Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. V/No.

6/Ags/2016

SENGKETA HAK MILIK ATAS TANAH WARISAN tentang pengoperan aktivanya saja tetapi di
YANG DI KUASAI OLEH AHLI WARIS YANG dalam doktrin kebanyakan ditafsirkan meliputi
BERSENGKETA1 baik aktiva maupun pasivanya. Dalam suatu
Oleh : Edwin Nehemia Wuisan2 keluarga juga ada boedel, boedel keluarga,
seperti misalnya harta persatuan, walaupun
ABSTRAK istilah boedel keluarga lebih jarang digunakan,
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dalam Pasal 834 KUHPerdata menyatakan
mengetahui bagaimana kedudukan ahli waris bahwa: ahli waris berhak mengajukan gugatan
dalam sengketa hak milik atas tanah dalam untuk memperoleh warisannya terhadap
Proses Berperkara di Pengadilan dan semua orang yang memegang besit atas
bagaimana kedudukan tanah warisan yang seluruh atau sebagian warisan itu dengan hak
dipersengketakan. Dengan menggunakan alas hak ataupun tanpa alas hak, demikian pula
metode penelitian yuridis normatif terhadap mereka yang dengan licik telah
disimpulkan: 1. Pasal 171 KUHPerdata, menghentikan besitnya. Jadi dapat disimpulkan
disebutkan bawha: Hukum waris adalah hukum bahwa barang siapa yang merasa oleh karena
yang mengatur tentang pemindahan hak kedudukannya sebagai ahli waris berhak untuk
pemilikan atas harta peninggalan pewaris menuntut hak-haknya sebagai ahli waris baik
kemudian menntukan siapa-siapa yang berhak secara litigasi ataupun non-litigasi. Menurut
menjadi ahli waris dan menentukan berapa Vollmart bahwa hukum waris adalah
bagian masing-masing, jelaslah dengan perpindahan dari sebuah harta kekayaan
mengacuh pada Hukum Perdata menjelaskan seutuhnya, jadi keseluruhan hak-hak dan wajib-
bahwa setiap orang berhak menjadi ahli waris wajib, dari orang yang mewariskan kepada
dari setiap harta yang ditinggalkan oleh subyek warisnya.3 Jadi menurut hemat penulis tentang
yang memiliki hubungan hukum yang secara apa yang dimaksudkan oleh Vollmart bahwa
hukum keluarga dan ataupun hukum kekayaan hukum waris adalah tentang bagaimana
yang notabenenya memiliki hubungan erat di mempertahankan hak sebagai waris dengan
antara pewaris dan ahli waris yang dimaksud. 2. tatacara perpindahan harta yang sesuai dengan
kedudukan tanah warisan dalam sengketa atau ketentuan perundang-undangan.
perkara di Pengadilan apabila dilihat dari segi Hak atas tanah yang diperoleh dari negara
kepastian hukum tentunya tanah yang berada terdiri dari hak milik, hak guna usaha, hak guna
dalam status sengketa atau berada dalam bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan.
keadaan berperkara di Pengadilan tentunya Tiap-tiap hak mempunyai karakteristik
perlu adanya putusan pengadilan yang tersendiri dan semua harus didaftarkan
menetapkan kepemilikan tanah dalam sengketa menurut ketentuan hukum dan perundang-
tersebut. Oleh karena hal tersebut kedudukan undangan. Salah satu kekhususan dari hak milik
tanah dalam status sengketa sangat rentan adalah hak turun-temurun, terkuat dan
terjadinya permasalahan-permasalahan yang terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah.
menimbulkan akibat hukum bagi kedua bela Hak milik dapat beralih dan diahlikan kepada
pihak yang bersengketa. pihak lain. Salah satu kekhususan dari hak milik
Kata kunci: Sengketa, hak milik, tanah warisan, ini tidak dibatasi oleh waktu dan diberikan
ahli waris. untuk waktu dan diberikan untuk waktu yang
tidak terbatas lamanya yaitu selama hak milik
PENDAHULUAN ini masih diakui dalam rangka berlakunya Pasal
A. Latar Belakang 27 Undang-Undang Pokok Agraria, kecuali akan
Harta warisan selalu meliputi baik aktiva ketentuan Pasal 27 Undang-Undang Pokok
maupun pasiva pewaris. Walaupun Pasal 833 Agraria. Biasanya kata boedel dipakai untuk
dan Pasal 955 KUHPerdata hanya berbicara menunjuk kepada boedel pailit atau boedel
seorang pewaris (boedel warisan). Dalam
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Merry E. Kalalo,
ketentuan tentang kepailitan kita juga
SH, MH; Karel Y. Umboh, SH, MH, M.Si.
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpips/Jur.Pend.Kewarganeg
120711617 araan/Drs.H.Dadangsundawa,M.Pd/H.Perdata/Hk.Waris

