Anda di halaman 1dari 20

PENGGUGAT :

1.Masilah Asnawie
2.Erna Wahyu Nurmahasana

TERGUGAT :

1.Perusahaan Oto Bus ladju


2.Didik Purnomo
3.Mohamad Deky Aprianto

PUTUSAN BANDING

Tanggal Putusan
Selasa, 05 Agustus 2014
Banding
Nomor Putusan
206/PDT/2014/PT SBY
Banding
MENGADILI:

- Menerima permintaan banding dari para Pembanding semula para Penggugat ;

- Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Pasuruan tanggal 26 September 2013 Nomor :


04/Pdt.G/2013/PN.Psr, sekedar diktum mengenai pembayaran uang kerugian, sehingga diktum selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :

 Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;


 Menyatakan perbuatan Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat adalah merupakan perbuatan
melawan hukum dan merugikan Penggugat I dan Penggugat II;
Amar Putusan  Menyatakan bahwa Tergugat I dan Tergugat II bertanggung jawab atas kerugian yang timbul yaitu
Banding kerugian materiil sebagai akibat dari kelalaian dalam menjalankan perusahaan angkutan umum PO
BUS LADJU yang dikemudikan oleh Turut Tergugat yang menjadi tanggung jawab Tergugat I,
Tergugat II, sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas pada tanggal 6 Januari 2013 yang menyebabkan
kematian korban bernama MASVINDRA WAHYU PRATAMA yaitu anak kandung dari
Penggugat I dan Penggugat II;
 Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk secara tanggung renteng, tunai dan sekaligus
membayar uang kerugian sebesar Rp.8.000.000,- (delapan juta rupiah) kepada para Penggugat ;
 Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini
 Menolak gugatan para Penggugat untuk selain dan selebihnya ;
 Menghukum para Tergugat untuk membayar beaya perkara secara tanggung renteng di dua tingkat
pengadilan, untuk tingkat banding sebesar Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) ;

Hakim Ketua: MOHAMAD JUSRAN THAWAB, SH., MH.


Majelis Hakim
Hakim Anggota 1: SOEBAGIO WIROSOEMARTO, SH., M.Hum
Banding
Hakim Anggota 2: I MADE NANDU, SH., MH.
Panitera Pengganti
SUROSO, SH.
Banding
Tanggal Selasa, 23 Sep. 2014
Penerimaan
Kembali Berkas
Banding
Tanggal
Pengarsipan Senin, 25 Apr. 2016
Banding

PUTUSAN
Nomor:04/Pdt.G/2013/PN.Psr

PENGGUGAT I : MASILAH ASNAWIE


PENGGUGAT II : ERNA WAHYU NURMAHASANA

MELAWAN
TERGUGAT I : Perusahaan Oto Bus LADJU
TERGUGAT II : DIDIK PURNOMO
TURUT TERGUGAT : MOHAMAD DEKY APR1ANTO

GUGATAN PIHAK PARA PENGGUGAT


surat gugatannya tertanggal 25 Pebruari 2013, yang didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri
Pasuruan pada register perkara no.04/Pdt.G/2013/PN.Psr, telah mengemukakan hal- hal-sebagai
berikut:
1. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II adalah menjalankan perusahaan angkutan umum yang dikenal
dengan nama PO BUS LADJU dan beroperasi dalam wilayah Hukum Daerah Propinsi Jawa Timur
berdasarkan ijin dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pasuruan, oleh karenanya
secara bertindak sebagai subyek hukum dan memiliki tanggungjawab hukum menurut peraturan
hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia
2. Bahwa, Turut Tergugat adalah sebagai perorangan yang telah mengadakan hubungan kerja dengan
Tergugat I dan Tergugat II dalam menjalankan perusahaan angkutan umum yaitu PO BUS LADJU
tersebut, dan dalam menjalankan tugasnya Turut Tergugat memiliki IJIN berupa Surat Ijin
Mengemudi golongan B-1 yang dikeluarkan oleh POLRES JEMBER tanggal 15 Pebruari 2012 Nomor
SIM 840415325015 yang berlaku sampai dengan tanggal 9 April 2017, sehingga antara Tergugat I
dan Tergugat II tersebut terikat hubungan hukum dengan Turut Tergugat dan secara yuridis adalah
dapat bertindak hukum dan memiliki tanggungjawab hukum menurut peraturan hukum yang
berlaku di Negara Republik Indonesia
3. Bahwa pada Hari MINGGU, tanggal 06 Januari 2013 jam 07.00 WIB anak Para Penggugat bernama
MASVINDRA WAHYU PRATAMA, lahir di Lumajang 18 Nopember 1989 adalah sedang mengendarai
SEPEDA MOTOR HONDA bernomor Polisi N-3925-ZU yaitu perjalanan di Jalan Raya Leces / Malasan
Kabupaten Probolinggo menuju pulang ke rumah secara berlawanan arah ditabrak oleh BUS LADJU
yang dikemudikan oleh TURUT TERGUGAT dan akibatnya korban mengalami luka dalam tubuh
sehingga meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit di Probolinggo dan Sepeda
Motornya rusak berat dan tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya.
4. Bahwa setelah peristiwa itu Penggugat I dan Penggugat II merasa kehilangan putra tercinta dan
mengalami stress berat dan seolah terbayang kehidupan ananda tercinta dimasa depan, karena
faktanya bahwa Para Penggugat sudah melihat adanya suatu masa depan cerah karena setelah
lulus kuliah di POLTEK BRAWIJAVA Malang sudah mendapat panggilan kerja pada perushaan, oleh
karenanya sudah sewajarnya bilamana terhadap Tergugat I dan Tergugat II dituntut pembayaran
ganti rugi atas pembiayaan yang dikeluarkan Para Penggugat selama almarhum MASVINDRA
WAHVU PRATAMA diasuh, dididik disekolahkan dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi
yang telah menelan biaya uang tunai diperhitungkan senilai Rp.1.000.000.000,- (Satu Milyar
Rupiah), pengeluaran ini patut dinilai sebagai kerugian materiil yang dialami Para Penggugat
5. Bahwa, setelah kejadian tabrakan maut itu, faktanya terhadap kerugian materiil berupa SEPEDA
MOTOR HONDA milik Para Penggugat saja tidak ada yang bertanggung jawab, bahkan Turut
Tergugat berkeberatan untuk mengganti Sepeda Motor milik Para Penggugat yang rusak berat
tersebut dengan alasan bahwa Turut Tergugat hanyalah sopir dari Perusahaan yaitu PO BUS JADJU
sedangkan Tergugat I dan Tergugat II sama sekali tidak memperdulikan terhadap penderitaan yang
dialami oleh Para Penggugat berikut kerugian materiil tersebut, karena berdasarkan informasi dari
Keluarga Turut Tergugat bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah mengikat perjanjian dengan Turut
Tergugat bahwa segala resiko akibat kecelakaan di jalan selama menjalankan BUS adalah tanggung
jawab dibebankan kepada sopir (Turut Tergugat) sehingga sudah tidak ada jalan lain
penyelesaiannya kecuali dengan diajukan tercapainya keadilan dan prinsip kepastian hukum,
dengan tuntutan pembayaran ganti kerugian baik kerugian materiil maupun kerugian immaterial
yang sudah menjadi tanggung jawab hukum secara perdata dari Tergugat I dan Tergugat II selaku
owner perusahaan itu.
6. Bahwa dalam pasal 1365 KUHPerdata, ditegaskan bahwa "tiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu mengganti kerugian tersebut" dan pasal 1366 KUHPerdata ditentukan bahwa "setiap
orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya tetapi
juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati hati" dengan demikian
secara yuridis akibat kesalahan dan/ atau kurang hati hati dari Tergugat I dan Tergugat II, serta
Turut Tergugat dalam menjalankan perusahaan angkutan umum tersebut telah menimbulkan
kerugian materiil dan immaterial yang dialami oleh Para Penggugat yaitu karena adanya perbuatan
melawan hukum maka Tergugat I dan Tergugat II selaku subyek hukum yang bertanggung jawab
atas perusahaan PO Bus LADJU tersebut wajib mengganti kerugian yang timbul dalam kecelakaan
lalu lintas di Jalan pada tanggal 6 Januari 2013 kira-kira jam 07.00 WIB, oleh karena Tergugat I dan
Tergugat II merupakan perusahaan yang sedang menjalankan usaha angkutan dengan
menggunakan jasa Turut Tergugat, maka secara yuridis Tergugat I dan Tergugat II sepenuhnya
bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat dari kelalaian menjalankan perusahaan di Jalan
Raya dan sudah sepatutnya dihukum membayar seluruh ganti rugi yang dituntut oleh pihak yang
dirugikan.
7. bahwa dalam keadaan yang demikian itu Turut tergugat tetap pada pendiriannya yaitu segala resiko
dan akibat dari peristiwa TABRAKAN MAUT tersebut secara perdata merupakan tanggung jawab
TERGUGAT I dan TERGUGAT II, sedangkan Ikut Tergugat hanya sebagai PENGEMUDI yang menerima
order atau perintah Tergugat I dan Tergugat II, sehingga Turut Tergugat menyatakan berkeberatan
jika dibebani mengganti kerugian akibat terjadinya tabrakan maut tersebut.
8. Bahwa berdasarkan fakta hukum tetap yang diperoleh dari hasil penyidikan perkara a quo
SATLANTAS POLRES Probolinggo ditemukan fakta hukum yaitu perkara TABRAKAN MAUT pada
tanggal 6 Januari 2013 tersebut adalah dimulai dari perbuatan Tergugat I dan Tergugat II
menugaskan Turut Tergugat mengemudikan BUS LADJU Nomor Polisi N-7296-UW yang dalam
menjalankan BUS tersebut melaju dengan kecepatan tinggi melebihi batas maximum kecepatan
yang ditentukan dalam rambu lalu lintas pada Jalan Raya di lokasi kejadian dan dengan melanggar
marka jalan pada akhirnya menabrak Sepeda Motor yang dikendarai oleh almarhum MASVINDRA
WAHYU PRATAMA yang berlawanan arah yaitu dari Kota Probolinggo menuju ke Klakah Lumajang.
9. Bahwa sebagai resiko dan tanggung jawab dalam menjalankan BUS LADJU tersebut, Turut Tergugat
dikenakan sanksi pidana sebagaimana diancam dan diatur dalam pasal 62 Undang-Undang Lalu
Lintas dan pasal 360 KUHP, dan perkara pidana tersebut adalah menjadi wewenang Pengadilan
Negeri Kraksaan Tergugat tersebut, dengan demikian akan memperoleh PUTUSAN tentang
perbuatan pidana dalam Tabrakan Maut tersebut, sedangkan TERGUGAT I, TERGUGAT II adalah
tidak dapat dijadikan Tersangka atau Terdakwa karena selaku Perusahaan Angkutan Bus LADJU
tidak dapat dikenakan sanksi Pidana terhadap perbuatan Tabrakan Bus tersebut, namun secara
perdata adalah bertanggung jawab untuk membayar segala resiko yang timbul dalam
beroperasinya armada Bus LADJU yang dimiliki oleh Tergugat II tersebut.
10. Bahwa secara yuridis, perbuatan para Tergugat dan Ikut Tergugat tersebut diatas adalah sangat
merugikan Para Penggugat dan Perbuatan yang demikian itu telah memenuhi syarat dan unsure
yang wajib dalam criteria perbuatan melawan hukum, yaitu:
a Adanya perbuatan yang melawan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yaitu Tergugat
I dan Tergugat II dengan sengaja menugaskan Ikut Tergugat untuk mengoperasikan armada
BUS LADJU bernomor Polisi N-7296-UW dan dalam operasi tersebut Ikut Tergugat telah
menjalankan BUS sebagai sopir atau pengemudi telah melanggar marka jalan dan melanggar
batas maximum kecepatan yang ditentukan dalam Rambu Lalu Lintas di Jalan Raya sehingga
merupakan perbuatan melanggar hukum yaitu kurang hati-hati dan menabrak Sepeda Motor
yang dikendarai almarhum MAVINDRA WAHYU PRATAMA dari arah berlawanan yang dalam
peraturan lalu lintas sudah nyata dilarang untuk dilakukan oleh pengemudi siapapun,
sedangkan faktanya perbuatan tersebut terjadi. Dengan demikian terjadi fakta tetap yaitu
terjadi perbuatan yang melawan Undang-Undang Lalu Lintas yaitu pasal 62, artinya secara
nyata telah terjadi perbuatan yang melanggar peraturan hukum yang berlaku, sedangkan
Tergugat I dan Tergugat II sebagai perusahaan BUS dan kerugian yang timbul sebab Turut
Tergugat menjalankan tugas sebagai SOPIR atau Pengemudi BUS LADJU tersebut adalah
menjalankan perintah dan tugas yang diperintahkan atau atas order dari Tergugat I dan
Tergugat II;
b. Adanya suatu kesalahan yaitu secara melawan hukum, Turut Tergugat menjalankan tugas dari
TERGUGAT I dan TERGUGAT II secara kurang hati- hati dan diduga akibat berkecepatan tinggi
dan melanggar marka jalan BUS LADJU diduga tidak layak jalan, pada hal yang demikian itu
sudah diketahui oleh Tergugat I dan Tergugat II seharusnya diketahui bahwa dalam
persyaratan untuk mengoperasikan BUS LADJU harus terpenuhi akan tetapi tidak dipenuhinya
sehingga menjadi suatu KESALAHAN FATAL yang menjadi Tanggung Jawab Tergugat I dan
Tergugat II
c. Adanya kerugian yang ditimbulkan yaitu PO BUS LADJU secara faktuil telah menabrak dengan
cara melanggar marka jalan dan melanggar batas kecepatan maximum di jalan raya tersebut
dan menimbulkan kerugian materiil dan immaterial yang dialami Para Penggugat dan kerugian
materiil sebesar Rp.65.500.000,- (enam puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) +
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan kerugian immaterial senilai Rp.10.000.000.000,-
(sepuluh milyar rupiah) sebagaimana diuraikan pada posita diatas dan Para Penggugat
mengalami kerugian yang nyata;
d. Adanya hubungan kausal antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian yaitu sejak
terjadi peristiwa Tabrakan Maut pada tanggal 6 Januari 2013 oleh PO BUS LADJU yang menjadi
tanggung jawab Tergugat I dan Tergugat II yang dikemudikan Turut Tergugat, maka timbul
kerugian yang seluruhnya diperhitungkan sebesar Rp. 11.065.500.000 (sebelas milyar enam
puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) sebagaimana diuraikan pada posita tersebut yang mana
kerugian tersebut merupakan tanggungjawab Tergugat I dan Tergugat II sebagai akibat dari
Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat mengoperasikan armada BUS LADJU di jalan
raya tersebut, dengan demikian hubungan perbuatan Para Tergugat tersebut dengan kerugian
yang dialami Para Penggugat sudah terbukti dan cukup beralasan;
11. Mengingat perbuatan Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat yang demikian itu sudah
nyata yaitu merupakan perbuatan melawan hukum dan merugikan Para penggugat, maka Para
Penggugat berhak menuntut hak dan sangatlah adil dan pantas untuk memohon kepada Pengadilan
Negeri Pasuruan, yaitu agar Tergugat I selaku Perusahaan angkutan umum dan Tergugat II selaku
pemilik PO BUS LADJU tersebut dihukum membayar kerugian seluruhnya sebesar
Rp.11.065.500.000,- (sebelas milyar enam puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) sedangkan
terhadap TURUT TERGUGAT karena perbuatan yang dilakukan adalah atas order Tergugat I dan
Tergugat II serta menjalani proses perkara PIDANA, maka dalam hal ini cukup adil bilamana dalam
perkara perdata ini Turut Tergugat dihukum untuk tunduk dan patuh pada putusan perkara ini;
12. Mengingat, Para Tergugat dan Turut Tergugat tidak kooperatif dalam menyelesaikan perkara ini dan
karena Para Tergugat terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dan berdasarkan ketentuan
pasal 1365 KUHPerdata dan pasal 1366 KUHPerdata, diwajibkan membayar ganti rugi, maka sudah
patut Para Tergugat dihukum membayar GANTI RUGI, dan untuk pembayaran ganti rugi tersebut,
mohon agar dilaksanakan SITA JAMINAN terhadap harta milik Tergugat I dan Tergugat II dan
penyitaan tersebut dinyatakan sah dan berharga yang selanjutnya harta milik Para Tergugat
tersebut dijual LELANG yang hasilnya diperuntukkan membayar UANG GANTI RUGI tersebut dan
apabila ada sisanya dikembalikan pada yang berhak, adapun jenis dan bentuk harta milik Para
Tergugat yang dimaksudkan akan diajukan secara tersendiri dalam persidangan ini;
13. Mengingat Gugatan Para Penggugat beralasan dan dicukupi alat bukti AUTHENTIC, maka
berdasarkan ketentuan pasal 180 HIR Jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2000,
Penggugat mohon agar putusan perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu
sekalipun ada verzet, banding, kasasi (uit voor baar bij voorraad);
14. Menyatakan pula bahwa Pengadilan Negeri Pasuruan adalah berwenang memeriksa, mengadili dan
memutus gugatan perkara ini;
15. Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat beralasan hukum mohon dikabulkan seluruhnya dan
kepada Para Tergugat agar dihukum membayar biaya/ongkos yang timbul dalam perkara ini;

