Anda di halaman 1dari 5

Semarang, 12 Agustus 2021

Perihal : Replik

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili
Perkara Nomor 74/Pdt.Sus-PHI/-/2021/PN.Smg
Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Semarang
Di -
SEMARANG

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini:
Ruby Eduarth, Tempat lahir Blora, 12 Agustus 1964, Tinggal di Rusunawa Blok D RT
006/RW 013, Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, selanjutnya
disebut Pihak Penggugat.
Sehubungan dengan Jawaban Tergugat I, saya selaku Penggugat dengan ini
menyampaikan Replik atas Jawaban Tergugat I dimaksud sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI TERGUGAT I:


1. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana dikemukakan Penggugat dalam
gugatan Pemutusan Hubungan Kerja;
2. Bahwa Penggugat akan menanggapi poin-poin pokok jawaban Tergugat I saja yang
menyangkut substansi gugatan, namun demikian apa yang telah diuraikan dalam

1
gugatan tetap dianggap merupakan bagian tak terpisahkan dari replik ini untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu;
3. Bahwa adanya insentif bulanan mulai diberlakukan pada tahun 2010 yang mana apabila
1 (satu) kali tidak masuk kerja dalam sebulan dipotong Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu
Rupiah), 2 (dua) kali tidak masuk kerja dipotong Rp. 75.000,- (Tujuh Puluh Lima Ribu
Rupiah), 3 (Tiga) kali tidak masuk kerja dipotong Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah),
walaupun sakit sekalipun;
4. Bahwa pada poin 2 jawaban Tergugat I, Penggugat tanggapi adanya insentif
penginapan hotel Rp. 45.000,- (Empat Puluh Lima Ribu Rupiah) diberikan apabila luar
kota dengan waktu lebih dari 2 hari apabila sehari insentif tersebut tidak diberikan
perusahaan;
5. Bahwa pada poin 3 jawaban Tergugat I dengan tegas Penggugat tolak, yang benar
adalah sebagai berikut:
- Tergugat I tidak pernah mau tau selama Penggugat jadi sopir, Penggugat membawa
truck double ban apabila putar arah paling tidak memberikan uang pada pak ogah
karena membantu putar arah yang Penggugat beri Rp. 500,- (Lima Ratus Rupiah)
sampai Rp. 1000,- (Seribu Rupiah) selama kurang lebih 17 tahun dan selama itu
pabrik tidak ada anggaran untuk itu, belum lagi apabila parkir yang tidak mendapat
karcis parkir disitu perusahaan juga tidak mau mengganti dan tidak peduli hal-hal
sulitnya di lapangan sebagai seorang sopir;
- Apabila Penggugat mengirim ke Surabaya, perak/kalimas pelayanan antar pulau di
petik emas Penggugat harus mengeluarkan biaya-biaya parkir liar yang sangat
banyak, sekali parkir Rp. 5000,- (Lima Ribu Rupiah) belum lagi urusan satpam yang
harus Penggugat urus, disitu pabrik juga tidak mau;
- Apabila ada oknum aparat yang mencari gara-gara Penggugat juga harus hadapi
demi menyelamatkan barang di truck dan keamanan truck, apakah Tergugat I
peduli? Penggugat bisa jawab tidak sama sekali;