63
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

membaca tentang “boedel afstand). Pasal 49 Berdasarkan dengan uraian di atas, sehingga
KUHPerdata atau penglepasan harta pailit. penulis mengangkat suatu penulisan skripsi
Menurut Pasal 20 Undang-Undang Pokok dengan judul: “Sengketa Hak Milik Atas Tanah
Agraria4 hak milik adalah hak turun temurun, Warisan yang di Kuasai Oleh Ahli waris yang
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai bersengketa”.
orang atas tanah. Hak milik dapat berahli dan
diahlikan kepada pihak lain. Menurut hemat B. Rumusan Masalah
penulis sudah dapat disimpulkan bahwa hak 1. Bagaimanakah kedudukan ahli waris
milik adalah hak yang tidak dapat diganggu- dalam sengketa hak milik atas tanah
gugat oleh karena hubungan perdata antara dalam Proses Berperkara di Pengadilan?
subyek dan hak tersebut yang melekat pada 2. Bagaimanakah kedudukan tanah warisan
dirinya. Sengketa atas tanah hingga saat ini yang dipersengketakan?
masih sering terjadi di berbagai kalangan, baik
kalangan atas, menengah, maupun bawah, C. Metode Penelitian
dalam hal obyek sengketa yang masih dikuasai Dalam penelitian sehubungan dengan
oleh salah satu ahli waris yang bersengketa, penyusunan skripsi ini penulis menggunakan
secara hukum kepemilikan tanah oleh karena dua jenis metode penelitian yaitu metode
status tanah tersebut atau tanah sengketa pengumpulan data dan pengolahan/ analisis
dengan secara otomatis kedudukan tanah data. Dalam hal pengumpulan data, penelitian
tersebut menjadi tidak jelas kepemilikannya. ini telah digunakan metode penelitian
Oleh karena itu perlu adanya pembuktian lewat kepustakaan(library research), melalui penelaan
litigasi atau proses dalam pengadilan, hingga buku-buku, perundang-undangan, dan berbagai
pada tahap keputusan pengadilan dan dapat dokumen tertulis lainnya yang ada kaitannya
diajukan permohonan eksekusi. Menurut dengan masalah yang ada. Sehubungan dengan
hemat penulis yang menjadi cela hukum dalam itu, maka pendekatan yang digunakan adalah
penguasaan tanah yang masih dalam keadaan pendekatan Yuridis Normatif.
bersengketa adalah bagaimana seseorang
dapat menempati atau menguasai suatu PEMBAHASAN
tempat atau tanah sedangkan status A. Kedudukan Ahli Waris Dalam Sengketa Hak
kepemilikannya sedang dalam proses Milik Atas Tanah
pengadilan atau sengketa, secara otomatis Hukum waris adalah suatu hukum yang
harusnya pengadilan mengadakan atau mengatur mengenai peninggalan harta seorang
memfasilitasi dengan adanya sita jaminan, agar yang telah meninggal dunia yang diberikan
mencegah hal-hal yang mana dapat merugikan kepada yang berhak, seperti keluarga atau
pihak yang berhak atas tanah tersebut. Apabila masyarakat yang lebih berhak. Mengenai
dilihat dengan keadaan pada saat ini begitu warisan sudah pasti yang ditinggalkan adalah
banyak tanah-tanah yang menyandang status berupa benda dalam hal ini menegenai benda
sengketa namun masih dalam penguasaan yakni tanah ada dua pendapat yang saling
salah satu pihak. Oleh karena dalam proses bertentangan, yaitu pendapat Soebekti, S dan
peradilan perdata/privat yang sifatnya adalah pendapat Dewi Maskan Sofwan, mengenai soal,
pasif (sesuai dengan keaktivan dari para pihak/ apakah dalam hukum bendah kita akan dianut
sehingga sita jaminan bisa dilakukan apabila asas aksesi (perlekatan) atau tidak.5
nanti ada tuntutan secara tertulis dari para Pemrasaran tersebut pertama secara terus
pihak), dalam konteks negara menjamin terang menganut pendapat bahwa asas aksesi
kepastian hukum setiap individu ataupun badan tersebut adalah mutlak perlu, dengan alasan
hukum dalam hal ini Negara belum bahwa asas ini didalam praktek/kenyataan
memberikan kepastian hukum kepada para sosial merupakan sesuatu yang normal; dengan
pihak yang bersengketa atas suatu tanah. lain perkataan, seseorang yang mempunyai
rumah biasanya juga menjadi pemilik dari tanah
4
Selengkapnya dalam Penjelasan Pasal 20 Undang-
5
Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Saleh Adiwinata, Bunga Rampai, Hukum Pereta dan
Agraria. Tanah, Remadja Karya, Bandung 1984, hal. 25

