Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
tentangHukum terkhusus Hukum Pidana. Penulis sadar dalam penyusunan karya tulis ini masih
banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran yang membangun agar
dapat menjadi acuan dalam penyusunan karya tulis yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 alinea 4 dijelaskan bahwasannya didirikan negara
indonesia itu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum. Pengaplikasian dari memajukan
kesejahteraan umum tersebut diantaranya adalah dengan meningkatkan sumberdaya manusia di
indonesia. Kualitas sumber daya manusia di indonesia merupakan suatu modal dalam memajukan
kesejahteraan umum termasuk kualitas kesehatannya. Salah satu upaya dalam meningkatkan
kesehatan adalah meningkatkan pengobatan dan pelayanan dalam bidang kesehatan seperti halnya
menyediakan obat jenis narkotika yang bermanfaat untuk pengobatan.
Narkotika di satu sisi memiliki manfaat di bidang pengobatan. Namun, di sisi lain narkotika
tersebut memiliki akibat buruk apabila dalam penggunaannya disalah gunakan atau tidak ada
pengawasan yang ketat, seperti halnya menyebabkan ketergantungan (kecanduan) terhadap zat
narkotika tersebut. Dikatakan ada dampak yang buruk akan narkoba seperti yang kita tahu sekarang
narkoba sudah menjadi musuh bersama yang telah menghancurkan generasi muda indonesia,
dikatakan positif narkoba juga banyak digunakan dalam dunia farmasi dan kedokteran.
Maka berdasarkan hal negatif tadi mengenai penggunaan narkotika dibuatlah undang-
undang narkotika untuk mengatur dan mengawasi penggunannya agar tidak terjadi
penyalahgunaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Narkotika dan psikotropika ?
2. Ada berapa jenis narkotika yang diatur dalam Hukum Nasional Indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan ganja dan bagaimana pengaturannya dalam Hukum Nasional
Indonesia ?
4. Bagaimana pandangan hukum atas kasus Corby (Ratu Ganja Australia) dan Prof.Dr. Akil Mochhtar
S.H, M.H ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan pemahaman kepada khalayak khususnya kepada mahasiswa dan umumnya kepada
masyarakat, akan apa itu narkotika dan psikotropika sehingga dalam proses kehidupan kehidupan
tidak ada penyimpangan akan barang-barang tersebut.
2. Mengungkap jenis-jenis narkotika yang diatur dalam UU yang berlaku di negara indonesia,
sehingga pengetahuan akan narkotika akan lebih mendalam dan dapat mengklasifikasikan narkoba
tersebut yang berimbas pada aplikasi kehidupan masyarakat.
3. Memberikan informasi akan ganja dan jenisnya dan hukuman bagi penyalahgunaan ganja itu
sendiri, seperti yang tercantum dalam Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Dengan demikian dapat menelaah secara kritis mengenai tindak pidana yang berkaitan dengan
ganja.
4. Seperti halnya yang dikatakan diatas kita selaku masyarakat dan mahasiswa dapat menelaah dalam
proses penjatuhan hukuman tentang kasus corby (ratu ganja) serta akil mochtar atas keterlibatanya
dengan ganja , yang mana akhirnya kita selaku praktisi hukum dapat ikut andil dalam proses
tersebut.

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Narkotika dan Psikotropika
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini,
baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu. Narkotika menurut UU No 35 tahun 2009 . Narkotika
adalah zat atau obat yangberasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapatmenyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran undang-
undang.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintesis bukan narkotika yang bersifat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan.

B. Jenis Narkotika Menurut Hukum Nasional Indonesia


Dalam perkembangan kehidupan yang semakin kompleks hukumpun harus senantiasa bisa
dan berubah untuk bisa mengakomodir dan melindungi hak dan kewajiban setiap masyarakat. Hal
itupun yang melatarbelakangi munculnya Undang-undang tahun No.35 Tahun 2009 tentang
narkotika, UU No.35 th 2009 adalah hasil revisi dari UU No.22 Tahun 1997.
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai jenis dari narkotika dalam hukum nasional
indonesia, terlebih dahulu kita melihat dan menelaah pengertian narkotika yang tertuang dalam UU
No 35 Tahun 2009 tentnag narkotika. Narkotika dalam UU no 35 th 2009
adalah zat atau obat yang berasaldari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapatmenyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan- golongan, hampir sama yang dijelaskan dalam
pengertian diatas. Dimana dalam hukum nasional diatur beberapa hal seperti yang dicantumkan
dalam pengertian mengenai golongan, pemakaian, produksi, peredaran, ekspor, impor, izin,
penyalahgunaan, rehabilitasi , dll.
Jenis narkoba yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika dibagi kedalam tiga golongan yang terdiri dari beberapa jenis, berikut penjelasannya :
1. Golongan I Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
Tidak digunakan dalam terapi Potensi ketergantungan sangat tinggi Contoh : Heroin
(putauw), kokain, ganja, TanamanPapaver Somniferum, Opium mentah,
Opium masak, Tanaman koka, Daunkoka, Kokain mentah, Kokaina, Tanaman
ganja, Tetrahydrocannabinol, Delta 9 tetrahydrocannabinol dll. Itu hanya sebagian besar
contoh dan contoh tersebut yang paling banyak kasusnya. Dalam UU narkotika
golongan I dibagi kedalam 65 jenis.
2. Golongan II, dalam golongan ini narkotika terbagi dalam 86 jenis. Narkoba golongan ini
Untuk pengobatan pilihan terakhir Untuk pengembangan ilmu pengetahuan Potensi
ketergantungan sangat tinggi Contoh : fentanil, petidin, morfin, sabu, ekstasi.
3. Golongan III Digunakan dalam terapi Potensi ketergantungan ringan Contoh : kodein,
difenoksilat. Dalam golongan ini dibagi kedalam 14 jenis.
Penggolongan narkotika tersebut berbanding lurus dengan penjatuhan hukuman kepada para
pelaku penyalahgunaan narkotika. Dalam UU No 35 Tahun 2009 diatur jenis hukuman kepada para

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


pelaku tindak pidana yang berbeda tergantung kepada Golongan narkotika yang sebgaimana telah
dicantumkan dalam lampiran UU tersebut.
Ketentuan pidana untuk narkotika golongan I dalam pasal 111 ayat 1
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menanam, memelihara,memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I dalambentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun danpaling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliarrupiah). Pasal 112 ayat 1
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukantanaman, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapanratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Untuk narkotika golngan II Pasal 117 ayat 1 “ Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
NarkotikaGolongan II, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun danpaling
lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp600.000.000,00 (enam
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”. Pasal 118 ayat 1
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi,
mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
Narkotika Golongan II, dipidana denganpidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahundan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) danpaling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah)”.
Untuk narkotika golongan III pasal 122 “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
NarkotikaGolongan III, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 123 ayat 3 “Setiap orang yang tanpa
hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
Narkotika Golongan III, dipidana denganpidana penjara paling singkat
3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun danpidana denda
paling sedikit Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan palingbanyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.

C. Ganja
Ganja yang dalam bahasa Latin dinamakan cannabis, mempunyai beberapa bentuk daun
seperti tembakau yang berwarna hijau, ada yang berjari lima, tujuh, atau sembilan buah daun dalam
setiap batang daunnya. Ganja memiliki banyak istilah di kalangan para pemakai atau junkies seperti
cimeng, rasta, ulah, gelek, buda stik, pepen, hawai, marijuana, dope, weed, hemp, hash (hasish),
pot, joint, sinsemilla, grass, dan ratusan nama jalanan lain yang tersebar di seluruh dunia untuk
penamaan ganja. Sama seperti istilahnya, ganja juga banyak tersebar di berbagai belahan negara
lain, utamanya di negara – negara yang beriklim tropis dan sub tropis seperti misalnya di Indonesia,
India, Nepal, Thailand, Laos, Kamboja, Kolombia, Jamaika, Rusia bagian Selatan, Korea, dan
Amerika Serikat.
Pada penelitian terakhir tentang ganja, ditemukan ada 3 (tiga) jenis tanaman ganja yaitu :
Cannabis Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Ruderalis. Ketiga jenis tanaman ganja itu
semuanya memiliki kandungan THC (Tetra Hydro Cannabinol) yang berbeda – beda tingkat
kadarnya untuk setiap jenisnya. Jenis Cannabis Indica mengandung THC paling banyak, disusul
jenis Cannabis Sativa, dan jenis Cannabis Ruderalis mengandung THC paling sedikit. THC sendiri
MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)
adalah zat psikoaktif yang berefek halusinasi dan ini terdapat dalam keseluruhan pada bagian
tanaman ganja, baik daunnya, rantingnya, ataupun bijinya. Karena kandungan THC inilah, maka
setiap orang yang menyalahgunakan ganja akan terkena efek psikoaktif yang sangat
membahayakan.
Seiring dengan perkembangannya ganjapun memiliki efek negatif dan positif. Efek negatif
secara umum adalah pengguna akan menjadi malas, otak lamban dalam berfikir, pusing, depresi,
halusinasi, timbulnya rasa kuatir (ansienitas) selama 10 – 30 menit, timbulnya perasaan tertekan dan
takut mati, gelisah, bersikap hiperaktif (aktifitas motorik mengalami peningkatan secara
berlebihan), jantung berdebar (denyut jantung menjadi bertambah cepat 50% dari sebelumnya), bola
mata memerah (disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler pada bola mata), mulut kering
(karena kandungan THC mengganggu sistem syaraf otonom yang mengendalikan kelenjar air liur).
Efek positif ganja diantranya yaitu :
1. Mengurangirasa sakit pada penderita kanker.
2. Sebagai obat bagi pasien epilepsi.
3. Biji ganja mengandung nutrisi yang sangat tinggi.
4. Tanaman ganja dapat membuat tanah subur kembali.
Menurut Undang-undang No 35 Tahun 2009, ganja atau cannabis ini dimasukan kedalam
narkotika golongan I, itu artinya ganja adalah jenis narkotika dengan kadar tertinggi dan tingkat
paling bahaya dalam penyalahgunaannya. Karena ganja dimsukan kedalam kategori narkotika
golongan I maka berikut adalah beberapa ketentuan ketentuan pidananya :
Pasal 111
1. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menanam,memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
NarkotikaGolongan I dalam bentuk tanaman, dipidana
dengan pidana penjara palingsingkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana dendapaling sedikit Rp800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
2. Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan,menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I dalam bentuk tanamansebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana dengan
pidana penjara seumurhidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 113
1. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
2. Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika
Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi
5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 114
1. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjaraseumur
hidup atau pidana penjara paling

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
2. Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima NarkotikaGolongan I sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk
tanamanberatnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon
ataudalam bentuk bukan tanaman
beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidanadengan pidana
mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat
6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidanadenda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3(sepertiga).

D. Kasus Corby (ratu ganja australia) dan Akil Mochtar (pemain konstitusi)
Schapelle Leigh Corby (lahir 10 Juli 1977; umur 36 tahun) adalah seorang mantan pelajar
sekolah kecantikan dari Brisbane, Australia yang ditangkap membawa obat terlarang di dalam
tasnya di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Indonesia pada 8 Oktober 2004. Dalam tas Corby
ditemukan 4,2 kg ganja, yang menurut Corby, bukan miliknya. Dia mengaku tidak mengetahui
adanya ganja dalam tasnya sebelum tas tersebut dibuka oleh petugas bea cukai di Bali, namun
pernyataan ini ditentang oleh petugas bea cukai yang mengatakan bahwa Corby mencoba
menghalangi mereka saat akan memeriksa tasnya.
Pada tanggal 27 Mei 2005 Corby diputuskan harus menjalani hukuman penjara 20 tahun
serta ditambah denda sebesar Rp 100.000.000, karena melanggar pasal 82, ayat 1a, UU nomor 22
tahun 1997 tentang Narkotika. Sidang putusannya disiarkan langsung di dua stasiun televisi di
Australia. Pada 20 Juli 2005, Pengadilan Negeri Denpasar kembali membuka persidangan dalam
tingkat banding dengan menghadirkan beberapa saksi baru. Kemudian pada 12 Oktober 2005,
setelah melalui banding, hukuman Corby dikurangi lima tahun menjadi 15 tahun. Pada 12
Januari2006, melalui putusan kasasi, MA memvonis Corby kembali menjadi 20 tahun penjara,
dengan dasar bahwa narkotika yang diselundupkan Corby tergolong kelas I yang berbahaya.
Dalam kasus corby dan waktu terjadinya ini UU NO 22 Th 1997 tentang narkotika belum
direvisi menjadi UU no 35 Th 2009, namun dari sisi kepemilikan gajna yang terdapat dalam tas
corby kami bisa menganalisis bahwa hukuman yang dijatuhkan kepada corby memperhatikan
beberapa hal seperti, bahwasanya ganja termasuk kedalam narkotika golongan I yang notabene
berbahaya dan hukumannya pun relatif berat, serta ganja yang diwanya pun dalam bentuk tanaman
dan lebih dari 1 kg, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No 35 Tahun 2009 sebagai
berikut :
1. Pasal 111 ayat 1 dan 2
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menanam,memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
NarkotikaGolongan I dalam bentuk tanaman, dipidana
dengan pidana penjara palingsingkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana dendapaling sedikit Rp800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan,menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I dalam bentuk tanamansebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana dengan
pidana penjara seumurhidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
2. Pasal 115 ayat 1 dan 2
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim,mengangkut,
atau mentransito Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidanapenjara paling singkat
MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)
4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun danpidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) danpaling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito
Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuktanaman beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang
pohon beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidanapenjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Belakangan ini wajah hukum indonesia kembali tercoreng, kewibawaan hukumpun kembali
ternonodai, hukum indonesia tak henti-hentinya ditelanjangi oleh para perilaku para penegak
hukumnya, hal ini kini terjadi dalam lembaga tertinggi bangsa ini yaitu Mahkamah Konstitusi, Prof.
Dr. Akil Mochtar S.H, M.H adalah seorang ketua MK yang melakukan hal itu. Akil selain
menerima suap atas beberapa kasus pemilu yang ditangani MK, singakt cerita dalam proses
pengembangan kasus suap yang menderanya ketika ruang kantornya digeledah oleh KPK
ditemukan ganja/ marijuana dan metafetamineatau sabu dalam laci mejanya. Hal itu pun sontak
menjadi pembicaraan khalayak ramai yang semakin menjatuhkan kredibilitas dari Mahkamah
konstistusi.
Untuk 3 linting yang diduga ganja dan satu yang sudah dipakai itu positif ganja
atau narkoba golongan satu jenis ganja Sesuai UU 35 Narkotika Tahun 2009 dilarang
penggunaanya di Indonesia, lalu dua pil berwarna Hijau dan Ungu positif kandung methapetamine
sesuai UU tahun 2009 juga dilarang di Indonesia. Sejalan perkembngannya dengan hasil tes urine
akil negatif menggunakan narkoba jenis tersebut, namun setelah dilakukan tes DNA zat yang
terkandung dalam DNA cocok atau sama percis dengan kandungan ganja. Sampai saat ini proses
masih terus bejalan dimana BNN terus berkoordinasi dengan KPK.
Jika dari penjelasan mengenai akil diatas dan pernyataan juru bicara BNN, Komisaris Besar
Sumirat Dwiyanto, ketika kasus penemuan ganja di ruang kerjanya ketua mahkamah konstitusi itu
yang berpendapat “ Hukuman bagi penggguna narkotika 4 tahun adalah rehabilitasi, itupun
menunggu perkembangan dan masih melakukan langkah lebih lanjut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan “ kata sumirat. kami dapat menganalisis hal apa yang akan dijatuhkan kepada
akil atas dasar kepemilikan dan penggunaan narkoba golongan I, mungkin untuk proses kedepannya
menurut kami akil akan di rehabilitsi atas dasar pasal-pasal berikut :
1. Pasal 54 “Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”.
2. Pasal 55 ayat 1, dan 2 : “(1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yangbelum
cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
yangditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan
melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”,
“(2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib
melaporkan diri atau dilaporkan olehkeluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang
ditunjuk oleh Pemerintah untukmendapatkan pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”.
3. Pasal 103 ayat 1 dan 2
(1) Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat:
a) memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebutterbukti
bersalah melakukan tindak pidana Narkotika; atau

