Anda di halaman 1dari 6

1.

PENDAHULUAN
A. Pengertian Narkoba
1. Narkoba Menurut Hukum Positif Indonesia
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan
adiktif. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak
hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional),
jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain
yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah NAPZA yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah NAPZA biasanya lebih banyak
dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga
jenis zat yang sama. Secara etimologi narkoba berasala dari bahasa
inggiris yaitu narcotics ynag berarti obat bius, yang artinya sama dengan
narcosis dalam bahasa Yunani yang berarti menidurkan atau membiuskan.
Sedangkan dalam kamus inggiris indonesia narkoba berarti bahan-bahan
pembius, obat bius atau penenang1.
Secara terminologis narkoba adalah obat yang dapat menenangkan
syaraf, menghiangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau
merangsang2. Wiliam Benton sebgaiaman dikutip oleh Mardani
menjelaskan dalam bukunya narokoba adalah istilah umum untuk semua
jenis zat yang melemahkan atau membius atau megurangi rasa sakit3.
Soedjono dalam patologi sosial merumuskan defenisi narkotika sebagai
bahan-bahan yang terutama mempunyai efek kerja pembiusan atau dapat
menurunkan kesadaran4.
Sementara Smith Kline dan French Clinical memberi defenisi
narkotika sebagai zat-zat yang dapaat mengakibatkan ketidaksadaran atau
pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan
pusat saraf. Dalam defenisi narkotika ini sudah termasuk jenis candu
seperti morpin, cocain, dan heroin atau zat-zat yang dibuat dari candu

1
Hasan Sadly, Kamus Inggiris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 390
2
Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: balai Pustaka, 1988), h. 609.
3
William Banton, Ensiklopedia Bronitica, USA 1970, volume 16, h. 23. Lihat juga: Mardani, Penyalahgunaan
narkoba: dalam Perspektif Hukum Islam dan Pidan nasiona (Jakarta: Rajawali press, 2008), h. 78.
4
Soedjono, ptologi Sosial, (Bandung: Alumni Bandung 1997), h. 78.
seperti (meripidin dan methodan)5. Sedangkan Korp Reserce Narkoba
mengatakan bahwa narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan
perubahan perasaan, susunan pengamatan atau penglihatan karena zat
tersebut mempengaruhi susunan saraf 6. Selanjutnya dalam UU No 35
tahun 2009 tentang narkotika pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilngnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang
dibedakan dalam golongan-golongan7. Lebih lanjut dalam Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang narkotika dijelaskan ada tiga jenis
golongan narkotika, yaitu:
a. Narkotika Golongan I adalah narkotika hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Koka, Opium,
Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ecstasy, dan lebih dari 65
macam jenis lainnya.
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon dan
lain-lain.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif ringan, tetapi bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan
dan penelitian. Golongan 3 narkotika ini banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Codein, Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina,

5
Smith kline dan French Clinical , A Manual For Law Enforcemen Officer drugs Abuse (Pensilvania:
Philladelphia, 1969), h. 91.
6
Korp Reserce Polri Direktorat Reserce Narkoba dalam makalah 2000. Peranan Generasi Muda dalam
Pemberantasan narkoba (Jakarta: 2000), h. 2.
7
Undang-Undang No 35 tahun 2009 Tentang Narkotika.
Polkodina, Propiram, dan ada 13 (tiga belas) macam termasuk
beberapa campuran lainnya. Untuk informasi lebih mendalam
tentang jenis narkotika dalam ketiga golongan tersebut dapat dilihat
di lampiran undang-undang narkotika nomor 35 tahun 2009.

Dari beberapa pengertina di atas dapat penulis simpulkan bahwa


narotika adalah obat atau zat yang dapat menenangkan syaraf,
mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan, menghilangkan rasa
sakit dan nyeri, menimbuka rasa mengantuk atau merangsang, dapat
menimbulkan efek stufor serta dapat menimbulkan adiksi atau
kecanduan dan ditetapkan oleh menteri kesehatan sebagai narkotika.

2. PERMASALAHAN
Penggunaan narkoba merupan suatu perbuatan yang tidak dibenarkan didalam
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan dalam kehidupan
bermasyarakat yang berlaku aturan serta norma yang dipatu oleh setiap warga
negara Indonesia tanpa terkecuali. Pasal 112 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika menyebutkan bahwa Dalam hal perbuatan memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan
tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)
gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah
1/3 (sepertiga). Yang menjadi pertanyaan apakah setiap orang yang
mempunyai narkoba dapat dikatakan melanggar Pasal 112 ayat (1) UU
Narkoba?