64
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

yang diatasnya rumah tersebut berdiri. Jadi menjadi ahli waris dan menentukan berapa
merupakan suatu penyimpangan, atau bukan bagian masing-masing.8 Artinya bahwa di dalam
suatu hal yang biasa, bahwa pemilik rumah Hukum waris mengatur tentang cara
adalah bukan pemilik dari tanahnya. Asas aksesi bagaimana peralihan suatu obyek kepada ahli
ini penting bagi hukum pembuktian Berhaknya waris sekiranya dkemudian hari Pewaris
atau tidak suatu subyek terhadap suatu obyek meninggal dunia. Pembagian warisan menurut
harus dapat dibuktikan sesuai dengan hukum waris perdata dapat dilaksanakan ketika
pengertian alat bukti bahwa alat bukti adalah terbukanya warisan, ditandai dengan
sesuatu yang sebelum diajukan ke persidangan, meninggalnya pewaris. Dalam hukum waris
memang sudah berfungsi sebagai alat bukti.6 perdata untuk mewarisi harus adanya orang
Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan dari yang meninggal yang disebut dengan pewaris.
tanah yang dimaksud harus dapat dibuktikan Ketika Subyek pemilik Obyek warisan meninggal
baik secara non itigasi maupun dengan cara dunia maka perpindahan hakpun terjadi yakni
litigasi. Oleh karena itu barang siapa yang haknya adalah mendapatkan warisan hal ini
hendak menuntut haknya agar supaya sesuai dengan apa yang dimaksud dengan teori
diperolehnya secara sah dalam hukum hak yakni haklah yang mendasari semua proses
sekiranya dapat mengumpulkan alat-alat bukti keperdataan.9 Perpindahan hak yang dimaksud
yang dimaksud demi kepentingan dari adalah hak-hak kepemilikan subyek yang
pembuktian kepemilikan dari orang atau berupa obyek tertentu baik berupa benda
individu atau yang dipersamakan berupa badan bergerak atau tidak dan benda-benda dalam
hukum sebelum diadakannya gugatan di bentuk lainnya sesuai dengan Buku II
Pengadilan. Dalam Hukum waris yang berlaku KUHPerdata. Sesuai dengan apa yang
di Indonesia ada 3 yakni:7 hukum waris adat, disebutkan dalam Pasal 830 Kitab Undang-
hukum waris islam, dan hukum waris perdata. Undang Hukum Perdata “pewarisan hanya
Setiap daerah memiliki hukum yang berbeda- berlangsung karena kematian”. Peristiwa
beda sesuai dengan sistem kekerabatan yang kematian menurut hukum mengakibatkan
mereka anut. Hukum waris dalam ilmu hukum terbukanya warisan dan sebagai
merujuk pada ketentuan yang diatur dalam konsekwensinya seluruh kekayaan (baik berupa
Kitab Undang-Undang Hukum aktiva maupun pasiva ) yang tadinya dimiliki
Pedata(KUHPerdata). Pengaturan mengenai oleh seorang peninggal harta beralih dengan
hukum waris tersebut dapat dijumpai dalam sendirinya kepada segenap ahli warisnya secara
Pasal 830 samapi pada Pasal 1130 KUHPerdata, bersama-sama. Untuk waktu pelaksanaan
meski demikian pengertian hukum waris itu pembagian warisan tidak adanya ketentuan
sendiri tidak dapat dijumpai dalam pasal-pasal tersendiri dari peraturan waris perdata yaitu
yang mengaturnya dalam KUHPerdata tersebut. yang termuat dalam Kitab Undang-Undang
Untuk mengetahui pengertian mengenai Hukum Perdata. Namun adanya ketentuan
hukum sudah dapat dilihat dalam penjelasan- mengenai tidak dibenarkan harta warisan atau
penjelasan sebelumnya di atas, namun secara harta peninggalan dibiarkan dalam keadaan
umum dapat dikatakan bahwa hukum waris tidak terbagi yang mana dituangkan dalam
adalah hukum yang mengatur mengenai Pasal 1066 Kitab Undang-Undang Hukum
kedudukan harta kekayaan tersebut kepada Perdata. Pembagian harta warisan atau harta
orang lain. Selain itu juga dalam Instruksi peninggalan diawali dengan penentuan siapa
Presiden Nomor 1 Tahun 1991, dalam Pasal 171 saja yang berhak untuk mendapatkan bagian-
disebutkan bawha: Hukum waris adalah hukum bagian tersebut, menentukan besar bagian
yang mengatur tentang pemindahan hak yang didapat oleh yang berhak tersebut serta
pemilikan atas harta peninggalan pewaris langkah selanjutnya penyelesaian pembagian
kemudian menntukan siapa-siapa yang berhak harta warisan yang dilaksanakan dengan
kesepakatan para pihak yang berhak dalam
6
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Asas-asas Hukum
pembagian harta warisan tersebut.
Pembuktian Perdata, Kencana Prenada Media Group,
8
Jakarta, 2012, hal. 73 https://id.m.wikipedia.org/wiki/hukum_waris
7 9
https://id.m.wikipedia.org/wiki/hukum_waris Op.,Cit., Achmad Ali dan Wiwie Heryani Hal.118

