Anda di halaman 1dari 13

MEMORI KASASI

Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas IA


Pekanbaru
No. 39/Pdt.Sus-PHI/2021/PN.Pbr, tanggal 9 Juli 2021
Antara
IRA AFRIANI RIZKY
sebagai Pemohon Kasasi/dahulu Penggugat
Lawan
PT. INTERNATIONAL CARGO SURVEYOR
sebagai Termohon Kasasi/dahulu Tergugat
==============================================================
Pekanbaru, 06 Agustus 2021
Kepada Yth,
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
Jl. Medan Merdeka Utara
Di-
Jakarta
Melalui:
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Kelas IA Pekanbaru
Jl. Teratai No. 85, Kec. Sukajadi
Di -
PEKANBARU

Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. HOTLAND THOMAS, SH.
2. MARANATHA PURBA, S.H., M.H.
3. MARTHA ROMAULI TAMPUBOLON, SH.

Hal. 1
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
Semuanya adalah Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Advokat HS &
PARTNERS LAW FIRM yang berkedudukan di Jalan Natuna No. 12, Kelurahan
Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota-Kota Dumai, Provinsi Riau 28812. Telp: (0765)
4302935 Hp: 081321400196, Email: Info@hsplaw.co. Yang bertindak untuk dan atas
nama Pemberi Kuasa berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 13/HSP/SKK-
PDT/VII/2021 tanggal 19 Juli 2021, untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan
hukum klien kami:
Nama : IRA AFRIANI RIZKY
Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 01 April 1988
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kesatria, RT 010, Kelurahan Buluh Kasap,
Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Selanjutnya disebut sebagai -------------- PEMOHON KASASI Dahulu
PENGGUGAT

Bahwa Pemohon Kasasi dengan ini hendak menyampaikan Memori Kasasi atas
permohonan Kasasi terhadap Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Kelas IA Pekanbaru Nomor 39/Pdt.Sus-PHI/2021/PN.Pbr,
tanggal 9 Juli 2021 dalam perkara antara IRA AFRIANI RIZKY sebagai Pemohon
Kasasi dahulu Penggugat melawan PT. INTERNATIONAL CARGO SURVEYOR
sebagai Termohon Kasasi dahulu Tergugat, yang telah dinyatakan permohonannya
sebagaimana diterangkan dalam Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor:
39/Pdt.Sus-PHI/2021/PN.Pbr jo. Nomor: 65/Kas/G/2021/PHI Pbr, tanggal 23 Juli
2021, yang oleh karenanya permohonan Kasasi tersebut telah memenuhi tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, karenanya
permohonan Kasasi ini mempunyai alasan dan dasar hukum untuk dapat diterima.

Bahwa amar Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Kelas IA Pekanbaru Nomor 39/Pdt.Sus-PHI/2021/PN.Pbr, tanggal 9 Juli 2021 adalah
sebagai berikut:

Hal. 2
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
MENGADILI
Dalam Konvensi
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2. Menyatakan Tergugat melakukan perbuatan Pemutusan Hubungan
Kerja/Pengakhirab Hubaungan Kerja terhadap Penggugat bertentangan dengan
hukum sehingga Pemutusan Hubuangan Kerja yang dilakukan oleh Tergugat
terhadap Penggugat Batal demi Hukum;
3. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat putus berdasarkan
putusan ini sejak putusan diucapkan;
4. Menghukum Tergugat membayr uang penggantian hak yang menjadi hak
Penggugat sebsar Rp. 6.620.250,00 (enam juta enam ratus dua puluh ribu dua ratus
lima puluh rupiah) ;
5. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;

Dalam Rekonvensi
- Menolak gugatan rekonvensi Tergugat konvensi/Penggugat Rekonvensi
tersebut;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi


- Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar Rp. 328.000,00 (tiga ratus
dua puluh delapan ribu rupiah).

