Anda di halaman 1dari 21

Referat

Synthetic Cannabinoid
Mohammad Faisal Amin
1161050233
PENDAHULUAN
Cannabinoid sintetis adalah istilah yang diberikan
pada tembakau yang disemprotkan dengan sejenis
bahan kimia yang memiliki efek psikoaktif seperti
kandungan ganja.
Munculnya cannabinoid sintetis adalah sebuah
fenomena di Indonesia karena UU No. 35 Tahun 2009
yang melarang penggunaan dan kepemilikan ganja.
DEFINISI
Cannabinoid sintetis adalah ramuan herbal atau
tembakau yang disemprotkan dengan sejenis bahan
kimia sintetis yang hasilnya menyerupai efek psikoaktif
dari ganja (cannabis).
SEJARAH
Sejak tahun 2004, campuran herbal yang disebut
'Spice' telah tersedia di beberapa negara Eropa. Ada
laporan tentang produk ini pada tahun 2008
memproklamasikan penggunaannya sebagai pengganti
ganja 'legal'.
Produk 'Spice' generasi pertama dinyatakan sebagai
campuran dupa atau herbal dan membawa nama
seperti 'Spice Silver', 'Spice Gold', 'Spice Diamond',
'Yucatan Fire' dan 'Smoke'
Senyawa yang ditemukan pada produk 'Spice'
generasi pertama adalah homolog C8 dari non-klasik
cannabinoid CP-47,497 dan aminoalkylindole JWH-018,
yang memiliki efek cannabimimetik.
KLASIFIKASI
Perkembangan synthetic cannabinoid ini saat ini sudah pada
generasi ketujuh, diantaranya adalah:
Generasi pertama (seri JWH-018, JWH-019, JWH-073)
Generasi kedua (seri AM-2201, RCS-4, JWH-122)
Generasi ketiga (seri AKB48, STS-135)
Generasi keempat (seri UR-144, 5-Fluoro-UR-144)
Generasi kelima (seri Pb-22, 5-Fluoro-PB-22, BB-22)
Generasi keenam (seri AB-Pinaca, Ab-Fubinaca, ADB-
Fubinaca)
Generasi ketujuh (seri THJ-018, FUB-Pb-22, THJ-2201)
Klasifikasi cannabinoid sintetis, berdasarkan struktur kimia
ditetapkan oleh Howlett dan Thakur :
Cannabinoid klasik (THC, unsur penyusun ganja lainnya,
dan sintetisnya yang terkait secara struktural e. g. HU-210,
AM-906, AM-411, O-1184)
Cannabinoid nonclassical (sikloheksilfenol atau 3-
arilcyclohexanols seperti CP-47,497-C8, CP-55.940, CP-
55.244)
Cannabinoids hibrida (kombinasi fitur struktural
cannabinoid klasik dan non-klasik, e. g. AM-4030)
Aminoalkilindol (AAIs), yang selanjutnya dapat dibagi
menjadi naphtoylindoles (e. g. JWH-018, JWH-073, JWH-
398, JWH-015, JWH-122, JWH-210, JWH-081, JWH-200,
WIN-55,212); fenilasetilindol (e. g. JWH-250, JWH-251);
naftilmetilindol dan benzoylindol (e. g. pravadoline, AM-
694, RSC-4)
Eicosanoids (endocannabinoids seperti anandamide, dan
analog sintetisnya e. g. methanandamide)
Lain-lain, diarylpyrazoles (antagonis CB1 selektif
Rimonabant), naphtoylpyrroles (JWH-307),
naftilmetilindenes atau turunan naftalena-1-yl- (4-
pentyloxynaphthalen-1-yl) methanone (CRA-13).
KANDUNGAN
Cannabidiol (CBD) : merupakan cannabinoid yang
memberikan efek sedatif, dapat meringankan gejala yang
berkaitan dengan rheumatoid arthritis dan penyakit
autoimun.
Tetrahydrocannabidol (THC) : merupakan phytocannabinoid
yang mengaktifkan reseptor CB1 dan CB2 dalam tubuh.
KEGUNAAN
Beberapa kannabinoid sintetis telah digunakan untuk tujuan
pengobatan:
Rimonabant (Acomplia): Antagonis reseptor CB1 selektif yang
digunakan untuk mengobati obesitas.
Nabilone (Cesamet): Cannabinoid sintetis yang digunakan
untuk pengobatan anoreksia dan efek antiemetiknya. (e. g.
pada pasien kanker dengan kemoterapi).
Dronabinol (Marinol): diproduksi secara sintetis THC murni
yang diaplikasikan pada multiple sclerosis dan pasien dengan
keluhan nyeri yang parah.
Beberapa produk obat juga mengandung
cannabinoid alami:
THC dan Cannabidiol (Sativex): Spray oramucosal
dikembangkan untuk multiple sclerosis dan pasien
nyeri, berasal dari bahan tanaman ganja.
Hemp flowers (Bediol, Bedrobinol, Bedrocan): Bunga
ganja mengandung jumlah THC standar.
CARA PENGGUNAAN
Cannabinoid sintetis umumnya digunakan dengan
cara merokok. Sebagian besar zat ini sangat lipofilik dan
menguap tanpa dekomposisi pada kondisi merokok.
Ada juga beberapa sumber melaporkan dengan
konsumsi oral.
EFEK PENGGUNAAN
Efek yang dihasilkan dari cannabinoid sintetis dapat
mengancam nyawa manusia, seperti:
Perasaan senang berlebihan (euforia)
Delusi paranoid (ketakukan/curiga berlebihan)
Kaku sekujur tubuh sementara
Halusinasi (gangguan psikotik).
POTENSI ADIKTIF
Dalam sebuah laporan kasus yang diterbitkan oleh
Zimmermann pada tahun 2009, fenomena withdrawal
dan sindrom ketergantungan terjadi setelah konsumsi
berulang dari 'Gold Spice yang relatif tinggi, yaitu 3
gram per hari.
PERATURAN UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
pasal 1 ayat 1 menyebutkan:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurai sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang tersebut.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika
pasal 111 ayat 1 menyebutkan:
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau
menyediakan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman di
pidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 8.000.000.000,00 (delpan milyar rupiah).
KESIMPULAN
Cannabinoid sintetis merupakan zat yang memiliki efek
menyerupai cannabis/ganja.
Cannabinoid sintetis muncul dikarenakan banyaknya
permintaan terhadap cannabis dan penyalahgunaan untuk
mendapatkan efek seperti penggunaan cannabis.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai