Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
2.1 Visi dan Misi BLC...................................................................................................5
2.2 Tujuan......................................................................................................................6
2.3 Tanggung Jawab dan Wewenang.............................................................................6
2.3.1 Contoh Tanggung Jawab dan Wewenang Pada Organisasi...............................7
2.4 Hubungan Kerja.......................................................................................................8
2.5 Strategi Organisasi Kedepannya...............................................................................9
2.5.1 Strategi Pengalokasian Sumberdaya..................................................................9
2.5.2 Strategi Rencana Aktivitas.......................................................................10
a. Diskusi Rutin....................................................................................................10
2.6 Dinamika Kelompok Bagaimana............................................................................10
2.7 Bagaimana Jika Ada Konflik............................................................................11
Faktor Penyebab Konflik..........................................................................................11
2.8 Strategi Penyelesaian Konflik dan Negoisasi.....................................................12
2.9 Bagaimana Perilaku Individu...........................................................................12
2.10 Landasan Teori.....................................................................................................12
2.11 Kesimpulan..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Struktur Organisasi” ini dengan baik. Tentunya dalam penulisan
makalah ini, kita pasti mendapat berbagai hambatan. Oleh karena itu penulisan
makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan pihak-pihak yang terkait.
Berhubungan dengan hal tersebut, kami sebagai penulis makalah ini mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait tersebut.

Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua, khususnya mahasiswa Brawijaya. Apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan kami sebagai penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Malang, 1 Desember 2014

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi sebuah organisasi adanya struktur organisasi sangat diperlukan.
Terutama bagi mereka yang percaya bahwa bagan organisasi diperlukan guna
menjamin manajemen yang efektif, akan menjadi bingung bila hal tersebut tidak
ada. Individu tidak akan memahami pekerjaan mereka, apa yang harus dilakukan,
bagaimana pekerjaan mereka akan bisa memenugi pekerjaan subunit lain. Dengan
tidak adanya bagan organisasi untuk mengklarifikasikan hubungan, maka hal yang
tidak logik dan kekaburan akan terjadi. Kenyataannya, setiap proses dari
pembuatan bagan organisasi merupakan tes yang baik bagi keberadaan bagian
tersebut, karena setiap hubungan yang tidak bisa dibuatkan bagannya tampkanya
akan menjadi kurang kuat dan karenanya membingungkan mereka yang bekerja di
dalamnya.

Mereka yang mendukung dengan kuat percaya bahwa manajemen akan


memilih struktur organisasi dengan spesifikasi tertulis atas persyaratan-
persyaratan penting dari masing-masing tingkat manajemen, departemen, komite
dan pekerjaan atau kelompok pekerjaan yang sama. Materi ini memberikan
kepada kita individu dan kelompok informasi guna membantu memahami
bagaimana usaha mereka berkorelasi dengan usaha pihak lain. Dibeberapa contoh,
perusahaan kecil yang dapat berjalan dengan baik di tahap awal perkembangan
mereka, mulai gagal bila pendirinya tidak bisa terus menerus memanajemeni
denan gaya pribadi mereka. Transisi dari keberhasilan perusahaan kecil menjadi
perusahaan besar ang berhasil, terganggu karena karyawan melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan kepribadian dan keterampilan khusus mereka dibanding
dengan pekerjaan yang diperlukan utnuk kinerja organisasi. Bagan organisasi dan
dokumen pendukung diperlukan dari saat awal keberadaan perusahaan, tidak
hanya bila telah menjadi besar bagi satu orang untuk memanajemeni.

Struktur organisasi dihasilkan dari keputusan manajerial mengenai empat


atribut penting dari seluruh organisasi: pembagian kerja, dasar departementasi,
ukuran departemen, dan pendelegasian wewenang. Keputusan yang dibuat
manajer dipengaruhi oleh faktor desain pekerjaan dan desain organisasi seperti
perbedaan individu, kompetensi tugas, teknologi , ketidakpastian lingkungan
strategi, dan karakteristik manajer tertentu. Atribut struktur menentukan seberapa
luas organisasi mencerminkan dimensi formal, kompleksitas dan sentralisasi.
Struktur organisasi berkontribusi pada efektivitas organisasi dan hubungannya
dalam menjustifikasi minat.