Berdasarkan alasan sebagaimana diuraikan diatas, Para penggugat mohon agar Pengadilan Negeri
Pasuruan, menjatuhkan PUTUSAN yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Perbuatan Tergugat I, Tergugat II dan Ikut Tergugat adalah merupakan perbuatan
melawan hukum dan merugikan Penggugat I dan Penggugat II;
3. Menyatakan sah dan berharga SITA JAMINAN (Conservatoir Beslag) yang dilaksanakan Jurusita
Pengadilan Negeri Pasuruan terhadap Harta Milik Tergugat I dan Tergugat II tersebut;
4. Menyatakan bahwa Tergugat I dan Tergugat II bertanggungjawab atas kerugian yang timbul, baik
kerugian materiil maupun kerugian immateriil sebagai akibat dari kelalaian dalam menjalankan
perusahaan angkutan umum PO BUS LADJU yang dikemudikan oleh Turut Tergugat yang menjadi
tanggung jawab Tergugat I, II, sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas pada tanggal 6 Januari 2013
yang menyebabkan kematian korban bernama MASVINDRA WAHYU PRATAMA yaitu anak kandung
dari Penggugat I dan Penggugat II;
5. Menyatakan bahwa kerugian yang dialami Penggugat I dan Penggugat II dan menjadi tanggung
jawab Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng juta lima ratus ribu rupiah) +
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan KERUGIAN IMMATERIIL sebesar Rp.10.000.000.0000
(sepuluh milyar rupiah) = Rp.11.065.500.000,- ( sebelas milyar enam puluh lima juta lima ratus ribu
rupiah) dengan perincian sebagai berikut:
KERUGIAN MATERIIL:
a. Kerugian materiil berupa Sepeda Motor merk HONDA Nomor Polisi N-3925-ZU yang senilai
Rp.15.500.000,- (limabelas juta lima ratus ribu rupiah);
b. Kerugian biaya pemulangan dan penguburan Jenazah almarhum MASVINDRA WAHYU
PRATAMA senilai Rp.25.500.000,- (dua puluh lima juta rupiah);
c. Kerugian transportasi, akomodasi dan biaya lain selama kurang lebih 3 bulan untuk proses
penyelesaian dalam perkara kecelakaan lalu lintas dari rumah tinggal Para Penggugat ke Polres,
Kejaksaan dan Pengadilan di Probolinggo, senilai Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah);
d. Kerugian pembiayaan pengasuhan dan pendidikan almarhum senilai Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah);
KERUGIAN IMMATERIIL:
e. Kerugian immateriil karena Penggugat I dan Penggugat II terganggu kehidupannya dan
mengalami stress berat dan berkepanjangan dan hidup tidak tentram akibat kecelakaan lalu
lintas yang menyebabkan kematian almarhum MASVINDRA WAHYU PRATAMA, diperhitungkan
sebanyak Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk secara tanggung renteng, tunai dan sekaligus
membayar uang KERUGIAN MATERIIL sebesar Rp.65.500.000,- + Rp.1.000.000.000,- dan KERUGIAN
IMMATERIIL sebesar Rp.10.000.000.000,- = Rp.11.065.500.000,- (sebelas milyar enam puluh lima
berikut:
KERUGIAN MATERIIL :
a. Kerugian materiil berupa Sepeda Motor Merk HONDA Nomor Polisi N-3925- ZU (yang rusak
berat dan tidak bisa dimanfaatkan lagi) senilai Rp.15.500.000,- (lima belas juta lima ratus ribu
rupiah);
b. Kerugian biaya pemulngan dari Rumah Sakit di Probolinggo dan biaya penguburan Jenazah
almarhum MASVINDRA WAHYU PRATAMA senilai Rp.25.000.000,- (dua puluh lima jua rupiah);
c. Kerugian transportasi, akomodasi dan biaya lain sel ama kurang lebih 3 bulan untuk proses
penyelesaian dalam perkara kecelakaan lalu lintas dari rumah tinggal Para Penggugat ke Polres,
Kejaksaan dan Pengadilan di Probolinggo, senilai Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah);
d. Kerugian pembiayaan pengasuhan dan pendidikan almarhum senilai Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah);
Bahwa, jumlah total kerugian materiil pada huruf a+b+c+d seluruhnya adalah Rp.15.500.000,- +
Rp.25.000.000,- + Rp.25.000.000,- + Rp.1.000.000.000,- = Rp.1.065.500.000,- (satu milyar enam
puluh lima juta lima ratus ribu rupiah);
KERUGIAN IMATERIIL:
e. Kerugian immateriil karena Penggugat I dan Penggugat terganggu kehidupannya dan
mengalami stress berat dan berkepanjangan dan hidup tidak tentram akibat kecelakaan lalu
lintas yang menyebabkan kematian almarhum MASVINDRA WAHYU PRATAMA, diperhitungkan
sejumlah Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);

7. Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini;
8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II karena keterlambatannya dan tidak segera melaksanakan
amar putusan ini secara sukarela yaitu dihitung sejak didaftarkan gugatan perkara ini sampai
dilaksanakan eksekusi putusan yaitu setiap harinya membayar sebesar Rp.100.000.000,- (seratus
juta rupiah) kepada Penggugat I dan Penggugat II;
9. Menyatakan sah dan berhagara pelaksanaan sita jaminan atas barang milik Tergugat I dan Tergugat
II yang dilaksanakan Juru Sita Pengadilan Negeri Pasuruan;
10. Menyatakan bahwa putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu / serta merta sekalipun
ada verzet, banding, kasasi (uit voerbaar bij voorrad);
11. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Turut Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar
segala biaya perkara ini;

Atau Pengadilan Negeri Pasuruan, menjatuhkan putusan lain yang adil dan benar menurut hukum (ex ae
quo et bono);

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan kuasa Penggugat hadir sedangkan
pihak Tergugat I dan II diwakili oleh kuasanya yang bernama PIET SUHARTO, SH.MH, berdasarkan Surat
Kuasa tertanggal 4 April 2013; Menimbang, bahwa oleh karena ternyata Turut Tergugat meskipun telah
dipanggil dengan patut, tidak datang menghadap, dan pula ternyata, bahwa tidak datangnya itu
disebabkan suatu halangan yang syah, maka Turut Tergugat harus dinyatakan tidak hadir;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengusahakan perdamaian diantara kedua belah pihak melalui
mediasi dengan ditunjuk sebagai Hakim Mediator WAHYU 2 Mei 2013, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan dan Para
Penggugat menyatakan tetap pada gugatannya;

Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut, pihak Tergugat I dan Tergugat II telah mengajukan jawaban
tertanggal 23 Mei 2013 yang selengkapnya sebagai berikut;

JAWABAN PIHAK TERGUGAT I DAN TERGUGAT II :

Dalam Eksepsi:
1. Bahwa, Para Tergugat dengan tegas menolak dalil-dalil gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya,
kecuali yang secara tegas-tegas diakuinya;
2. Bahwa, terdapat kontradiktip dalam surat gugatan Para Penggugat hal mana terlihat dari posita
gugatan yang mendalilkan dan mohon agar Para Tergugat dinyatakan telah melakukan perbuatan
melawan hukum karena didalam fundamentum gugatan diuraiman bahwa yang terlibat dalam
kecelakaan yang telah mengakibatkan meninggalnya Masvindra Wahyu Pratama anak dari Para
Penggugat adalah Turut Tergugat akan tetapi Para Tergugat disebutkan dalam gugatan telah
melakukan perbuatan melawan hukum karenanya gugatan yang demikian adalah kabur (obscuur
libel) karenanya harus ditolak;
3. Bahwa, sebagaimana disebutkan dalam surat gugatan, antara Turut Tergugat dengan Para Tergugat
telah terikat perjanjian yang antara lain menyebutkan segala resiko akibat kecelakaan dijalan
selama menjalankan kendaraan bus adalah merupakan tanggung jawab sendiri pengemudi, dengan
demikian telah terjadi pemisahan resiko tanggung jawab yang telah disepakati antara pihak Turut
Tergugat dengan Para Penggugat, dengan demikian secara hukum tidak masalah ini karenanya
sepanjang gugatan ditujukan kepada Para Tergugat harus ditolak karena tidak berdasar hukum
untuk dipertimbangkan;

Dalam Pokok Perkara:

1. Bahwa, segala apa yang termuat dalam eksepsi mohon dianggap termuat ulang serta menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam bagian pokok perkara ini;
2. Bahwa, tidak benar dan disangkal dengan tegas dalil Para Penggugat yang menyatakan bahwa Para
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menugaskan dan memberi
perintah kepada Turut Tergugat untuk menjalankan bus yang dikenal dengan bus Ladju bernomor
Polisi N-7296-UW yang dalam keadaan kondisi kondisi bus tidak layak jalan karena setiap akan
dioperasikan pasti dilakukan pemeriksaan kondisi kelayakan bus dan juga kelengkapan surat-
suratnya;
3. Bahwa, tidak mungkin pihak perusahaan mengijinkan dioperasikannya bus yang bersangkutan
bilamana keadaan bus dalam keadaan tidak layak jalan baik mengenai persyaratan dan kelengkapan
surat-suratnya karena bilamana keadaan bus tidak layak jalan dioperasikan maka hal tersebut akan
merugikan pihak perusahaan juga karena akan terjadi kendala dijalan;
4. Bahwa, setiap bus yang dioperasikan telah memenuhi kelayakan untuk jalaln dan telah memenuhi
serta melalui uji berkala setiap 6 (enam) bulan sekali yang (DLLAJ);
5. Bahwa, dalam perkara kecelakaan yang terjadi di jalan raya Leces, kabupaten Probolinggo antara
bus nomor Polisi N-7296-UW yang dikemudikan oleh Deky Apriyanto dengan sepeda motor nomor
Polisi N-3925-ZU yang dikendarai oleh Masvindra Wahyu Pratama adalah merupakan suatu
kejadian yang tidak dikehendaki karena pada saat itu bus berjalan pelan karena akan mendahului
kendaraan didepannya yang akan berbelok kekiri dimana pada saat itu keadaan jalan didepan
sedang kosong dan tanda/rambu lalu lintas tidak ada larangan untuk mendahului, akan tetapi tidak
disangka sepeda motor yang dikemudikan oleh Masvindra Wahyu Pratama yang semula posisinya
berada disebelah kiri pinggir jalan tiba-tiba menyerong ketengah jalan yang berakibat tabrakan
tidak dapat dihindari;
6. Bahwa, dari keadaan yang demikian maka kecelakaan yang terjadi adalah bukan mutlak kesalahan
dari pengemudi bus semata, sehingga karenanya adalah tidak adil bilamana kesalahan hanya
ditimpakan kepada pihak bus saja;
7. Bahwa, selain dari pada itu perlu diketahui bahwa hubungan antara para Tergugat selaku pemilik
perusahaan dengan pihak Turut Tergugat adalah merupakan mitra kerja dalam usaha bidang
transportasi angkutan darat dimana pihak para Tergugat yang menyediakan sarana armada
transportasi berupa bus sedangkan pihak Turut Tergugat selaku pihak yang mengoperasikan bus,
yang mana pembagian hasil dari kerjasama tersebut adalah secara bagi hasil (komisi), sehingga
secara hukum hubungan antara Para Tergugat dengan Turut Tergugat hubungan yang terjadi adalah
merupakan hubungan sederajat atau mitra yang mempunyai tanggung jawab hukum sendiri-
sendiri;
8. Bahwa, kerjasama antara Para Tergugat dengan Turut Tergugat tersebut mempunyai konsekuensi
tanggung jawab masing-masing, dimana Para Tergugat selaku pemilik perusahaan bertanggung
jawab atas tersedianya armada beserta segala kelengkapan surat-surat ijinnya yang antara lain
berupa ijin trayek, buku uji berkala kendaraan (KIR) yang berlaku dan kelayakan kendaraan,
sedangkan pihak Turut Tergugat bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi selama
menjalankan kendaraan dalam beroperasi dengan jurusan sesuai ijin trayek yang ada, sehingga
karenanya adalah tidak tepat dan tidak beralasan secara hukum bilamana pihak Para Penggugat
ditarik sebagai pihak tergugat dan harus bertanggung jawab dalam masalah ini;
9. Bahwa karenanya adalah sangat tidak berdasar hukum sehingga harus ditolak bilamana atas
musibah kecelakaan yang terjadi dalam perkara ini hanya para Tergugat yang dibebani membayar
ganti rugi;
10. Bahwa, selain dari pada itu adalah tidak benar bilamana Para Tergugat tidak peduli atas akibat
terjadinya kecelakaan yang menimpa anak Para Penggugat, karena pada kenyataannya sdr. Deky
Apriyanto selaku pengemudi telah melakukan upaya membantu biaya sewa ambulance dan lainnya
walaupun mungkin nilainya tidak seberapa;
11. Bahwa, dalam hukum suatu tuntutan ganti haruslah dilakukan secara rinci besarnya kerugian yang
diderita dan diajukan tuntutan;
12. Bahwa, besaran ganti rugi yang dituntut haruslah dapat dibuktikan secara hukum dan bilamana hal
tersebut tidak dapat dilakukan maka gugatan ganti rugi yang diajukan harus ditolak karena tidak
berdasar hukum;
13. Bahwa, dalam gugatan perkara aquo, ganti rugi yang diajukan kepada para Tergugat nilainya adalah
sangat mengada-ada dan tidak masuk akal, sehingga bilamana hal tersebut berkembang dan
menjadi kebiasaan akan berakibat buruk bagi dunia transportasi karena orang akan takut untuk
menjalankan usaha transportasi karena takut dituntut membayar ganti rugi yang nilainya sangat
berlebihan, sehingga hal tersebut tentunya akan berakibat terganggunya sarana transportasi
masyarakat pada umumnya;
Berdasarkan hal-hal sebagaimana terurai tersebut diatas maka mohon kepada Yth. Majelis Hakim
pemeriksa perkara ini agar berkenan untuk memberikan putusan:
Dalam Eksepsi:
• Menerima dan mengabulkan eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya

Dalam Pokok Perkara:


• Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

Menimbang, bahwa atas jawaban dari Para Tergugat tersebut, Para Penggugat mengajukan Repliknya
secara tertulis tertanggal 30 Mei 2013 yang pada pokoknya tetap pada gugatannya, dan atas Replik
tersebut Para Tergugat mengajukan Dupliknya secara tertulis tertanggal 13 Juni 2013 yang disampaikan
jawabannya;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Para Penggugat telah mengajukan bukti-
bukti surat berupa:
• Bukti P-1 : Fotocopy salinan Putusan Pidana Pengadilan Negeri Kraksaan tanggal 29 Mei 2013
Nomor 177/Pid.B/2013/PN.KRAKS atas nama Muhamad Deky Apriyanto Bin Faisol Amudi;
• Bukti P-2 : Fotocopy Kartu Keluarga Nomor 350816 270805 4014 ;
• Bukti P-3 : Fotocopy Kutipan Akta Nikah Nomor 50/50/IV/89 tertanggal 12 April 1989;
• Bukti P-4 : Fotocopy Kutipan Akta Kelahiran Nomor 1958/ B.VIII.9/AT.40/1998 tertanggal 3
Oktober 1998;
• Bukti P-5 : Fototocopy Kartu Tanda Penduduk NIK.3508161911890002 atas nama MASVINDRA
WAHYU PRATAMA tertanggal 26 September 2012;
• Bukti P-6 : Fotocopy Surat Izin Mengemudi C atas nama MASVINDRA WAHYU PRATAMA;
• Bukti P-7 : Fotocopy Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Nomor Polisi N-3925-ZU atas nama
MASVINDRA WAHYU PRATAMA;
• Bukti P-8 : Fotocopy Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar atas nama MASVINDRA WAHYU
PRATAMA;
• Bukti P-9 : Fotocopy Ijazah Madrasah Tsanawiyah atas nama MASVINDRA WAHYU PRATAMA;
• Bukti P-10 : Fotocopy Ijazah Sekolah Menengah Atas atas nama MASVINDRA WAHYU PRATAMA,
• Bukti P-11 : Fotocopy foto Bus Ladju dan sepeda motor,
• Bukti P-12 : Fotocopy Surat Keterangan Pernah Kuliah atas nama MASVINDRA WAHYU PRATAMA,
• Bukti P-13 : Fotocopy Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Nomor Polisi N-7296-UW ,
• Bukti P-14 : Fotocopy Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor Nomor Polisi N-7296-UW,

Bahwa foto copy bukti-bukti surat tersebut diatas, telah dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan
sama dengan aslinya kecuali P-6, P-7, P-13, P-14 yang merupakan fotocopy dari fotocopy dan tidak dapat
ditunjukkan aslinya dipersidangan,

Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Para Penggugat juga telah mengajukan 2 (dua)
orang saksi, yang setelah disumpah terlebih dahulu pada pokoknya telah mengemukakan sebagai
berikut:
1. Saksi MUHAMMAD MUZIYANTO:
• Bahwa saksi kenal dengan pihak Para Penggugat namun tidak ada hubungan keluarga maupun
pekerjaaan dan saksi tidak kenal dengan pihak Para Tergugat,
• Bahwa saksi kenal dengan Para Penggugat karena merupakan orang tua teman saksi yang
bernama MASVINDRA WAHYU PRATAMA, yang biasa dipanggil Yosi, sekolah di Poltek Malang,
dan saksi sering ke rumah Yosi;
• Bahwa Yosi meninggal dunia karena kecelakaan pada tanggal 6 Januari 2013 sekitar jam 08.00
wib dan meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa ayah Yosi bernama Masilah Asnawie dan ibunya bernama Erna Wahyu;
• Bahwa saksi kurang tahu apa pekerjaan ayah Yosi, kalau ibunya jual kopi;
• Bahwa saksi tahu kecelakaan yang dialami Yosi karena waktu itu saksi ada disana dengan
kendaraan sepeda motor beat warna hitam tahun 2010;
• Bahwa kondisi kendaraan yang dikendarai oleh Yosi knalpotnya rusak, setirnya bengkok,
kerusakan sekitar 50%;
• Bahwa terakhir kendaraan ada di kantor Polres Probolinggo, sekarang saksi tidak tahu;
• Bahwa saksi tidak tahu berapa biaya yang dikeluarkan pada waktu di rumah sakit;
• Bahwa saksi sering ikut acara tahlilan pada waktu Yosi meninggal dunia;
• Bahwa Yosi sudah lulus kuliah dan pernah cerita kalau sudah diterima kerja;
• Bahwa kondisi orang tua Yosi sekarang masih stress dan sering menangis sendiri terutama
ibunya;
• Bahwa saksi tidak tahu mengenai masalah santunan karena orang tua Yosi tidak pernah
bercerita mengenai masalah santunan;
• Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membawa Yosi ke rumah sakit;
• Bahwa pada waktu pemakaman Yosi, menggunakan ambulance dari rumah sakit, pada waktu
ke rumah Yosi juga menggunakan ambulance;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Para Penggugat menyatakan keterangan saksi
benar sedangkan Kuasa Para Tergugat akan menanggapinya dalam kesimpulan;

2. Saksi NABIYANTO:
• Bahwa saksi kenal dengan pihak Para Penggugat namun tidak ada hubungan keluarga maupun
pekerjaaan dan saksi tidak kenal dengan pihak Para Tergugat;
• Bahwa saksi kenal dengan Para Penggugat karena merupakan orang tua teman saksi yang
bernama MASVINDRA WAHYU PRATAMA, yang biasa dipanggil Yosi, sekolah di Poltek Malang,
dan saksi sering ke rumah Yosi;
• Bahwa Yosi meninggal dunia karena kecelakaan pada tanggal 6 Januari 2013 sekitar jam 08.00
wib dan meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa ayah Yosi bernama Masilah Asnawie dan ibunya bernama Erna Wahyu;
• Bahwa saksi kurang tahu apa pekerjaan ayah Yosi, kalau ibunya jual kopi;
• Bahwa saksi tahu kecelakaan yang dialami Yosi karena waktu itu saya ada disana dengan
kendaraan sepeda motor beat warna hitam tahun 2010;
• Bahwa kondisi kendaraan yang dikendarai oleh Yosi knalpotnya rusak, setirnya bengkok,
kerusakan sekitar 50%;
• Bahwa terakhir kendaraan ada di kantor Polres Probolinggo, sekarang saksi tidak tahu;
• Bahwa saksi tidak tahu berapa biaya yang dikeluarkan pada waktu di rumah sakit;
• Bahwa saksi sering ikut acara tahlilan pada waktu Yosi meninggal dunia;
• Yosi yaitu Para Penggugat untuk menyekolahkan anaknya dari TK sampai di Perguruan Tinggi;
• Bahwa Yosi belum sempat dirawat di rumah sakit;
• Bahwa Yosi sudah lulus kuliah dan pernah cerita kalau sudah diterima kerja;
• Bahwa kondisi orang tua Yosi sekarang masih stress dan sering menangis sendiri terutama
ibunya;
• Bahwa saksi tidak tahu mengenai masalah santunan karena orang tua Yosi tidak pernah
bercerita mengenai masalah santunan;
• Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membawa Yosi ke rumah sakit;
• Bahwa pada waktu pemakaman Yosi, menggunakan ambulance dari rumah sakit, pada waktu
ke rumah Yosi juga menggunakan ambulance;
• Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membayar ambulance tersebut;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Para Penggugat menyatakan keterangan saksi
benar sedangkan Kuasa Para Tergugat akan menanggapinya dalam kesimpulan

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahannya, Kuasa Para Tergugat telah mengajukan surat-
surat bukti, berupa :
• Bukti T-1 : Fotocopy Perjanjian Kerjasama antara PO LADJU dan MOHAMAD DEKY APRIYANTO;
• Bukti T-2 : Fotocopy Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor Nomor Polisi N-7296-UW;
• Bukti T-3 : Fotocopy Kartu Pengawasan Nomor: 0822/AAK/ VIII/10;
Bahwa foto copy bukti-bukti surat tersebut, diatas telah dibubuhi materai cukup dan telah dicocokkan
sama dengan aslinya dipersidangan kecuali bukti T-1 dan T-3 yang merupakan fotocopy dari fotocopy
dan tidak dapat menunjukkan aslinya dipersidangan;

Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Para Tergugat juga telah mengajukan 2 (dua)
orang saksi, yang setelah disumpah terlebih dahulu pada pokoknya telah mengemukakan sebagai
berikut;
1. Saksi FAISOL AMUDI:
• Bahwa saksi kenal dengan Turut Tergugat dan kenal dengan Para Tergugat;
• Bahwa Turut Tergugat adalah sopir dari bus Ladju dan merupakan saudara saksi;
• Bahwa saksi mengetahui Turut Tergugat mengalami kecelakaan dan sudah memberi santunan
kepada korban dan saksi sendiri yang mengantarkan berupa uang sebesar Rp.2.000.000,- (dua
juta rupiah), beras 1 (satu) sak, air mineral 1 (satu) dos dan 1 (satu) pres rokok;
• Bahwa saksi yang membayar biaya ambulance di rumah sakit sebesar Rp.800.00,- (delapan
ratus ribu rupiah) atas perintah bos saksi di PO LADJU;
• Bahwa kuitansi pembayaran biaya ambulance tersebut hilang;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas baik Kuasa Para Tergugat maupun Kuasa Para
Penggugat menyatakan akan menanggapinya dalam kesimpulan;

2. Saksi SUHARIVANTO:
• Bahwa saksi kenal dengan Turut Tergugat dan kenal dengan Para Tergugat;
• Bahwa Turut Tergugat adalah sopir dari bus Ladju dan merupakan saudara saksi;
• Bahwa saksi mengetahui Turut Tergugat mengalami kecelakaan dan sudah memberi santunan
kepada korban dan saksi sendiri yang mengantarkan berupa uang sebesar Rp.2.000.000,- (dua
juta rupiah), beras 1 (satu) sak, air mineral 1 (satu) dos dan 1 (satu) pres rokok;
• Bahwa saksi yang membayar biaya ambulance di rumah sakit sebesar Rp.800.00,- (delapan
ratus ribu rupiah) atas perintah bos saksi di PO LADJU;
• Bahwa kuitansi pembayaran biaya ambulance tersebut hilang;
• Bahwa sepeda motor yang mengalami kerusakan parah knalpot dan tidak bisa dipergunakan
tapi kalau dihidupi masih bisa;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas baik Tergugat maupun Kuasa Para Penggugat
menyatakan akan menanggapinya dalam kesimpulan;

Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Para Penggugat mengajukan kesimpulannya tertanggal 22


Agustus 2013 sedangkan Kuasa Para Tergugat tidak mengajukan kesimpulan dan akhirnya para pihak
menyatakan sudah tidak ada hal-hal yang akan diajukannya lagi, dan mohon dijatuhkan putusan;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, maka ditunjuk segala sesuatu yang
termuat dalam berita acara pemeriksaan perkara ini dianggap dan telah dipertimbangkan dan juga
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam putusan ini;

---------------------------------------TENTANG HUKUMNYA------------------------------------------

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan ketidakhadiran Turut
Tergugat untuk menghadap di persidangan atau tidak menyuruh orang lain menghadap di persidangan
yang telah ditentukan, walaupun telah dipanggil dengan patut dan syah oleh Juru Sita Pengganti
Pengadilan Negeri Jember, maka terhadap Turut Tergugat tersebut Majelis Hakim berpendapat Turut
Tergugat tersebut telah melepaskan haknya dan dianggap tidak membantah dalil-dalil gugatan Para
Penggugat yang untuk selanjutnya Turut Tergugat tersebut nantinya agar tunduk dan taat terhadap
putusan dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa Para Penggugat dalam gugatannya telah mendalilkan bahwa Para Penggugat
berhak mendapatkan ganti kerugian atas meninggalnya anak dari Para Penggugat yang telah ditabrak
oleh Turut Tergugat yang merupakan karyawan dari Tergugat I dan Tergugat II;

Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat dalam eksepsinya telah menyangkal gugatan Para
Penggugat dengan mendalilkan bahwa hubungan hukum antara Tergugat I dan Tergugat II dengan Turut
Tergugat bukanlah buruh dan majikan melainkan mitra kerja sehingga Tergugat I dan Tergugat II yang
mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga penarikan Tergugat I dan Tergugat II dalam
perkara ini adalah tidak tepat dan adalah tidak berdasar hukum apabila Tergugat I dan Tergugat II
dibebani untuk membayar ganti rugi;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari isi gugatan dari Kuasa Para Penggugat dan
jawaban dari Kuasa Tergugat I dan Tergugat II secara teliti dan seksama berkesimpulan bahwa dalam
perkara ini yang menjadi permasalahan adalah;
1. Apakah Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum
yang mengakibatkan kerugian bagi Para Penggugat?
2. Apakah Tergugat I dan Tergugat II patut dimintai pertanggung jawaban secara tanggung renteng
untuk mengganti kerugian yang dialami oleh Para Penggugat atas meninggalnya anak Para
Penggugat yang ditabrak oleh Turut Tergugat?
3. Berapa besarnya biaya ganti kerugian yang sepantasnya diterima oleh Para Penggugat akibat
perbuatan perbuatan melawan hukum,Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat?;
Menimbang, bahwa dari gugatan Para Penggugat sebagaimana tersebut diatas, bila dihubungkan
dengan jawaban Para Tergugat, maka dalam perkara ini telah terjadi penyangkalan atas dalil-dalil
gugatan Penggugat ;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 163 HIR dinyatakan bahwa barang siapa mendalilkan sesuatu hak, atau
guna menguatkan haknya atau untuk membantah hak orang lain, menunjuk pada sesuatu peristiwa,
diwajibkan membuktikan hak atau peristiwa tersebut, dan oleh karena Para Penggugat mendalilkan
mempunyai hak untuk memperoleh ganti kerugian, maka dalam upaya penyelesaian perkara ini pihak
Para Penggugat dibebani untuk membuktikan dalil gugatannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil gugatan Para Penggugat menyatakan bahwa Para Penggugat
berhak mendapatkan ganti kerugian atas meninggalkanya anak dari Para Penggugat yang telah ditabrak
oleh Turut Tergugat yang merupakan karyawan dari Tergugat I dan Tergugat II, dan inilah yang harus
dibuktikan oleh Para Penggugat;

Menimbang, bahwa pihak Para Penggugat dalam upaya membuktikan dalil gugatannya tersebut
dipersidangan telah mengajukan bukti-bukti surat yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-14 serta
mengajukan 2(dua) orang saksi yaitu saksi Muhammad Muziyanto dan saksi Nabiyanto;

Menimbang, bahwa alat bukti surat yang diajukan oleh Para Penggugat telah dibubuhi materai yang
cukup dan setelah dicocokkan sama dengan aslinya kecuali bukti bertanda P-6, P-7, P-13 dan P-14;

Menimbang, bahwa Para Penggugat telah mengajukan surat bukti bertanda P-2, P-4, P-5, P-6, P-8, P-9,
P-10, yang menerangkan bahwa Masvindra Wahyu Pratama merupakan anak dari Para Penggugat;

Menimbang, bahwa Para Penggugat telah mengajukan surat bukti bertanda P-7 dan setelah diteliti oleh
Majelis Hakim ternyata alat bukti tersebut tidak ada aslinya, namun Majelis Hakim berpendapat bahwa
dari surat bukti tersebut dapat menentukan kepemilikan kendaraan bermotor, maka surat bukti
tersebut merupakan bukti permulaan yang masih perlu didukung oleh bukti lainnya;

Menimbang, bahwa dari keterangan saksi Muhammad Muziyanto dan saksi Penggugat yang bernama
Masvindra Wahyu Pratama telah meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan dengan bus Ladju pada
tanggal 6 Januari 2013 di rumah sakit;

Menimbang, bahwa para saksi menerangkan anak Para Penggugat tersebut tidak sempat dirawat di
rumah sakit dan kemudian pada saat dibawa pulang ke rumah Para Penggugat dan ke pemakaman
dibawa dengan menggunakan ambulance namun para saksi tersebut tidak mengetahui siapa yang
membayar biaya rumah sakit dan siapa yang membayar biaya ambulance;--------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya para saksi menerangkan bahwa akibat dari kecelakaan tersebut, sepeda
motor yang dikendarai oleh anak Para Penggugat pada waktu kecelakaan mengalami kerusakan pada
bagian knalpot, setir bengkok dan kerusakan sekitar 50%;

Menimbang, bahwa dalam sangkalannya, Para Tergugat mendalilkan bahwa hubungan hukum antara
Tergugat I dan Tergugat II dengan Turut Tergugat bukanlah buruh dan majikan melainkan mitra kerja
sehingga Tergugat I dan Tergugat II yang mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga penarikan
Tergugat I dan Tergugat II dalam perkara ini adalah tidak tepat dan adalah tidak berdasar hukum apabila
Tergugat I dan Tergugat II dibebani untuk membayar ganti rugi;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Tergugat I, Tergugat II
dan Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum?
Menimbang, bahwa terhadap permasalahan tersebut Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai
berikut;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan sangkalannya, Tergugat I dan Tergugat II telah mengajukan
surat bukti surat bertanda T-1 sampai dengan T-3 dan mengajukan 2 (dua) saksi yaitu saksi Faisol Amudi
dan saksi Suhariyanto;

Menimbang, bahwa surat bukti surat yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II telah dibubuhi
materai yang cukup dan setelah dicocokkan sama dengan aslinya kecuali bukti bertanda T-1 dan setelah
diteliti oleh Majelis Hakim ternyata surat bukti T-1 tersebut tidak ada aslinya, namun Majelis Hakim
berpendapat bahwa dari surat bukti T-1 tersebut dapat terlihat adanya hubungan hukum antara
Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat, sehingga bukti T-1 tersebut dipandang mempunyai nilai
pembuktian dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa terhadap surat bukti bertanda T-3 ternyata tidak dapat ditunjukkan aslinya
dipersidangan, namun Majelis Hakim berpendapat surat bukti T-3 tersebut dapat menentukan
kepemilikan kendaraan bermotor, dan ternyata diketahui bahwa bus tersebut adalah atas nama Didik
Purnomo (Tergugat II);