65
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

Baik hukum Perdata maupun hukum Islam benefisier tidak kehilangan apa-apa, kerena sisa
sama-sama mengenal dengan apa yang lebih adalah untuk dia, dan kekayaannya yang
dimaksud dengan legitime Portie. Setiap ahli selebihnya tetap berada diluar tuntutan yang
waris memiliki hak mutlak yang harus terpenuhi berhubungan dengan harta peninggalan. Jadi,
atau tidak bisa disimpangi oleh pewaris,10 bolehlah kita katakan, bahwa setiap orang yang
artinya setiap subyek yang oleh kedudukannya bijaksana akan menerima secara benefisier,
memiliki hak sebagai ahli waris yakni apa yang karena walaupun kelihatannya herta
menjadi haknya tidak boleh disimpangi ataupun peninggalan mempunyai aktifa yang melebihi
diberikan kepada pewaris yang lain. pasifa, dapat terjadi, bahwa ada hutang yang
KUHPerdata menjelaskan tentang bagian baru kemudia diketahui, dan yang melahan
mutlak atau legitime portie dan tentang yang tidak ketahui oleh pewaris, misalnya suatu
pengurangan dari tiap-tiap pemberian yang hutang berdarsarkan hutang pertanggungan
kiranya akan mengurangkan bagian mutlak itu. jawab untuk suatu kesalahan pekerjaan, yang
Menurut Pasal 913 KUH Perdata menyatakan baru diketahui bertahun-tahun sesudah
bahwa:“ Bagian mutlak atau legitime portie matinya orang yang membuat kesalahan itu.
adalah suatu bagian dari harta peninggalan Akan tetapi bukanlah demikian halnya. Dalam
yang harus diberikan kepada para waris dalam praktek tidak sampai satu persen dari harta
garis lurus menurut undang-undang, terhadap peninggalan yang diterima secara benefisier.
bagian mana si yang meninggal tak Sebabnya bukanlah terutama sekali terletak
diperbolehkan menetapkan sesuatu, baik pada formalitas yang dibebankan oleh undang-
selaku pemberian antara yang masih hidup undang atas ahliwaris benefisier, akan tetapi
maupun selaku wasiat”. 11 Dalam hal ini garis penerimaan secara benefisier itu dilihat dari
keturunan lurus kebawah adalah anak-anak segi masyarakat, dapat dianggap sebagai suatu
ataupun cucunya. Dalam garis lurus ke bawah, perbuatan yang mencelah tangka-laku.
apabila si yang mewariskan hanya Penerimaan secara benefisier diumumkan
meninggalkan anak yang sah satu-satunya saja, (Pasal 1075 dan 1082 KUHPerdata) dan
maka terdirilah bagian mutlak itu atas setengah pendapat rakyat jelata adalah bahwa
dari harta peninggalan, yang mana oleh si anak penerimaan secara benefisier berarti bahwa
itu dalam pewarisan harus diperoleh. Para ahli kedudukan keuangan dari pewaris boleh
waris berhak atas sepenuhnya harta-harta dikatakan tidak begitu kuat.
tersebut. Kedudukan ahli waris untuk
memperoleh warisan dalam hal ini adalah B. Kedudukan Tanah Warisan Yang
terhadap pewarisan hak cipta sesuai dengan Dipersengketakan
ketentuan undang-undang. Di dalam Kedudukan tanah warisan yang masih dalam
membicarakan hukum waris ada tiga unsur keadaan sengketa yang dapat dimohonkan
yang perlu diperhatikan, di mana ketiga hal untuk sita jamina dengan putusan serta merta
tersebut termasuk dalam unsur-unsur dalam tentunya dengan alasan yang mendesak secara
pewarisan meliputi orang yang meninggal dunia hukum, pada prinsipnya pelaksanaan putusan
(pewaris) atau erflater, ahli waris yang berhak serta merta oleh Pengadilan Negeri bertujuan
menerima harta kekayaan itu (erfgenam) dan untuk mempermudah dan atau mempercepat
harta waris. Ada juga yang dinamakan dengan proses suatu acara pengadilan dengan catatan
penerima warisan dengan cara Benefisier,12 tebal apabila telah memenuhi syarat
Tujuannya adalah Ahliwaris yang menerima sebagaimana yang telah ditentukan oleh
secara murni bertanggung jawab untuk segala HIR/RBg. Namun dengan lahirnya SEMA yang
hutang hibah wasiat, dan kalo perlu untuk terkait dengan penjatuhan putusan serta merta
beban. Ahliwaris yang menerima secara menyebabkan fungsi dan tujuan utama
diadakannya putusan serta merta menjadi sulit
10
untuk dilaksanakan. Pelaksanaan putusan serta
Op.,Cit., Munir Fuady, hal. 162
11
https://fhuiguide.files.wordpress.com/2012/08/waper-
merta pada dasarnya baru dapat dijatuhkan
kedudukan-ahli-waris apabila syarat-syarat yang telah ditentukan
12
A. Pitlo, Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 180 HIR, Pasal 191 RBg, dan Pasal
Belanda, Intermasa Jakarta Tahun 1991, hal. 5

