TINJAUAN PUSTAKA
a. Mempengaruhi kesadaran
perilaku manusia.
1) Penenang
6
Ycna Weebly, Tindak-Pidana Narkotika Dalam Hukum Positif Indonesia, Gerbang Article,
vol 12, No. 12, 2021, Hlm 45
7
Ratna WP. 2017. Aspek Pidana Penyalahgunaan Narkotka. Yogyakarta:Legality. Hlm. 10
19
2) Perangsang (bukan rangsangan Sex)
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
Seseorang menjadi kaku seperti patung atau tidur bila orang ini
bahasa Yunani disebut Narkotika. Selain itu ada yang mengatakan lain
bahan yang menyebabkan keadaan yang kaku seperti patung atau tidur,
8
Moh. Taufik Makarao & Drs Suhasril, 2020, Tindak Pidana Narkotika, Bandung, Ghalia indonesia,
Hlm.16-17
9
Moh. Taufik Makarao & Drs Suhasril, 2020, Tindak Pidana Narkotika, Bandung, Ghalia indonesia,
Hlm.35-37
20
Menurut Prof. Sudarto SH, dalam bukunya kapita selekta hokum
Definisi lain dari Bio Bea dan Cukai Amerika Serikat dalam
yakni morp, heroin, codein, hasisch, coca, dan juga termasuk narkotika
jo. No. 536 telah diubah dan ditambah, yang dikenal sebagai Undang-
fisik dan mental lainya apabila dipakai secara terus-menerus dan liar
21
dengan akibat antara lain terjadinya ketergantungan pada bahan-bahan
tersebut. 10
nyeri yang berasal dari daerah visceral dan dapat menimbulkan efek
narkotika. Ada yang menyatakan bahwa narkotika itu adalah obat bius,
10
Moh. Taufik Makarao & Drs Suhasril, 2020, Tindak Pidana Narkotika, Bandung, Ghalia Indonesia,
Hlm.18-19
22
a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat
mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika ini,
23
c. Sebagai produsen dikenakan ketentuan pidana berdasarkan Pasal
Narkotika.
11
Sumarno Ma’asum, 1987, Penanggulangan Bahaya Narkotika Dan Ketergantungan Obat,
Jakarta, CV. Mas Agung, Hlm 18
24
Dalam Lembaga Rehabilitasi (“Peraturan BNN 11/2014”) yang
lembaga rehabilitasi.
25
sistem penegakan hukum perdata, sistem penegakan hukum pidana dan
hukum perdata, sistem sanksi hukum pidana dan sistem sanksi hukum
12
Gatot Supramono, 2009, Hukum Narkotika Indonesia, Jakarta , Djambatan Indonesia, Hlm.
50
26
penggunaan Narkotika dan jera karena adanya sanksi pidana.
Perbedaan dari sanksi pidana dan sanksi tindakan itu sendiri yakni13:
perbuatan tersebut
kepada si pembuat
27
orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,
Pasal 113
Pasal 114.
Pasal 115.
Pasal 117.
28
h. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa,
Pasal 20.
j. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I, II, dan III bagi diri
sendiri Pasal 127; Orang tua atau wali dari pecandu yang belum
29
n. Setiap orang yang menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu,
134.
hasil pilihan yang kurang tepat atau sudah tidak sesuai lagi dengan
sanksi pidana yang tersedia bagi Hakim dan Jaksa di lain pihak,
cukup sulit14.
14
Badan Narkotika Nasional Indonesia. 2017, Undang-undang Narkotika, Bandung. Hlm. 38-
48
30
B. Disparitas
1. Pengertian Disparitas
terpidana dalam kasus yang sama atau kasus yang hampir sama tingkat
dasar yang dapat dibenarkan karena alasan yang tidak jelas. Disparitas
31
perkara dengan perkara yang lain. Kebebasan diberikan kepada Hakim
yaitu:
yang sama.
oleh Majelis Hakim yang berbeda untuk tindak pidana yang sama.