Menimbang, bahwa saksi Faisol Amudi dan saksi Suhariyanto telah sama-sama menerangkan
dipersidangan bahwa Turut Tergugat telah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya
anak dari Para Penggugat;

Menimbang, bahwa setelah kecelakaan tersebut, anak Para Penggugat dibawa ke rumah sakit tapi
ternyata meninggal dan para saksi yang membayar biaya ambulance dari rumah sakit sebesar
Rp.800.000,- (delapan ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa para saksi juga menerangkan bahwa atas perintah bos saksi di PO Ladju, para saksi
mengantarkan uang sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah), beras 1 (satu) sak, air mineral 1 (satu) dos
dan 1 (satu) pres rokok kepada Para Penggugat;

Menimbang, bahwa para saksi menerangkan bahwa kuitansi pembayaran sekarang sudah hilang;

Menimbang, bahwa tentang perbuatan melawan hukum tersebut telah diatur dalam pasal 1365 KUH
Perdata yang unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Adanya perbuatan Tergugat yang bersifat bertentangan dengan hukum ;
2. Adanya Kerugian yang timbul pada diri Penggugat;
3. Adanya kesalahan atau kelalaian pada Tergugat;
4. Adanya hubungan kausalitet atau sebab akibat antara hubungan pihak Penggugat dengan
kesalahan atau perbuatan yang telah dilakukan oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa untuk menunjukkan bukti perbuatan pidana yang dilakukan oleh Turut Tergugat,
Para Penggugat telah mengajukan surat bukti bertanda P-1 yang menyatakan bahwa Muhammad Deky
Apriyanto atau Turut Tergugat bersalah atas meninggalnya anak dari Para Penggugat yang bernama
Masvindra Wahyu Pratama;
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam eksepsinya telah menyangkal hubungan hukum
antara Tergugat I dan II bukanlah hubungan hukum buruh dan majikan dengan Turut Tergugat
melainkan mitra kerja yang bertanggung jawab secara sendiri-sendiri;
Menimbang, bahwa terhadap hal tersebut, Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti bertanda T-1 yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II,
ternyata diketahui bahwa Turut Tergugat telah dengan tegas dan jelas mengikatkan dirinya dengan
suatu perjanjian dengan Tergugat I untuk bekerja sebagai sopir di PO Ladju dengan system bagi hasil dan
hal tersebut tidak disangkal oleh Tergugat I dan Tergugat II dipersidangan;

Menimbang, bahwa terhadap surat bukti T-1 tersebut, Majelis Hakim berpendapat walaupun disebutkan
dalam pasal 2 perjanjian kerja tersebut bahwa hubungan hukum yang terjadi adalah mitra dengan
system bagi hasil, namun Turut Tergugat bekerja atas perintah dari Tergugat I dan memperoleh
penghasilan setelah bekerja atas perintah Tergugat I tersebut, maka hubungan hukum yang terjadi
antara Tergugat I dan Turut Tergugat menurut Majelis Hakim adalah sama dengan hubungan buruh dan
majikan karena Turut Tergugat tidak akan memperoleh penghasilan apabila Turut Tergugat tidak bekerja
sesuai perintah Tergugat I;

Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti bertanda P-1 telah dinyatakan bahwa Turut Tergugat
adalah sebagai pihak yang bersalah menyebabkan meninggalnya anak dari Para Penggugat, dan pada
saat terjadinya kecelakaan tersebut Turut Tergugat adalah dalam rangka menjalankan pekerjaannya atas
perintah Tergugat I yaitu sebagai sopir bus Ladju yang mengemudikan bis dengan nomor Polisi N-7296-
UW (vide bukti bertanda T-2 dan T-3);

Menimbang, bahwa Pasal 1367 KUH Perdata telah menentukan bahwa majikan bertanggung jawab atas
kerugian yang disebabkan oleh bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada
mereka;

Menimbang, bahwa ketentuan mengenai siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan lalu
lintas telah pula diatur didalam ketentuan Pasal 234 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN yaitu bahwa Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor,
dan/atau Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Penumpang
dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian Pengemudi;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata dan Pasal 234 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN tersebut, oleh karena Turut
Tergugat telah melakukan perbuatan pidana yang mengakibatkan meninggalnya anak dari Para
Penggugat dan mengakibatkan kerugian bagi Para Penggugat dan perbuatan tersebut dilakukan pada
saat Turut Tergugat menjalankan pekerjaannya sebagai sopir di perusahaan yang dimiliki oleh Tergugat
II, maka secara hukum, Tergugat I dan Tergugat II dianggap telah pula melakukan perbuatan melawan
hukum yang menyebabkan kerugian pada Para Penggugat, sehingga menurut Majelis Hakim tidak ada
kesalahan ini;

Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan pertimbangan diatas, maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan Para Penggugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan permasalahan kedua dalam
perkara ini yaitu apakah Tergugat I dan Tergugat II patut dimintai pertanggung jawaban secara tanggung
renteng untuk mengganti kerugian yang dialami oleh Para Penggugat atas meninggalnya anak Para
Penggugat yang ditabrak oleh Turut Tergugat?

Menimbang, bahwa telah dinyatakan dalam pertimbangan diatas, bahwa Tergugat I, Tergugat II dan
Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Para Penggugat;

Menimbang, bahwa oleh karena telah melakukan perbuatan melawan hukum, maka adalah berdasar
hukum apabila Tergugat I dan Tergugat II ikut bertanggung jawab bersama secara tanggung renteng atas
kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya anak dari Para Penggugat yang bernama Masvindra
Wahyu Pratama sesuai dengan Pasal 1367 KUH Perdata;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai berapa besarnya
biaya ganti kerugian yang sepantasnya diterima oleh Para Penggugat akibat perbuatan perbuatan
melawan hukum Tergugat I dan Tergugat II?;

Menimbang, bahwa telah dipertimbangkan diatas bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah dinyatakan
bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian yang diderita oleh Para Penggugat akibat
kecelakaan yang dialami oleh anak Para Penggugat dengan bus Ladju yang dikemudikan oleh Turut
Tergugat;

Menimbang, bahwa Para Penggugat dalam posita gugatannya telah mendalilkan bahwa Para Penggugat
telah mengalami kerugian sebesar sebesar Rp.11.065.500.000,- (sebelas milyar enam puluh lima juta
lima ratus ribu rupiah) dengan perincian dalam petitum gugatam sebagai berikut:
KERUGIAN MATERIIL :
a. Kerugian materiil berupa Sepeda Motor Merk HONDA Nomor Polisi N-3925-ZU (yang rusak berat
dan tidak bisa dimanfaatkan lagi) senilai Rp.15.500.000,- (lima belas juta lima ratus ribu rupiah);
b. Kerugian biaya pemulngan dari Rumah Sakit di Probolinggo dan biaya penguburan Jenazah
almarhum MASVINDRA WAHYU PRATAMA senilai Rp.25.000.000,- (dua puluh lima jua rupiah);
c. Kerugian transportasi, akomodasi dan biaya lain sel ama kurang lebih 3 bulan untuk proses
penyelesaian dalam perkara kecelakaan lalu lintas dari rumah tinggal Para Penggugat ke Polres,
Kejaksaan dan Pengadilan di Probolinggo, senilai Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah);
d. Kerugian pembiayaaan pengasuhan dan pendidikan almarhum senilai Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah);
Bahwa, jumlah total kerugian materiil pada huruf a+b+c+d seluruhnya adalah Rp.15.500.000,- +
Rp.25.000.000,- + Rp.25.000.000,- + Rp.1.000.000.000,- = Rp.1.065.500.000,- (satu milyar enam puluh
lima juta lima ratus ribu rupiah);

KERUGIAN IMATERIIL :
e. Kerugian immateriil karena Penggugat I dan Penggugat terganggu kehidupannya dan mengalami
stress berat dan berkepanjangan dan hidup tidak tentram akibat kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan kematian Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);