66
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

54 Rv telah terpenuhi, walaupun diajukan yang tetap, merupakan ciri eksepsional yakni
perlawanan atau banding dan kasasi. Selain pengecualian yang sangat terbatas berdasarkan
syarat-syarat yang terdapat dalam Pasal 180 syarat-syarat yang ditentukan undang-undang.
HIR, Pasal 191 RBg, dan Pasal 54 Rv tentunya Sehubungan dengan kedudukan tanah dalam
juga harus terpenuhinya syarat secara formal status sengketa berperkara di Pengadiln dalam
yaitu sebelum menjatuhkan putusan serta hal Pemberian status hak atas tanah selain
merta, hakim wajib mempertimbangkan lebih ditentukan oleh status subyek haknya juga
dahulu gugatan tersebut.13 Dalam ilmu hukum ditentukan oleh penggunaan tanahnya.16
ingin menjamin kebahagiaan yang terkesan. Sehingga dalam hal menguasai suatu tanah
Suatu putusan untuk memperoleh kekuatan yang masih dalam status sengketa atau
hukum yang tetap diakui memang sering harus berperkara di Pengadilan seharusnya para
menunggu waktu yang lama kadang-kadang pihak, dalam ketidakpastian kepemilikan harus
sampai bertahun-tahun. Namun ada sebuah berhati-hati dalam penggunaannya atau dalam
ketentuan yang merupakan penyimpangan pemanfaatannya oleh karena status
dalam hal ini, yaitu terdapat dalam Pasal 180 kepemilikan tanah tersebut belum diputuskan
ayat 1 HIR/ Pasal 191 ayat 1 RBg yaitu atau ditetapkan oleh Pengadilan akan
ketentuan mengenai putusan yang kepemilikannya.
pelaksanaannya dapat dijalankan terlebih Syarat-syarat dimaksud merupakan
dahulu, meskipun ada banding dan kasasi pembatasan(restriksi) kebolehan menjatuhkan
dengan kata lain putusan itu dapat putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu(Uit
dilaksanakan meskipun putusan itu belum Voerbaar Bij Vooraad). Pelanggaran atas batas-
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, batas yang digariskan syarat-syarat itu,
lembaga ini dikenal dengan Uit Voerbaar Bij mengakibatkan putusan mengandung
Vooraad. Hakim berwenang menjatuhkan pelanggaran hukum atau melampaui batas
putusan akhir yang mengandung amar, wewenang yang diberikan undang-undang
memerintahkan supaya putusan yang kepada hakim, sehingga tindakan hakim itu
dijatuhkan tersebut, dijalankan atau dapat dikategori tidak profesional
14
dilaksanakan lebih dahulu: (unprofessional conduct). Penerapan Pasal 180
1. Meskipun putusan itu belum ayat 1 HIR dan Pasal 191 ayat 1 RBg bersifat
memperoleh kekuatan hukum yang tetap fakultatif bukan imperatif, hakim tidak wajib
(res judicita); dan, mengabulkan akan tetapi dapat mengabulkan.
2. Bahkan meskipun terhadap putusan itu Kewenangan hakim menjatuhkan putusan serta
diajukan perlawanan atau banding. merta merupakan diskrioner, oleh karena itu
Berdasarkan ketentuan yang digariskan hakim harus berhati-hati dalam menjatuhkan
Pasal 180 ayat 1 HIR, Pasal 191 ayat 1 RBg serta putusan serta merta, sekalipun persyaratan
Pasal 54 Rv, memberi wewenang kepada hakim yang ditentukan dalam undang-undang secara
menjatuhkan putusan yang berisi diktum: formil telah terpenuhi, karena apabila putusan
memerintahkan pelaksaanaan lebih dahulu serta merta sudah dieksekusi barang sudah
putusan, meskipun belum memperoleh diserahkan kepada pemohon eksekusi
kekuatan tetap adalah bersifat eksepsional. kemudian ditingkat banding atau kasasi
Penerapan Pasal 180 HIR dimaksud, tidak putusan Pengadilan Negeri dibatalkan dan
bersifaf generalisasi, tetapi bersifat terbatas gugatan ditolak akan timbul masalah untuk
berdasarkan syarat-syarat yang sangat mengembalikan dalam keadaan semula obyek
15
khusus. Karakter yang memperbolehkan eksekusi. Dapat dilihat betapa besarnya risiko
eksekusi atas putusan yang berisi amar dapat yang harus dihadapi pengadilan atas
dijalankan lebih dahulu sekalipun putusan pengabulan putusan yang dapat dijalankan
tersebut belum memperoleh kekuatan hukum lebih dahulu. Maka untuk memperkecil risiko
yang dimaksud, Mahkamah Agung telah
13
http://reposity.usu.ac.id/bitstream/123456789/44119/3
mengeluarkan berbagai Surat Edaran
/chapter%2011. (Diakses pada tanggal 9 juli 2016)
14 16
Ibid. Op.,Cit., Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis
15
Ibid. , hal. 92