Disparitas tidak hanya terjadi pada tindak pidana yang sama, tetapi juga
pada tingkat keseriusan dari suatu tindak pidana, dan juga dari putusan
Hakim, baik satu Majelis Hakim maupun oleh Majelis Hakim yang
16
Mulady & Barda Nawawi Arief. 1998. Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana. Bandung. Sinar
grafis, hlm 48-49
32
tumbuhnya disparitas ini menimbulkan inkonsistensi di lingkungan
peradilan.17
“yustisable”.18
17
Harkristuti Harkrisnowo, 2003 “Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan Terhadap
Proses Legislai Dan Pemidanaan Di Indonesia” Dalam Majalah KHN Newsletter, Jakarta,
KHN, hlm 34-36)
18
Ibid.
33
Dari 8 (delapan) putusan tersebut telah terjadi disparitas putusan
PK.
34
terhadap asas Proporsinalitas antara kepentingan masyarakat,
C. Penegakan Hukum
semua peristiwa yang terjadi dan diduga sebagai tindak pidana itu
35
sabu-sabu yang disimpan dikantong celana belakang sebelah kanan
penangkapan saksi Akbar dan saksi Erwin Saputra, lalu saksi Syaiful
Polresta Samarinda
yang tidak jelas maka saksi bersama Tim BNN Kota Palopo telah
36
“Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini”.19
Berdasarkan Pasal 5 ayat 1 huruf (a) dan (b) KUHAP tentang tugas
19
R. Soenarto Soerodibrooto. 2018, KUHAP dan KUHP, Jakarta, Sinar Grafika, Hlm. 199
37
awal dari rangkaian proses penyelesaian perkara pidana yang artinya
terdakwa Namir alias H. Amir bin Palalang yang bermula dari “saksi
Pasal 1 angka 2
“Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangka”20
20
Ibid
38
Pasal 1 angka 1
“penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia atau
pejabat pegawai negeri spil tertentu yang diberikan wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melekukan penyidikan”
3. Penuntutan
“asas tersebut Jaksa Agung dan tidak kepada setiap jaksa selaku
berikut:
21
R. Soenarto Soerodibrooto. 2018, KUHAP dan KUHP, Jakarta, Sinar Grafika, Hlm. 200
39
harus menjalankan hukuman. Asas ini adalah suatu perwujudan
secara hukum.
teori dan praktek. Salah satu usaha untuk mencapai kepastian hukum
hukum.22
cari yaitu terdakwa terbukti tampak hak dan melangar hukum pasal 114
40
dicantumkan dalam Pasal 24 terutama dalam penjelasan pasal 24 ayat 1
Indonesia.23
a. Judex Facti
judex yang berarti hakim dan factie yang berarti fakta. Maka yang di
b. Judex Juris
23
R. Soenarto Soerodibrooto. 2018, KUHAP dan KUHP, Jakarta, Sinar Grafika, Hlm.94
41
mahkamah agung hanya memeriksa mengenai penerapan hukum
D. Putusan Pengadilan
bebas, atau lepas dari segala tuntutan hukum sebagaimana yang disebut
(KUHAP).
pada PN, 3 tahun 6 bulan pada PT, 10 tahun pada MA dan 10 tahun
dalam sidang terbuka untuk umum dan dibuat secara tertulis untuk
42
Hal ini juga sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 195 KUHAP
tersebut berupa:
a. Putusan Sela
b. Putusan Akhir
1) Pemidanaan.
43
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka
bebas”.25
Recht Vervolging).
KUHAP)”26
44
Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 143 Ayat (3) KUHAP
KUHAP.28
27
Ibid, Hlm. 254.
28
Ibid, Hlm. 254.
45
daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, di
yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu dari
beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut pautnya
tersebut”.29
gugur.
hukum yang tetap). Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 156 Ayat (1)
29
R. Soenarto Soerodibrooto. 2018, KUHAP dan KUHP, Jakarta, Sinar Grafika, Hlm. 232-233
46
atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
kembali dalam hal serta menurut cara yang di atur dalam undang-undang
ini31. Upaya hukum dalam perkara pidana dibagi atas dua yaitu:
diminta oleh salah satu atau kedua belah pihak yang berperkara
30
R. Soenarto Soerodibrooto. 2018, KUHAP dan KUHP, Jakarta, Sinar Grafika, Hlm.260
31
Ibid, Hlm 200
32
Ibid, Hlm. 226
47
b. Upaya Hukum Kasasi
putusan bebas”33
mahkamah agung.34
33
Ibid, Hlm. 295
34
Ibid, Hlm. 303
48
Hukum dan atau oleh Jaksa Penuntut Umum sampai Pada Upaya Hukum
49