Anda di halaman 1dari 7

DUPLIK PERKARA NOMOR: 20/Pdt.Sus-PHI/2018/PN.Jkt.

Pst
Antara
PT. MAJU JAYA ……............... sebagai TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI
Lawan
CINTA LOVE ......................... sebagai PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI
=========================================================================
Jakarta, 19 Februari 2018

Kepada Yth:
Majelis Hakim Perkara No. 20/Pdt.Sus-PHI/2019/PN.Jkt.Pst
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Jl. Bungur Besar Raya No. 24, 26, 28 Kemayoran
JAKARTA PUSAT

Hal: Duplik

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini: ASEP, S.H., M.H., (Indusrial Relation Manager) dan
SUJONO, S.H., (Industrial Relation Coordinator) sesuai dengan jabatannya tersebut yang
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Maju Jaya, berkedudukan di Jakarta,
dengan alamat/kedudukan di Jl. Cengkeh No. 7 Jatinegara, Jakarta Timur, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus No. 5/IR-MJ/II/2018 tertanggal 15 Februari 2018, dengan ini
mengajukan Duplik atas perkara No. 20/Pdt.Sus-PHI/2018/PN.Jkt.Pst., tertanggal 20
Januari 2018, sebagai berikut:

DALAM KONVENSI
DALAM EKSEPSI

Gugatan Penggugat cacat hukum karena Anjuran/Risalah perkara a quo cacat hukum
Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan Penggugat sudah 2 (dua) kali mengajukan surat
permohonan perundingan bipartit kepada Tergugat adalah tidak benar. Tergugat tidak
pernah menerima surat permohonan perundingan bipartit dari Penggugat. Karenanya,
proses mediasi dan Anjuran/Risalah yang dikeluarkan Mediator adalah cacat hukum. Dan
oleh karena Anjuran/Mediator yang dilampirkan Penggugat dalam gugatannya adalah
cacat hukum maka gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima dan
dikembalikan kepada Penggugat sesuai dengan ketentuan Pasal 83 ayat (1) Undang
Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(UU PPHI).

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat menolak secara tegas seluruh dalil-dalil Penggugat dalam repliknya,
kecuali dalil-dalil yang kebenarannya diakui secara tegas oleh Tergugat;

2. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 2 yang pada pokoknya menyatakan
komponen upah Penggugat berupa tunjangan kehadiran sebesar Rp 500.000,- (lima
ratus ribu rupiah) perbulan dan tunjangan makan sebesar Rp 500.000,- (lima ratus
ribu rupiah) perbulan adalah tunjangan tetap tanpa dipengaruhi jumlah kehadiran,
dalil mana didasarkan pada slip upah Penggugat selama 3 (tiga) bulan berturut-turut,
yaitu slip upah Juli 2017, Agustus 2017, dan September 2017, adalah dalil yang keliru.
Bahwa hal itu terjadi karena selama bulan Juli 2017, Agustus 20017, dan September
2017 Penggugat tidak pernah mangkir (absen);

Seandainya Penggugat ada mangkir pada bulan-bulan tersebut maka jumlahnya tidak
seperti itu, melainkan menjadi berkurang. Seperti bulan Juni 2017 Penggugat mangkir
selama 2 (dua) hari maka Penggugat hanya menerima tunjangan kehadiran sebesar Rp
460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah) dan tunjangan makan sebesar Rp
460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah). Sebenarnya Penggugat sudah tahu
tentang hal ini tapi pura-pura tidak tahu. Namanya saja sudah disebut “tunjangan
kehadiran”;

Bahwa dengan demikian terbukti upah Penggugat hanya sebesar Rp 5.000.000,- (lima
juta rupiah) perbulan sesuai dengan dalil Tergugat dalam surat jawaban;
3. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 3 yang pada pokoknya menyatakan Surat
Peringatan Pertama (SP I) tanggal 10 Maret 2016 sudah daluwarsa, adalah benar.
Namun Tergugat perlu mendalilkan hal itu untuk membantah dalil Penggugat yang
menyatakan Penggugat tidak pernah melakukan kesalahan/pelanggaran atau
mendapat SP;

4. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 4 yang pada pokoknya menyatakan dalam
surat ijin yang dikeluarkan Kepala Bagian Pengadaan (Bapak Robby) adalah keperluan
berobat ke kilinik dan pulang ke rumah, adalah tidak benar. Yang benar adalah
“Keperluan berobat ke klinik”. Tidak ada ijin pulang ke rumah;

5. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 5 yang pada pokoknya menyatakan proses
produksi pada tanggal 9 Oktober 2017 jam 13.00 WIB s/d 17.00 WIB berjalan
sebagaimana mestinya, adalah bohong. Kebohongan Penggugat a quo akan Tergugat
buktikan melalui keterangan saksi di persidangan pembuktian;

6. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 6 yang pada pokoknya menyatakan dalil
Tergugat yang menyatakan Penggugat adalah orang yang tidak siap menanggung
resiko sendiri, tetapi berkecenderungan menyalahkan orang lain adalah dalil subjektif
yang tidak perlu ditanggapi, adalah dalil pengakuan bahwa Penggugat mengakui tidak
siap menanggung resiko sendiri tapi berusaha melimpahkan kesalahannya kepada
orang lain;

7. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 7 yang pada pokoknya menyatakan Kepala
Personalia Sdr. Semburu, S.H., cemburu melihat Penggugat diantar orang lain pulang
ke rumah atas dasar beberapa fakta pesan whatsaap yang dikirim Sdr. Semburu, S.H.,
kepada Penggugat, adalah dalil yang tidak perlu dipertimbangkan Yang Mulia Majelis
Hakim. Karena dalil seperti itu adalah dalil YANG SANGAT SUBJEKTIF atau PERASAAN
yang tidak ada ukurannya. Ajakan makan dan ajakan pulang bersama seperti itu
adalah keadaan biasa yang tidak dapat dijadikan bukti dan disimpulkan bahwa Sdr.
Semburu, S.H., cemburu melihat Penggugat diantar pulang oleh orang lain;
8. Bahwa dalil Penggugat dalam replik angka 8 yang pada pokoknya menyatakan tidak
ada kerugian Tergugat akibat ketidakhadiran Penggugat pada tanggal 9 Oktober
2017 jam 13.00-17.00, dan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat
kepada Penggugat tidak beralasan hukum dan tidak sah menurut hukum, adalah dalil
yang tidak sesuai fakta (atas kerugian yang dialami Tergugat), dan dalil yang tidak
bertanggungjawab atas akibat pelanggaran hukum yang dilakukannya sendiri (atas
keabsahan pemutusan hubungan kerja);

Perlu Tergugat ulangi lagi bahwa akibat pelanggaran hukum (meninggalkan pekerjaan
tanpa ijin) yang dilakukan Penggugat, Tergugat mengalami kerugian materil berupa
keuntungan yang diharapkan sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan
upah para pekerja yang tidak bekerja setengah hari, dan kerugian immateril dimana
perusahaan rekanan menjadi kurang percaya kepada Tergugat. Karenanya PHK
terhadap Penggugat sebagaimana tertuang dalam Surat Tergugat No.
20/Pers.MJ/X/2017 tertanggal 10 Oktober 2017 adalah beralasan hukum dan sah
menurut hukum;

9. Bahwa berdasarkan uraian dalil-dalil Tergugat tersebut di atas, maka gugatan dan
replik Penggugat haruslah ditolak untuk seluruhnya;

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa dalil-dalil pada bagian konvensi di atas secara mutatis-mutandis adalah juga
dalil-dalil Penggugat Rekonvensi pada bagian rekonvensi ini;

2. Bahwa dalil Tergugat Rekonvensi dalam replik angka 2 yang pada pokoknya
menyatakan ‘bahwa dalil Penggugat Rekonvensi yang menyatakan Tergugat
Rekonvensi melakukan pelanggaran/kesalahan berat, dan akibat pelanggaran berat
itu Penggugat Rekonvensi mengalami kerugian materil dan immateril adalah dalil
yang tidak mempunyai alasan dan dasar hukum, melainkan khayalan’, adalah dalil
yang tidak sesuai fakta Tergugat Rekonvensi meninggalkan pekerjaan tanpa ijin yang
berakibat Penggugat Rekonvensi mengalami kerugian materil berupa keuntungan
yang diharapkan sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan upah para
pekerja yang tidak bekerja setengah hari, dan kerugian immateril dimana perusahaan
rekanan menjadi kurang percaya kepada Tergugat;

3. Bahwa dalil Tergugat Rekonvensi dalam replik angka 3 yang pada pokoknya
menyatakan ‘Tergugat Rekonvensi sama sekali tidak melakukan
kesalahan/pelanggaran yang dituduh Penggugat Rekonvensi karenanya pemutusan
hubungan kerja yang dilakukan Tergugat Rekonvensi terhadap Penggugat Rekonvensi
melalui surat No. 20/Pers.MJ/X/2017 tertanggal 10 Oktober 2017 tidak mempunyai
alasan dan dasar hukum’, adalah dalil yang tidak beralasan karena sesuai fakta
Tergugat Rekonvensi meninggalkan pekerjaan tanpa ijin dari Penggugat Rekonvensi
yang berakibat Penggugat Rekonvensi mengalami kerugian materil berupa
keuntungan yang diharapkan sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan
upah para pekerja yang tidak bekerja setengah hari, dan kerugian immateril dimana
perusahaan rekanan menjadi kurang percaya kepada Tergugat;

Karenanya beralasan hukum apabila Penggugat Rekonvensi memohon kepada Majelis


Hakim untuk menyatakan Surat Tergugat No. 20/Pers.MJ/X/2017 tertanggal 10
Oktober 2017 adalah sah menurut hukum, dan menyatakan putus hubungan kerja
antara Pengggat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi terhitung sejak tanggal 10
Oktober 2017 tanpa hak uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja;

4. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas maka dalil-dalil dalam gugatan dan
replik yang diajukan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi haruslah ditolak
seluruhnya;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI


Menetapkan biaya perkara ini sesuai peraturan perundang-undangan;

Berdasarkan dalil-dalil Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi yang telah diuraikan di


atas, mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
memberikan putusan sebagai berikut:

DALAM KONVENSI
DALAM EKSEPSI
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat tersebut;
2. Mengembalikan gugatan Penggugat kepada Penggugat;
3. Menyatakan gugatan Penggugat adalah cacat hukum karenanya gugatan Penggugat
tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard);

DALAM POKOK PERKARA


- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan gugatan rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat Rekonvensi terbukti melakukan kesalahan/pelanggaran berat;
3. Menyatakan Surat Tergugat No. 20/Pers.MJ/X/2017 tertanggal 10 Oktober 2017
tentang pemutusan hubungan kerja terhadap Sdr. Cinta Love adalah sah menurut
hukum;
4. Menyatakan putus hubungan kerja antara Pengggat Rekonvensi dengan Tergugat
Rekonvensi terhitung sejak tanggal 10 Agustus 2017 tanpa hak uang pesangon dan
uang penghargaan masa kerja;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI


- Menetapkan biaya perkara ini sesuai peraturan perundang-undangan;

Atau bilamana Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya dalam peradilan yang baik dan
benar (ex aequo et bono);

Hormat kami,
Kuasa Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi
PT. MAJU JAYA

ASEP, S.H., M.H. SUJONO, S.H.

by harris manalu

Anda mungkin juga menyukai