Bahwa keberatan-keberatan dan alasan-alasan permohonan Kasasi dari Pemohon


Kasasi terhadap putusan a quo, dalam hal ini Putusan judex facti/Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru, adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan terhadap putusan a quo atas


Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru
(judex factie) tersebut diatas dengan alasan-alasan sebagai berikut dibawah
ini:

Hal. 3
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
1.1. Bahwa Pemohon Kasasi keberatan terhadap putusan judex factie yang
salah menerapkan hukum dan sekaligus tidak cukup memberi
pertimbangan hukum terhadap pokok perselisihan antara Pemohon
Kasasi dahulu Penggugat dengan Termohon Kasasi dahulu Tergugat;
1.2. Bahwa Pemohon Kasasi keberatan terhadap putusan judex factie pada
halaman 23 paragraf 5 menyatakan Pemohon Kasasi dahulu Penggugat
mangkir dan telah ditegur melalui Surat Peringatan 1, 2, dan 3 adalah
sangat keliru, karena Pemohon Kasasi dahulu Penggugat tidak pernah
mangkir dari pekerjaannya melainkan menurut keterangan saksi Rio
Putra di persidangan mengatakan bahwa pemohon kasasi dahulu
penggugat tidak pernah mangkir kerja karena sampai pada tanggal 09
April 2020 pemohon kasasi dahulu penggugat masih tetap masuk kantor
untuk bekerja hingga Surat PHK dikeluarkan oleh termohon kasasi
dahulu Tergugat tanggal 17 April 2020 berdasarkan Surat Keputusan
Direksi No.11/PEM-DIR/IV/2020 tentang Pemberhentian sdr. Ira
Afriani Rizky. Yang dikatakan mangkir didalam Pasal 168 ayat (1) UU
Ketenagakerjaan menerangkan:
Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih
berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi
dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua)
kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya
karena dikualifikasikan mengundurkan diri.
Yang dimaksud “pemanggilan secara patut” adalah pekerja/buruh telah
dipanggil secara tertulis yang ditujukan pada alamat pekerja/buruh
sebagaimana tercatat di perusahaan berdasarkan laporan
pekerja/buruh. Tenggang waktu antara pemanggilan pertama dan
kedua paling sedikit 3 hari kerja.
UU Ketenagakerjaan menjelaskan tenggang waktu antara pemanggilan
pertama dan kedua, namun tidak mengatur kapan PHK akibat
pengunduran diri dianggap telah terjadi.
Mengenai hal tersebut, Juanda Pangaribuan, seorang praktisi hukum
hubungan industrial & Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial
di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tahun 2006 – 2016, berpendapat

Hal. 4
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
bahwa kualifikasi pengunduran diri akibat mangkir terpenuhi segera
setelah pekerja yang mangkir tidak memenuhi pemanggilan kedua.
Sedangkan pihak Termohon Kasasi dahulu Tergugat bukannya
memberikan surat pemanggilan kepada Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat melainkan Surat Peringatan (SP) 1, SP 2 dan SP 3 sesuai
dengan Pasal 161 ayat (1) UU Ketenagakerjaan menerangkan :

Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang


diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan
kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan
surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.
Sehingga putusan Judex factie sudah bertentangan dengan pasal 161
ayat (1) dalam penempatan antara Surat Peringatan dengan Surat
Panggilan yang dianggap mangkir yang tidak ada korelasinya dengan
Surat Peringatan 1, 2, 3.
1.3. Bahwa Pemohon Kasasi keberatan terhadap putusan judex factie pada
halaman 24 paragraf 4 menyatakan bahwa mutasi terhadap pekerja pada
dasarnya merupakan hak Prerogrative Perusahaan yang dapat diatur
sendiri oleh Perusahaan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dengan
tetap memperhatikan Peraturan Ketenagkerjaan sebagaimana diatur
dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Putusan Judex Factie yang menyatakan Termohon
Kasasi dahulu Tergugat mempunyai Hak Prerogratif mengatur sendiri
perusahaannya sangatlah keliru dan arogan, Hak Prerogratif merupakan
kekuasaan yang istimewa yang dimiliki oleh seseorang, tidak lah tepat
dan bertentangan dengan pasal 32 Undang-Undang Ketenagakerjaan
untuk memutuskan mutasi terhadap Pemohon Kasasi yang dahulu
Penggugat, dikarenakan Hak Prerogratif hanya melihat disatu pihak saja
tanpa mempertimbangkan pihak lain. Dalam Pasal 32 Undang-Undang
Ketenagakerjaan mengenai mutasi, Termohon Kasasi dahulu Tergugat
harus memperhatikan asas Terbuka dan Bebas. Asas Tebuka tidak
dilakukan oleh Termohon Kasasi dahulu Tergugat terhadap mutasi