Menimbang, bahwa berdasarkan para saksi yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II yaitu saksi
Faisol Amudi dan saksi Suhariyanto, yang telah menerangkan bahwa para saksi telah membayar uang
ambulance sebesar Rp.800.000,- (delapan ratus ribu rupiah), dan telah menyerahkan uang sebesar
Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah), beras 1 (satu) sak, air mineral 1 (satu) dos dan 1 (satu) pres rokok
kepada Para Penggugat dan hal tersebut tidak disangkal oleh Para Penggugat dipersidangan;
Menimbang, bahwa oleh karena tidak ada bukti yang jelas mengenai biaya yang telah dikeluarkan oleh
Para Penggugat mengenai kerusakan kendaraan bermotor yang dikendarai anak Para Penggugat akibat
kecelakaan tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh karena telah dinyatakan dalam
pertimbangan diatas bahwa Tergugat I dan Tergugat II ikut bertanggung jawab secara tanggung renteng,
maka Majelis Hakim menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ganti kerugian sebesar
Rp.8.000.000,- (delapan juta rupiah) dengan pertimbangan bahwa kendaraan bermotor yang dikendarai
anak Para Penggugat tersebut tahun pembuatannya adalah tahun 2011 (vide surat bukti bertanda P-7 )
dan telah dipergunakan kurang lebih 2 (tahun) hingga kecelakaan tersebut terjadi, sehingga menurut
Majelis Hakim adalah patut dan pantas apabila kerusakan sepeda motor tersebut diganti dengan uang
sebesar Rp.8.000.000,- (delapan juta tupiah);

Menimbang, bahwa mengenai biaya pemulangan dan penguburan jenazah anak Para Penggugat yang
meninggal dunia yang dimintakan dalam petitum gugatan angka 5 huruf b serta kerugian transportasi,
akomodasi dan biaya lain selama kurang lebih 3 bulan untuk proses penyelesaian dalam perkara
kecelakaan lalu lintas dari rumah tinggal Para Penggugat ke Polres, Kejaksaan dan Pengadilan masing-
masing senilai Rp.25.000.000,-, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa biaya-biaya membayar
kerugian tersebut semua, oleh karena pihak Tergugat I dan Tergugat telah dengan itikad baik membayar
uang ambulance sebesar Rp.800.000,- (delapan ratus ribu rupiah), uang Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah),
beras 1 (satu) sak, air mineral 1 (satu) dos dan 1 (satu) pres rokok yang disampaikan kepada Para
Penggugat melalui saksi Faisol Amudi dan saksi Suhariyanto dan pula telah diterima baik oleh Para
Penggugat, maka dengan demikian tuntutan mengenai petitum angka 5 huruf b dan c sepatutnya
ditolak;

Menimbang, bahwa mengenai kerugian biaya-biaya pendidikan anak Para Penggugat yang meninggal
dunia akibat kecelakaan dalam petitum gugatan angka 5 huruf d, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa oleh karena masalah pendidikan adalah merupakan kewajiban dari orang tua kepada anaknya
sehingga tidak sepatutnya biaya-biaya yang telah dikeluarkan terdahulu sebelum kecelakaan terjadi
kemudian dimintakan pertanggung jawaban pada saat kecelakaan terjadi, sehingga petitum mengenai
kerugian pembiayaan pengasuhan dan pendidikan almarhum anak Penggugat dalam petitum angka 5
huruf d sepatutnya ditolak;

Menimbang, bahwa terhadap kerugian immaterial Para Penggugat yang dimintakan dalam petitum
gugatan angka 5 huruf e, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa adalah hal yang sangat manusiawi
apabila Para Penggugat merasa terganggu kehidupannya dan mengalami stress berat dan
berkepanjangan dan hidup tidak tentram akibat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian
anak Para Penggugat yang bernama Masvindra Wahyu Pratama;

Menimbang, bahwa namun demikian meninggalnya anak Para Penggugat tidaklah sebanding apabila
diganti dengan uang senilai berapa pun, karena dalam perkara kecelakaan lalu lintas yang
mengakibatkan anak Para Penggugat meninggal Turut Tergugat telah dijatuhi pidana dalam putusan
Pengadilan Negeri Kraksaan sebagaimana dalam surat bukti yang diajukan oleh Para Penggugat yaitu
bukti bertanda P-1;

Menimbang, bahwa oleh karena telah dinyatakan bahwa Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat
melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Para Penggugat, maka petitum gugatan Para
Penggugat angka 2 patut untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai petitum Para Penggugat angka 3 yang memohon agar sah
dan berharga Sita Jaminan (C8) dan oleh karena selama pemeriksaan persidangan Para Penggugat tidak
mengajukan Permohonan Sita Jaminan maka terhadap Petitum angka 3 dan angka 9 gugatan Para
Penggugat yang menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan serta sah dan berharga pelaksanaan sita
jaminan harus dinyatakan ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena petitum gugatan Para Penggugat angka 2 dikabulkan, maka Tergugat I
dan Tergugat II bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan sepanjang mengenai ganti kerugian
materiil kerusakan sepeda motor, dan sepatutnya petitum angka 4 mengenai ganti kerugian materiil
kerusakan sepeda motor dikabulkan pula;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat tidak didukung dengan bukti-bukti yang
menjelaskan kerugian-kerugian lain kecuali mengenai kerusakan sepeda motor yang diderita secara
tegas, maka petitum gugatan Para Penggugat angka 5 sepatutnya ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena petitum angka 2 dan angka 4 sepanjang mengenai kerugian materiil
mengenai ganti kerugian materiil kerusakan sepeda motor, maka Majelis Hakim mengabulkan petitum
angka 6 dengan menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk secara tanggung renteng tunai dan
sekaligus membayar uang kerugian kerusakan sepeda motor sebesar Rp.8.000.000,- ( delapan juta
rupiah);

Menimbang, bahwa oleh karena Turut Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan, maka Turut Tergugat
dianggap telah melepaskan haknya dan agar nantinya tunduk pada putusan perkara ini;

Menimbang, bahwa mengenai uang keterlambatan yang wajib dibayar oleh Tergugat I dan Tergugat II
untuk melaksanakan amar putusan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh karena di
persidangan Tergugat I dan Tergugat II tidak menunjukkan itikad yang tidak baik untuk tidak membayar
ganti kerugian, sehingga petitum angka 8 gugatan Para Penggugat sepatutnya ditolak;

Menimbang, bahwa mengenai petitum gugatan angka 10 tentang putusan supaya dapat dijalankan
terlebih dahulu walaupun ada verzet, banding, kasasi, Majelis memberikan pertimbangan agar putusan
dapat dijalankan terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan tertentu dan perkara ini menurut
pendapat Majelis Hakim tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 180 ayat (1)
HIR, SEMA Nomor 3 Tahun 2000 jo SEMA Nomor 4 Tahun 2001 sehingga petitum angka 10 sudah
sewajarnya untuk ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dikabulkan untuk sebagian, maka Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III dinyatakan sebagai pihak yang kalah dan berdasarkan ketentuan Pasal 183
HIR, Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III harus dihukum untuk membayar biaya perkara yang
besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini;

Mengingat Pasal 1367 KUH Perdata, Pasal 234 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, HIR serta peraturan lain yang bersangkutan;

MENGADILI
• Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;
• Menyatakan perbuatan Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat adalah merupakan perbuatan
melawan hukum dan merugikan Penggugat I dan Penggugat II;
• Menyatakan bahwa Tergugat I dan Tergugat II bertanggung jawab atas kerugian yang timbul yaitu
kerugian materiil sebagai akibat dari kelalaian dalam menjalankan perusahaan angkutan umum PO
BUS LADJU yang dikemudikan oleh Turut Tergugat yang menjadi tanggung jawab Tergugat I, Tergugat
II, sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas pada tanggal 6 Januari 2013 yang menyebabkan kematian
korban bernama MASVINDRA WAHYU PRATAMA yaitu anak kandung dari Penggugat I dan Penggugat
II;
• Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk secara tanggung renteng, tunai dan sekaligus
membayar uang kerugian sebesar Rp.8.000.000,- ( delapan juta rupiah);
• Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini;
• Menolak gugatan Para Penggugat untuk selain dan selebihnya;
• Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
601.000,- (enam ratus satu ribu rupiah);

Anda mungkin juga menyukai