3
1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan laporan ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian struktur organisasi
2. Untuk mengetahui apa saja yang terkandung dalam struktur organisasi tersebut
3. Untuk mengetahui bentuk dan fungsi struktur organisasi tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Dewan
Komite Lokal

Ketua

Wakil Ketua

Science Human Project PR


Departement Resources
Department

2.1 Visi dan Misi BLC

 Misi BLC ialah menyediakan wadah yang bertujuan untuk :


1. Mengembangkan kajian keilmuan, terutama di bidang hukum.
2. Mengoptimalkan usaha-usaha pengembangan SDM, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
3. Membangun jaringan kerjasama atas dasar prinsip persamaan dan saling
menghargai.
4. Senantiasa berperan aktif dan berusaha menumbuhkan kepedulian
terhadap permasalahan yang ada dalam masyarakat yang berkaitan dengan
hukum.

 Visi BLC ialah

BLC berusaha untuk terus-menerus menjadi wadah bagi mahasiswa hukum


dalam mengembangkan kajian keilmuan hukum, mengembangkan potensi
anggota, dan meningkatkan kualitas organisasi, menjalin hubungan yang erat,

5
dan harmonis. serta memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat, bangsa,
dan negara.

2.2 Tujuan

1.Membina hubungan dan kerja sama yang baik di antara mahasiswa hukum.
2.Membantu mahasiswa hukum untuk mengenal lebih baik kondisi sosial dan
ekonomi yang berbeda.
3.Meningkatkan pembahasan masalah-masalah dalam hukum di Indonesia.
4.Meningkatkan pertukaran dan penyebaran informasi tentang hukum dan
pembangunan hukum di Indonesia.

2.3 Tanggung Jawab dan Wewenang

 Tanggung Jawab

Adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang


dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau
dimilikinya. Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Wewenang diterima maka tanggung jawab harus juga diterima dengan sebaik-
baiknya. Inilah sebabnya top manager yang menjadi penangung jawab terakhir
mengenai maju/mundurnya suatu perusahaan atau organisasi

 Wewenang

Wewenang adalah Kekuasaan menggunakan sumbardaya untuk mencapai


tujuan organisasi. Wewenang (authority) merupakan kunci daripada pekerjaan
seorang manajer. Arti sebenarnya dari seorang manajer dalam sebuah organisasi
dan hubungannya dengan orang lain pada organisasi tersebut terlihat pada
wewenang yang dimilikinya. Yang mengikat bahagian-bahagian daripada suatu
struktur organisasi adalah hubungan wewenang. Wewenang di bagi menjadi tiga,
yaitu:

6
1. Wewenang lini

Adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya


langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya,
wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah
yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.

2. Wewenang staff

Adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para


spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi
kepada personalia.

3. Wewenang fungsional

Adalah wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan


aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf
spesifik.
.

2.3.1 Contoh Tanggung Jawab dan Wewenang Pada Organisasi

 Ketua :

 Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat


Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil
keputusan tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani surat-
surat bersama Sekretaris, serta surat-surat berharga bersama
Bendahara,

 Bertanggung jawab pada Rapat Anggota.

 Science Department
 Berwenang melakukan atau membuat kegiatan yang bertujuan dengan
peningkatan skill para anggota.
 Bertanggung jawab dalam melakukan atau membuat kegiatan

 Human Resources Department ( HRD )

 Berwenang dalam mencari dan mengumpulkan calon anggota BLC


serta melakukan pelatihan untuk memberi wawasan dan pengetahuan
lebih lanjut mengenai BLC

7
 Bertanggung Jawab terhadap semua Informasi yang diberikan.

8
 Public Relation ( PR )

 Berwenang sebagai media serta informasi mengenai kegiatan dan


aktivitas yang dilalkukan anggota BLC
 Betanggung jawab terhadap semua Informasi yang diberikan.

