKN-KIS. Tingginya pembiayaan
katastropik ini menunjukkan peserta terlindungi dari risiko finansial akibat penyakit kronis
dan berbiaya mahal. Pemerintah masih diperlukan upaya bersama dalam hal pencegahan agar
pembiayaan tidak semakin memberatkan kantong Dana Jaminan Sosial (DJS). Deteksi dini
serta penerapan pola hidup sehat adalah upaya yang harus diintensifkan, mengingat
sesungguhnya penyakit-penyakit ini yang sebenarnya ini bisa dicegah dan dikendalikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Laily RS. Hubungan Karakteristik Penderita dan Hipertensi dengan Kejadian Stroke
Iskemik. J Berk Epidemiol. 2017;5(1):48–59.
2. Dwi V, Nursanto D, Risanti ED, Dewi LM, Listiana K, Dewi M. Hubungan Hipertensi
Dan Usia Terhadap Kejadian Kasus Gagal Ginjal Kronis Di Rsud Dr. Harjono S.
Ponorogo. 2019;105–13.