2
- Apabila kirim barang ke gombong/cilacap/purbalingga/purwokerto langsung wajib
pulang padahal jarak tempuh nya bisa ± 370 KM (gombong pulang pergi), ± 520 KM
(Cilacap pulang pergi), ± 260 KM (Purwokerto pulang pergi), ± 240 KM (purbalingga
pulang pergi), Penggugat selalu tahan demi dedikasi di Perusahaan dan karena
kebutuhan keluarga.
6. Bahwa pada poin 4 dengan tegas Penggugat tolak karena sebelumnya Penggugat
sama sekali belum pernah mendapat surat teguran apapun selama bekerja tiba-tiba
dianggap sering melakukan perbuatan menyimpang, yang ada Penggugat mencari
keadilan atas permasalahan Penggugat dengan Tergugat I dengan harapan adanya
perbaikan hubungan kerja antara pemberi kerja dan pekerja, namun malah berujung
Penggugat dipecat secara sepihak tanpa pemberitahuan dan pesangon sepeserpun tapi
Tergugat I berdalih dengan tidak pernah memecat Penggugat dan menganggap
Penggugat mengundurkan diri, nyatanya Penggugat tidak pernah membuat surat
pengunduran diri sama sekali hingga gugatan Penggugat dilayangkan;
7. Bahwa surat 13 Oktober 2020 yang dimaksud Tergugat I berisi perihal
Teguran/Peringatan yang ditujukan pada Penggugat diberikan dengan alasan tanpa
dasar yaitu setelah Penggugat mencari keadilan yang pada pokoknya dianggap
Penggugat melakukan kesalahan dan Tergugat I meminta agar Penggugat mencabut
tuntutannya untuk Tergugat I pada kuasa hukum (mencabut kuasa) Penggugat pada
waktu itu yang ditanda tangani oleh Tergugat II selaku Manajer Personalia namun
Penggugat memang tidak mau menandatangani surat tersebut;
8. Bahwa selama Penggugat bekerja selalu digaji di bawah UMK terakhir pada tahun 2020
sebesar Rp. 2.150.000,- (Dua Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah), tanpa BPJS
Ketenagakerjaan, dan jam kerja tidak jelas (Tidak seperti yang dilalilkan Tergugat I,
Penggugat sering berangkat malam untuk luar kota pulang pagi, siang berangkat lagi
lalu lembur, tidak ada 2 jam selesai langsung boleh pulang seperti dilalilkan Tergugat I
pada jawabannya poin 10), Penggugat bergabung pada Tergugat I dari Tergugat I
belum sebesar sekarang hingga bisa besar sampai saat ini, namun Tergugat I tidak
3
pernah memberikan hak-hak nya yang sesuai kepada Penggugat selama menjadi
Pegawai Tergugat I;
9. Bahwa berkaitan gaji yang dirugikan Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu) tiap bulan,
Penggugat jelaskan pada tahun 2003 awal bekerja dengan gaji Rp. 200.000,- (Dua
Ratus Ribu Rupiah) dan hingga 2020 Penggugat bekerja tidak pernah sesuai UMK
sama sekali, maka sesuai apabila Penggugat menuntut kerugian atas gaji Penggugat
yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku;
10. Bahwa berkaitan upah lembur Penggugat hanya menghitung over time 4 jam yaitu
perjam Rp. 4000,- (Empat Ribu Rupiah) karena seringnya penggugat harus kerja mulai
jam 6 pagi dan terkadang harus pulang malam hari bahkan sampai dini hari;
11. Bahwa disini lebih rinci Penggugat jelaskan pekerjaan sopir selama bekerja pada
Tergugat I:
- Kerja jam 8 pagi sampai 3 sore dengan catatan tidak ada pengiriman;
- Diperbolehkan pulang jam 12 siang namun Handphone wajib standby (ON) apabila
ada pengiriman lagi wajib langsung berangkat;
- Kalau pulang malam lemburan tidak diberikan seperti sebelum tanggal merah
Penggugat diliburkan pas tanggal merah disuruh berangkat jadi disitu perusahaan
tidak perlu mengeluarkan lemburan karena dianggap tanggal merah, sabtu libur lalu
minggu diminta berangkat seringkali seperti itu.
12. Bahwa Penggugat selalu meminta kepada pihak Tergugat I (Bapak Sindhu) untuk
membicarakan permasalahan dengan baik-baik namun tidak pernah dipedulikan dan
diperhatikan usulan dari pekerja.

QUALIFIKASI TERGUGAT II

Bahwa segala sesuatu dalam perusahaan Tergugat II selalu terlibat dalam hal-hal yang
berkaitan dengan pekerja tidak ada yang lain selain Tergugat II, maka jelas dan beralasan

4
masuknya Tergugat II dalam gugatan Penggugat agar permasalahan dapat terang
benderang.

DALAM EKSEPSI
1. Menolak seluruh eksepsi yang diajukan Tergugat I
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan Gugatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Penggugat untuk
seluruhnya.
Atau Apabila yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain
kiranya diberikan putusan yang seadil-adilnya ( ex aequo et bono).
Demikian Replik ini saya ajukan, saya sampaikan Terimakasih.

Hormat Saya,
PENGGUGAT

Ruby Eduart

Anda mungkin juga menyukai