Hal. 5
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
yang dilakukan kepada Pemohon Kasasi dahulu Penggugat. Pemohon
Kasasi dahulu Penggugat tidak mendapatkan informasi mengenai
mutasi yang dilakukan Termohon Kasasi dahulu Tergugat sebelum
dikeluarkannya Surat Mutasi. Termohon Kasasi dahulu Tergugat juga
tidak membebaskan Pemohon Kasasi untuk memilih dan dipaksa untuk
menerima mutasi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi dahulu
Penggugat.
Bahwa mutasi dapat dilakukan oleh pihak Termohon Kasasi dahulu
Tergugat apabila sudah diatur secara jelas dan secara hukum di dalam
Perjanjian Kerja maupun daidalam Peraturan Pertusahaan (PP), tetapi
didalam kenyataannya bahwa perusahaan pihak Termohon Kasasi
dahulu Tergugat tidak ada mengatur masalah mutase didalam
Perjanjian kerja dan lebih parahnya lagi Termohon Kasasi dahulu
Tergugat tidak memiliki Peraturan Perusahaan (PP) sehingga tidak ada
kekuatan hukum mengikatnya sebuah mutase yang akan di lakukukan
dan akan diberlakukan oleh pihak Termohon Kasasi dahulu Tergugat.
1.4. Bahwa Pemohon Kasasi keberatan terhadap putusan judex factie pada
halaman 25 paragraf 3 mengenai mutasi terhadap pemohon kasasi
dahulu penggugat diatur secara umum dalam perjanjian kerja yang
sepenuhnya menjadi otoritas dan kebijakan direksi, pemohon kasasi
dahulu penggugat telah menandatangani dan menyetujui perjanjian
yang mengikat pemohon kasasi dahulu penggugat dan Termohon kasasi
dahulu Tergugat dengan segala konsekuensinya sehingga penolakan
mutasi yang dilakukan oleh pemohon kasasi dahulu penggugat tidak
dapat dibenarkan menurut hukum berdasarkan ketentuan pasal 1338
KUHPerdata, judex factie sangatlah keliru menjadikan pasal 1338
KUHPerdata sebagai pedoman Termohon kasasi dahulu Tergugat
mengenai mutasi yang diatur secara umum dalam perjanjian kerja yang
sepenuhnya menjadi otoritas menjadi kebijakan Direksi, karena tidak
ada Perjanjian dan Kesepakatan Kerja Karyawan Tetap mengenai
Konsekuensi apabila terjadi penolakan mutasi yang dilakukan oleh
pemohon kasasi dahulu penggugat;

Hal. 6
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
1.5. Bahwa pertimbangan judex factie pada halaman 26 paragraf 2 dalam hal
penolakan mutasi oleh Pemohon Kasasi dahulu Penggugat, judex factie
memandang Pemohon kasasi dahulu Penggugat telah bersikap ambigu
yang mana pada satu sisi Pemohon Kasasi dahulu Penggugat menolak
dengan alasan kota Medan yang menjadi kota tujuan mutasi dalam zona
merah covid-19 dan alasan lain telah berkeluarga dan memiliki anak di
Dumai, namun disisi lain Pemohon Kasasi dahulu Penggugat bersedia
untuk menjalani mutasi dengan mengajukan beberapa syarat kepada
Termohon Kasasi dahulu Tergugat, dalam hal ini Judex factie tidak
objektif dalam menilai permasalahan dimana judex factie tidak netral
dalam menjatuhkan putusan cenderung memihak kepada termohon
kasasi dahulu tergugat tanpa memperhatikan kondisi pandemic virus
covid-19 yang melanda wilayah Indonesia terlebih di Kota Medan yang
merupakan daerah wilayah zona merah yang terjadi pada bulan Maret
2020 hingga saat ini di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu Pemohon
Kasasi dahulu Penggugat terlebih dahulu menolak dimutasi
dikarenakan alasan kenaikain gaji pemohon kasasi dahulu penggugat
yang tidak dipenuhi oleh termohon kasasi dahulu tergugat hingga pada
akhirnya pemohon kasasi dahulu penggugat di PHK secara sepihak oleh
Termohon kasasi dahulu tergugat berdasarkan Surat Kebijakan Direksi
No. 11/PEM-DIR/IV/2020 tentang Pemberhentian sdr. Ira Afriani
Rizky;
1.6. Bahwa pertimbangan judex factie pada halaman 27 paragraf 1
menjelaskan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Pemohon kasasi
dahulu Penggugat memenuhi kriteria yang diatur dalam ketentuan
pasal 168 ayat (1), karenanya hak-hak Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat atas Pemutusan Hubungan Kerja menurut ketentuan pasal
168 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan dan oleh karenanya tidak ada pengaturan mengenai
uang pisah, maka hak Pemohon Kasasi dahulu Penggugat hanya uang
penggantian hak berdasarkan pasal 156 Undang- Undang Nomor 13
Tahun 2003 Ketenagakerjaan, sangatlah mengada-ada, dan tidak logis,