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


b) menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut tidak
terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika.
(2) Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi Pecandu Narkotikasebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diperhitungkan sebagai masa menjalanihukuman.

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


BAB III
PENUTUP
E. Simpulan
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baiksintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapatmenimbulkan
ketergantungan, Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintesis bukan narkotika yang
bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf .
2. Jenis narkoba yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
dibagi kedalam tiga golongan yang terdiri dari beberapa jenis :
1. Golongan I Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
Tidak digunakan dalam terapi Potensi ketergantungan sangat tinggi Contoh : Heroin
(putauw), kokain, ganja, dsb.
2. Golongan II Untuk pengobatan pilihan terakhir Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan Potensi ketergantungan sangat tinggi Contoh : ekstasi, sabu, dsb.
3. Golongan III Digunakan dalam terapi Potensi ketergantungan ringan Contoh :
kodein, difenoksilat, dsb.
3. Ganja yang dalam bahasa Latin dinamakan cannabis, ganja dalam undang-udang no 35 th 2009
tentang narkotika diklasifikasikan kedalam narkotika golongan I, jenis narkotika berbahaya, seperti
dalam lampiran UU tersebut. Salah satu landasan hukum mengenai penyalahgunaan ganja sepertis
pada pasal 111 ayat 1 dan 2.
4. Schapelle Leigh Corby adalah warga negara australia yang membawa ganja 4,2 kg dalam tasnya
dan dalam proses hukumnya corby dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Sesuai dengan karena
melanggar pasal 82, ayat 1a, UU nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, yang sekarang UU no 35
th 2009 pasal 111 ayat 1 dan 2. Prof. Dr. Akil Mochtar S.H, M.H adalah ketua MK yang terjerat
kasus suap dan dalam perkembangannya terjerat pula kasus narkotika atas ditemukannya tiga
linting ganja dan dua pil ekstasi. Walaupun belum ada putusan mengenai akil dan ganja kami bisa
memberikan analisis bahwa mungkin sang pemain konstitusi ini akan menjalani hukuman
rehabilitasi, sesuai dengan pasal 53, 54, dan 103 ayat 1 dan 2 Undang-undang No 35 Tahun 2009.

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)


DAFTAR PUSTAKA

Drs. C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
1989.
R. Soenarto Soerodibroto, S.H. KUHP DAN KUHAP, Jakarta, Rajawali Pers. 1994.
Kepaniteraan dan Sekretaris Jendral Mahkamah Konstitusi RI , Undang-undang dasar 1945. 2013.
Http.//W.W.W. Kompas. Com

MAKALAH HUKUM PIDANA I UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Ganja/Cannabis)

Anda mungkin juga menyukai