67
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

Mahkamah Agung (selanjutnya disebut SEMA) dimaksud memerlukan kepastian hukum


untuk dijadikan pedoman apabila hakim hendak tentunya dengan adanya keputusan dari
menjatuhkan putusan yang seperti itu. Secara pengadilan yang menangani perkara atau
kronologis telah dikeluarkan berturut-turut sengketa tanah warisan yang dimaksud.
sebagai berikut: SEMA Nomor 13 Tahun 1964 Sehubungan dengan kedudukan tanah warisan
Tentang Putusan Yang Dapat Dijalankan Lebih dalam sengketa atau perkara di Pengadilan
Dulu (Uit Voerbaar Bij Vooraad).17 SEMA Nomor apabila dilihat dari segi kepastian hukum
13 Tahun 1964 diterbitkan oleh Mahkamah tentunya tanah yang berada dalam status
Agung tanggal 10 Juli 1964 yang di dalamnya sengketa atau berada dalam keadaan
memuat mengenai penggunaan lembaga berperkara di Pengadilan tentunya perlu
putusan serta merta. Isi SEMA Nomor 13 Tahun adanya putusan pengadilan yang menetapkan
1964 adalah menyambung instruksi yang kepemilikan tanah dalam sengketa tersebut.
diberikan Mahkamah Agung tanggal 13 Februari Oleh karena hal tersebut kedudukan tanah
1950 Nomor: 348 K/5216/M kepada Pengadilan dalam status sengketa sangat rentan terjadinya
Negeri-Pengadilan Negeri agar jangan secara permasalahan-permasalahan yang
mudah memberi putusan yang dapat dijalankan menimbulkan akibat hukum bagi kedua bela
lebih dahulu(Uit Voerbaar Bij Vooraad), pihak yang bersengketa. Hukum bermaksud
walaupun tergugat mengajukan banding atau melindungi kepentingan-kepentingan
melakukan perlawanan. Instruksi ini masyarakat, maka penggunaan hukum tanpa
dihubungkan dengan nasehat dari Ketua suatu kepentingan yang wajar, dipandang
Mahkamah Agung dalam beberapa pertemuan sebagai penggunaan hukum yang melampaui
dengan para hakim, agar putusan serta merta batas, atau menyalahgunakan hukum atau
sedapat mungkin jangan diberikan, apabila hak.19 Melihat atas tujuan hukum tersebut
terlanjur diberikan jangan dilaksanakan. bahwa hukum seharusnya melindungi
Sehubungan dengan kedudukan tanah warisan masyarakat, sehubungan dengan kedudukan
dalam sengketa perkara di pengadilan dalam tanah dalam sengketa perkara di Pengadilan
melaksanakan hak atas tanah perlu juga maka sudah seharusnya negara dalam hal ini
diperhatikan masalah kemanfaatan dari sebagai badan yang diberikan legalitas oleh
kepastian hukum hal ini sesuai dengan teori undang-undang atau pelaksana dari hukum
kemanfaatan yakni adalah manfaat dala tersebut harus memberikan rasa aman,
menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan kepastian dan melindungi setiap hak-hak dari
yang terbesar bagi jumlah orang yang warga negaranya.
terbanyak.18 Pada intinya sehubungan dengan
kedudukan tanah warisan dalam status PENUTUP
sengketa atau dalam perkara di Pengadillan A. Kesimpulan
sebenarnya bisa dimohonkan untuk putusan 1. Pasal 171 KUHPerdata, disebutkan
serta merta apabila sesuai dengan syarat-syarat bawha: Hukum waris adalah hukum yang
dari Putusan serta merta tersebut atau oleh mengatur tentang pemindahan hak
karena keadaan yang medesak. Namun kembali pemilikan atas harta peninggalan pewaris
lagi pada apa yang dimaksudkan pada halaman- kemudian menntukan siapa-siapa yang
halaman sebelumnya bahwa tanah yang telah berhak menjadi ahli waris dan
atau sedang dalam sengketa atau berperkara di menentukan berapa bagian masing-
Pengadilan seharusnya harus ada kepastian masing, jelaslah dengan mengacuh pada
hukum tentang siapa yang berhak dalam Hukum Perdata menjelaskan bahwa
menggunakan atau memanfaatkan tanah setiap orang berhak menjadi ahli waris
tersebut sementara kedudukan dari tanah dari setiap harta yang ditinggalkan oleh
warisan tersebut berada dalam status yang subyek yang memiliki hubungan hukum
tidak jeals, artinya tanah warisan yang yang secara hukum keluarga dan ataupun
hukum kekayaan yang notabenenya
17
http://reposity.usu.ac.id/bitstream/123456789/44119/3
/chapter%2011(diakses pada tanggal 10 juli 2016)
18 19
Op.,Cit., Harifin A.Tumpa, hal. 44 Ibid., hal. 144