Hal. 7
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
bahwa Pemohon Kasasi dahulu Penggugat tidak memenuhi unsur yang
terdapat dalam pasal 168 ayat (1). Pemohon Kasasi dahulu Penggugat
tidak pernah mangkir atau tanpa keterangan, Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat tetap pergi bekerja seperti biasa sesuai jam kantor sebelum
dikeluarkannya Surat PHK dari Termohon Kasasi dahulu Tergugat.
Ditelaah dari Pasal 168 ayat (1) apabila Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat dinyatakan mangkir, maka Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat mendapatkan panggilan 2 (dua) kali secara patut dan tertulis
dari Termohon Kasasi dahulu Tergugat, tetapi Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat tidak pernah dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis,
bahwa pertimbangan judex factie mengenai Surat Peringatan harus
dimaknai sebagai Surat Panggilan adalah sangat tidak berdasar dan
hanya berupa asumsi semata karena Termohon Kasasi dahulu Tergugat
tidak ada memberikan Surat Panggilan tetapi langsung memberikan
surat peringatan, yang pada idealnya seharusnya Surat Panggilan
dahulu diberikan baru Surat Peringatan tentu hal demikian bisa
dikatakan cacat hukum;
1.7. Bahwa pertimbangan judex factie pada halaman 28 paragraf 3
menjelaskan terhadap petitum pokok angka 3 dalam gugatan Pemohon
Kasasi dahulu Penggugat menuntut pembayaran pesangon dan hak-hak
lainnya sebagai kompensasi pemutusan hubungan kerja, berpendapat
Pemohon kasasi dahulu penggugat telah menegaskan niatnya untuk
tidak meneruskan lagi hubungan kerja dengan termohon kasasi dahulu
tergugat dan oleh karena mutasi terhadap pemohon kasasi dahulu
penggugat sah menurut hukum, oleh karenanya petitum angka 3
tersebut karena tidak ada relevansinya lagi, maka harus dinyatakan
ditolak.
Bahwa judex factie sudah melebihi kapasitasnya dalam memeriksa
perkara yang tidak berdasarkan hukum yang berlaku dimana dalam
pertimbangannya judex factie berpendapat Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat telah menegaskan niatnya untuk tidak meneruskan lagi
hubungan kerja dengan Termohon Kasasi dahulu Tergugat oleh karena

Hal. 8
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
mutasi kepada Pemohon Kasasi dahulu Penggugat sah menurut hukum
adalah sangat keliru dikarenakan judex factie dalam pertimbangannya
terkait niatnya Pemohon Kasasi dahulu Penggugat itu tidak bisa
dianulir bahwa Pemohon Kasasi dahulu Penggugat minta di PHK
sehingga putusan judex factie masih menggunakan bahasa“berandai-
andai”. Dan didalam gugatan Pemohon Kasasi dahulu Penggugat
memang menuntut pembayaran pesangon sesuai dengan undang-
undang no. 13 tahun 2003 pasal 161 ayat (3) dimana ayat-ayat tersebut
berbunyi :

(1). Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur


dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah
kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.

