Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“NARKOBA DILIHAT DARI SISI PIDANA”

Dosen : Dr. Krismiyarsi, S.H.Mhum

Disusun Oleh :
MOHAMAD MIFTAH VERDINAND SYAH
211003742018654

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2022
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya

lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara

oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau

perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik

dan psikologis.

Menurut UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika  pasal 1 ayat 1 dijelaskan

pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana

terlampir dalam Undang-Undang ini.

Narkoba sudah merambah kemana-mana dan sudah masuk ke berbagai kalangan,

mulai dari kalangan artis, anak-anak sekolah, ibu-ibu rumah tangga, dan tidak terkecuali

anggota pejabat publik. Maraknya penyalahgunaan Narkoba yang terjadi dalam masyarakat

Indonesia telah mendorong pemerintah untuk merevisi peraturan perundangan mengenai

Narkotika, dimana pada tanggal 12 Oktober 2009 telah diundangkan UU No. 35 Tahun 2009

tentang Narkotika.

Subyek hukum yang dapat dipidana kasus penyalahgunaan narkotika adalah orang

perorangan (individu) dan korporasi (badan hukum). Sedangkan, jenis pidana yang dapat

dijatuhkan kepada pelaku delik penyalahgunaan narkotika adalah pidana penjara, pidana

seumur hidup, sampai pidana mati, yang secara kumulatif ditambah dengan pidana denda.
Tindak pidana narkotika dalam sistem hukum Indonesia dikualifikasi sebagai kejahatan. Hal

ini karena tindak pidana narkotika dipandang sebagai bentuk kejahatan yang menimbulkan

akibat serius bagi masa depan bangsa ini, merusak kehidupan dan masa depan terutama

generasi muda serta pada gilirannya kemudian dapat mengancam eksistenti bangsa dan

negara ini.

A. Jenis-jenis Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)

Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan dampak

yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya

dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan.

1. Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika

dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.

2. Narkotika Golongan 2

Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai

dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya

seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan

ketergantungan.

3. Narkotika Golongan 3
Narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan dan banyak

dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi. Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada

beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan secara alami namun ada juga yang dibuat

melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika tersebut

di antaranya adalah:

a. Narkotika Jenis Sintetis

Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini sering

dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari narkotika yang

bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.

b. Narkotika Jenis Semi Sintetis

Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian

diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin,

Heroin, Kodein, dan lain-lain.

c. Narkotika Jenis Alami

Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan langsung bisa

digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang masih kuat, zat tersebut

tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa

menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya

adalah kematian.

B. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

berbahaya lainnya) adalah kejahatan Internasional dan ektra ordinary crime. Pada zaman era

globalisasi saat ini masyarakat turut berkembang secara dinamis, yang diikuti proses

penyesuaian diri yang terkadang terjadi secara tidak merata, dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi paling mutakhir dan canggih dalam bidang telekomunikasi dan

transportasi, sehingga (akan) memudahkan akses berbagai macam termasuk didalamnya

tentang alur masuk dan keluar (transaksi) narkoba.

Subyek hukum yang dapat dipidana kasus penyalahgunaan narkotika adalah orang

perorangan (individu) dan korporasi (badan hukum). Sedangkan, jenis pidana yang dapat

dijatuhkan kepada pelaku delik penyalahgunaan narkotika adalah pidana penjara, pidana

seumur hidup, sampai pidana mati, yang secara kumulatif ditambah dengan pidana denda.

Tindak pidana narkotika dalam sistem hukum Indonesia dikualifikasi sebagai kejahatan.

Dalam Undang Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan pelaku pidana

narkotika menjadi 2 yaitu :

1. Pengedar narkotika. meliputi : orang yang secara melawan hukum memproduksi

narkotika; menjual narkotika; mengimpor atau mengekspor narkotika, melakukan

pengangkutan (kurir) dan melakukan peredaran gelap narkotika.

2. Pengguna narkotika, dibedakan menjadi 2 yaitu pecandu narkotika dan penyalah guna

narkotika. Pecandu narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika dan memiliki

ketergantungan terhadap narkotika baik secara fisik maupun psikis. Sedangkan penyalah

guna narkotika adalah orang secara melawan hukum, aktif menggunakan narkotika.

C. Sanksi Bagi Pengedar Narkoba


Sanksi yang diberikan kepada penyalahguna dan pengedar narkoba tentunya berbeda

dengan penyalahguna narkoba. Hal tersebut tertera dalam Pasal 111 sampai dengan 126 UU

Narkotika: 

1. Sanksi bagi pengedar narkoba golongan I tertera dalam Pasal 111 sampai dengan 116

UU Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 4 (empat) tahun dan maksimal

pidana mati, serta denda paling sedikit Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan

paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah).

2. Sanksi bagi pengedar narkoba golongan II tertera dalam Pasal 117 sampai dengan 121

UU Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 4 (empat) tahun dan maksimal

pidana mati, serta denda paling sedikit Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan

paling banyak Rp8.000.000.000 (delapan miliar rupiah).

3. Sanksi bagi pengedar narkoba golongan III tertera dalam Pasal 122 sampai dengan

126 UU Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 2 (dua) tahun penjara dan

maksimal 12 (dua belas) tahun penjara, serta denda paling sedikit Rp400.000.000

(empat ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah)

Anda mungkin juga menyukai