3. URAIAN FAKTA

Jakarta - Pasangan sejoli berinisial SAM (55) dan MJ (27), diringkus kepolisian
di sebuah kontrakan di Jalan KH Royani II Blok Tiong, RT 02 RW 01, Karet
Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu malam. Pasangan sejoli itu diringkus
polisi karena mengedarkan narkoba. Kasatnarkoba Polres Metro Jakarta Barat
AKBP Erick Frendriz mengatakan, kedua pengedar narkoba itu diamankan usai
berhubungan intim di kontrakannya. Dari tangannya kita mengamankan sepaket
sabu seberat 40 gram, 135 butir inex berlogo alien dan casper, serta sepaket
ganja," ujar Erick, di Jakarta, Sabtu (22/9/2018). Penangkapan itu berdasarkan
informasi warga bahwa di kawasan Slipi terjadi transaksi jual beli narkoba.
"Setelah mengobservasi menyeluruh, kami menangkap SAM di Setia Budi. Ia dan
pacarnya (MJ) tak berkutik saat kami menggrebek di kosannya," ungkap Erick.
Penangkapan dua pengecer narkoba ini merupakan bagian dari Operasi Nila Jaya
2018 yang digelar kepolisian, untuk memburu pengedar dan pengedar narkoba.
Kepolisian kini tengah mengembangkan kasus ini, karena inex yang dijual SAM
merupakan inex keras yang mengandung amphetamine. "Penggunanya bisa
overdosis, karena bahannya begitu keras," ujar Erick. Hasil penyidikan
sementara, SAM mengaku sabu dan inex itu didapat dari seorang bandar di
kawasan Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat. Bandar itupun kini tengah
diburu polisi. "Yang pasti SAM ini pemain lama, kami masih mengintograsi
pelaku," pungkas Erick8.

4. ANALISA HUKUM
A. Pasal yang bersangkutan
Pasal 112 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
menyebutkan bahwa Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).

B. Perumusan tindak pidana

Pasal 112 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tetang Narkotika
ini merumuskan unsur-unsurnya, serta menyebutkan kualifikasinya.

8
https://www.liputan6.com/news/read/3650171/dua-sejoli-diringkus-di-setiabudi-karena-mengedarkan-narkoba
diakses pada tanggal 11 Desember 2018, pukul 22.57 WIB
C. Penguraian Unsur-Unsur Pasal
Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I
1. Unsur:
 Memiliki menyimpan, menguasai dan menyediakan
pemegang barang yang memiliki, menyimpan, menguasai atau
bertindak sebagai pemilik “penguasaan” tersebut harus dikaitkan
dengan (hak) kepemilikan, artinya penguasaan seolah-olah ia sebagai
pemilik, sehingga jika kepemilikan belum pernah beralih, tidak
menjadikan perbuatan sudah terjadi.
 Narkotika Golongan I
Yaitu Jenis jenis narkotika golongan 1 yang sudah diatur dalam UU
NO 35 TAHUN 2009.

2. Dalam Kasus
Pasangan sejoli itu diringkus polisi karena mengedarkan narkoba.
Kasatnarkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz
mengatakan, kedua pengedar narkoba itu diamankan usai berhubungan
intim di kontrakannya. Dari tangannya kita mengamankan sepaket sabu
seberat 40 gram, 135 butir inex berlogo alien dan casper, serta sepaket
ganja.

melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditambah 1/3 (sepertiga).

1. Unsur:
 melebihi 5 (lima) gram
pemegang barang (narkoba) yang memiliki, menyimpan, menguasai
atau bertindak sebagai pemilik yang memiliki narkoba melebihi 5
(lima) gram.
2. Dalam Kasus
Dari tangannya kita mengamankan sepaket sabu seberat 40 gram, 135
butir inex berlogo alien dan casper, serta sepaket ganja.
pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
(sepertiga).

1. Unsur:
 dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Merupakan sanksi pidana serta denda yang akan diberikan kepada
pelaku yang melanggar.
2. Dalam Kasus
 Dalam hal ini pelaku memiliki sepaket sabu seberat 40 gram, 135 butir
inex berlogo alien dan casper, serta sepaket ganja. Sehingga pelaku
dapat dikenai dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).

5. KESIMPULAN

SAM (55) dan MJ (27), diringkus kepolisian di sebuah kontrakan di Jalan KH


Royani II Blok Tiong, RT 02 RW 01, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan
diringkus polisi karena mengedarkan narkoba. Dari tangannya pelaku diamankan
berupa sepaket sabu seberat 40 gram, 135 butir inex berlogo alien dan casper,
serta sepaket ganja. Sehingga telah memenuhi unsur Pasal 112 ayat (2) UU
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika menyebutkan bahwa Dalam hal
perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya
melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3 (sepertiga). Sehingga dapat dikatakan bahwa pelaku melanggar
Pasal 112 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Anda mungkin juga menyukai