(2). Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masing masing
berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

(3). Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan


alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memperoleh uang pesangon
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

Bahwa sudah jelas didalam pasal 161 ayat (1) menyebutkan


pekerja/buruh melakukan pelanggaran maka pekerja/buruh akan
diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga dan pasa ayat (3)
disebutkan Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja
dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memperoleh uang
pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3)
dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). Sehingga

Hal. 9
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
sudah sepatutnya dan sewajarnya Termohon Kasasi dahulu Tergugat
memberikan pesangon kepada Pemohon Kasasi dahulu Penggugat
sesuai pasal 161 ayat (3).

1.8. Bahwa didalam pertimbangan putusan judex factie halaman 29 paragraf


pertama dimana hanya hakim judex factie mengabulkan hanya uang
penggantian hak Pemohon Kasasi dahulu Penggugat dapati, sehingga
putusannya sangat tidak adil dikarenakan sudah tidak sesuai8 dengan
Peraturan perundang-undangan yakni Undang-Undang No. 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan dikarenakan Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat di PHK secara sepihak oleh Termohon Kasasi dahulu
Tergugat tanpa ada putusan Lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dan tidak adanya pengunduran diri yang
dilakukan oleh Pemohon Kasasi dahulu Penggugat. Tetapi majelis
hakim judex factie berpikir lain terhadap Surat Peringatan 1, 2, 3 yakni
merupakan Surat Panggilan terhadap Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat yang dianggap mangkir kerja. Sedangkan berkali-kali
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat sebutkan bahwa pihak perusahaan
Termohon Kasasi dahulu Tergugat melakukan PHK berdasarkan Surat
Peringatan 1, 2, 3 itu berarti pihak perusahaan Termohon Kasasi dahulu
Tergugat telah melakukan perbuatan pasal 161 ayat (1) dalam
memberikan Surat Peringatan 1, 2, 3 sehingga sudah sepatutnya dan
sewajarnya Termohon Kasasi dahulu Tergugat memberlakukan pasal
161 ayat (3) dalam memberikan seluruh pesangan sesuai undang-
undang no.13 tahun 2003 yakni memberikan uang pesangon sebesar 1
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian
hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). Dan apabila Termohon Kasasi
dahulu Tergugat memberikan Surat Pemanggilan sebanyak 2 (dua) kali
kepada Pemohon Kasasi dahulu Penggugat baru itu dikatakan bahwa
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat telah mangkir kerja. Sehingga disini
sudah sangat jelas hakim judex factie telah keliru dalam membuat

Hal. 10
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
pertimbangan hukum dan dalam putusannya sehingga sudah
selayaknya putusan judex factie dibatalkan.
1.9. Bahwa didalam putusan judex factie dalam pertimbangan halaman 29
paragraf 3 mengenai pembayaran upah proses selama 6 (enam) bulan
dalam pemutusan hubungan kerja yang dikualifikasikan pengunduran
diri karena tidak bekerja semenjak bulan April 2020 sehingga judec
factie beranggapaj “no work no pay”. Bahwa didalam poin ini Pemohon
Kasasi dahulu Penggugat merasa putusan judex factie sudah menyakiti
perasaan para pencari keadilan dikarenakan menurut UU
Ketenagakerjaan pasal 151 ayat (3) menyebutkan Dalam hal
perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak
menghasilkan
persetu-juan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja
dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial . sehingga di perjelas di
dalam pasal 155 ayat (1) yaitu Pemutusan hubungan kerja tanpa
penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3)
batal demi hukum.
bahwa lebih lanjut pasal 151 ayat (2) menerangkan Selama putusan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan segala kewajibannya. Sehingga sudah sepatutny dan
sewajarnya bila Pemohon Kasasi dahulu Penggugat meminta
pembayaran upah proses dalam penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
bahwa lebih lanjut dipasal 151 ayat (3) menyebutkan Pengusaha dapat
melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang
sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap wajib
membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima
pekerja/buruh.

