PENDAHULUAN
1
sebagian produk dapat diproduksi di Indonesia, sehingga biaya produksi
akan lebih ekonomis yang selanjutnya mengakibatkan harga sebagian
produk lebih bersaing dan lebih dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.
Bahwa pemegang saham PT GARAY PAATH INDONESIA adalah:
a. GARAY PAATH, INC, sebanyak 90% saham; dan
b. PT. FAHRIZAL YUDATHAMA (yang merupakan perusahaan afiliasi
dari GARAY PAATH, INC.) sebanyak 10% saham.
Bahwa setelah PT GARAY PAATH INDONESIA mulai beroperasi, PT
SATRIA PARAMARTA yang biasanya mengimpor produk langsung dari
GARAY PAATH, INC. sejak tahun 2011 selanjutnya menjadi membeli
produk dari PT. GARAY PAATH INDONESIA dan hal ini terus berlanjut
hingga tahun 2013.
Bahwa sepanjang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, PT. SATRIA
PARAMARTHA tidak pernah lagi memesan produk-produk dari GARAY
PAATH. INC.
Bahwa awal tahun 2013, PT. GARAY PAATH INDONESIA mulai
mengurangi wilayah distribusi produk ke PT. SATRIA PARAMARTHA.
PT. GARAY PAATH INDONESIA mempersempit cakupan wilayah
distribusi dari PT. SATRIA PARAMARTHA menjadi hanya Jakarta
Selatan, Yogyakarta, dan Bali saja.
Bahwa awal tahun 2013, PT SATRIA PARAMARTHA diminta oleh
PT. GARAY PAATH INDONESIA menjadi distributor di bawah
multi distributor, tidak hanya itu saja.
Bahwa akhir tahun 2013, PT. GARAY PAATH INDONESIA
mengirimkan pemberitahuan kepada beberapa pelanggan untuk langsung
mendaftarkan produk atas nama PT. GARAY PAATH INDONESIA
agar PT. GARAY PAATH INDONESIA dapat mengirimkan barang
langsung kepada pelanggan dan tidak lagi melalui PT. SATRIA
PARAMARTHA.
Sehingga pendapatan signifikan dialihkan dan dikelola secara langsung
oleh PT. GARAY PAATH INDONESIA dan PT. SATRIA
2
PARAMARTHA secara otomatis akan kehilangan pelanggan dan
pendapatannya yang signifikan seharusnya bisa didapatkan sesuai dengan
perjanjian tsb.
Bahwa PT. SATRIA PARAMARTHA telah mengirimkan somasi pertama
yaitu pada tanggal 28 Januari 2014 namun tidak ada tanggapan yang nyata
dari PT. GARAY PAATH INDONESIA.
Bahwa PT. SATRIA PARAMARTHA telah mengirimkan somasi kedua
yaitu pada tanggal 11 April 2014 namun tidak ada tanggapan yang nyata
dari PT. GARAY PAATH INDONESIA.
Bahwa hingga pada akhirnya PT. SATRIA PARAMARTHA mengirimkan
somasi pertama yaitu pada tanggal 28 July 2014 dan masih tidak ada
tanggapan yang nyata dari PT. GARAY PAATH INDONESIA. Sehingga
14 hari kemudian PT. SATRIA PARAMARTHA pun mengajukan
Gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
3
BAB II
ANALISA HUKUM
4
masa akhir perjanjian Distribusi dalah 14 Februari 2020. Sehingga jelas
hingga saat ini perjanjian tersebut masuk berlaku sebagaimana.
5
No. 101. Yaitu “Perjanjian Distribusi” No. 01/SPD/PT.SP/2000.
Sebagaimana perjanjian itu mengikat para pihak yang membuatnya.
6
perjanjian lisanpun diakui oleh perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Perjanjian lisan menjadi sah apabila hak dan kewajiban
terpenuhi. Mengingat pada tahun 2011-2012 PT. GARAY PAATH
INDONESIA telah rutin mengirimkan supply barang tanpa adanya suatu
keterlambatan.
Bahwa dalam hal ini salah satu pihak boleh tidak memenuhi
prestasinya apabila dalam keadaan terpaksa / force majeur. Namun
kenyataan yang terjadi tidak ada keadaan memaksa / force majeur. Jadi hal
ini membuat kami semakin yakin bahwa kejadian yang dialami oleh Klien
kami PT. SATRIA PARAMARTA merupakan hasil dari wanprestasi yang
7
dilakukan oleh PT. GARAY PAATH INC. yang sekarang ini merupakan
pemilik saham terbesar dari PT. GARAY PAATH INDONESIA.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didasarkan pada uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan jawaban
dari rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Pihak PT. GARAY PAATH INC. tidak melaksanakan tanggung
jawabnya dan telah melakukan wanprestasi.
3.2 Saran
1. Tindakan yang tegas harus diberikan kepada PT. GARAY PAATH
INDONESIA agar tidak semena-mena dalam bertindak dan memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana yang telah disepakatinya.
2. Mendesak Pemerintah untuk lebih aktif lagi, dalam memperhatikan Usaha
Menengah Ke Atas, dan tidak hanya berpihak pada perusahaan-perusahaan
besar saja,
9
3. Terus memberikan sanksi yang tegas kepada PT. GARAY PAATH
INDONESIA sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10
DAFTAR PUSTAKA
Prof Dr. Agus Yudha Hernoko S.H., M.H., (2012). HUKUM PERJANJIAN.
Surabaya : Pena Grafika
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo S.H., M.H. (2006). HUKUM ACARA PERDATA
INDONESIA. Yogyakarta: Liberty
Peraturan Perundang-undangan
KUH Perdata
11