68
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

memiliki hubungan erat di antara pewaris Fuady Munir, Konsep Hukum Perdata,
dan ahli waris yang dimaksud. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014;
2. kedudukan tanah warisan dalam Harahap M. Yahya, Hukum Acara Perdata
sengketa atau perkara di Pengadilan Tentang Gugatan Persidangan,
apabila dilihat dari segi kepastian hukum Penyitaan, Pembuiktian, dan Putusan
tentunya tanah yang berada dalam status Pengadilan, Sinar Grafika, Jakarta, 2012;
sengketa atau berada dalam keadaan Hartanto J. Andy, Panduan Lengkap Hukum
berperkara di Pengadilan tentunya perlu Praktis Kepemilikan Tanah, Laksbang
adanya putusan pengadilan yang Justitia, Surabaya, 2002;
menetapkan kepemilikan tanah dalam Lubis Muhammad Yamin dan Lubis Abdul
sengketa tersebut. Oleh karena hal Rahim, Kepemilikan Properti di Indonesia,
tersebut kedudukan tanah dalam status Mandar Maju, Bandung, 2013;
sengketa sangat rentan terjadinya Rasjidi H. Lili dan Rasjidi Ira Thania, Filsafat
permasalahan-permasalahan yang Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2002
menimbulkan akibat hukum bagi kedua Satrio J., Hukum Waris Tentang Pemisahan
bela pihak yang bersengketa. Boedel, Citra Adtya Bakti, Bandung, 1998;
Tumpa Harifin A., Pengantar Ilmu Hukum, Total
B. Saran media, Yogyakarta, 2009,
1. Dari hal tersebut dapat membantu Pitlo A., Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
teman-teman mahasiswa yang lain untuk Perdata Belanda, Intermasa Jakarta
mengenal lebih jauh lagi tentang Tahun 1991;
Pengaturan kedudukan dari parah ahli
waris dan kedudukan tanah warisan Sumber Undang-Undang
dalam sengketa tanah warisan yang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
sedang dipersengketakan atau Tahun 1945;
diperkarakan di Pengadilan. Kitab Undang-Undang Hukum
2. Untuk mengkaji hingga pada Perdata(KUHPerdata);
penyempurnaan peraturan perundang- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1996 Tentang
undangan dalam hal menjamin kepastian Pokok-Pokok Agraria;
hukum dari pada status ahli waris dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
sengketa tanah warisan maupun obyek Tentang Pendaftaran Tanah.
sengketa atau tanah tersebut. sehingga Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang
asas kepastian hukum yang memberikan Arbitrase.
jaminan kepada kedua bela pihak sebagai
warga negara bisa tercapai. WebSite (Sumber Internet)
http://fh.unram.ac.id/wp-
DAFTAR PUSTAKA content/uploads/2014/05/Faktor-Faktor-
Literatur Yang-Mempengaruhi-Terjadinya-
Adiwinata Saleh, Bunga Rampai, Hukum Pereta Sengketa-Hak-Atas-Tanah-Waris;
dan Tanah, Remadja Karya, Bandung http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpips/Jur.Pend.Ke
1984; warganegaraan/Drs.H.Dadangsundawa,
Apeldoorn L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum M.Pd/H.Perdata/Hk.Waris;
(Inleiding tot de studi van het nederlands http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5
Indische), Pradnya Paramita, Jakarta, 0dbbb8cb848d/akibat-hukum-jual-beli-
2008; tanah-warisan-tanpa-persetujuan-ahli-
Ali Achmad dan Heryani Wiwie, Asas-asas waris;
Hukum Pembuktian Perdata, Kencana http://m.gresnews.com/berita/tips/80316-
Prenada Media Group, Jakarta, 2012; penyelesaian-sengketa-tanah-warisan/;
Djamali R. Abdoel, Pengantar Hukum Indonesia, https://googleweblight.com/?lite_url=https://i
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2014; d.m.wikipedia.org/wiki/hak_atas_tanah&
ei=HU50m8bx&lc=id-

69
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

ID&s=1&m=525&host=www.google.co.id
&ts=1464855308&sig=APY536w8lzypJQo
JmYQaTpQDt-J3HLDWow;
https://id.m.wikipedia.org/wiki/hukum_waris;
https://fhuiguide.files.wordpress.com/2012/08
/waper-kedudukan-ahli-waris;
http://repository.usu.ac.id/beatstream/123456
789/40220/3/chapter%2011;

70

Anda mungkin juga menyukai