Hal. 11
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
Bahwa perlu diperhatikan, No work no pay memiliki arti, jika pekerja
tidak melakukan pekerjaan, maka upahnya tidak dibayarkan oleh
perusahaan. No work No pay diatur dalam pasal 93 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi :
upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. Dimana
perusahaan tidak dapat sembarangan menerapkan hal tersebut pada
pekerjanya. Perusahaan dapat menerapkan No work no pay jika
pekerjanya tidak melakukan pekerjaan karena kelalaiannya. Jika pekerja
terkena dampak dari COVID19 perusahaan tidak dapat menerapkan No
work no pay.
1.10. Bahwa bukti T-1 tidak pernah diberikan ataupun diperlihatkan
Termohon Kasasi dahulu Tergugat kepada Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat sejak mulai bekerja pada PT. International Cargo Surveyor
(ICS), hal ini jelas telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Pengupahan
No 78 Tahun 2015, pemberian slip gaji karyawan merupakan kewajiban
perusahaan. Pasal 17 ayat (2) menyebutkan demikian:
“Pengusaha wajib memberikan bukti pembayaran upah yang memuat rincian
upah yang diterima oleh pekerja/buruh pada saat upah dibayarkan.”
Slip gaji tetap wajib diberikan setiap kali upah dibayarkan, meski
nominal upah yang diterima karyawan tidak berubah setiap bulan. Dan
T-1 sangatlah kontradiksi dengan faktanya bahwa Pemohon Kasasi
dahulu Penggugat sama sekali tidak pernah menerima slip gaji,
seharusnya dinyatakan batal demi hukum atau dikesampingkan karena
bukti T-1 dibuat oleh Termohon Kasasi secara sepihak tanpa
diketahui/diberitahukan sebelumnya kepada Pemohon Kasasi;
1.11. Bahwa ketentuan mutasi di dalam perjanjian dan kesepakatan kerja
karyawan tetap No. 21/SPK/ICS-DIR/VI/2018 bukti P-5 tidak ada
mengaturnya dan tidak ada tanda tangan dari Pemohon kasasi dahulu
Penggugat, sangat kontradiksi dari Putusan Nomor 39/Pdt.Sus-
PHI/2021/Pn.Pbr di halaman 27 yang menyatakan bahwa penolakan
mutasi yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi dahulu Penggugat tidak
beralasan dan tidak dapat diterima menurut hukum dengan demikian

Hal. 12
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co
mutasi yang dilakukan oleh Termohon Kasasi dahulu tergugat
dinyatakan sah menurut hukum. Bahwa pertimbangan judex factie
tersebut sangatlah tidak beralasan hukum karena tidak dapat melihat
fakta dan tidak mempertimbangkan pasal 32 Undang- undang No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sudah sepatutnya judex juris dapat
membatalkan putusan tersebut;

Berdasarkan keberatan-keberatan dan alasan-alasan yang diuraikan Pemohon


Kasasi di atas, Pemohon Kasasi dengan ini memohon kepada Ketua Mahkamah
Agung RI c.q. Majelis Hakim Agung yang memeriksa, mengadili dan memutus
perkara ini berkenan menerima Permohonan Kasasi dan Memori Kasasi ini, untuk
kemudian memberikan putusan sebagai berikut:
1. Menerima Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi: IRA AFRIANI RIZKY
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Kelas IA Pekanbaru Nomor 39/Pdt.Sus-PHI/2021/PN.Pbr, tanggal 9
Juli 2021;
3. Mengadili sendiri:
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

Demikian Memori Kasasi ini disampaikan oleh Pemohon Kasasi dengan harapan
dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Agung dalam putusannya. Terima
kasih.

Hormat Kami,
Kuasa Pemohon Kasasi/dahulu Penggugat
HS & PARTNERS LAW FIRM
 Attorney & Counselor at Law

HOTLAND THOMAS, SH. MARANATHA PURBA, SH., MH.

MARTHA ROMAULI TAMPUBOLON, SH.

Hal. 13
HS & PARTNERS LAW FIRM, Address : Natuna No.12 , Kel. Sukajadi, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai,
Provinsi Riau 28812. Telp: (0765) 4302935 Hp : +6281321400196, Email: info@hsplaw.co

Anda mungkin juga menyukai