 Project

 Berwenang dalam membuat kegiatan yang bertujuan meningkatkan


rasa kepedulian terhadap sesama, serta lingkungan.
 Bertanggung jawab terhadap pembuatan kegiatan

2.4 Hubungan Kerja

Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya masing-masing unit


kerja, orang-orang yang ada dalam struktur organisasi tidak mungkin lepas
melakukan hubungan kerja, baik antar mereka di dalam organisasi atau unit
maupun antara mereka dengan pihak luar. Dalam organisasi ada berbagai macam
bentuk hubungan kerja, untuk lebih jelas dapat diuraikan macam-macamnya
sebagai berikut : 

1. Hubungan Kerja Vertikal


Hubungan kerja vertikal adalah hubungan kerja antara  pimpinan dan
bawahan.
2. Hubungan Kerja Horisontal
Hubungan kerja horizontal adalah  hubungan kerja antara  pejabat pada
tingkat atau eselon yang sama.

3. Hubungan Kerja Diagonal


Hubungan kerja diagonal adalah hubungan kerja antar pejabat yang
berbeda induk unit kerjanya dan berbeda juga tingkat atau eselonnya.
4. Hubungan Kerja Fungsional
Hubungan kerja fungsional adalah hubungan kerja antara unit atau pejabat
yang mempunyai bidang kerja sama. Tingkat atau eselon unit atau pejabat
tersebut bisa sama atau tidak sama.
5. Hubungan Kerja Informatif
Hubungan kerja informatif adalah hubungan kerja antar unit atau pejabat
dengan tingkat atau bidang apapun untuk saling memberikan dan
memperoleh keterangan.

9
6. Hubungan Kerja Konsultatif
Hubungan kerja konsultatif adalah hubungan kerja antar pejabat yang
karena jabatannya berkepentingan melakukan konsultasi antar satu dengan
yang lainnya.
7. Hubungan Kerja Direktif
Hubungan kerja direktif adalah hubungan kerja antara pimpinan unit
organisasi atau pejabat yang disatu pihak mempunyai wewenang dan
kewajiban untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pertimbangan,
saran atau nasihat dalam bidang kerja hierarkhis tertentu, sedang di pihak
lain mempunyai kewajiban melaksanakan bimbinga, pengarahan,
pertimbangan, saran dan atau nasihat tersebut.
8. Hubungan Kerja Koordinatif
Hubungan kerja koordinatif adalah hubungan kerja antar pejabat yang
dimaksudkan untuk memadukan (mengintegrasikan), menyerasikan dan
menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan
beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran bersam

2.5 Strategi Organisasi Kedepannya

Menurut Chandrer JR Strategi Organisasi adalah Penetapan tujuan-tujuan


dan sasaran-sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah
organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan
pengalokasian sumberdaya yang diperlukan guna mencapai sasaran-sasaran
tersebut.

2.5.1 Strategi Pengalokasian Sumberdaya

Open House acara yang diselenggarakan oleh UB untuk pengenalan UPK


secara keseluruhan, yang diadakan serentak oleh semua unit kegiatan mahasiswa
yang ada di FH UB, yaitu dengan membuka stand untuk promosi dan pendaftaran
anggota baru untuk menerima informasi dan memilih UPK mana yang akan
dipilih sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Pada kegiatan ini, BLC UB
akan membuka stand yang bertujuan untuk mempromosikan BLC UB kepada
mahasiswa baru dan untuk merekrut anggota baru.

a. Recruitment
Tahap pertama penerimaan anggota BLC UB dalam bentuk tes tertulis bahasa
inggris (written test) dan wawancara (Interview) seputar pengetahuan dasar
yang meliputi tentang motivasi dan pengenalan individu, kemahiran berbahasa
inggris dan pengetahuan seputar hukum, yang standard penilaiannya sudah
ditentukan sebelumnya untuk dapat lulus dan melanjutkan ke tahap
berikutnya.
b. Organizing and Comnication

10
Merupakan kegiatan pengenalan organisasi kepada anggota baru dengan
konsep berupa materi-materi keorganisasian dan model pelatihan ruangan dan
merupakan salah satu syarat penerimaan anggota baru yang standarisasinya
telah ditetapkan oleh komite nasional setelah sebelumnya lulus dalam tahap
recruitment test.
Pada kegiatan ini disi oleh pembicara yang ahli dibidangnya untuk
menyampaikan materi-materi yang berkenaan untuk proses pengembangan
diri anggota BLC, dihadiri oleh dosen pembimbing sebagai salah satu
pembicara dan alumni BLC yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman
didunia kerja untuk berbagi pengalaman kepada para peserta. Kegiatan ini
akan dilaksanakan didalam dan diluar ruangan agar tidak membosankan dan
dikemas semenarik mungkin sehingga peserta dapat menyerap semua materi
dengan suasana yang menyenangkan.
c. Outwardbound Local
Dalam kegiatan ini anggota BLC melakukan kegiatan di alam bebas untuk
lebih bisa menghargai dan mencintai alam, menambah rasa kesatuan dan
memiliki antar anggota BLC dari berbagai angkatan yang masih berstatus
sebagai mahasiswa dan akan diisi oleh diisi berbagai games yang dapat
membangun skill individu yang akan dibimbing oleh trainer berpengalaman.

2.5.2 Strategi Rencana Aktivitas

a. Diskusi Rutin
Akan dilaksanakan pada minggu pertama tiap bulannya. Berupa diskusi
interaktif yang mengangkat topik yang sedang berkembang saat itu. Terutama
berkaitan dengan masalah hukum, sosial-politik, atau dunia kerja. Diharapkan
dengan acara ini anggota BLC bisa semakin merasakan kedekatan antar
anggota BLC lainnya.

b. Pelatihan Moot Court


Merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan yang berupa pelatihan
peradilan semu bagi para anggota BLC UB dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berlitigasi.

2.6 Dinamika Kelompok Bagaimana

Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama.  Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.

11
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar
individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang
bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang
membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice
breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang
kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming
akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini
individu mengalami ”forming”. Setiap kelompok harus ada aturan main yang
disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua
anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah
individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut
”performing”

2.7 Bagaimana Jika Ada Konflik.

Menuru Robbins Konflik adalah sebuah proses dimana sebuah upaya


sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh
orang lain dalam berbagai bentuk hambatan (blocking) yang menjadikan orang
lain tersebut merasa frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan
atau merealisasi minatnya.

Faktor Penyebab Konflik

 Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi


yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.


Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing
orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-
kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang
berbeda-beda.

 Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

12
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
memicu terjadinya konflik sosial.

2.8 Strategi Penyelesaian Konflik dan Negoisasi

Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua


dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan
menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan
penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.
2.  Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang
memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3.    Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan
kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua
kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4.    Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini
adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang
memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5.    Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan
penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

2.9 Bagaimana Perilaku Individu

Dalam Organisasi BLC setiap Individu harus memiliki perilaku jujur


dalam dirinya, dalam BLC juga ditanamkan sifat kepemimpinan, tidak
memikirkan keuntungan diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap
pengambilan keputusan baik dalam organisasi maupun dirinya sendiri

13
2.10 Landasan Teori

Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana


pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.

Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,


terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif
terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.

Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai


proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan,
proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-
tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.

Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketiak akan
mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi :

1. Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi


dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri

2. Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan


pekerjaan secara bersama-sama

3. Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang


membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa
yang bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak
yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah
dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi

4. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh


seorang manajer secara efisien dan efektif

5. Sentralisasi – Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat


pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi

6. Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi


dilakukan.

7. Rentang kendali adalah batas lama kendali itu diambil.

2.11 Kesimpulan

14
Organisasi adalah suatu hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat luas,
sebab hampir di setiap lapisan masyarakat memiliki organisasi untuk menjalankan
suatu tujuan yang ingin dicapai. Setiap orang memiliki dasar untuk memimpin
yang juga merupakan bagian dari organisasi, paling tidak setiap masing-masing
orang memimpin dirinya sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini juga organisasi semakin berkembang, karena organisasi sangat di
perlukan pada organisasi, dan juga tata kerja dalam pembagian tugas baik secara
individual ,maupun social (bersama-sama). Maka dari itu penting bagi kita,
mempunyai pengetahuan tentang organisasi, manajemen, maupun tata kerja. Agar
dapat mengembangkan potensi diri sebaik keorganisasian konflik itu perlu agar
terciptanya perubahan sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa
perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium, teori
konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik
kepentingan. Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai
sebuah kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi
yang dilakukan sehingga terciptalah suatu consensus. Sebuah organisasi akan baik
ketika orang-orang didalam sebuah organisasi bertindak sesuai dengan tujuan
tanpa memikirkan atau menguntungkan pribadinya sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ivancevich, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga

Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat

16

Anda mungkin juga menyukai